Oleh: Martin Simamora
Mereka
Mempersoalkan Di Antara Mereka Apa yang Dimaksud Dengan "Bangkit Dari Antara
Orang Mati”
(Catatan Kecil nan Penting terkait siapakah
Yesus dan Kebangkitannya dari Antara Orang Mati)
Apakah yang ada dalam
benak dan menjadi pengharapan para muridnya ketika beberapa diantara mereka
dilibatkan dalam sebuah momentum yang megah dan penuh kegemilangan yang semacam
ini:
▀Markus
9:2-3 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan
bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka
sendirian saja. Lalu
Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat
putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang
pakaian seperti itu.
Mengalami Yesus berubah rupa di depan mata mereka
akan menjadi pengalaman yang sangat berkesan dan membangkitkan pengharapan
mesianik untuk mencapai kulminasi bahwa tidak akan pernah ada satu manusia
dalam segenap lintasan waktu yang akan datang adalah mesias sejati. Yesus berubah rupa
merupakan pengalaman indrawi visual yang tidak mudah untuk menggambarkan kemegahannya seperti apa. Namun
jelas kemegahannya terlalu sukar untuk dapat dipotret secara jitu ke dalam
kata-kata, tak akan mampu kata-kata manusia sama baiknya dengan mata
menangkapnya untuk dirasakan oleh jiwa. Dan begitulah kata-kata begitu sukar
untuk memotretkannya bagi yang tidak melihatnya, tetapi cukup memadai untuk
mengatakan bahwa “Yesus berubah rupa” menunjukan betapa Ia sungguh mahamulia: “pakaiannya
sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat
mengelantang pakaian seperti itu.
Itu bukan satu-satunya pengalaman indrawi visual
pertama, ada satu lagi dan inilah yang akan menunjukan kepada murid-muridnya
bahwa kemuliaan dirinya, siapakah dirinya dan apakah tujuan kedatangannya tak
akan pernah dapat ditangkap oleh pengalaman indrawi visual dan pengertian
mereka akan apakah kehendak Allah di dalam dan melalui Sang Mesias itu.
Perhatikanlah peristiwa berikutnya:
▀Markus
9:4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa,
keduanya sedang berbicara dengan
Yesus.
Yesus yang telah
berubah rupa sehingga sedikit menunjukan jati diri kemuliaannya “pakaiannya
sangat putih berkilat-kilat”, kini tidak
lagi sendirian tetapi ada 2 pribadi
besar bagi bangsa Israel yaitu Elia
dengan Musa. Bukan saja hadir, tetapi didapati oleh Petrus, Yakobus dan
Yohanes sedang berbicara dengan Yesus.
Apakah yang
dibicarakan mereka?
Kehadiran Musa dan
Elia menjumpai Yesus dan berbicara dengan Sang Mesias, ini bukan saja
menakjubkan mereka, tetapi membuat mereka tak dapat lagi memahami apakah maksud
kemuliaan semacam ini, apakah tujuannya. Namun sangat jelas, bagi Yakobus,
Yohanes dan Petrus ini adalah momen yang sangat mendebarkan dan jelas sangat
menggentarkan bagi mereka melihat kemuliaan yang begitu agung berada dekat
sekali dengan mereka. Tertegun dalam kemuliaan yang begitu menggentarkan jiwa
sehingga tidak tahu bagaimana seharusnya mereka bersikap:
Markus
9:5-6 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di
tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa
dan satu untuk Elia." Ia berkata demikian, sebab tidak
tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.
Tetapi ini bukan
hanya 2 pengalaman indrawi visual
dan interaksi yang dialami oleh oleh Yakobus, Petrus dan
Yohanes. Pengalaman indrawi visual ketiga yang mereka alami, akan menunjukan
bahwa sementara Yesus ada bersama-sama dengan Elia dan Musa, tetapi Yesus
adalah satu-satunya yang harus mereka dengarkan di dunia ini karena segenap
kebenaran dan kehendak Allah hanya berdiam di dalam dirinya secara utuh dan tak
bercacat. Mari kita memperhatikan pengalaman indrawi visual ketiga ini:
▀Markus
9:7-8 Maka datanglah awan menaungi
mereka dan dari dalam awan itu terdengar
suara: "Inilah Anak yang
Kukasihi, dengarkanlah Dia."
Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka,
mereka tidak melihat seorangpun lagi
bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
Ini adalah pengalaman
penuh kemuliaan yang jauh lebih kompleks daripada 2 terdahulu. Inilah yang
mereka alami untuk satu tujuan: mengetahui bahwa Yesus saja menjadi
satu-satunya kebenaran yang bukan saja pada perkataannya tetapi pada diri Sang
Mesias itu sendiri. Perhatikan pengalaman indrawi visual dan indrawi
pendengaran yang mereka alami:
Pengalaman
Indrawi Visual
|
Pengalaman
Indrawi Pendengaran
|
Awan
menaungi
|
Terdengar
Suara:
“Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”
|
Sekonyong-konyong
Musa dan Elia tidak lagi berada beserta Yesus
|
|
Yesus
seorang diri
|
Ini sungguh megah!
Bisakah anda membayangkan apakah seharusnya atau selazimnya yang akan menjadi
percakapan antara Yesus dengan 3murid pilihan istimewanya: Yakobus, Petrus, dan
Yohanes? Ya…seharusnya setelah itu percakapan pasti didominasi oleh sebuah euforia
kemegahan yang begitu berbekas dan menorah tajam pada pikiran mereka. Lazimnya
kini mereka akan berjalan dengan begitu gagah dengan dada membusung karena kini
mereka penuh percaya diri, bahwa mereka sungguh teramat istimewanya. Bahwa
Yesus setidaknya memahami bahwa kini Yakobus, Petrus dan Yohanes telah
memandang dirinya begitu berbeda dan dalam ketakjuban. Para murid lainnya pasti
akan sukar memahami pengalaman-pengalaman yang begitu agung. Hei… kami telah
berjumpa dengan Musa dan Elia sekaligus, dan berbicara dengan Yesus. Bisakah
anda membayangkan kami tadi melihat Yesus berbicara dengan Musa dan Elia,
betapa hebatnya Yesus sampai-sampai Elia dan Musa hadir menjumpai Yesus.
Siapakah Yesus yang dapat menghadirkan sekaligus Musa dan Elia?
Tetapi bukan itu yang
terjadi dan ini bukan sebuah antiklimaks karena
kemuliaan Yesus baru saja mereka
lihat, bukanlah kemuliaan yang harus ditegakannya. Ada satu kemuliaan yang
hanya akan lahir dari sebuah penistaan dan pembunuhan yang tak terbayangkan.
Mari perhatikan percakapan 4 orang ini- percakapan yang mencengangkan bila
dibandingkan dengan apa yang baru saja terjadi:
Markus
9:9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat
itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
Inilah pesan Yesus.
Kemuliaan ini tidak terlarang untuk disebarluaskan. Satu-satunya problem bagi
dunia adalah, tidak mungkin ada yang dapat menerima kemuliaan harus berjumpa
dengan tragedi sebagai sebuah tujuan!
Dalam kemuliaan tadi,
di dalam awan yang menaungi Petrus, Yakobus dan Yohanes
telah dideklarasikan: “Inilah Anak yang
Kukasihi, Dengarkanlah Dia!” Mereka tahu kalau Yesus tidak mengandung
kesalahan dan tidak mengandung kekeliruan sedikitpun. Mereka dengan demikian
harus menerima Yesus kalau kemanusiaannya yang seperti mereka, tidak akan
membuat Yesus berpotensi untuk melenceng, untuk keliru, untuk salah
menginterpretasikan apapun juga yang ada di bumi dan yang ada di sorga. Mereka
juga menjadi sangat tahu kalau Yesus
adalah ilahi dalam keilahian yang kemuliaannya dan keagungannya yang sehakekat dengan Allah: “inilah Anak
yang Kukasihi.” Tidak aka nada satu titik hitam pada diri Yesus, tanda
kesempurnaannya sedikit berbeda untuk mendengarkan dan melakukan apa yang
menjadi instruksi Bapanya! Ini adalah kebenaran absolut pada Yesus yang
dinyatakan oleh Bapa. Itu sebabnya tentang Yesus dikatakan: dengarkanlah Dia!
Tetapi jelas
bagaimanapun bagi Yakobus, Yohanes dan Petrus, perkataan Yesus bahwa Anak
Manusia bangkit dari antara orang mati, sungguh sukar untuk dipahami sebagai
kebenaran pada seorang Mesias:
Markus
9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang
dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
Para murid mengalami
konflik mahapelik terhadap apa yang menjadi pengajaran Yesus dan apa yang
selama ini telah mereka pahami dan yakini sebagaimana yang telah diajarkan oleh
para ahli Taurat. Dan ketiganya: Yakobus, Yohanes dan Petrus secara terus terang
menunjukan kalau mereka memiliki keberatan terhadap pemahaman atau pengajaran
Yesus. Mereka secara frontal memperhadapkan Yesus dengan apa yang menjadi
kepercayaan mereka berdasarkan kebenaran yang telah diajarkan oleh para ahli
Taurat:
Markus
9:11 Lalu mereka bertanya kepada-Nya: "Mengapa ahli-ahli Taurat berkata, bahwa Elia harus datang dahulu?"
Mereka tadi telah
melihat Elia tadi telah datang bersama Musa dan bercakap-cakap dengan Yesus.
Namun mereka memadang kalau Yesus memiliki problem terhadap ajaran kedatangan
Mesias yang dikatakannya harus bangkit dari antara orang mati yang beroposisi
dengan keyakinan umum bahwa Elia harus datang dahulu. Ini dalam pandangan
mereka berdasarkan ajaran para ahli Taurat sungguh berkontradiksi.
Jadi kita melihat,
sementara mereka telah melihat kemuliaan Yesus secara visual dan mendengarkan
Allah bersabda tentang Yesus sebagai kebenaran absolut tanpa kemelesetan dan salah
: “Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”, mereka menjadi meragukannya
oleh karena ekspektasi dan keyakinan yang dibangun oleh para ahli Taurat tak
berjabat tangan dengan kebenaran yang dikeluarkan oleh mulut Yesus.
Bagaimana Yesus
dengan konflik ini? Sang Mesias tidak sedikitpun berupaya mengharmonikannya.
Sebaliknya Ia menunjukan bahwa kebenaran dirinya adalah kebenaran Allah dan
karena itu segenap hal yang dianggap
kebenaran di luar apa yang dikeluarkan mulutnya, harus tunduk dan menyembah
kebenarannya. Beginilah tanggapan Yesus:
▀Markus
9:12 Jawab Yesus: "Memang Elia
akan datang dahulu dan memulihkan segala sesuatu. Hanya, bagaimanakah dengan yang ada tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan dihinakan?
Bisakah anda melihat
bahwa Yesus tidak berupaya mengharmonikannya sama sekali sebagai sebuah solusi
untuk mendamai pikiran mereka? Sebaliknya Ia menunjukan dirinya sebagai
kebenaran di atas segala kebenaran dengan berkata: bagaimana dengan yang ada
tertulis mengenai Anak Manusia, bahwa Ia akan banyak menderita dan akan
dihinakan? Ini hendak menunjukan bahwa Yesus adalah Sang Penggenap Sabda yang
tertulis dan dirinya adalah satu-satunya Sang Penggenap. Yesus menunjukan bahwa
dirinya adalah kebenaran yang berotoritas untuk menentukan apakah yang
merupakan kebenaran dan apakah yang bukan. Para ahli Taurat, dengan demikian,
telah dinyatakan oleh Yesus sebagai tak memiliki otoritas kebenaran.
Ia bahkan menyatakan
bahwa Elia sudah datang, bukan bermaksud menyatakan bahwa Elia tadi telah datang
menemui dan berbicara dengan dirinya, bersama dengan Musa. Bukan itu yang
dimaksudkannya sementara Ia berkata begini:
▀Markus
9:13 Tetapi Aku berkata kepadamu: Memang Elia sudah datang dan
orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada
tertulis tentang dia."
Apakah yang
dimaksudkan oleh Yesus dengan mengatakan memang Elia sudah datang? Mari kita
memperhatikan catatan injil Matius:
▀Matius
11:12- Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga
diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan
kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan--jika kamu mau menerimanya--ialah
Elia yang akan datang itu.
Sementara para ahli
Taurat memaksudkannya sebagai Elia adalah Elia, tetapi ternyata kebenaran yang
disampaikan oleh Yesus, bukan! Kita harus memperhatikan bahwa Yesus baru saja
berjumpa dengan Musa dan Elia dalam
sebuah percakapan dalam kemuliaan Yesus!
Ini tidak bermaksud
bahwa Yesus sedang memelintirkan Kitab Suci. Ia menyatakan kebenaran ini
sebagai satu-satunya kebenaran dan sumber kebenaran absolut. Jadi jika ia
berkata bahwa Elia telah datang, pasti merupakan kebenaran. Injil Lukas
memberikan kepada kita catatan yang sangat penting terkait perihal bahwa Yesus
tidak sedang memelintirkan Kitab Suci:
▀Lukas1:8,11
Pada suatu kali, waktu tiba giliran rombongannya, Zakharia melakukan tugas keimaman di hadapan Tuhan…Maka tampaklah
kepada Zakharia seorang malaikat
Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.
Lukas1:13
Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab
doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau
menamai dia Yohanes.
Lukas
1:15-16 Sebab ia akan besar di
hadapan Tuhan dan ia tidak akan minum anggur atau minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai
dari rahim ibunya; ia akan membuat
banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka,
►Lukas 1:17dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada
anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan
dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya.
Yesus tidak
memelintir Kitab Suci ketika berkata bahwa memang Elia telah datang, karena
Yesus sedang berkata tentang kebenaran seorang nabi terakhir Perjanjian
Lama yaitu Yohanes Pembaptis. Bahwa
Yohanes adalah Elia yang akan datang itu adalah kebenaran yang diungkapkan oleh
malaikat yang menampakan diri kepada Zakharia saat ia melakukan tugas
keimamatannya. Ini adalah kebenaran yang disampaikan Allah sendiri dalam
kekudusan Tuhan saat menjawab doa Zakharia: malaikat
Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan.
Kebangkitan Yesus
yang baru saja kita kenangkan dan rayakan itu, telah menjadi titik pangkal
pemberitaan kemuliaan Sang Mesias, bahwa Ia memang mahamulia pada dirinya sendiri sebagai Sang Penggenap Kitab Suci,
karena itulah Ia mahamulai dalam penderitaan dan kematiannya, dan mahamulia dalam
kebangkitannya. Hanya saja memang tidak akan ada yang dapat melihatnya sampai
Tuhan menyatakan kepada manusia yang tidak dapat menerima hal ini, sebagaimana
kepada setiap murid Kristus.
Sekali lagi, kebangkitan Kristus adalah titik
pangkal bagi manusia untuk memiliki
pengenalan dan kemuliaan Yesus Kristus: “Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan
menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak
Manusia bangkit dari antara orang mati.”
Lukas
24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah
perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama
dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang
Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka,
sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis
demikian: Mesias
harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus
disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Soli
Deo Gloria
No comments:
Post a Comment