Oleh: Martin Simamora
"Inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang”
(Renungan
Jumat Agung)
Sebelum peristiwa
salib berlangsung, satu peristiwa yang tak dipahami sedikitpun oleh para
murid-Nya, namun diterima sebagai sebuah jamuan makan malam yang paling
monumental yang belakangan akan menjelaskan bagi mereka sendiri keagungan
maksud kematian dan kemuliaan Sang Mesias bagi banyak orang. Kita harus
memperhatikan bahwa pada momen ini, Yesus menyingkapkan daya jangkau kematian
kepada jiwa banyak orang yang akan datang. Mari kita terlebih dahulu melihat
bagaimana Yesus Sang Mesias mendeklarasikan dirinya sebagai mahamulia dihadapan dunia ini:
▀Markus
14:22 Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan, Yesus mengambil roti,
mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan
berkata: "Ambillah, inilah tubuh-Ku."
KJV
And as they did eat, Jesus took bread,
and blessed, and brake it, and gave to them, and said, Take, eat: this is my
body
“Ambillah, inilah tubuh-Ku.” Inilah perkataan yang sungguh
membingungkan sekaligus perkataan yang keras untuk diterima banyak orang,
sehingga banyak murid yang meninggalkannya dan tidak mengikutnya lagi:
Yohanes
6:51-52 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan
dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah
daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata:
"Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita
untuk dimakan."
Yohanes
6:60,66 Sesudah mendengar semuanya itu
banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras, siapakah
yang sanggup mendengarkannya?"… Mulai
dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut
Dia.
Bagaimana
mungkin itu harus terjadi? Tetapi sebetulnya ini lebih
besar daripada bagaimana mungkin. Pertanyaan seharusnya yang mesti diajukan
adalah: mengapa Yesus sedemikian
memutlakan tubuhnya dalam sebuah cara yang membuat siapapun tanpa diri Sang
Mesias tidak akan menerima berkat keselamatan dalam sebuah ikatan janji
keselamatan yang dimeteraikan dengan darahnya sendiri:
▀Markus14:23-24 Sesudah
itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan
mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah
darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Sang Mesias
mengucapkan berkat atas tubuhnya sendiri sebelum ia memecah-mecahkan roti yang adalah tubuhnya “Inilah tubuhku,” yang
menunjukan betapa tubuhnya atau dirinya merupakan makanan pokok keselamatan
bagi manusia yang tak memiliki daya untuk mengupayakan keselamatan yang bagaimanapun
berasaskan ketekunan atau ketaatan kepada kehendak Allah sebagai sebuah jalan
menuju keselamatan.
“Inilah tubuhku-inilah darahku,” yang dihadirkan Yesus dalam perjamuan tersebut
adalah tubuh dan darah yang telah ditolak sebelumnya oleh manusia yang
pertama-tama berhak atas tubuh dan darahnya. Ia dan pemberiannya telah ditolak
sementara Ia datang untuk memberikannya. Tetapi juga jangan menyangka bahwa 12 muridnya
sendiri yang terlihat bertahan mengiringinya, tidak memiliki problem yang
teramat pelik terhadap “inilah tubuhku-inilah darahku.” Karena Yesus sendiri
memahami problem yang membeliti iman mereka tidak kalah kritikalnya, yang jika
Allah tidak menolong mereka, selamanya mereka akan terhilang. Mari kita melihat
beberapa hal berikut ini:
Yohanes
6:67-71Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu tidak
mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada
siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
dan
kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah." Jawab
Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua
belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis." Yang
dimaksudkan-Nya ialah Yudas, anak Simon Iskariot; sebab dialah yang akan
menyerahkan Yesus, dia seorang di antara kedua belas murid itu.
Di sini begitu jelas
kalau kumpulan 12 murid ini sendiri, telah berada dalam sebuah kegoyahan yang
tidak main-main, bahkan salah satu diantara mereka telah jatuh ke dalam tangan
iblis, sementara secara lahiriah tetap bertahan dalam pengikutan Yesus hingga
jamuan itu berlangsung.
Kondisi 12 murid ini
tidaklah aman sama sekali, pukulan yang
diakibatkan dari “inilah tubuhku-inilah darahku” itu tidak main-main, sebab
peristiwa ini bukan semata-mata peristiwa kematian manusia Yesus Kristus yang
taat kepada Bapa-Nya dalam penderitaan bahkan hingga mati di kayu salib,
sebaliknya peristiwa ini bertujuan memberikan berkat keselamatan berdasarkan
darah perjanjian yang mengikatkan keselamatan dari Allah kepada manusia yang
percaya dan merupakan milik kepunyaan Allah melalui dan didalam Yesus Sang
Mesias. Ini hal yang tak mungkin dilihat siapapun selain menghasilkan
kegoncangan iman yang tak siapapun akan mengantisipasi betapa hebatnya pukulan
yang akan menimpa iman mereka terhadap Yesus. Mari perhatikan peringatan Yesus
berikut ini:
Markus
14:26-27 Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit
Zaitun. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Kamu semua akan tergoncang imanmu. Sebab ada tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai-berai.
Peristiwa ini,
seperti telah saya tunjukan, tidak seperti anda bayangkan sebagai sebuah
peristiwa yang terlepas dari keselamatan
yang mau Allah berikan pada manusia melalui dan di dalam Yesus Kristus. Di dunia ini, Yesus adalah
sentralitas segala sesuatu yang menjadi penguji bagi apapun yang disangka
manusia sebagai jalan-jalan keselamatan lainnya yang perlu dilakukan oleh
manusia. Ketika kita membaca pernyataan Yesus yang berbunyi: sebab anda
tertulis: Aku akan memukul gembala dan domba-domba itu akan tercerai berai,
maka ini sendiri oleh Yesus hendak mengangkat “inilah tubuhku-inilah darahku”
sebagai sebuah rancangan Allah tentang
keselamatan yang hanya datang darinya, karena hanya dari Bapa saja keselamatan
itu tersedia. Kini, siapapun
manusia itu, tidak dapat mempertahankan kesetiaannya kepada Yesus
oleh otot-otot imannya, Bahkan komitmen
sekuat apapun tidak akan kuat. Yesus menunjukan bahwa kehadirannya ke dunia ini
tidak boleh sama sekali dipahami sebagai salah satu jalan atau satu bagian
tersendiri dari Allah dan satu bagian lainnya menuntut manusia untuk
mengerjakannya. Coba perhatikan aspek ini via percakapan Yesus dan Petrus:
▀Markus
14:29-30 Kata Petrus kepada-Nya:
"Biarpun mereka semua tergoncang imannya, aku tidak."
Lalu
kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini,
malam ini juga, sebelum ayam berkokok dua kali, engkau telah menyangkal Aku
tiga kali."
Ini bukan hanya
Petrus, tetapi juga Yohanes, Andreas, Thomas, Yakobus anak Zebedeus,
Bartolomeus, Simon orang Zelot, Thadeus, Yakobus anak Alfeus. Yudas Iskariot,
Matius dan Filipus! Cobalah sejenak perhatikan
catatan injil mengenai hal ini:
Markus
14:31 Tetapi dengan lebih
bersungguh-sungguh Petrus berkata: "Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal
Engkau." Semua yang lainpun berkata demikian juga.
Tahukah anda, kalau
tak satupun dari mereka dapat memenuhi sumpah mereka kepada Yesus:
Markus
14:50 Lalu semua
murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Semua yang berkata sekalipun aku harus mati bersama-sama
Engkau, aku takkan menyangkal Engkau, terbukti: semua murid itu
meninggalkan Dia. Bahkan melarikan diri. Kondisi mereka tidak lebih baik dari kondisi murid-murid
yang lebih besar dan lebih dahulu telah meninggalkan Yesus: “Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya
mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia”- Yohanes 6:66.
Kita bisa melihat,
kalau sabda Yesus terkait apakah yang dikehendaki Bapa untuk mereka kerjakan di
dunia ini yaitu: "Inilah pekerjaan
yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah
diutus Allah” (Yohanes 6:29) memang benar-benar perbuatan
iman yang tidak mungkin
dilakukan berdasarkan kekuatan diri sendiri atau perjuangan diri, tetapi harus
merupakan kasih karunia Allah yang memberikan kekuatan dan kemampuan untuk
melakukannya sebagaimana dikatakan Yesus kepada manusia di eranya: Tetapi Aku
telah berkata kepadamu: Sungguhpun kamu telah melihat Aku, kamu
tidak percaya. Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang- Yohanes 6:36-37. Jangan mengira problem ini tidak ada
saat ini. Ada, bahkan sangat mencengangkan wujudnya. Ada pengajaran yang
berkata bahwa Yesus datang ke dalam dunia ini untuk menjadi teladan bagi yang mau menjadi anak-anak Tuhan untuk mau
menjadi corpus delicti, setia dalam ketaatan dan ketekunan pengiringan Yesus untuk menjadi
manusia-manusia bermutu dan semakin serupa seperti Bapa sehingga dapat menjadi
barang bukti yang menunjukan kejahatan iblis. Yesus tidak diimani sebagai jalan
dan sumber keselamatan karena Bapa dan Yesus masih memiliki
problem dengan iblis terkait bukti kejahatan-itu sebabnya sampai sekarang iblis
tidak bisa segera dihukum. Ada juga yang percaya bahwa kematian Yesus di kayu
salib adalah bukti kalau ternyata Yesus adalah manusia berdosa, jika tidak
demikian, kenapa ia harus mati? Bukankah upah dosa adalah maut? Dan karena
Yesus mengalami maut, itu bukti kalau ia sendiri manusia berdosa! Jadi, sampai
kapanpun, percaya kepada Yesus sebagaimana yang dikehendaki-Nya sehingga dapat
memiliki kehidupan didalam-Nya, sangat membutuhkan kasih karunia Bapa di dalam
Yesus Kristus.
Sang Mesias
membangkitkan nubuat kuno yang menunjukan peristiwa kelam yang menimpa para
muridnya. Bersumpah untuk setia sekalipun berkorban nyawa, namun semua
berkhianat meninggalkan Sang Mesias. Inilah nubuat kuno itu: Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku,
terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!-Zakharia 13:7.
Kematian Sang Mesias
memang merupakan peristiwa di dalam tubuh dan di dalam sejarah. Tetapi
sebagaimana Yesus mendeklarasikan, tubuh dan darahnya tidak akan pernah
terkurung dalam sejarah sebagai sebuah peristiwa masa lampau belaka, sehingga
kuasanya tidak lagi berlangsung hingga kini, dan karena itulah anda harus berjuang sekuat tenaga secara maksimal
hingga kesudahannya, agar anda mencapai sebuah kekudusan tertentu yang
berakitbat menyenangkan Bapa, menyematkan kelayakan bagi dirimu untuk
diselamatkan Bapa. Keselamatan bukan karena penyelamatan oleh Yesus, tetapi
oleh penyelamatan oleh manusia itu sendiri! Dalam perjamuan tersebut, tidak begitu yang Yesus utarakan.
Ia bahkan tidak pernah memasukan peran manusia terkait pengusahaan keselamatan
jiwa-jiwa manusia. Ia bahkan menunjukan efektifitas “inilah tubuhku-inilah
darahku” yang tak susut sedikit saja
dalam sejarah umat manusia yang masih akan bergulir hingga genap
waktunya. Coba perhatikan pernyataan
Yesus ini: Inilah darah-Ku, darah perjanjian,
yang ditumpahkan bagi
banyak orang- Markus 14:24.
Dalam salah satu doa yang lebih awal sebelum ia mempersiapkan dirinya di taman
Getsemani, Yesus sendiri telah berdoa secara khusus terkait yang ditumpahkan bagi banyak orang, yang
menunjukan pada efektifitas kuasa “ini tubuhku-ini darahku”, diri-Nyalah berita
keselamatan dan jalan keselamatan yang harus disampaikan ke seluruh dunia dalam
sepanjang sejarah yang masih akan bergulir. Beginilah bunyi baris doa tersebut:
▀Yohanes
17:20 Dan bukan untuk mereka ini saja
Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;
Siapakah mereka yang
dimaksud oleh Yesus dalam “pemberitaan mereka?” Siapa lagi kalau bukan mereka
yang meninggalkan
dia dan melarikan diri! Jika saja
jalan keselamatan Allah ini secara desain diporsikan juga pada bagian
yang harus dilakukan oleh manusia agar keselamatan itu menjadi sebuah milik
pasti bagi manusia, maka sejak Markus
14:50, kabar keselamatan yang disampaikan Allah dalam Yesus Kristus itu telah
gagal sama sekali.
Kalau saya majukan
pada poin solusinya, kita tahu bahwa sampai Yesus menemui mereka, tidak satupun
diantara 11 muridnya masuk dalam ketetapan baris doa Yohanes 17:20! Lihatlah
situasi ini:
Lukas
24:16-21Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak
dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu
percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka
muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau
satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ
pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah
itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia
adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan
Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan
pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka
telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah
yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat
tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
Saudaraku, ini adalah
kisah manusia-manusia yang begitu terpukul. Ini adalah manusia-manusia yang
mengalami pukulan mental yang tak main-main. Ketika anda membaca padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa
Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel, maka anda pun harus
memahami kalau mereka sementara telah diberitahukan oleh Yesus akan apa yang
harus dialaminya sebagai kehendak Bapa, adalah juga manusia-manusia yang
semuanya bulat berkata: Sekalipun aku harus mati bersama-sama
Engkau, aku takkan menyangkal Engkau.
Jika saja kebenaran
keselamatan dari Allah dalam Yesus Kristus disandarkan pada mekanisme “bagian atau porsi manusia” untuk
memperjuangkannya, maka Yesus telah
berakhir bahkan hingga pasca kebangkitannya, dan dengan demikian pemberitaan
injil oleh mereka sebagaimana doa Yesus pada Yohanes 17:20 juga gagal.
Sehingga kita bisa memahami
mengapa dalam Yesus memberikan tubuhnya kepada para murid dalam jamuan
tersebut, ia mengucapkan berkat terlebih dahulu, bukan meminta komitmen
kesetiaan satu-demi satu pada 12 muridnya. Itu juga sebabnya mengapa pada saat
itu, Yesus tidak menuntut kesetiaan hingga kesudahan nyawa sebagai sebuah jaminan
keselamatan jiwa yang harus mereka perjuangkan, namun
sebaliknya ia mengikatkan darah yang akan ditumpahkannya sebagai pengikat
antara dirinya terhadap para muridnya.
Dan “inilah darahku, darah perjanjian” merupakan kuasa yang memberikan
pemeliharaan dan penjagaan agar tidak satupun dari yang telah ditetapkannya
sebagai penerima keselamatannya, terlepas dan terhilang selama-lamanya. Mereka
memang terhilang untuk sesaat lamanya dalam sebuah cara yang amat tragis: melarikan
diri setelah bersumpah setia walau nyawa pertaruhannya!
Semua murid Yesus
belajar setia dan taat pada Yesus bukan berdasarkan kekuatannya, tetapi
berdasarkan ketakberdayaannya untuk setia dan taat berdasarkan kekuatannya
sendiri. Jika berdasarkan kekuatan dan pemahamannya sendiri maka iman yang
mereka miliki hanya iman yang begitu
bodohnya. Iman jenis ini bukan sekedar iman yang memberontak, tetapi inilah
takaran iman yang bisa diproduksi berdasarkan kekuatan manusia untuk berjuang
demi mencapai kesetiaan dan pertumbuhan iman teroptimal. Cobalah lihat dialog
sangat menarik ini:
Lukas
24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh,
betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita
semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan
kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44-47 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab
nabi-nabi dan kitab Mazmur." Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka
mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis demikian: Mesias
harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga,
dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus
disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.
Tak ada yang sanggup
menerima “inilah tubuhku-inilah darahku” yang menunjukan bahwa keselamatan
hanya berdasarkan kuasa penyelamatan Allah yang hanya terjadi dalam diri Sang
Mesias. Dan perhatikanlah bagaimana hanya Yesus saja yang dapat menyelamatkan
iman mereka yang telah hancur, rontok dan meninggalkan Yesus, agar kembali
kepada-Nya.
Kita harus memahami
dalam hal ini, Yesus tidak hanya
kehilangan satu domba saja, tetapi semuanya. Dan semuanya ia cari dan
dapatkan kembali untuk memastikan agar doa dalam Yohanes 17 ini tergenapi sempurna:
Yohanes
17:11-12 Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih
ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu,
yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu
sama seperti Kita. Selama Aku bersama mereka, Aku
memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah
Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah
menjaga mereka dan tidak ada
seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah
ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab
Suci.
Yesus sempat kehilangan semua muridnya. Mereka
benar-benar terhilang karena mereka benar-benar penuh kesadaran telah memilih
untuk meninggalkannya. Mereka memiliki dasar yang begitu kuat untuk memilih
meninggalkan Yesus, dan siapakah yang dapat bertahan jika Yesus sendiri memilih
untuk memecah-mecahkan tubuhnya dan mengucurkan darahnya bagi banyak orang
sebagai darah perjanjian? Siapakah yang sanggup menerimanya dengan bulat tanpa
keberatan? Jika kebenaran ini digantungkan pada dirimu semata, maka
pemberontakan terhalus akan cepat menyeruak. Mulai dari pengajaran yang
mengatakan bahwa keselamatan dirimu adalah tanggungjawabmu, masakan
digantungkan pada Yesus yang adalah masa lalu? Kalau anda hanya sanggup
menerima Yesus yang setia hingga mati di salib kepada Bapa, tetapi gagal untuk
menerima bahwa tubuh dan darahnya berkuasa untuk menyelamatkanmu dari kuasa
maut, maka jika anda sebagai pendeta masih juga menyelenggarakan perjamuan
dalam ibadah Jumat Agung, itu sendiri sebuah kemunafikan yang teramat
mengerikan. Bagi saya, jika keberatanmu terhadap injil terlampau besar, lebih
baik menjadi manusia yang jujur di hadapan manusia dengan berkata: maaf jemaatku, saya tidak dapat meneruskan
kehidupan rohaniku untuk menggembalakan jemaat berdasarkan “inilah
tubuhku-inilah darahku.”
Kalau Yesus
kehilangan 11 murid dan mencarinya kembali, itu membuktikan bahwa ia lebih
hebat dari gembala dunia ini:
▀
Siapakah
di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan
seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di
padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya?- Lukas
15:47
Sang Mesias memang
telah menyatakan pada momen yang teramat kritikal bagi para muridnya yang ia
telah ketahui akan tersesat semuanya dalam sementara waktu, bahwa mereka adalah
benar-benar gembala kepunyaanya, kecuali satu orang yang bukan! Perhatikan ini
kembali:
Jawab
Yesus kepada mereka: "Bukankah Aku sendiri yang telah memilih
kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah
Iblis."- Yohanes 6:70
Karena 11 orang
adalah kepunyaan Yesus, maka benarlah Ia sebagaimana telah dilukiskannya dalam
perumpamaan Lukas 15:47, hanya saja Ia adalah Gembala yang sangat agung
sehingga Ia begitu berkuasa untuk mencari ke-11 yang terhilang itu agar kembali
menjadi miliknya, sehingga doa pada Yohanes 17:20 yang berbunyi Dan bukan
untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya
kepada-Ku oleh pemberitaan mereka, secara sempurna dapat digenapi oleh
Yesus sendiri melalui instruksi kepada domba-domba terhilang yang telah dicari
dan ditemukannya kembali-yang berbunyi: dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus
disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari
semuanya ini- Lukas 24:47-50.
Jumat Agung yang kita
rayakan hari ini adalah kisah Allah yang mencari domba-domba kepunyaan-Nya yang
terhilang, dalam sebuah cara yang hanya
Allah dapat melakukannya, yaitu dengan memberikan kehidupan-Nya: “inilah
tubuhku-inilah darahku.” Tidak ada satu kuasapun dari saya dan dari anda yang
dapat membuat jiwa kita ini keluar dari
kondisi terhilang. Andai kata saja, perbuatan baik dan pengejaran
kekudusan via ketaatan melakukan
kehendak Bapa adalah salah satu cara untuk keluar dari keterhilangan, maka tak
perlu Yesus harus memberkati tubuhnya sendiri sebagai persembahan yang mulia bagi
dunia yang terhilang. Bahwa Bapa begitu mengasihi domba-domba terhilang kepunyaan-Nya, terlihat
dari sabda Yesus berikut ini:
Yohanes
10:9-11 Akulah pintu; barangsiapa
masuk melalui Aku, ia akan selamat
dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya
untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai
hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala
yang baik. Gembala
yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Pada salib itu, Ia
telah memberikan nyawanya kepada domba-dombanya. Siapakah domba-dombanya itu?
Mereka adalah setiap manusia yang berhak atas “inilah tubuhku-inilah darahku”
yang akan menjangkau banyak manusia, termasuk mereka yang menjadi percaya dan
hidup dalam pengimanan kepada Yesus oleh karena pemberitaan injil dari zaman
ke zaman. Termasuk saya dan anda?
Jumat Agung yang kita
rayakan tadi, merupakan kasih Allah yang begitu besar bagi domba-domba
kepunyaannya di dunia ini. Ia telah datang ke dalam dunia ini untuk mencari
domba-domba kepunyaannya yang terhilang, agar
mereka semua dapat menikmati keselamatan yang telah disediakan Bapa
dalam dan melalui Anak!
Sebab
Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."-
Lukas 19:10
Soli Deo
Gloria
No comments:
Post a Comment