Oleh: Martin Simamora
Pengenalan
& Perjumpaan dengan Tuhan Bukan Soal Seberapa Besar Perjuangan Seorang Untuk Mengejar-Nya, Tetapi Karena Bapa
Menganugerahkannya Melalui Anak dan Roh Kudus dalam Pembacaan Firman Tertulis
Ini adalah problem yang dahsyat karena pada hakikatnya
manusia adalah makhluk yang berpikir, memiliki hati nurani dan mampu
mengembangkan nilai-nilai luhur dan spiritualitas terhadap Tuhan. Jika dikatakan
bahwa tidak ada satupun yang dapat pada dirinya sendiri mengejar pengenalan dan perjumpaan dengan
Tuhan, maka reaksi pertama manusia adalah: tidak percaya, mengada-ada dan
berarti meniadakan peran-peran manusia
yang semestinya. Mari kita perhatikan
interaksi Yesus Kristus berikut ini:
Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus Aku,
Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu
tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun
tidak pernah kamu lihat,
Perkataan Yesus ini menegaskan bahwa mustahil bagi manusia
dapat mengejar pengenalan akan Tuhan dan menemukannya pada usaha atau kerja
kerasnya sendiri, oleh sebab satu hal yang tak mungkin, yaitu:
√Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya
√rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat
Ini bukan sebuah
asumsi bahkan interpretasi, karena Sang Mesias selanjutnya menunjukan hal-hal
praktis yang merupakan praktik sehari-hari manusia yang berupaya semaksimalnya
melakukan pengejaran untuk mencapai Tuhan dan memiliki pengenalan atau perjumpaan dengan Tuhan.
Perhatikan peringatan-peringatan Yesus berikut ini:
Yohanes 5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa
oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun
kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Ini lebih dari ironi, karena
ini memang sungguh ketakberdayaan manusia sebagai makhluk cerdas dan memiliki
kemampuan yang sangat baik dalam memperlakukan informasi untuk sampai ke sebuah
keputusan yang tepat. Pada upaya untuk mengejar pengenalan akan Tuhan pada
praktik sehari-hari Yesus secara jitu menyingkapkan realita manusia yang
mustahil oleh dirinya sendiri mampu memiliki pengenalan akan Tuhan. Yesus
menekankan dua realita yang sebetulnya sangat menyedihkan pada diri manusia:
√Kamu menyelidiki kitab-kitab suci
√Kamu tidak mau datang kepadaku
Sebetulnya jika kita mau lebih jujur
lagi, berdasarkan pernyataan Yesus ini, begitu kuat disingkapkan wujud kongkrit
keterhinaan manusia:
√ kamu menyangka
bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal
√ kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu
Jadi memang benar, tidak ada manusia yang begitu bodoh
sehingga tidak mau memperoleh hidup. Namun ini bukan soal pintar atau bodoh dan
apalagi soal apakah manusia itu mau berjuang lebih keras lagi agar Tuhan mau
menolongnya. Karena tidak pernah bekerja lebih keras lagi untuk mengenal Tuhan
akan melahirkan iba dari Tuhan. Kita baru saja melihatnya, bukan. Bisakah anda
menangkap maksud saya, betapa manusia
begitu terhinanya oleh penghakiman Yesus semacam ini.
Mengapa ini bisa terjadi? Karena tadi Yesus sudah menunjukan
bahwa manusia mustahil mengenal Tuhan sekalipun manusia itu berjuang penuh
ketekunan menyelidiki kitab suci, jika itu berdasarkan atau dijangkarkan pada
perjuangan dirinya sendiri. Sekali lagi saya ajak anda untuk memperhatikan akar
masalah manusia: kamu tidak pernah
mendengar suaranya dan rupanyapun
tidak pernah kamu lihat. Ini adalah
mengenal Tuhan yang dimaksudkan oleh Yesus.
Bukti terkuat bahwa manusia mustahil untuk melakukan
pengejaran olehnya sendiri untuk mengenal Tuhan, adalah diri Yesus sendiri.
Perhatikan ini:
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.- Yohanes 5:39-40
jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu
kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku- Yohanes
5:46
jikalau kamu tidak percaya akan apa
yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?"-Yohanes
5:47
Jika kita jujur dan cermat maka kita semua harus mengakui
bahwa permulaan untuk mampu memiliki pengenalan Akan Tuhan dan hidup dalam
kebenaran dan kekudusannya adalah: percaya kepada apa yang dikatakan oleh Yesus
Kristus sendiri. Di sini ia bahkan menunjukan ketakterpisahan dirinya sendiri
terhadap kitab-kitab suci dengan berkata: jikalau kamu tidak percaya apa yang
ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?
Perjumpaan dengan Tuhan Bukan Untuk Memiliki
Perubahan-Perubahan Karakter Tetapi Agar Setiap Orang Menjadi Percaya Bahwa
Yesus adalah Juruselamat Sebagaimana Dinyatakan Kitab Suci
Hati-hati untuk tidak mengontradiksikan ini dalam sebuah
wacana berpikir yang begitu negatif seolah soal karakter, moralitas dan
kekudusan tidak mendapat perhatian pada Yesus sendiri. Ketika anda berpikir
tentang hal ini sebagai hal negatif atau menilainya sebagai hal yang abstrak,
jika begitu anda berpikir, ini sungguh berbahaya. Saya harus tegaskan,
sementara anda berpikir ini adalah abstrak dan miskin sekali pada praktik hidup
sehari-hari, Yesus malah meletakan apa
yang anda pikir sebagai abstrak dan mengawang-awang, sebagai sangat penting dan
aktual tepat seperti bahan pokok bagi manusia: makanan. Mari perhatikan ini:
Ketika orang banyak menemukan Yesus
di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau
tiba di sini?" Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena
kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena
kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk
makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai
kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab
Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya." Lalu kata
mereka kepada-Nya: "Apakah yang harus kami perbuat,
supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus
kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah
kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."- Yohanes 6:25-29
Yesus memang tidak pernah bicara hal-hal abstrak. Bahkan mengerikan
sekali jika ada yang berpikir jika melulu bicara firman sebagaimana diucapkan
oleh Yesus pada mimbar-mimbar gereja dan pada berbagai-bagai media sebagai hal
yang mengawang-awang. Tidak jelas juntrungannya. Itu sungguh mengerikan
dan jika anda percaya firman Tuhan adalah
hal yang mengawang-awang maka anda harus bertobat. Yesus juga bukan manusia
buta yang tidak menawarkan hal-hal yang otentik menurut kita atau sesuai dengan
kebutuhan sehari-hari manusia, tetapi jika ini yang anda kejar dan
utamakan mengatasi firman Tuhan, maka
sebetulnya anda percaya pada Yesus namun anda juga sedang hidup dalam tragedi maut.
Coba perhatikan perkataan Yesus ini: “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, karena kamu telah makan roti
itu dan kamu kenyang.” Anda bisa melihat ketidakberesan manusia dalam
beriman dan mengikut dirinya? Manusia mengikuti-Nya karena hal-hal yang praktis
atau berdampak langsung pada kebutuhan dan pengejaran sehari-hari pada segenap
aspeknya. Gereja zaman sekarang bisa jadi adalah gereja itu mengutamakan: pembangunan karakter, bagaimana menjadi ayah yang baik, atau
dengan seminar-seminar yang menekankan
pengembangan karakter dan mengubah
pemikiran berdasarkan serangkaian langkah yang telah dikembangkan oleh si
penyelenggara seminar. Gereja zaman
now ada beberapa yang telah
kehilangan pesonanya pada sabda-sabda Kristus dan menganggapnya sebagai
terlampau abstrak dan mengawang-awang. Ini benar-benar terbalik dengan Yesus
yang menunjukan apapun yang anda anggap mengawang-awang adalah hal yang paling
pokok bagi anda dan mengapa Ia telah datang kepada dunia ini.
Bagaimana Yesus Kristus menunjukan hal yang telah dinilai
oleh beberapa gereja atau hamba Tuhan yang menganggap bahwa kini kebutuhan jemaat bukan lagi
khotbah-khotbah doktrin yang ditakarnya atau dihakiminya sebagai abstrak, tetapi petunjuk-petunjuk bagaimana
mengubah karakter atau bagaimana menjadi manusia-manusia yang lebih kudus dan
lebih baik dalam keseharian yang berpusat pada upaya-upaya psikologis yang
melibatkan pengubahan orientasi berpikir dan orientasi jiwa dalam memaknai
kebahagiaan, tetapi justru oleh Yesus, hal yang dinilai lebih rendah itu,
dinyatakan-Nya sebagai satu-satunya yang harus diperkenalkan kepada manusia:
Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki
Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus
Allah."- Yohanes 6:29
Makan roti dan telah
menjadi kenyang adalah hal yang baik dan datang dari Tuhan. Tetapi jika anda berpikir bahwa pada
masa kini apa yang penting bukan lagi melulu firman Tuhan dan percaya kepada
Yesus, karena itu hal abstrak, tetapi aspek-aspek praktis dalam segenap aspek
hidup ini, maka anda salah besar dan sangat fatal konsekuensinya. Yesus bahkan
berkata inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah yaitu percaya
kepada Dia yang telah diutus Allah. Sementara anda berpikir doktrin atau
pengajaran adalah abstrak atau mengawang-awang, Yesus menyatakan itu adalah
kongkrit: pekerjaan yang dikehendaki
Allah. Sementara anda menganggap menyelidiki kitab suci untuk dapat
mengenal Yesus Kristus adalah hal yang abstrak dan bahkan bukan merupakan
kebutuhan terpenting manusia, Yesus malah menyatakan ini adalah pekerjaan yang
dikehendaki oleh Allah. Sekali lagi perhatikan ini: “Bekerjalah, bukan untuk makanan
yang akan dapat binasa, melainkan
untuk
makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan
diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah,
dengan meterai-Nya."- Yoh 6:27.
Apa yang anda pikir adalah abstrak dan menghina kemanusiaan
manusia karena sifatnya adalah pemberian
yang totalitas dari Allah dan tidak ada manusia yang dapat mengupayakannya,
Yesus malah menyatakan itulah makanan
yang bertahan hingga kekekalan. Anda menakar jika seorang pengkhotbah melulu menyajikan firman yang tertulis
sebagai dasar khotbah, adalah abstrak dan mengawang-awang, Yesus sebaliknya
menyatakan itu adalah makanan yang bertahan hingga kekekalan.
Hal-hal praktis memang baik untuk diadakan dalam gereja agar
membuat jemaat menjadi cakap dalam kehidupan ini, tetapi ingatlah itu sama
sekali bukan sumber kuasa perubahan dan bukan yang memandu kehidupan rohani jemaat. Karena itu tak ada satu
formula untuk juga mempraktiskan firman Tuhan daripada orisinalitasnya yang
kadang kala memang pelik untuk anda pelajari begitu saja, kecuali anda
meluangkan waktu spesial dan belajar serius. Saya pikir jika untuk S1 dan S2
anda tak keberatan dengan kepelikan metodologi dan teorema-teorema yang
dibangun, mengapa anda keberatan ketika berjumpa dengan firman tertulis yang
membutuhkan pembelajaran yang lebih serius daripada sekedar membacanya dan lalu
dijejalkan dengan gagasan-gagasan anda agar firman bersabda berdasarkan selera
atau hikmat versi diri sendiri. Ini sungguh ironi.
Mengajarkan siapakah Yesus atau mengkhotbahkan Yesus Kristus
berdasarkan kesaksian kitab suci, itu bukan hal abstrak dan apalagi
mengawang-awang sehingga ditakar sebagai hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat
sama sekali bagi jemaat. Yesus bahkan secara keras menunjukan bahwa
mengkhotbahkan dirinya sendiri adalah soal kehidupan dan merupakan kebutuhan
pokok yang tak dapat digantikan oleh berbagai varian makanan yang dikemas
sebagai hal yang rohaniah. Coba perhatikan perkataan Yesus berikut ini: Kata
Yesus kepada mereka: "Akulah
roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku,
ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya
kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi (Yohanes 6:35).”
Ia bukan
hal abstrak tetapi kehidupan, sebuah
kehidupan yang sungguh-sungguh mengubahkan dan memiliki hidup dari Bapa
Bahwa percaya kepada Yesus Kristus dan mengkhotbahkan
kebenaran berdasarkan kitab suci, bukan saja bukan abstrak dan mengawang-awang
tetapi juga memberikan kepada pemercaya
sebuah kehidupan yang hanya Bapa saja yang dapat mengadakannya. Ini adalah hal
yang ditunjukan oleh Yesus Kristus yang akan menegaskan bahwa memang benar percaya kepada Yesus adalah pekerjaan yang dikehendaki oleh Bapa, bukan
sebuah doktrin atau pengajaran yang abstrak dan miskin pengaruh terhadap para
pendengar firman. Mari kita memperhatikan pengajaran Yesus berikut ini:
Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap
ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu
memang sudah
bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di
dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting
tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok
anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam
Aku.- Yohanes 15:1-4
Sekarang bagi anda, apakah Yesus sedang berabstrak atau
sedang mengawang-awang tentang apa yang dikatakannya? Atau lebih tepatnya,
apakah anda percaya bahwa “sudah bersih karena firman yang telah kukatakan”
adalah otentik atau hanya sekedar doktrin mengawang-awang? Apakah ketika Yesus
berkata “tinggalah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu,” inipun hal yang
mengawang-awang untuk diajarkan kepada jemaat, sehingga pasti tidak ada dampak
dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari? Apakah bagi anda, yang tak
mengawang-awang itu adalah: berjuanglah maka Allah akan menolong siapa yang berjuang
keras. Apakah anda
berjumpa dengan Yesus yang lain?
Karena Yesus berkata “sudah
bersih karena firman yang telah kukatakan.” Anda harus memperhatikan bahwa
Yesus Kristus sejak awal menegaskan bahwa ini sama sekali tidak dapat dikejar
oleh manusia. Bahkan tak ada part atau komponen dimana manusia bisa menyelenggarakan
realitas: sudah bersih karena firman yang telah kukatakan dan tinggalah
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu secara tegas menunjukan bahwa
manusia tidak berdaya untuk mengejar Tuhan hingga memiliki pengenalan akan
Tuhan kecuali Ia menerima kasih karunia Allah. Yesus Kristus sendiri memang
menutup kemungkinan bagi manusia untuk
dapat hidup di dalam Tuhan dengan berkata begini:
√Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengusahanya- Yohanes 15:1
√ Seperti
Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi
kamu- Yohanes 15:9
√
Bukan
kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu-
Yohanes 15:16
√ Tetapi
karena kamu bukan dari dunia,
melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia-
Yohanes 15:19
Sementara
ini adalah percakapan antara Yesus dengan para murid-murid-Nya namun ini semua
adalah kebenaran kekal yang bahkan Roh Kudus
menyabdakan pengajaran Yesus ini
kepada dunia bersama para murid dan pengikut Kristus di sepanjang abad dunia
ini:
Jikalau
Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang,
yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi
tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari
semula bersama-sama dengan Aku."- Yohanes 15:26-27
Roh
Kudus telah datang pada peristiwa pentakosta di Yerusalem, bahkan apa yang
menjadi tugas Roh Kudus adalah bersabda atau memberitakan tentang Yesus. Jika Roh Kudus saja memberitakan apapun yang
diajarkan oleh Yesus, masihkah anda berani berkata bahwa memberitakan firman
berdasarkan kitab suci adalah mengawang-awang atau abstrak? Jika Roh Kudus saja
memberitakan Yesus, itu artinya itulah satu-satunya yang terpenting bagi
manusia dan itulah satu-satunya sumber perubahan hidup yang akan melepaskan
manusia dari kuasa dunia ini. Sekali lagi mari kita memperhatikan ini:
●Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam
seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang- Yohanes 16:13
●Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku- Yohanes 16:14
Jika
Roh Kudus memuliakan Yesus dengan hanya
(saya katakan dengan hanya karena pandangan populer sekarang menilai pengajaran
berdasarkan firman Tuhan adalah kelas 2 dan bahkan miskin kuasa untuk membawa
jemaat untuk berjumpa dan mengalami perubahan dalam keseharian hidup ini) memperkatakan
apa yang hanya diberitahukan Yesus, apakah anda masih berpikir ada cara lain
untuk memuliakan Yesus Kristus.
Jangan
berpikir picik seolah kebenaran ini sangat miskin dengan pengembangan karakter
dan apalagi anti kepada kehidupan kudus. Problemnya anda tidak melihat betapa
besar dan kayanya kehidupan yang terjadi jika anda hidup dalam kebenaran ini.
Yesus berkata begini:
Dan Aku
telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu
itu tetap-Yohanes 15:16
Anda
pikir mengkhotbahkan firman berdasarkan kitab suci adalah sia-sia? Tidak ada
gunanya karena abstrak dan tidak membawa perubahan hidup bagi jemaat? Yesus menyatakan bahwa kebenaran sabdanya pasti memberikan kehidupan
dari Bapa di dalam Anak dan di dalam Roh Kudus, bahwa anda pasti menghasilkan
buah di dalam kedaulatan Allah. Coba bandingkan dengan ini:
√Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup- Yohanes 6:63
Sehingga kapanpun anda memberitakan atau
mengkhotbahkan firman dengan sungguh dalam doa dan dalam persiapan serius untuk
memberikan yang terbaik, maka dalam Roh Kudus anda sedang menggemakan kembali
perkataan Yesus yang adalah roh dan hidup. Percayakah anda?
Kalau anda menggantikan ini dengan hikmat dan
pola-pola pengembangan kepribadian atau karakter berpola psikologis maka ini
sungguh menyedihkan karena, pendekatan psikologis tidak akan mampu
mempertemukan anda dengan Allah yang hidup dan membebaskan anda dari
perbelengguan maut.
Tahukah
anda bahwa firman yang tertulis adalah tempat di mana manusia moderen bisa berjumpa
dengan Tuhan dalam Terang Roh Kudus- jika
anda berpikir karena Yesus sudah tidak ada lagi maka mustahil berjumpa dengan
Yesus. Jika anda menganggap remeh firman tertulis dapat membawa perubahan
kehidupan manusia, anda sendiri sedang melawan Roh Kudus, karena Ia bekerja
melalui firman yang menuliskan tentang Dia yang telah datang ke dalam dunia ini
menjadi manusia. Sebagai penutup, bacalah peristiwa ini:
Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan
kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan,
menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang
sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida,
pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi
ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang
itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. Lalu kata Roh
kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus
segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata
Filipus: "Mengertikah
tuan apa yang tuan baca itu?" Jawabnya: "Bagaimanakah
aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu
ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu
berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan
seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya,
demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah
hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya
diambil dari bumi. Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya
kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau
tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas
itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.- Kisah Para Rasul 8:26-32
Jika
pendeta dan gereja mulai percaya bahwa firman tertulis itu kuno dan abstrak
sehingga tidak pernah lagi menjadi sebuah pengajaran yang serius, saya sangat
yakin sekali, inilah yang menjadi problem terbesar bagi gereja untuk menjadi
tempat bagi dunia yang ingin mengenal Yesus. Ini terjadi karena para hamba
Tuhan telah memandang rendah kemuliaan Yesus di dalam Kitab Suci. Jika
gereja anda didatangi seorang yang
sedang mencari kebenaran berdasarkan pembacaan kitab suci, dapatkah gereja
dan hamba Tuhan menjawab pertanyaan
semacam ini: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing
aku?".
Karya
Roh Kudus adalah membawa manusia kepada pengenalan keselamatan yang datang dari
Allah melalui Anak. Jika jemaat dan gereja tidak mampu menjawab untuk menjelaskan Kitab Suci, bagaimana
mungkin Roh Kudus mau memakai gereja anda
untuk menyatakan kebenaran kepada dunia. Tentu saja jika ini semua tidak
anda anggap abstrak atau mengawang-awang, tentunya.
Kebenaran
firman Tuhan pasti mendatangkan perubahan termasuk karakter. Jangan anda
berpikir bahwa ini adalah abstrak juga, kalau demikian, sebetulnya hal yang
jauh lebih sukar untuk dipercaya seperti Yesus adalah satu-satunya jalan
keselamatan, bahkan akan jauh menjadi lebih abstrak lagi bagi anda!
Jangan
salah, berjumpa dengan Yesus dalam pembacaan Kitab suci pasti akan membawa
perubahan pada karaktermu termasuk kepada kehidupan yang harus semakin serupa
seperti Kristus. Berjumpa dengan Yesus akan mengguncangkan moralitas seputih
dan sesuci apapun yang dapat dibangun manusia dalam ketekunan dan
perjuangannya, mari perhatikan peristiwa berikut ini:
Matius 23:25-26 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu
bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi
yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga
akan bersih.
Moralitas
dunia ini tidak mengajarkan dan berkuasa untuk menghakimi moralitas internal
pada jiwa ketika perilaku yang dapat dilihat dan dirasakan memang benar-benar
bersih. Sementara manusia membangun asosiasi bahwa jika luarnya bersih maka
pasti bersih jugalah internalnya, Yesus, pada sisi lain, melontarkan
penghakiman yang mengejutkan moralitas dunia ini dengan berkata: bersihkanlah dahulu sebelah dalam
cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Adakah manusia berani
menghakimi kebersihan jiwa manusia sementara terbukti sebelah luar manusia itu
bersih: karakter, perbuatan, penuh dengan kebaikan dan keluhuran dalam
perbuatan? Jelas tidak, karena manusia sangat yakin bahwa perbuatan baik adalah
cermin jiwa yang bersih. Tentu ini tidak
hendak mengatakan jika begitu ya sudah peduli amat dengan apakah orang tersebut
berkarakter baik atau tidak. Bukan itu, karena Yesus sedang menunjukan
sementara itu adalah baik, tetapi bukan kebenaran dan apalagi jalan yang dapat
membebaskan manusia dari kuasa dosa dan dunia ini!
