Oleh: Martin Simamora
Masa
Depan Bukan Realitas “Impian Dan Kenyataan”
Di setiap hari yang
dianugerahkan-Nya, kucoba untuk senantiasa mengucap syukur dan memanjatkan doa,
atau bahkan menyampaikan kepada-Nya apakah yang ada di dalam benak pikiran ini.
Bisa apa saja. Bisa apa yang menjadi harapan dalam tantangan untuk
mewujudkannya, kadang merupakan ungkapan pikiran atas setiap firman yang membentuk dan menempa diri
untuk senatiasa memiliki stamina dan kekuatan untuk tetap hidup dan berenergi
di dalam perubahan apapun di dunia ini. Tetapi juga berdoa agar segala
pemikiran, rencana dan kemampuan yang bersemayam di diri ini dapat menjadi
modal dasar membajak tanah garapan yang dianugerahkan-Nya agar dapat menanam,
merawat dan memetik buahnya sehingga sejahtera. Berdoa agar pertumbuhan
dari-Nya memberkati setiap perbuatan tangan yang dilakukan berdasarkan pemikiran pikiran yang telah dibasuhkan dalam
doa kepada Bapa. Di atas semuanya itu, semua manusia akan menjalani kehidupan
ini berdasarkan pengharapan yang dibangunnya agar terwujud sebagaimana hati
berharap. Impian dan kenyataan seharusnya tak mengecewakan dan menyedihkan kala tak bersepakat membahagiakan setiap manusia yang menyebut dirinya adalah
anak-anak Tuhan.
Apakah yang sudah
anda doakan dan usahakan dalam perencanaan dan kerja kerasmu pada 2016 hingga menjelang kesudahan tahun ini? Sudahkah
itu memuaskanmu, ataukah mengecewakanmu? Apakah anda berpikir waktu dan
keberuntungan tak memihakmu? Tetapi lebih dari itu semua adalah, siapakah Tuhan
bagimu disepanjang 2016 ini hingga jelang kesudahan penanggalan 2016
ini?
Pengharapan adalah
misteri bagi banyak manusia sebab sekalipun itu dikerjakan dengan sebuah
komitmen dan kerja keras, hasilnya tetap merupakan sebuah pengharapan yang
mesti dinantikan dalam prediksi dan tren apapun yang menyertainya. Spekulasi
dan kemungkinan- kemungkinan adalah kendaraan yang senantiasa digunakan oleh
manusia untuk menghantarkan dirinya masuk ke dalam berencana untuk bekerja. Pengharapan di dunia
ini bukan kepastian sebab satu-satunya kepastian yang harus dipikirkan untuk
dilakukan oleh manusia adalah bekerja, bekerja dan bekerja tanpa jenuh dan
putus asa tetapi persisten dan terencana.
Realitas semacam ini
bukan tak masuk ke dalam kepedulian Sang Kristus Juruselamatmu sebagaimana ia
bersabda:
Matius
6:19 Janganlah kamu mengumpulkan harta di
bumi; di bumi ngengat
dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Yesus begitu akrab
dengan dunia kerja manusia dan segala pencariannya yang akan membangun harkat
dan martabat diri di dunia ini, tetapi ia juga memperingatkan agar manusia
jangan pernah berharap akan sebuah kepastian dan kemapanan yang benar-benar tak
bergejolak bahkan berombak ganas, hingga membuatmu bisa kecewa, putus asa dan
mematikan nilai hidup sesungguhnya yang Allah berikan. Yesus Sang Kristus berkata mengenai rentang
hidup buah-buah yang
dihasilkan oleh kerja keras manusia yang dikerjakan berdasarkan pengharapan
manusia itu, beginilah ia bersabda: “di bumi ngengat dan karat merusaknya
dan pencuri membongkar serta mencurinya.” Itulah rentang
hidup dan keamanan kepastian buah-buah kerja keras semua
manusia. Semua buah-buah perencanaan dan
kerja keras yang dibangun di atas pengharapan dan doa, pada faktanya memang benar-benar
tak akan pernah aman sekalipun anda menyimpannya dalam brankas yang terbuat dari
komposit logam yang paling maju sekalipun. Saya teringat akan hal ini pada satu
– dua filem yang menunjukan bahwa “pencuri membongkar serta mencurinya”
memang bisa hingga pada tingkat yang begitu ajaib untuk bisa diangankan
seperti dalam filem “Fast and Furious 5” atau “Now You See Me.” Tetapi saya tidak
ingin mengulas filem tersebut.
'Fast and Furious 5" |
Pada pokoknya di
dalam teks sabda ini, Yesus sedang menggembalakan anda dan saya untuk berjalan
dan berfokus pada hikmat-Nya, termasuk pada hikmat di dalam anda bekerja keras
dan mengumpul berkat duniawi sebagai buah jerih kerjamu, yaitu: sekalipun demikian atau sekalipun adalah
sebuah kealamian bekerja keras memang akan memberikan buah-buahnya tetapi beginilah Yesus meminta kita
semua terhadap buah-buah itu: “Janganlah kamu
mengumpulkan harta di bumi” (Matius 6:19). Apakah maksudnya?
Bukan bermaksud agar siapapun tidak boleh menikmati kehidupan di dunia ini
tetapi agar semua tahu Ia tak
ingin anda berpikir dalam hidup dengan-Nya, buah-buah demikianlah yang Ia
berikan untuk anda kumpulkan! Ajaran ini keras pada nilai dasar kehidupan
di dunia ini. Singkatnya hampir begitu sukar untuk berkata amin dan segera
setelah itu hati ini memeluk erat sabda itu
untuk menumbuhsuburkan.
Semakin sulit bagi
manusia untuk memahami sabda ini, karena Yesus tak pernah mengajarkan ini
sebagai komplemeter, tetapi fundamental kehidupan anak-anak Allah di
dunia ini selama ia berjalan
di dunia dalam waktu dan tempat yang diciptakan-Nya.
Perhatikanlah
sabdanya berikut ini:
Matius
6:20-23 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat
tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di
mana hartamu berada, di situ juga hatimu
berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah
seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya
kegelapan itu.
Bagi Yesus Kristus,
problem ini bukan sekedar soal orientasi hidup dan soal nilai-nilai kehidupan
kekal. Bukan, tetapi soal relasi saya dan anda dengan Kristus Sang Gembala dan soal bagaimana anda
memandang Bapa dalam relasi diri ini di dalam keseharian sepanjang 2016 yang
segera berakhir ini dan pada tahun mendatang.
“Mata jahat” dan “dimana
hatimu berada” sungguh hal yang terlampau tinggi bagi manusia untuk mempercayai
bahwa itu terkait dengan relasi diri
dengan bekerja keras dan pengumpulan buah-buah dari kerja keras manusia yang begitu ranum
yang berujung pada “gelaplah tubuhmu.” Ini sebuah realitas hidup diluar pengikutan dan
penggembalaan Yesus Kristus, sebagaimana Ia bersabda: “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak
akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup" (Yohanes 8:12).
Pada saat Yesus
berkata demikian, ia sedang menghakimi relasi manusia itu terhadap dirinya,
sejatinya, dengan siapakah saya dan berelasi sementara mampu berkata mengasihi-Nya.
Jangan salah, bahkan orang miskin pun memiliki buah-buah jerih
payahnya yang begitu dijaganya erat-erat dan dijadikan mata kehidupan di dunia
ini.
“Dimana hartamu berada, disitu jugalah hatimu berada.” Ini tidak
mengada-ada dan bukan perumpamaan, faktanya Yesus menjumpai realitas ini dalam
kesehariannya di bumi. Coba perhatikan
sejumlah hal berikut ini:
Markus10:17-21
Pada waktu Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang
berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya:
"Guru yang baik, apa yang harus
kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
Jawab Yesus: "Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain
dari pada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,
jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!" Lalu kata orang
itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa
mudaku." Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu
berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan
berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di
sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Jika seorang manusia
mengejar hidup yang kekal maka jiwa dan
raganya memang benar-benar tersandera bagi sebuah momentum yang sungguh
dinantikan penuh rindu akan sebuah pintu yang secara pasti akan menjawab
penantian sepanjang hidupnya yang jelas-jelas tak dapat dijawab dan ditemukan
berdasarkan kekayaannya. Seharusnya ia memiliki
semacam takaran yang begitu jernih apa yang bisa diberikan oleh hartanya dan apa yang tak bisa. Ia tahu sekali bahwa
sekalipun ia telah begitu rohani dalam ketaatan kepada firman, tetap ia memiliki sebuah pertanyaan
besar di penghujung kehidupannya sementara tahun demi tahun [Markus 10:20] berganti, yaitu: bagaimana
secara pasti ia beroleh hidup kekal? Ia tahu sekali kekayaannya tak bisa
memberikan damai sejahtera dan berpikir ia harus menambahkan sesuatu agar ia berdamai sejahtera di dunia ini.
Tetapi apakah demikian manusia yang datang kepada Yesus itu?
Sangat menakjubkan
bagi manusia, mengapa Yesus tertarik
dengan kekayaan seorang manusia dan bagaimana manusia berelasi dengan
kekayaannya. Coba perhatikan ini:
Tetapi
Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya:
"Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku
Sekali lagi, bahkan orang miskin
pun memiliki harta bendanya dan Yesus tetap memiliki ketertarikan dalam
memadang bagaimana manusia miskin berelasi dengan hartanya:
Lukas
21:1-4 Ketika Yesus
mengangkat muka-Nya, Ia melihat
orang-orang kaya memasukkan
persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin
memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua
orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi
janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh
nafkahnya."
Yesus senantiasa
tertarik dengan bagaimana manusia memandang dirinya sendiri dengan harta kepunyaannya,
tak peduli apakah saya seorang kaya raya
atau seorang yang miskin raya. Janda itu segera setelah
memberikan uangnya, telah menjadi seorang miskin raya sebab mengenai
janda miskin itu, Yesus melaporkan keadaan finansialnya dalam cara yang begitu
mencemaskan bagi siapapun juga: “tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”
Ini
bukan hendak menunjukan
bahwa jemaat Tuhan yang miskin lebih
gampang mengikut Yesus sementara kalau yang kaya akan berakhir seperti ini:
Markus
10:21-22 "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang
kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan
beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku." Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa,
lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
sebab
banyak harta dan yang tak berharta mengalami problem yang sama terhadap agar
tidak mengumpulkan harta di dunia ini!
Sementara itu memang
mengakui bahwa keberpunyaan dan ketakberpunyaan tak terpisahkan dari
budaya kehidupan manusia dalam membentuk
jati diri dan harkat martabat manusia, Allah begitu berbeda dalam menakar relasi
manusia terhadap harta benda atau buah-buah kerja keras manusia, sebagaimana ia telah bersabda:
Matius
6:19 Janganlah kamu mengumpulkan harta
di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta
mencurinya.
Yesus sedang
menunjukan bahwa manusia dalam perjalanannya dalam waktu dunia ini agar
tidak menjalin hubungan kasih asmara terhadap harta dunia ini
selain semata-mata agar itu menopang
keberadaanmu sebagai anak-anak-Nya di dunia ini dan menjadi hamba-hamba
Kristus yang setia kepada apapun yang menjadi panggilan-Nya atasmu untuk saya
dan anda lakukan dan genapi di dunia ini:
Matius
6:24 Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang
dan mengasihi yang lain, atau
ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak
dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Manusia tak memiliki
kemampuan berselingkuh dengan harta benda dunia ini sampai-sampai Allah tak mengetahuinya dan
sampai-sampai anda tetap kasmaran berapi-api kepada Tuhan. Allah terkait
kemampuan berselingkuh manusia dengan harta terhadap dirinya telah
menggambarkan keadaan manusia itu akan
begitu mengerikan kala bermain api dunia terhadap cintanya kepada Allah. Perhatikanlah hal ini:
Matius
6:22-23 Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika
matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap,
betapa gelapnya kegelapan itu.
Apakah
mata kita akan senantiasa berbinar-berbinar dalam memadang Alkitab yang
merupakan sumber bagi saya dan anda untuk menemukan kebenaran Allah bagi
manusia? Masihkah? Dan apakah kebinaran itu tak pernah terkalahkan dengan
setiap pencapaian-pencapaian duniawi yang memberkati kesejahteraan di dunia
ini?
Mata
adalah pelita tubuh. Allah tak dapat didustai dalam
kebenaran ini sebab jika benar anda dan
saya dapat memandang harta dan hasil
jerih kerja keras dalam kebenaran “Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga;
di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar
serta mencurinya” (Matius 6:20) maka terang Allah tetap ada dan akan
menjadi gembala hidupmu di dalam mengakhiri tahun 2016 dan memasuki tahun 2017
mendatang dalam rahmat-Nya. Jika tidak, maka kejahatanlah yang menggembalakanmu
sekalipun anda begitu rohani seperti orang kaya tadi, dan genaplah “jika matamu
jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.”
Siapakah manusia yang
berpikir sedemikian rohaninya sebagaimana Yesus dalam menakar relasi manusia
terhadap harta dan terhadap segala kerja
keras yang dibangun diatas pengharapan dan doa untuk dipetik dan dinikmati?
Yesus Sang Mesias bukan dari dunia ini sementara ia datang ke dalam dunia ini
sebagai manusia tetapi dari atas, sehingga kebenarannya adalah di atas
kebenaran apapun di dunia ini, sebagaimana disaksikan oleh nabi terakhir
perjanjian lama, Yohanes Pembaptis:
Yohanes
3:31 Siapa yang datang dari atas adalah di
atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan
berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas
semuanya.
Yang
secara tajam juga dinyatakan oleh Yesus:
Yohanes
8: 23-24 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku
bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu
akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia,
kamu akan mati dalam dosamu."
Itu sebabnya tak
boleh ada manusia yang menganggap ini adalah pengajaran yang bukan firman, karena
bahkan Yesus telah menentukan ini adalah problem bagaimana anda dan saya
berelasi dengan Tuhan, benarkah benar-benar hanya Ia kekasih hatiku
dan anda? Yesus menginginkan hatiku dan anda secara tak main-main:
Matius
6:24 Tak
seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian,
ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia
kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi
kepada Allah dan kepada Mamon."
Siapakah
yang menjadi gembalamu disepanjang tahun 2016 yang akan berakhir ini, dan siapakah yang akan menjadi gembala yang akan
mengantarkanmu memasuki tahun 2017 yang akan datang?
Inilah sabda Gembala Agung kita bagi setiap anak-anak-Nya dalam mengakhiri
2016 dan memasuki 2017:
Matius
6:19-24 Janganlah kamu mengumpulkan
harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar
serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga
ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta
mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata
adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu
jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa
gelapnya kegelapan itu. Tak seorangpun
dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang
seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan
tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada
Mamon."
Berdoalah
dengan hati berkobar
dan mata berbinar bagi jiwa sendiri agar diberkati oleh Bapa untuk mematuhi
suara agung Sang Gembala Agung, sebagaimana biasanya siapapun akan berdoa
dengan penuh semangat untuk berkat, untuk laba, untuk pengembangan bisnis,
untuk pembukaan cabang-cabang di luar negeri, dan bahkan untuk target laba
tahun depan meningkat setidaknya 150 persen.
Bekerjalah
penuh komitmen sebagaimana doamu dan apakah yang anda
doakan kepada-Nya, tentu saja sambil mengingat bahwa sekalipun Tuhan menjawab
doa dan memberkatimu dengan limpah, ia telah mengingatkan saya dan anda: kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi
ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Selamat
Memasuki 2017
Dalam doa dan kasih Kristus bagi kita semua, dari kami:
Martin
Simamora & Keluarga
No comments:
Post a Comment