F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

Showing posts with label Percayalah Walau Tidak Melihat. Show all posts
Showing posts with label Percayalah Walau Tidak Melihat. Show all posts

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (7 - Selesai)
[Refleksi]




Momentum terakhir di bumi ini telah benar-benar  menegaskan bahwa Ia telah merombak bait suci Israel tanpa menyisakan sedikitpun relik-relik bernilai suci  pada bait suci itu dalam pandangan mata-Nya [Yohanes 2:19,21 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.".. Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.], tetapi telah sama sekali didirikan kembali oleh Allah Sang Pencipta Langit Bumi pada diri Sang Mesias yang telah bangkit dari antara orang mati dengan sebuah kegemilangan yang dibawa didalam genggaman-Nya bahwa di dalam nama-Nya saja berita pertobatan dan pengampunan dosa di sampaikan kepada segala bangsa [Lukas 24:47]. Sebuah cara penggenapan pikiran dan kehendak Allah pada Yohanes 3:16: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal,” menurut Bapa yang mengutus Anak-Nya yang tunggal itu.


Dunia yang dimaksud, bukan  tentang Israel atau sebuah spiritualisme keyahudian atau judaisme. Dia bukanlah konsepsi yang bahkan dapat diperbandingkan dengan religiusitas yang seluhur apapun dalam barometer-barometer batiniah dan bahkan mistisme-mistisme yang apapun juga ada di dunia ini. Ia bukan bertakhta didalam kemuliaan jiwa dan hikmah spititualisme manusia-manusia; Ia bertahkta di dalam  pikiran dan kehendak Allah atas segenap dunia ciptaan-Nya. Sehingga ini: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah- Yohanes 3:18” bukanlah sabda kuno oleh manusia masa lalu bernama Yesus Kristus.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (6)
[Refleksi]



Percaya sekalipun tidak melihat-Nya lagi atau belum pernah melihat-Nya sama sekali,” bukan sama sekali soal inderawi, apalagi soal kekuatan jiwa untuk membangun  semacam keyakinan di dalam diri ini bahwa memang benar apa yang diyakini itu sebagaimana ada tertulis dan telah diyakini beribu tahun lamanya pada seorang tokoh, nabi atau yang dipandang sebagai Tuhan. Atau,  pada  kasus lebih dekat, pada para murid di kala itu, pada seorang Mesias yang telah bangkit dari kematian namun sebentar lagi pasti akan meninggalkan mereka. Ini, percaya sekalipun tidak melihat, bukan sebuah pergeseran kehidupan mengikut Tuhan para murid yang sebelumnya digembalakan oleh Sang Gembala Agung di dunia ini secara langsung dan begitu dekat, lalu tak lama lagi memasuki kehidupan sebagai pengikut Kristus yang digembalakan hari demi hari oleh kekuatan jiwanya sendiri untuk memelihara kenangan masa lalu yang diapresiasi dalam sebuah spiritualitas jiwa manusia. Tidak sama sekali dan tidak pernah berubah menjadi spiritualitas mistisme yang lahir dari jiwa-jiwa manusia yang meraba dan menerawang kebenaran rohani yang tak pernah dijumpai dan dialami secara langsung.

Yesus bahkan memastikan “percaya sekalipun tidak melihat” itu, pada dasarnya bukan sebuah pengimanan yang abstrak apalagi sebuah ketidakpastian dan akan dan sekarang telah berubah menjadi kreasi jiwa yang berimajinasi, sebaliknya ini adalah pengimanan kepada Dia yang telah bangkit dari kematian sesuai dengan Kitab suci yang kala itu digenapi sempurna maka pengimanan saya dan anda kepada Yesus adalah pengimanan kepada Dia yang memiliki seluruh kuasa di bumi dan juga di sorga:

Matius 28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Dia yang saya imani adalah dia yang berkuasa di bumi, bukan yang pergi meninggalkan dunia ini setelah sebuah momen gemilang dan kemudian kekuasaannya ikut pergi meninggalkan dunia ini, para murid tidak pernah ditinggal tanpa penyertaan Dia yang pergi meninggalkan dunia tetapi berkuasa di bumi ini.


Sementara Dia, dengan genapnya seluruh  pikiran dan kehendak Allah dalam Kitab Suci oleh karyanya, maka di sorga Ia berkuasa sempurna untuk menggenapkan pada kemuliaannya apa yang telah dijanjikannya kepada orang-orang yang telah ditebusnya dan diangkat menjadi anak-anak [kepunyaan - Yoh 17:6-8] Bapa, inilah janji itu: “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada”-Yohanes 14:1-3. 


Yesus tak kuatir dengan  apa yang akan dihadapi para murid dan segenap orang percaya dari generasi ke generasi. Sementara Ia tak lagi di bumi ini bukan berarti Ia tak dapat lagi menggembalakan mereka atau menuntun mereka atau merawat mereka sehingga dapat tiba selamat di tujuan. Ada satu yang amat menarik terkait realita sementara orang-orang percaya masih di bumi pada saat ini dan Ia masih di sorga: “Dan ke mana Aku pergi, kamu tahu jalan ke situ”- Yohanes 14:4. 

Mengapa tahu? Karena Ia berkuasa di bumi untuk menggembalakan setiap orang percaya, sementara Ia di sorga.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (5b)
[Refleksi]




Adakah satu saja diantara para murid itu berdasarkan apa yang telah disaksikannya dapat menyibakan kelambu-kelambu hitam pekat yang menyelubungi otaknya, sehingga kala mata memandang semua penampakan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian dan kala telinga mendengar suaranya, untuk segera saat itu juga berbulat hati dan bersorak sukacita percaya dengan segenap sabdanya ini: “Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga- Matius 16:21?” Tidak! Seperti pada episode ini: “Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu- Matius 28:17”.

Bukankah mata kita sekalian telah berulang membaca betapa Petrus sangat keras menolak dengan pengajaran itu-sekalipun melihat dan mendengar- sehingga begitu emosional “menjambak” tangan Sang Mesias: “Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau- Matius 16:22." Bukankah mata dan telinga kita sekalian kerap membaca kitab suci  dan mendengarkan khotbah atau pembacaan kitab suci mengenai mulut  Sang Mesias yang berkata, percaya kepada-Nya adalah sebuah hal yang begitu mustahil untuk dilakukan, sebagaimana episode penuh ketegangan ini menunjukannya:

▓Lukas 22:66-71 Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka, katanya: "Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami." Jawab Yesus: "Sekalipun Aku mengatakannya kepada kamu, namun kamu tidak akan percaya; dan sekalipun Aku bertanya sesuatu kepada kamu, namun kamu tidak akan menjawab. Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa." Kata mereka semua: "Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah?" Jawab Yesus: "Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah." Lalu kata mereka: "Untuk apa kita perlu kesaksian lagi? Kita ini telah mendengarnya dari mulut-Nya sendiri."

Ini, peristiwa yang tercatat pada Lukas 22:66-71 tersebut merupakan momen termahal bagi segenap tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat untuk melakukan semacam persidangan yang bernilai tinggi terkait apakah yang sedang terjadi pada segenap janji-janji Mesianik yang begitu mustahil untuk diimani sedang terjadi saat itu juga dihadapan mereka. Momen ini sebaliknya telah untuk selama-lamanya menempatkan mereka semua sebagai yang tak mungkin untuk menyatakan pikiran Allah yang telah berlangsung dan telah genap perwujudannya dalam Yesus Sang Mesias.

Pengutusan para rasul tidak cukup dengan membuka pikiran mereka untuk mengerti pikiran Allah sebagaimana seharusnya (Lukas 24:44-45), sehingga kegagalan mereka sebagaimana pada segenap tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat dapat diluputkan oleh Yesus, tetapi  oleh Yesus dicamkan sebagaimana mereka didampingi oleh Yesus maka kelak mereka akan didampingi oleh Roh Kudus.untuk menjamin pemberitaan mereka tetap merupakan pikiran Allah dan para pendengarnya berdasarkan karya Roh Kudus dapat menjadi percaya (Yohanes 16:7-11,13-14).

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (5a)
[Refleksi]




Sekaranglah saatnya bagi para murid untuk menerima apa yang tak pernah terbayangkan akan mereka jalani, menjadi penjala manusia dan menggembalakan domba-domba Kristus, sementara Yesus tak lagi bersama atau beserta dengan mereka sebagaimana sebelumnya. Tak ada sebuah kesediakalaan pada dasarnya, namun yang ada merupakan baru sama sekali. Permulaan baru telah bertunas dari Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian; permulaan baru telah tumbuh dari tubuh Sang Mesias yang menuliskan segala penggenapan yang dituliskan dalam Taurat, Kitab para nabi dan Mazmur (Lukas 24:44) bukan dengan tinta dan di atas kertas, tetapi dengan tubuh dan darahnya, dituliskan-Nya pada setiap diri rasul-rasul-Nya dengan tangannya sendiri (tindakan Sang Mesias) sehingga mereka saja menjadi alas-alas hidup yang di atasnya tertoreh bagaimana kabar baik keselamatan yang datang dari Allah genap sempurna pada Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian. Pada diri mereka saja dapat dibaca atau tersimpan kebenaran pikiran Allah ini. Mereka memberitakannya. Ini bukan keajaiban dalam alam pikir manusia, tetapi kemuliaan yang tak dapat dibayangkan dalam benak manusia sebelumnya, bahwa penggenapan pikiran Allah di dunia ini  datang dari Anak Manusia yang secara utuh/sempurna menggenapi segala sesuatu yang tak dapat dipahami oleh para ahli Taurat, orang-orang Farisi dan para imam Yahudi. Yesus tidak melakukan sebuah konsili atau sebuah persidangan untuk melakukan rekonsiliasi antara dirinya dengan pihak pimpinan agama Yahudi terkait apakah yang telah terjadi dengan Kitab Suci; terkait dengan penantian akbar akan Mesias yang dijanjikan di dalam Kitab Suci dan telah disampaikan oleh para nabi kudus Tuhan, tidak! Tetapi Ia Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian sebagaimana yang telah dituliskan Kitab Suci, telah menunjukan penggenapan pikiran dan kehendak  dengan bukan saja menampilkan dirinya dihadapan mereka, tetapi menyingkapkan apakah yang menjadi pengertian pada diri Bapa terkait penggenapan janji keselamatan yang dibawa oleh Mesias-Nya:


Lukas 24:45 Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.


Mengerti  akan apakah?  Refleksi kali ini bersumber dari momentum Sang Mesias yang telah bangkit itu menunjukan pada pikiran  para rasul-Nya, bagaimanakah sesungguhnya pengertian Allah atas penggenapan pikiran Allah terkait Mesias sebagaimana dinyatakan  kitab suci:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (4)
[Refleksi]



Penampakan Anak Manusia-[istilah ini hanya untuk Yesus oleh karena siapa dan apa yang terjadi hanya terjadi padanya dan merupakan kemustahilan untuk terjadi pada manusia umumnya, semua peristiwa yang harus terjadi pada Anak Manusia itu, perhatikanlah pernyataan Yesus sendiri: Markus 14:62; Matius 26:24; Markus 13:26]- yang telah bangkit dari kematian, bukanlah sebuah unjuk diri yang berbau egoisme atau pengunjukan dirinya seolah hendak mengatakan: “benarkan semua yang telah kukatakan pada kalian?!” Lalu, jika tidak, mengenai apakah atau untuk tujuan apakah? Untuk menunjukan bahwa apa yang dikatakan oleh Kitab Suci telah terjadi dan hanya terjadi pada dan dalam dirinya. Perhatikanlah ini:“Lalu Ia berkata kepada mereka:"Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi”-Lukas 24:25-27.

Sekarang ini penting sekali untuk diperhatikan sepenuh jiwa dan kekuatan saya dan anda. Mesias yang datang dari Allah itu, kemudian harus mengalami penangkapan, penghinaan, penyiksaan, kesengsaraan di atas salib hingga kematiannya, Itu semua bukanlah sebuah penyimpangan  pada dirinya sehingga ia gagal memenuhi syarat akan seorang Mesias yang sedang dinantikan. Segala sesuatu yang telah dikatakan para nabi telah menjadi sebuah rujukan suci bagi Anak Manusia kepada manusia-manusia yang memiliki Kitab Suci, dan berdasarkan itu, menjawab anggapan atau pandangan negatif pada Yesus yang diyakini mereka mengenai Mesias: “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati. Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?- Yohanes 12:32-34." Inilah problem mendasar keotentikan Mesias yang dinantikan itu.


Ini pun merupakan problem mendasar bagi para muridnya:” Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi- Lukas 24:19-21.Pandangan dan keyakinan umum masyarakat Yahudi yang menentang kemesiasan dan ke-Tuhan-an Yesus di segala strata dapat dikatakan,salah satunya, bersumber dari keyakinan bahwa: Mesias itu seharusnya  tidak mengalami kematian semacam itu,sebaliknya harus menjadi raja penerus Trah Raja Daud secara langsung. Ini adalah sebuah persilangan yang begitu runcingnya hingga siapapun manusia yang berupaya menyentuh ujungnya dengan maksud memahaminya akan mengalami kekecewaan yang tak terobati oleh dirinya sendiri. Sementara Yesus berkata: “memang demikianlah yang dituliskan oleh para nabi.”

Kali ini, pada refleksi ini, saya hendak memandang atau melihat situasi dalam sebuah cara yang menakjubkan, melalui lebih dari 500 murid Yesus yang secara istimewa dicatat oleh seorang rasul, mantan penganiaya dan pembinasa umat Tuhan, Saulus. Mari, bersama saya, luangkan sejenak waktu untuk membaca, mempelajari dan merenungkannya.

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (3)
                                                                      [Refleksi]



Injil Yohanes memberikan catatan penting terkait penampakan Yesus terhadap para murid-Nya sebagai sebuah grup atau tampil bagi semua murid sekaligus: Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati- Yohanes 21:14. Pertemuan pertama dengan sebelas murid  tanpa Tomas (Yohanes 20:19,24), pertemuan kedua ketika Tomas hadir (Yohanes 20:26,27), dan pertemuan ketiga ada pada bagian yang telah saya sajikan pada bagian sebelum ini, yang terjadi di pantai Tiberias dimana Yesus telah menjamu mereka dengan roti dan ikan bakar. Jelas dapat dikatakan secara meyakinkan, kesebelas murid ini secara utuh telah melihat Yesus lebih dari satu kali. Tidak senantiasa mereka bersama dengan Yesus dan melihatnya secara jasmaniah, tetapi jelas semua telah melihat dan mengalami interaksi yang sangat istimewa dan penuh berkat dari-Nya. Penampilan Yesus berikut ini,yang menjadi rujukan inti refleksi kali ini, terjadi dalam rentang waktu setelah 3 kali perjumpaan besar sebelumnya dan juga  merupakan tindakan para murid untuk melakukan apa yang dipesankan oleh Yesus untuk dilakukan.

Perhatikan penampilan Kristus berikut ini:
Matius 28:9-10 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku."

Matius 28:16-17 Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.

Mengenai “keraguan”, ini telah menjadi sebuah warna yang begitu kental di antara para murid-Nya, sekalipun telah lebih dari satu kali dijumpai oleh-Nya dalam sebuah cara yang menakjubkan, seperti: tiba-tiba hadir di antara mereka dan menunjukan bagian-bagian tubuhnya yang memperlihatkan bekas-bekas luka yang begitu nyata merekam secara sempurna kehebatan penderitaan yang mendera tubuhnya sebelum kematian. Apa yang begitu berkemilau dalam pertemuan kali ini, Yesus menunjukan hakikat kematian-Nya bukanlah semata kematian seorang manusia yang kemudian bangkit. Sebaliknya, Ia sedang menyatakan bagaimana pengajaran-pengajarannya mengenai kematian dan kebangkitannya telah digenapinya sehingga Ia dapat berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi- Matius 28:18


Bagaimana bisa sebuah kematian dan kebangkitan seorang manusia telah menjadikannya memiliki kuasa di sorga dan di bumi? 


Siapakah atau apakah Yesus ini sesungguhnya dalam kematian dan kebangkitannya?

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?
Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (2)
[Refleksi]





Penampakan Yesus kali ini akan memulihkan kehancuran atau kegagalan iman yang mematikan, sebuah kemelesetan atau keluncasan iman yang hanya Allah dapat memperbaikinya sebagai Sang Pemelihara atas kehidupan mereka. Yesus  tampil saat matahari mulai meninggi setelah semalaman mereka menjala ikan, Ia bahkan menjamu mereka dengan sebuah jamuan ikan dan roti bakar yang telah dipersiapkannya terlebih dahulu, sebuah momen untuk makan siang yang pas, karena para muridnya pasti letih dan lapar setelah semalaman mencari  ikan di pantai Tiberias. Namun kunjungan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian kepada mereka untuk berbincang-bincang dengan mereka, adalah peristiwa yang begitu jauh dari antisipasi hati dan pengharapan para murid. Kehidupan mereka pada dasarnya adalah kehidupan sediakala sebelum Yesus memanggil mereka (inilah substansi kemelesatan dan keluncasan dari sasaran yang sudah ditargetkan Yesus bagi mereka), kini mereka sedang melakukan pekerjaan lama mereka sebagai nelayan. Mereka jelas-jelas telah kehilangan arah yang semula begitu jelas bagi mereka kala sebelumnya bersama dengan Yesus, kemanapun Yesus pergi mereka ikut dan tak perlu pusing berpikir mau apa dan harus kemana pergi. Yesus senantiasa menjadi penentu agenda utama kehidupan mereka. Namun sejak peristiwa kematiannya, kebangkitannya dan kehadiran atau penampakan dirinya yang tidak senantiasa bersama-sama dengannya, telah membuat mereka berpikir dan yakin bahwa inilah saatnya untuk kembali bekerja di dunia ini, mengejar nafkah penghidupan. Era melayani Tuhan sudah selesai, kini saatnya untuk bekerja demi kehidupan dan demi diri sendiri. Pernahkah anda berpikir bahwa melayani Tuhan itu tidak mungkin hingga kesudahan hidupmu, hingga momen kematianmu? Renungkanlah sementara Yesus memberikan sebuah  pengajaran akbar terkait hal ini, kepada Petrus dan kepada semua muridnya!


Beginilah peristiwa itu dicatat untuk menjadi refleksi saya dan anda:

0 Peristiwa-Peristiwa Mulia Ketika Sang Mesias Telah Bangkit:

Oleh: Martin Simamora

“Aku” Diantara Kemuliaan  Sorga & Kegelapan Dunia,
Akankah Aku Memeluk dan Menyembah-Nya?

Kisah Mulia Lainnya Setelah Hari Pertama Pada Minggu Itu (1)
[Refleksi]


Bacalah lebih dahulu: Kisah Mulia Keempat Di Hari Itu

Seperti telah saya kemukakan sebelumnya, Sang Mesias Yang Telah bangkit dari kematian itu, tak senantiasa ada bersama mereka sebagaimana sebelumnya. Tak seperti saat pertama kali Yesus mendatangi dan memilih setiap dari mereka menjadi muridnya yang disertai dengan perintah: “Mari, ikutlah Aku” (misal: Matius 4:18-21), pada kunjungan-kunjungan pasca kebangkitannya itu tak dilakukannya. Sebaliknya, Ia meninggalkan mereka begitu saja setelah ia menunjukan bukti terultimat kebangkitannya: menunjukan tubuhnya dan memerintahkan mereka untuk merabanya. Tidak juga, setelah itu, Ia mengajak mereka berkeliling untuk memberitakan kebangkitannya, sebuah tindakan yang dilakukan kala pertama kali Ia menampilkan dirinya dihadapan para murid pilihannya: “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu- Matius 4:23.” Ia bahkan tidak melakukan hal yang seharusnya akan melejitkan popularitasnya di dunia ini, kembali [sebagaimana pernah terjadi dalam Matius 4:24-25]. Pada puncaknya, kehidupan percaya bukan berdasarkan melihat atau bukti dan pembuktian benar-benar hal yang sedang dipancangkan oleh Yesus. Tak ada agenda apapun untuk berkeliling di seluruh Galilea dan berseru secara langsung: “aku telah bangkit.” Tugas itu kelak dipundakan kepada para murid-Nya, bahkan yang lebih sukar lagi, perintah-Nya untuk memberitakan kebangkitannya dari kematian sebagaimana maksud Allah kepada orang-orang dari  berbagai bangsa yang jauh dari wilayah pelayanan Yesus dan bahkan tidak pernah berjumpa dengan Yesus, pada dasarnya tidak memiliki dan mengakui Kitab Suci  Yahudi sama sekali, untuk percaya walau tak melihat; percaya walau belum pernah berjumpa sama sekali dan percaya walau belum pernah mendengarkannya sama sekali. Inilah ketetapan Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian, ketetapan bagi dunia dan juga ketetapan Yesus bagaimana keselamatan dapat sampai kepada semua bangsa dan berjumpa dengan dirinya Sang Jalan, Sang Kebenaran dan Sang Hidup yaitu dirinya sendiri. Yesus berkata, mengenai kehidupan iman seperti ini, sebagai “orang-orang berbahagia.”


Sebuah perjumpaan monumental pada hari kedelapan, sebab pada perjumpaan itulah Yesus membicarakan orang-orang yang dapat percaya sekalipun tidak melihatnya. Itu adalah saya dan (berangkali) anda.
Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9