Yesus
Sang Kristus ketika datang ke dunia memang mengkonfrontasikan dirinya sendiri
dengan moralitas diri manusia dalam sebuah penghakiman yang menunjukan kematian
jiwa manusia, atau jiwa manusia mustahil membersihkan jiwanya melalui
perbuatan-perbuatan baik. Perhatikan sabda penghakiman Yesus berikut ini:
Matius 23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih,
yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Sekali
lagi, ini bukan sebuah abstrak tetapi itulah realitas manusia di mata Tuhan
sementara memang benar sekali ia sangat dikenal akan kebaikannya dan keluhuran
hidupnya bagi sesama manusia. Ini pun sangat ditekankan oleh Yesus Sang Kristus:
Matius 23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar
kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan.
Moralitas
dunia pasti tidak akan berani berkata kepada orang yang nyata-nyata benar di
mata orang banyak, ketika Yesus berkata demikian maka ia sedang berdiri seorang
diri melawan semua manusia lainnya. Ini keras bagi dunia, dan siapapun
mengalami kesukaran untuk menerima Yesus adalah kebenaran satu-satunya dalam
kitab suci. Yesus bahkan menegaskan bahwa “0” jumlah manusia tidak mendukungnya
maka Ia tetap kebenaran absolut:
tetapi Aku
tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan.-
Yohanes 5:34
Yesus
peduli dengan moralitas manusia tetapi jelas tidak mampu juga diterima manusia
jika takarannya bahkan orang yang terbukti benar di hadapan sesama manusia pun
dihakiminya sebagai penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Sejujurnya siapapun
tidak siap menerimanya, saya pun juga tidak. Jika berbicara pilihan, maka
pilihanku adalah percaya karena Yesus adalah Tuhan. Namun dalam hal ini pun,
manusia berupaya mencari ruang untuk membuktikan bahwa Yesus bukan sebuah jalan
yang tunggal atau absolut supaya hidup ini berujung pada berkenan pada Allah,
bukan menjadi milik iblis pada kekekalan.
Sebagai
paragraf penegas, apakah gereja anda
sudah menganggap pemberitaan sabda
tertulis dari Kitab suci adalah abstrak dan mengawang-awang, dengan kata lain
anda memberikan ponten yang buruk sekali kepada pengkhotbah dan gereja yang
setia kepada firman tertulis? Jika demikian anda dan gereja anda, mari
renungkan saja perkataan Yesus ini:
dan firman-Nya
tidak menetap di dalam dirimu, sebab kamu tidak percaya kepada Dia yang
diutus-Nya Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal,
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.- Yohanes 6:38-40
Jika
gereja setia dengan firman tertulis maka pasti jemaat akan senantiasa menerima
kehidupan yang menyegar dari firman tertulis itu, karena apa yang tertulis itu
sedang memberitakan Ia yang adalah Sang Hidup itu. Gereja boleh berinovasi,
berkreasi dan melakukan kontekstualisasi dengan zaman, namun sangat terlarang
pada penggeseran kitab suci sebagai sentral pemberitaan hidup dalam gereja.
Bukankah para rasul sedikitpun tidak beranjak dari firman tertulis pasca hari
pentakosta? Coba lihat ini:
√Kisah Para Rasul 2:16 tetapi itulah yang
difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel:
√Kisah Para Rasul 3:21-22 Kristus itu harus
tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah
dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah
dikatakan Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari
antara saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala
sesuatu yang akan dikatakannya kepadamu.
√Kisah Para Rasul 3:24-25 Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah
bernubuat tentang zaman ini. Kamulah yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan
mendapat bagian dalam perjanjian yang telah diadakan Allah dengan nenek moyang
kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan diberkati.
Jadi
sementara gereja anda berinovasi, jangan sampai anda menggantikan firman
tertulis sebagai sumber hidup dan perubahan hidup jemaat agar semakin serupa
seperti Kristus. Tidak ada kemuliaan pada diri manusia sehingga manusia itu
dapat membuat dirinya bersinar di hadapan Tuhan oleh kekuatan dan perjuangannya
sendiri. Ini yang harus senantiasa dipertimbangkan sementara berinovasi anda
lakukan demi pemberitaan kabar pertobatan dan keselamatan hanya di dalam Sang
Kristus.
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah- Roma 3:23
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment