Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Ketiga
Yang Engkau Sampaikan Kepada-Ku Telah Kusampaikan
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 25 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu:”bagian 28”
"Apa
yang tertulis dalam hukum Taurat & Kitab para nabi?
Mengapa Ia adalah
satu-satunya terang dunia sehingga satu-satunya kebenaran yang merupakan sabda
Allah, itu karena tak ada satupun manusia seperti manusia Yesus. Tidak
ada satupun manusia seperti Yesus, didasarkan
pada ia satu-satunya manusia yang kehadirannya di dalam dan diatas bumi
merupakan ketetapan Allah dan datang dari Allah sebagaimana yang telah
dinyatakan-Nya melalui para nabi-nabi kudus-Nya dan telah dituliskan dalam
kitab suci. Inilah kebenaran mengenai dirinya.
Apapun kebenaran
terkait dirinya pada siapakah dia dan apakah tujuannya terkandung dalam hukum Taurat
dan kitab para nabi. Ini adalah kebenaran sebab Yesus sendiri menarik sebuah
relasi yang manunggal pada dirinya dengan hukum Taurat dan
kitab para nabi dalam cara yang menunjukan kebergantungan hukum Taurat
dan kitab para nabi pada diri Sang Mesias itu, kemuliaan dan martabat hukum Taurat dan kitab para nabi bergantung padanya
hingga pada akhir zaman:
Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk
meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya selama
belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak
akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.- Matius 5:17-18
Sabda Kristus ini
begitu penting dan satu-satunya sentral yang dapat menjelaskan siapakah dan
apakah tujuan Yesus datang ke dalam dunia ini berdasarkan apa yang menjadi
pikiran Allah. Berdasarkan ini jugalah akan ternyatakan benarkah Allah bercela
dihadapan iblis terkait pembuktian corpus delicti melalui pengutusan Anak
Tunggalnya kedalam dunia ini. Apakah Yesus dalam penggenapan terhadap hukum Taurat dan kitab
para nabi, ada menunjukan sebagaimana yang telah diajarkan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono.
Ia datang untuk
menggenapi hukum Taurat sementara tidak melenyapkannya sama sekali
eksistensinya sebagaimana ia ada di dunia ini sebagai satu-satunya kebenaran
bagi dunia dan segala bangsa. Yesus Kritus dan para rasul atau para penulis epistel pun
menyatakan kedatangannya begitu terikat dan tak terpisahkan dari hukum Taurat
dan kitab para nabi sementara kitab suci diberikan kepada manusia:
Lukas
10:22-24 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun
yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang
yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." Sesudah itu
berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata:
"Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. Karena Aku berkata
kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak
melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Ibrani
1:1-2 Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara
kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman
akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang
telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah
telah menjadikan alam semesta.
1Petrus
1:7-11 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.
Sekalipun
kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya
kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena
sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan, karena kamu telah mencapai
tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu. Keselamatan
itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat
tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. Dan
mereka meneliti saat yang mana dan yang
bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka,
yaitu Roh
yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.
Lukas
24:25-27 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk
ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka
apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab
Musa dan segala kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu,
yakni bahwa harus
digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab
Mazmur."
Semenjak Yesus tak
pernah berbicara atau mengajar atau bersabda terkait “pembuktian corpus delicti”
sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono, maka memang pada aspek
apapun, tujuan Yesus datang ke dalam dunia ini adalah: memberi hidup kepada
siapapun yang memiliki relasi dengan dirinya yaitu para murid Kristus atau
mereka yang disebut sebagai anak-anak Allah. Memberi hidup yang tak dapat
ditaklukan kuasa iblis atau kegelapan dan yang memiliki kuasa untuk menaklukan
kinerja iblis. Ini adalah kebenaran satu-satunya dan final pada siapakah dan
apakah tujuan kedatangan Yesus itu:
Yohanes
5:24 Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku
dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah
dari dalam maut ke dalam hidup.
Kebenaran terkait
siapakah Yesus dan apakah tujuan
kedatangannya ke dalam dunia yang semacam itu, memang secara benderang telah
dikatakan Yesus sebagai penggenapan hukum Taurat dan kitab para nabi.
Perhatikan sabda pengajaran Yesus berikut ini:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun
kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk
memperoleh hidup itu.
Yohanes
5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya
akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang
Kukatakan?"
