Oleh: Martin Simamora
Kami
Memberitakan Kristus yang Disalibkan!
Apakah yang menjadi
sentral iman orang yang mengaku Kristen itu? Apakah Alkitab? Jelas bukan,
karena Kitab Suci kita bukanlah sebuah
buku yang diturunkan dari sorga kepada seorang manusia pilihan. Jadi apakah,
atau siapakah yang diturunkan dari atas? Jawabnya adalah Yesus Kristus:
Ibrani
1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya
yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus
menyembah Dia."
Ibrani
10:5 Karena itu ketika Ia masuk ke dunia,
Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau
telah menyediakan tubuh bagiku--.
Yohanes
8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia
ini, Aku bukan dari dunia ini.
Yohanes
3:13 Tidak ada seorangpun yang telah
naik ke sorga, selain dari pada Dia yang telah turun dari sorga, yaitu Anak
Manusia.
Itu sebabnya, adalah Yesus yang menjadi sentral iman dan kebenaran orang yang mengaku Kristen!
Rasul Paulus pun
menyentralkannya pada Yesus Kristus sebagai sentral iman dan kebenaran, sebagaimana suratnya kepada jemaat
Korintus:
1Korintus1:23
tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan
Yahudi suatu kebodohan,
Rasul Paulus menunjukan
Yesus Kristus yang Disalibkan adalah sentral kebenaran yang harus
dideklarasikan di kolong langit ini! Bukankah ini sangat aneh bagi siapapun!
Beberapa orang Kristen barangkali akan bertanya-tanya, mengapa ia tidak
memberitakan sajaYesus yang telah bangkit dari antara orang mati? Mengapa perlu
memulainya dengan hal yang bodoh: Kristus yang disalibkan. Tetapi bukan hanya
itu yang menjadi soal sentralnya, bukan
bagaimana tepatnya Yesus itu seharusnya diberitakan secara pesuasif dan
membanggakan, tetapi siapakah Yesus
dan apakah yang telah dilakukan oleh Kristus yang disalibkan. Perhatikan,
bahwa Paulus menyebutkan gelar Yesus yaitu Kristus atau Mesias yang berarti
Sang Pembebas sebagaimana telah dinubuatkan dalam kitab suci. Tetapi ketika
Paulus memberitakan Kristus yang Disalibkan, rasul ini sedang memberitakan
injil atau kabar baik yang ditolak. Perhatikan hal ini:
IKorintus
1:23 tetapi kami memberitakan Kristus yang
disalibkan: untuk orang-orang
Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
Ini adalah
pemberitaan yang sukar untuk diterima. Paulus bahkan memberitakan Mesias yang disalibkan bukan saja kepada orang Yahudi tetapi juga
kepada bangsa-bangsa lain non Yahudi. Respon yang dijumpai adalah merupakan
batu sandungan bagi orang Yahudi dan suatu kebodohan bagi non Yahudi. Bagi
orang Yahudi, Mesias yang disalibkan bukanlah tanda yang dikehendaki untuk
menunjuk bahwa itulah Mesias itu. Sementara itu bagi bangsa non Yahudi, dalam
hal ini Yunani, responnya adalah: hikmat apakah itu jika Mesias harus
disalibkan. Pembebas yang tersalibkan adalah hal yang sungguh menggelikan dan
sungguh bodoh untuk diberitakan!
Pemberitaan Mesias yang Disalibkan adalah Pemberitaan Hikmat Keselamatan
dari Allah yang Menghakimi Hikmat Dunia
Konfliknya tidak
sederhana dan tidak ada jalan tengah akomodatif agar pemberitaan ini memiliki
aspek yang diapresiasi oleh logika manusia, sehingga ada secercah kebanggaan
pada logika manusia ketika mendengarkannya. Kita bisa memahami jika pemberitaan
Mesias yang heroik akan lebih membuat
martabat Yesus memiliki sebuah takhta dalam dunia hikmat manusia, ketimbang
Mesias yang takluk secara teramat memalukan. Hal ini sangat disadari oleh
Paulus:
1Korintus
1:22 Orang-orang
Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,
Bagi orang Yahudi,
Mesias yang disalibkan bukanlah tanda kemesiasan yang sejati; bagi orang Yunani,
Mesias yang disalibkan sama sekali tidak menampilkan sebuah hikmat yang
gemilang, apalagi untuk mengatakan itu sebagai pemikiran Allah?! Ayolah… yang
benar saja memberitakan Mesias yang disalibkan! Pandangan orang Yahudi di era
Yesus terhadap Mesias yang diharapkan adalah ini:
Yohanes
12:13 Lalu jawab orang banyak itu: "Kami
telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa
Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan,
bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"
Sebetulnya kalau saja
Yesus mau memenuhi tanda yang dikehendaki oleh orang Yahudi, maka bisa sangat
diharapkan problem yang problematik ini bisa selesai sejak awal! Sejak awal hal
ini memang sudah dituntut secara langsung pada diri Yesus Kristus:
Matius
27:39-42Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia dan sambil menggelengkan
kepala, mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak
Allah, turunlah dari salib itu!" Demikian juga imam-imam kepala
bersama-sama ahli-ahli Taurat dan tua-tua mengolok-olokkan Dia dan mereka
berkata: Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan
percaya kepada-Nya.
Markus
15:29-32 Orang-orang yang lewat di sana menghujat Dia, dan sambil menggelengkan
kepala mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau
membangunnya kembali dalam tiga hari, turunlah
dari salib itu dan selamatkan
diri-Mu!" Demikian juga imam-imam kepala bersama-sama ahli Taurat
mengolok-olokkan Dia di antara mereka sendiri dan mereka berkata: "Orang
lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias,
Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya
kita lihat dan percaya." Bahkan kedua orang yang disalibkan
bersama-sama dengan Dia mencela Dia juga.
Mesias yang
disalibkan sungguh menyusahkan banyak orang yang berpengharapan kepadanya bahwa
dialah mesias itu. Bahwa pengharapan itu sungguh kuat dan bahkan permintaan
agar Ia turun dari salib itu adalah masuk akal mengingat apa yang dapat
dilakukannya bagi orang lain! Itu sebabnya olokan yang terlontar dari mulut
massa adalah orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia
selamatkan! Jadi kita dapat memahami kalau hingga sekarang Mesias yang
disalibkan akan senantiasa menjadi batu sandungan bagi orang Yahudi.
Seruan publik yang
menuntut ini: baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya, tidak pernah
terjadi. Yesus sejak awal menyatakan bahwa ini adalah tujuannya datang ke dunia
ini untuk saat ini bahwa Mesias disalibkan bukanlah batu sandungan dan bukan
sebuah kebodohan tetapi sebuah kemuliaan pada dirinya sementara penghinaan,
penyiksaan, penyaliban dan kematian menjadi sajian paling menyakitkan mata
siapapun untuk melihat dia yang diharapkan benar adalah Mesias sejati, harus
mengalami semua itu. Mari kita melihat
apa kata Yesus terkait Mesias yang
disalibkan:
Yohanes
12:23-24 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum
tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika
ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Mesias yang
disalibkan adalah biji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati. Tetapi ini
adalah mati yang memiliki kuasa kehidupan! Mesias berkata: jika ia mati, ia
akan menghasilkan banyak buah!
Mengapa seruan baiklah Ia turun dari salib itu dan kami
akan percaya tidak pernah dipenuhi oleh Sang Kristus? Karena sejak semula
walau ia dapat memahami keberatan-keberatan manusia, Ia bukan sedang melayani
hikmat dunia ini, tetapi Bapa-Nya. Coba perhatikan pernyataan Sang Kristus
berikut ini:
Yohanes
12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini?
Tidak,
sebab untuk
itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Sehingga memang
ketegangan yang tak terbayangkan meliputi situasi dramatis bagi siapapun yang
meminta Yesus agar memenuhi permintaan yang tidak mustahil untuk dilakukan oleh
seorang Mesias Ilahi! Dalam pengolokan yang yang tak terbayangkan harus
ditanggung Sang Kristus : "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya
sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Baiklah Mesias, Raja Israel itu, turun dari salib itu, supaya kita lihat dan
percaya," tak pernah terjadi satu malaikatpun melakukan misi
penyelamatan atas dirinya. Karena para malaikat pun harus taat pada kehendak dan otoritasnya:
Matius
26:53 Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya
Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku?
Rasul Paulus memang
tak terelakan nampak menjadi begitu bodoh menyentralkan pemberitaan injilnya
pada Mesias yang disalibkan! Kita harus tahu bahwa semenjak bangsa Yahudi dan
bangsa non Yahudi menolak pemberitaan Kristus yang disalibkan, maka apalagi
terhadap pemberitaan Kristus yang bangkit dari antara orang mati!
Rasul Paulus memiliki
problem yang sangat pelik, tetapi tidak menjadikannya gusar hati dan kuatir
dengan kesuksesan pemberitaan injil ini. Bagi Paulus itulah hikmat Allah, bukan
hikmat manusia dan tafsir manusia bagaimana seharusnya Mesias itu. Mari
perhatikan pernyataan Paulus ini:
1Korintus
1:18-21 Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka
yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah
kekuatan Allah. Karena ada tertulis: "Aku akan membinasakan hikmat
orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan." Di
manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari
dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya,
maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan
pemberitaan Injil.
Hikmat dunia memang
keras dalam menolak: Mesias harus
disalibkan, Tuhan kenapa bisa mati,
manusia memerlukan pembebasan dosa dari
pihak lain sampai harus mati sedemikian rupa?! Dan seterusnya! Mesias harus
mati memang sangat tidak intelektual dalam tatar gagasan dan apalagi menjadi kebenaran! Terhadap realitas keras
yang dihadapinya, begini ia menyambut penolakan itu: bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?
Kalau kita
memperhatikan tanggapan Yesus terhadap pengharapan agar Kristus tidak
disalibkan, maka kita akan menemukan pesan keras dari Yesus bahwa dunia ini
tidak akan memahaminya, dan semakin dunia menampilkan hikmatnya untuk
menawarkan gagasan yang lebih baik, hikmat dunia ini menjadi sebuah kebodohan.
Bagaimana hikmat dunia menanggapi pernyataan Yesus semacam ini:
Matius
26:54,56 Jika begitu, bagaimanakah akan
digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi
demikian?" Akan tetapi semua
ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi."
Ini memang tidak
mudah dan harus diakui akan memukul secara keras siapapun tak terkecuali para
murid untuk meninggalkan Yesus dan menyangkali setiap kebenaran pada Yesus yang
selama ini telah diajarkan pada mereka. Mesias disalibkan, bagi para murid,
juga bukan tanda yang menunjukan bahwa Ia adalah Mesias: Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri (Mat
26:56). [bandingkan dengan: Padahal kami
dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel-
Lukas 24:21]
Mesias kalau sampai
harus disalibkan, itu urusan yang sangat serius dan tak main-main. Era Yesus, hampir
semua tanda yang ditampilkannya dapat menuntun banyak orang untuk meyakini bahwa Ia adalah Mesias. Dan ketika pengharapan
itu harus dihancurkannya dengan
melangkah pada salib, maka para pemuka agama menjadi dipusingkan karenanya. Karena
itulah segala cara diupayakan untuk menjatuhkan segala reputasi kemesiasannya
yang begitu tersohor dan dielu-elukan bahkan di Yerusalem. Segala cara, apapun
itu, dilakukan untuk mencopot kemesiasan Yesus yang sebenarnya melekat pada
dirinya sebagai milik kepunyaannya, tak peduli dalam cara yang begitu hitam
sementara berjubahkan kesucian:
Matius
26:59-63 Imam-imam kepala, malah seluruh
Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia
dapat dihukum mati, tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun
tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang, yang
mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan
membangunnya kembali dalam tiga hari." Lalu Imam Besar itu berdiri dan
berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan
saksi-saksi ini terhadap Engkau?" Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam
Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami,
apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Jika ia dapat dihukum mati, maka diharapkan akan gugurlah
kemesiasan pada Yesus di mata publik untuk selamanya! Mahkamah Agama berupaya
keras untuk menghempaskan kemesiasannya secara telak dengan muslihat dan dari
kesaksian Yesus sendiri melalui sebuah pertanyaan mahapenting: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada
kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Statement
rasul Paulus ini: “orang-orang Yahudi
menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami
memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu
sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan”, dengan
demikian, bukanlah problem keras yang baru belakangan muncul. Bukan!
Ini adalah problem
yang telah diperhadapkan secara langsung oleh orang Yahudi kepada Yesus
sendiri. Kepada Yesus, mereka sudah meminta tanda. Sayang sampai kesudahannya
tak pernah diberikan oleh Yesus kepada mereka. Berakhir dengan sebuah penistaan
yang bukan saja merupakan tindakan yang medelegetimasi kemesiasan Yesus dalam
pandangan manusia, bukan sekedar pengumuman: hai segenap bangsa Yahudi, perhatikanlah! Kami telah memeriksanya dan
telah mendapatkannya bahwa Ia bukan Mesias sebagaimana yang dituliskan Kitab
Suci kita dan kita nantikan. Bukan begitu, tetapi begini:
Matius
26:67-68 Lalu mereka meludahi
muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia, dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami,
hai Mesias,
siapakah
yang memukul Engkau?"
Yesus tak pernah
memberikan tanda yang dimintakan oleh orang Yahudi. Sehingga bagi siapapun,
tampilan mesias yang seperti ini sungguh sebuah kebodohan untuk diyakini
sebagai mesias! Puncaknya ada pada Kristus disalibkan.
Namun itu tidak
menguburkan kebenaran Yesus itu sendiri. Tidak pernah! Kita harus mengerti
bahwa pemberitaan Mesias disalibkan adalah pemberitaan segenap para rasul,
bahkan sejak hari Pentakosta:
Kisah
Para Rasul 2:36 Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah
telah membuat Yesus, yang kamu salibkan
itu, menjadi Tuhan dan Kristus."
Yesus tidak menjadi
Kristus kemudian setelah penyaliban,
sebab sejak sebelum disalibkan bahwa Ia adalah Kristus dan I adalah Anak Allah
telah menjadi sentral pemberitaan diri Sang Mesias sendiri. Namun pada teks
Kisah Para Rasul 2:36 dinyatakan apa yang seharusnya diketahui oleh Israel
mengenai Yesus namun telah mereka tolak dan salibkan karena memandang bahwa
Yesus yang disalibkan, bukanlah Mesias itu.
Kristus disalibkan
adalah sentral kebenaran yang dipulihkan terlebih dahulu pada Pentakosta. Pada
hari Pentakosta itulah bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa non Yahudi mendengarkan
kebenaran Kristus disalibkan:
Kisah
Para Rasul 2:37 Ketika mereka mendengar
hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah
yang harus kami perbuat, saudara-saudara?"
Memberitakan Kristus
yang disalibkan merupakan jantung pemberitaan injil sejak Pentakosta oleh semua
rasul, dan memang mendapatkan penentangan yang tidak main-main. Bagaimana
mungkin Yesus adalah Kristus dan bagaimana mungkin Kristus disalibkan? Sebab
bukan begitu Mesias yang dinantikan itu dalam pemahaman bangsa Yahudi.
Di
serambi Salomo, Mesias yang disalibkan kembali
diberitakan kepada bangsa Yahudi:
Kisah
Para Rasul 3:11-15 Karena orang itu tetap mengikuti Petrus dan Yohanes, maka
seluruh orang banyak yang sangat keheranan itu datang mengerumuni mereka di
serambi yang disebut Serambi Salomo. Petrus
melihat orang banyak itu lalu berkata: "Hai orang Israel, mengapa kamu
heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami
membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah
Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya,
yaitu Yesus yang kamu serahkan dan
tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus
dilepaskan. Tetapi kamu telah menolak
Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki
seorang pembunuh sebagai hadiahmu. Demikianlah Ia, Pemimpin kepada hidup,
telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati;
dan tentang hal itu kami adalah saksi.
Mesias disalibkan. Rasul
Paulus berkata mengenai hal ini dalam ekspresi Bukankah Allah telah membuat
hikmat dunia ini menjadi kebodohan? Rasul Petrus menyatakan hal yang
sama dalam ekspresi yang berbeda: Hai
saudara-saudara, aku tahu bahwa kamu telah berbuat demikian karena
ketidaktahuan, sama seperti semua pemimpin kamu (Kisah Para Rasul 3:7).
Sejak Pentakosta apa
yang pertama terjadi adalah bagaimana kebenaran Mesias disalibkan adalah Mesias
yang dinantikan, telah menjadi pondasi kebenaran Mesianik yang ditanamkan pada
orang Yahudi, melalui pelayanan para rasul melalui khotbah Petrus yang berkata
dalam kuasa:
Kisah
Para Rasul 3:18-26 Tetapi dengan jalan
demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. Bukankah
telah dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari
antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala
sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang
yang tidak mendengarkan nabi itu, akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi
yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat
tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian
dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia
berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan
diberkati. Dan bagi kamulah pertama-tama Allah membangkitkan Hamba-Nya dan
mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia memberkati kamu dengan memimpin kamu
masing-masing kembali dari segala kejahatanmu."
Mesias harus
disalibkan atau Mesias harus menderita, juga merupakan pondasi kebenaran mesianik
yang pertama-tama ditanamkan oleh Yesus kepada para murid yang juga sejak awal
menolak kalau mesias harus disalibkan. Perhatikan ini:
Lukas
24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita
semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan
kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44-46 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga
mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita
dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
Ketika Mesias harus
disalibkan menjadi kebenaran yang ditolak, maka apalagi berita kebangkitannya
dari antara orang mati pada hari yang ketiga! Yesus Sang Mesias setelah
kebangkitannya harus terlebih dahulu membukakan kebenaran ini secara khusus
kepada para murid utamanya yang telah melarikan diri dan menanggalkan imannya
kepada Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan para nabi. Yesus mencari dan mendapatkan
mereka kembali dan dengan kuasanya Ia
membuat mereka dapat menerima kebenaran itu secara penuh tanpa penolakan
sedikitpun pada puncaknya.
Itu sebabnya rasul
Paulus terkait problem mahasukar pada berita Mesias disalibkan, Ia tidak
mengejar pembangunan intelektualitas sebagai jalan keluar menuju kebenaran yang
menyelamatkan manusia. Tetapi ini:
IKorintus
1:27-31 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan
orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk
memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi
dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan
apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di
hadapan Allah. Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah
telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus
kita. Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah,
hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."
Ketika kebenaran ini dipandang
fiksi sementara berlabel Kristen, maka jelas doamu fiksi, imanmu fiksi,
pengharapanmu fiksi, kematianmu dalam keyakinan fiksional. Rasul Paulus
sebetulnya menghadapi problematika yang sama ketika ia menyatakan memberitakan Kristus
yang disalibkan adalah sebuah batu sandungan dan sebuah kebodohan.Tetapi,tantangan
semacam ini walau berada di ranah intelektual, tidak akan pernah merupakan properti
dunia intelektual manusia yang manusiawi dan tidak ilahi. Sejak Tuhan itu
sendiri tidak sepenuhnya dapat dijelaskan oleh properti-properti dunia
intelektual, disitulah manusia harus menentukan sikap antara benar-benar
bertuhan atau benar-benar menanggalkan semua atribut keagamaan dan keberimanannya.
Jika anda Kristen, maka yang paling waras jika anda berhenti berdoa ketika
menganggap atau berpaham kitab suci adalah fiksi.
Karena
ada tertulis:
"Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan
orang-orang bijak akan Kulenyapkan." Di manakah orang yang berhikmat? Di
manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah
membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?- Rasul Paulus di 1 Korintus 1:19
maka
sebab itu, sesungguhnya, Aku akan melakukan pula hal-hal yang ajaib kepada
bangsa ini, keajaiban yang menakjubkan; hikmat orang-orangnya yang berhikmat
akan hilang, dan kearifan orang-orangnya yang arif akan bersembunyi."- “Bangsa
yang Buta,” Nabi
Yesaya di Kitab Yesaya
29:14
Soli Deo
Gloria
No comments:
Post a Comment