Secara demikianlah ia
menyatakan dirinya sebagai yang tak terpisahkan dari para nabi yang menuliskan
mengenai dirinya. Sentralitas identitas Yesus dan sentralitas apakah
tujuan Yesus hanya terdapat di
dalam kitab suci dan tidak ada yang lain dapat menjadi sumber
penjelasannya. Begitu jugalah yang diberitakan rasul Paulus pada peristiwa
pentakosta:
Kisah
Para Rasul 3:21-26 Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu
pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu. Bukankah telah dikatakan Musa:
Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara saudara-saudaramu,
sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang akan dikatakannya
kepadamu. Dan akan terjadi, bahwa semua orang yang tidak mendengarkan nabi itu,
akan dibasmi dari umat kita. Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari
Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini. Kamulah
yang mewarisi nubuat-nubuat itu dan mendapat bagian dalam perjanjian yang telah
diadakan Allah dengan nenek moyang kita, ketika Ia berfirman kepada Abraham: Oleh keturunanmu semua bangsa di muka bumi akan
diberkati. Dan bagi kamulah pertama-tama
Allah membangkitkan Hamba-Nya dan mengutus-Nya kepada kamu, supaya Ia
memberkati kamu dengan memimpin kamu masing-masing kembali dari segala
kejahatanmu."
Sebagaimana Yesus
sendiri telah mengajarkan maka para nabi hanya mengajar berdasarkan ucapan
Yesus dan berdasarkan otoritas dan kuasa yang diberikannya kepada
mereka yang berlangsung hingga kepada akhir zaman:
Matius
28:18-20 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan
segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.
Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Berdasarkan
janji Yesus akan Roh Kudus
yang akan datang kepada mereka untuk memberikan otoritas dan kuasa, sebagaimana
yang telah dilakukan Yesus juga, sehingga pemberitaan injil Kristus dapat
benar-benar mencapai telinga semua bangsa, melampaui kehidupan bangsa pilihan
secara jasmaniah, Israel:
Kisah
Para Rasul 1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke
atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."
Kisah
Para Rasul 2:4 Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang
diberikan oleh Roh
itu kepada mereka untuk mengatakannya.
“berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”
merupakan sebuah pola absolut pada bagaimana seharusnya firman itu disampaikan
untuk menunjukan hanya ada satu kebenaran dan itu adalah sabda Allah. Ini tepat
sebagaimana pada Yesus Kristus sendiri:
Yohanes
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri,
tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan
apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan.
Yohanes
12:50 Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya
sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku."
Yohanes
14:10 Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari
diri-Ku sendiri, tetapi Bapa,
yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Oleh sebab
ketunggalan kebenaran Allah di dalam Yesus adalah sabda Allah, maka ketunggalan sabda telah berlangsung semenjak
sebelum Kristus datang pada Bapa dan terus berlanjut pada diri Yesus Sang
Kristus dalam Bapa. Kebenaran dalam kekekalan dan ketunggalan di dalam dunia
semacam inilah yang adalah sabda dan harus diteruskan, diberitakan dan
diajarkan juga sebagai kebenaran tunggal tanpa sebuah kekeliruan. Itu hanya dapat terjadi dan terwujud jika setiap
murid Kristus dapat memiliki persatuan dengan Allah sebagaimana pada Kristus.
Itulah yang dilakukan dan hendak diwujudkan Yesus pada semua murid utamanya
melalui Roh yang dijanjikan Yesus bagi para murid di Yerusalem.
Sehingga ketika kita membaca “mereka mulai
berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang
diberikan oleh Roh
itu kepada mereka untuk mengatakannya”,
maka kita sedang melihat bahwa Roh
adalah Allah yang memberitahukan
atau bersabda kepada para murid apa yang harus dikatakan, tepat sebagaimana Bapa
adalah Allah yang bersabda kepada Yesus apa yang harus dikatakan.
Apakah yang diberitahukan oleh Roh untuk dikatakan oleh para murid? Samakah
dengan apa yang diajarkan dan disabdakan oleh Yesus sebagaimana yang sedang
disabdakan oleh Roh kepada para murid-Nya? Mari kita memperhatikannya:
Kisah
Para Rasul 2:5-11 Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh
dari segala bangsa di bawah kolong langit. Ketika turun bunyi itu,
berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing
mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri.
Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka
semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing
mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa
yang kita pakai di negeri asal kita: kita orang Partia, Media, Elam,
penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus
dan Asia, Frigia dan Pamfilia, Mesir dan
daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang
dari Roma,
baik orang
Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta
dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah."
Dari Yerusalem kepada semua bangsa-bangsa di dunia
adalah kebenaran tunggal dan kekal di dunia ini.
Apakah
itu “perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah” yang telah disampaikan
dalam beragam bahasa di dunia ini? Inilah perbuatan-perbuatan besar yang
dimaksudkan, sebagaimana disampaikan oleh rasul Petrus setelah terlebih
dahulu menjawab (Kisah Para Rasul 2:13; 14-20) sindiran sinis pada peristiwa massal tersebut, secara
terbuka:
“Yang
aku maksudkan, ialah Yesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah
dan yang dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan
tanda-tanda yang dilakukan oleh Allah dengan perantaraan Dia di tengah-tengah
kamu, seperti yang kamu tahu. Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan
rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa
durhaka. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara
maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.”- Kisah Para Rasul 2:22-24
Roh Kudus
melanjutkan, sebagaimana Bapa kepada
Yesus, penuntunannya kepada para rasul akan apakah yang harus dikatakan bahwa
para nabi dan raja pun memandang Sang Mesias dari kejauhan:
Sebab
Daud
berkata tentang Dia: Aku senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri
di sebelah kananku, aku tidak goyah. Sebab itu hatiku bersukacita
dan jiwaku bersorak-sorak, bahkan tubuhku akan diam dengan tenteram, sebab
Engkau tidak menyerahkan aku kepada dunia orang mati, dan tidak membiarkan
Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan. Engkau memberitahukan kepadaku jalan
kehidupan; Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.- Kisah Para Rasul 2:25-28
Bandingkan
dengan pengajaran Yesus mengenai relasinya dengan Daud:
Lukas
20:41-44 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Bagaimana orang dapat
mengatakan, bahwa Mesias adalah Anak Daud? Sebab Daud sendiri berkata dalam kitab
Mazmur: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku,
sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. Jadi Daud menyebut Dia
Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"
Pengajaran Roh Kudus
kepada para murid adalah tepat sebagaimana Yesus bersabda berdasarkan perkataan
yang telah diletakan Bapa pada mulut Yesus [ Ulangan 18:18 Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan
kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya]. Yesus Kristus bahkan
menegaskan bahwa bukan saja pengajaran Roh Kudus adalah sebagaimana pengajaran
Bapa, tetapi pengajaran Roh Kudus adalah sebagaimana pengajaran Yesus sendiri
dan mustahil Roh Kudus berkata dan mengajarkan hal yang tak pernah Yesus
ajarkan kepada para murid dan apa yang akan Yesus ajarkan kepada mereka setiap
murid-murid Kristus di sepanjang generasi dunia:
Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab
Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu
yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15
Relasi sebagaimana “Bapa yang di dalam Yesus telah
mengajarkan Yesus untuk menyabdakan sabda yang disampaikan Bapa” telah juga terlihat berlangsung pada
para murid berdasarkan fakta sabda bahwa setiap murid Kristus
adalah dia yang telah diserahkan Bapa ke dalam tangan Yesus untuk mengalami
kesatuan dengan Kristus, sebagaimana Bapa dan Yesus adalah satu:
Yohanes
17:6 Aku telah menyatakan nama-Mu kepada semua orang, yang Engkau berikan
kepada-Ku dari dunia. Mereka itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka
kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu.
Yohanes
17:8 Sebab segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada
mereka dan mereka telah menerimanya.
Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya,
bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
Yohanes
17:9-10 Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu dan segala milik-Ku adalah milik-Mu
dan milik-Mu
adalah milik-Ku, dan Aku telah dipermuliakan di dalam mereka.
Yohanes
17:20-21 Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk
orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya
mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku
dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita,
supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.
yang
kesatuan para rasul tersebut telah dimeteraikan oleh Roh Kudus dengan
memperlengkapi mereka denga kuasa dan otoritas yang memampukan mereka
menjangkau segala bangsa dengan pengajaran kebenaran sebagaimana dari Bapa kepada
Yesus Sang Kristus dan telah disabdakan kepada para rasulnya untuk diteruskan
dan diberitakan kepada segala bangsa di sepanjang masa. Tidak akan pernah datang dari Roh Kudus sebuah perkataan
yang diletakan pada mulut mereka yang berbeda dengan apa yang telah Bapa
letakan pada mulut Yesus bagi dunia ini.
Inilah yang dimaksud
dengan kebenaran tunggal dari Bapa kepada dan hanya ada di dalam Yesus untuk
diberitakan kepada dunia yang bukan saja diberitakan pada era Yesus dan era
pentakosta di Yerusalem tetapi berlangsung hingga kini dan hingga pada akhir
zaman. Kebenaran yang telah berlangsung sejak di dalam kekekalan dan diteruskan
di dalam ruang dan waktu hingga tiba saat Kristus untuk datang ke dalam dunia
untuk menuai segala kepunyaan-Nya dan membinasakan segenap karya iblis dalam
dunia “biarkanlah gandum dan lalang
tumbuh bersama.” Dan telah menjadi begitu jelas bahwa tidak akan pernah ada
kebenaran yang lain selain daripada apakah yang telah disaksikan oleh Kitab
Suci yang hanya dapat digenapkan oleh Kristus.
Ia datang ke dalam
dunia ini untuk menggenapi kitab suci dan didalam kitab suci yang bergantung
pada penggenapan Sang Kristus, tak
pernah ada sabda yang menunjukan Allah bercela dihadapan iblis sehingga
tak berdaya dan membutuhkan pertolongan manusia untuk mau menjadi corpus
delicti sehingga merupakan agenda Allah dalam penciptaan manusia demi tergenapinya ajaran
pendeta Erastus yang menentukan hukum ketakberdayaan Allah yang bernama: pembuktian corpus delicti.
Bersambung ke bagian 30
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment