Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian
Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang
Bercela dihadapan Iblis
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Rabu, 10 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 19”
Relasi corpus delicti ala pendeta Dr. Erastus Sabdono pada Yesus Kristus memang
tidak pernah terjadi oleh satu sebab tunggal saja: Yesus tak pernah mengalami
problem legalistik terhadap iblis sebagaimana yang diajarkan-Nya baik dalam
wujud perumpamaan-perumpamaan dan dalam wujud konfrontasi langsung semacam ini: “Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat
menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu “(Yoh 8:43:44)” lengkap dengan penghakiman-Nya
atas iblis yang berbunyi: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata
atas kehendaknya sendiri, sebab ia
adalah pendusta dan bapa segala dusta”(Yoh 8:44). Ia bahkan
berkonfrontasi secara terbuka terhadap karya rejim atau pemerintahan iblis di dunia
ini:
Lukas
11:14-20 Pada suatu kali Yesus mengusir dari seorang suatu setan yang
membisukan. Ketika setan itu keluar, orang bisu itu dapat berkata-kata. Maka
heranlah orang banyak. Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia
mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang
meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui
pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti
binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau
Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah
kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul. Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan
kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan
menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa
Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Ketika pendeta
Erastus Sabdono mengkonsepsi corpus delicti
berdasarkan Bapa mengutus Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia untuk
menanggung penghukuman dan dapat menjadi corpus delicti bagi anak-anak Allah
yang dengan demikian menunjukan seharusnya anak-anak Allah dapat mentaati dan
menghormati Bapa secara benar sebagaimana Yesus melakukannya, sehingga dengan
demikian dapat membungkam iblis-karena Allah tak memiliki bukti kejahatan iblis yang kokoh mendakwa dan
mempidanakan secara absolut, maka Yesus menunjukan sebaliknya atau menunjukan
tak ada sama sekali problem sebagaimana sangkaan pendeta Erastus, terbukti
dengan pernyataan Yesus yang berbunyi: tetapi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Yesus dan kuasa Allah ternyata berdaulat dan berkuasa untuk membuktikan bahwa
iblis adalah sumber kejahatan dan penjahat utama atas segala kejahatan tanpa
dapat dielakan oleh iblis dalam cara bagaimanapun. Itu oleh Yesus dikatakan
sebagai kedatangan Kerajaan Allah yang
berkuasa penuh untuk membuktikan kesalahan dan mengusir secara
memalukan. Jika di dunia ini saja Yesus begitu bebas mempermalukan iblis dalam
sebuah tindakan ekstrayudisial (dalam pandangan dunia) maka apalagi dalam
sebuah pengadilan “formal” kelak.
Itulah sebabnya
penggembalaan Yesus Kristus atas para murid-murid-Nya atau bagaimana Yesus
membebaskan manusia dari kematian kekal pasti bertautan dengan pelepasan dari
pemerintahan maut sebagai sebuah kesatuan absolut sebagaimana sabdanya ini:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak
turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup.
Kita
harus memahami sebagaimana Yesus menghendaki banyak orang agar dalam memandang
dirinya tak boleh melepaskan dari realitas bahwa Ia adalah Sang Penakluk
kinerja dan maksud iblis atas manusia. Ketika Yesus berkata atau bersabda “sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia
mempunya hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari
dalam maut ke dalam hidup” maka sesungguhnya Yesus secara aktual telah
menggagalkan tujuan iblis atas manusia yang diselamatkan-Nya: “di dalam maut.”
Apakah makna “di dalam maut” yang sedang Yesus maksudkan dapat dimengerti
berdasarkan bunyi penghakiman Yesus atas siapakah iblis dan apakah tujuannya
atas manusia: “Ia adalah pembunuh manusia sejak semula” (Yohanes 8:43-44).
Agenda
atau tujuan iblis atas kesudahan umat manusia semacam inilah yang ditaklukan
Yesus sehingga berlakulah sabda ini “Sesungguhnya
barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku…. ia
sudah
pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Pada manusia-manusia yang
mau percaya dan taat kepada Yesus sebagaimana kehendak-Nya.
Jadi apa yang dapat
kita lihat sebenarnya adalah ini: penggembalaan Yesus atas manusia dimulai
dari siapakah dirinya terhadap iblis, bahwa Sang Mesias berkuasa untuk
menghakimi dan menaklukan kinerja dan tujuan iblis atas manusia di dunia pada
saat itu juga, menggagalkan tujuan penggembalaan manusia oleh iblis, yaitu: mati atau berada dalam pemerintahan dunia orang mati untuk selama-lamanya, sementara dunia ini pada realitasnya “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama
hingga tiba saat bagi Yesus untuk menuai.” Pada poin inilah menjadi tidak
ada dasar sama sekali untuk mengajukan konsepsi corpus delicti yang berpondasi pada keyakinan: “Allah bercela dihadapan iblis terkait barang
bukti yang dapat mempidanakan iblis secara absolut.” Jadi “sesungguhnya
Kerajaan Allah telah datang” benar-benar merupakan datangnya pemerintahan yang
berdaulat dan berkuasa atas kehidupan manusia yang pada hakikatnya merupakan
obyek perhambaan atau penggembalaan iblis menuju maut.
Penggembalaan Yesus
adalah penggembalaan yang menaklukan penggembalaan maut atas manusia-manusia
yang diselamatkannya sehingga dapat merespon pada panggilan dan hidup didalam
panggilan yang membebaskannya dari maut. Coba bandingkan dengan sebuah mazmur
yang begitu kuat mengenai realitas manusia dalam gembalaan maut:
Mazmur
49:10-15 Sungguh, akan dilihatnya: orang-orang yang mempunyai hikmat mati,
orang-orang bodoh dan dungupun binasa bersama-sama dan
meninggalkan harta benda mereka untuk orang lain. Kubur mereka ialah rumah
mereka untuk selama-lamanya, tempat kediaman mereka turun-temurun;
mereka menganggap ladang-ladang milik mereka. Tetapi dengan segala kegemilangannya manusia
tidak dapat bertahan, ia boleh disamakan dengan hewan
yang dibinasakan. Inilah jalannya orang-orang yang percaya kepada dirinya
sendiri, ajal orang-orang yang gemar akan perkataannya sendiri. Sela Seperti domba
mereka meluncur ke dalam dunia orang mati, digembalakan oleh maut; mereka turun langsung ke kubur,
perawakan mereka hancur, dunia orang mati menjadi tempat kediaman mereka. Tetapi Allah
akan membebaskan nyawaku dari cengkeraman dunia orang mati, sebab Ia akan menarik aku. Sela
Jika
kita mau menundukan diri pada sabda Yesus maka kita akan melihat bahwa apa
yang dilakukannya merupakan tindakan
Allah yang membebaskan manusia dari cengkraman dunia orang mati. Yesus Kristus
selama di dunia adalah Dia Yang Berkuasa untuk membebaskan manusia yang
kehidupannya bagaikan domba yang digembalakan oleh maut.
Sejak semula Allah
tidak pernah memiliki problem sebagaimana yang disangkakan oleh pendeta Dr.
Erastus Sabdono dalam konsepsi corpus delictinya bahwa Allah bercela dihadapan
iblis sehingga bahkan Allah tak dapat berbuat apapun juga manusia selain
manusialah yang harus melakukan sesuatu bagi Allah. Allah sejak semula berkuasa
untuk melakukan hal yang paling fundamental bagi manusia terkait
ketakberdayaannya untuk melepaskan diri dari gembalaan maut sehingga
kesudahannya adalah kubur merupakan rumah mereka untuk selama-lamanya.
Penggembalaan semacam
ini jugalah yang menjadi dasar bagi
setiap domba atau setiap murid Kristus untuk memiliki penghidupan yang melulu berorientasi pada apakah yang
menjadi kehendak Gembala Agungku tanpa sebuah kepusingan pada tuntutan tugas heroisme yang
menuntut kemampu bak superhero karena
anda ketika disebutkan mau berjuang
menjadi corpus delicti atau mau
menjadi barang bukti bagi kejahatan iblis jelas merupakan sebuah upaya
yang bersentuhan dengan “dunia lain”
atau “dunia maut,” sementara anda sendiri-berdasarkan konsepsi corpus delicti-
masih berada di dalam gembalaan maut sebab sementara Yesus menanggung
penghukuman tidak berkuasa membebaskanmu dari gembalaan maut. Hal yang sama
sekali fantasi sebab problem yang diangkat dalam pengajaran corpus delicti,
tidak pernah ada dan tidak pernah dikemukakan oleh Allah baik di era sebelum Yesus Kristus dan di era
kehadiran Yesus dan setelah Yesus naik
ke sorga duduk disebelah kanan Yang Mahabesar (Ibrani 1:3).
Digembalakan
Sang Hidup Agar Hidup Bagi Allah
Sekali lagi,
penggembalaan-Nya atas setiap orang beriman kepada dirinya adalah penggembalaan
yang dibangun berdasarkan realitas bahwa ia berkuasa untuk memberikan hidup
dalam cara menggagalkan dan menghancurkan maksud iblis untuk membawa manusia
untuk sampai pada tujuan utamanya: “membunuh.” Perhatikan ini:
Yohanes
10:9-10 Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan
keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan
membunuh dan membinasakan; Aku datang,
supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan.
Saat
Yesus berkata: “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup” maka yang hendak
dikatakannya adalah ia memberikannya dengan cara menggagalkan dan menghancurkan
secara telak: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan
membinasakan.” Ada Yesus Sang Pemberi Hidup dan ada Pencuri Pembinasa. Jadi tujuan Yesus ke dunia ini pada pondasinya
adalah menaklukan dan memorakmorandakan kinerja ibli atas manusia-manusia yang
diselamatkannya.
Bagaimana
kekuatan Yesus dalam menghancurkan kinerja iblis, apakah ada kemungkinan iblis
melihat cela pada kinerja Yesus yang dapat dimanipulasi pada masa depan,
mungkin saat gembalaannya telah meninggal di situ iblis bisa merebutnya?
Menjawab ini, coba perhatikan ini:
Yohanes
6:37-40 Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan
barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari
sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia
yang telah mengutus Aku. Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu
supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu
supaya setiap orang, yang
melihat Anak dan yang percaya
kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman."
Yohanes
10:27-30 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan
mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan
mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun
tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-Ku, yang memberikan
mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka dari
tangan Bapa. Aku dan Bapa adalah satu."
Teks-teks
di atas adalah teks-teks yang menunjukan KEAMANAN KESELAMATAN SETIAP ORANG
PERCAYA baik saat ia masih hidup atau saat ia sudah meninggal dan sedang
menunggu saat kebangkitan daging pada hari yang telah ditentukan Allah kelak.
Teks-teks tersebut tidak sedang mengindikasikan “apapun dosamu dan tak peduli
apakah engkau peduli dengan dosa atau tidak, atau apakah anda berpesta dalam
dosa” anda tetap milik Kristus; teks-teks ini tidak sedang membicarakan
keamanan keselamatan atau kepastian keselamatan selama-lamanya dalam cara
sedemikian negative sebab itu akan bertentangan dengan pertama-tama dan
satu-satunya: bahwa anda telah berada di dalam gembalaan Tuhan bukan berada di
dalam gembalaan iblis, dan anda mendengarkan suara gembla agungmu untuk diikuti
atau ditaati. Tetapi hal yang paling prinsipil bahwa hal ini bukan soal “sekalipun
aku berdosa semerah kermizi maka Tuhan pasti tak menolakku” –yang mana ini sama
sekali omong kosong- adalah pada
penekanan Yesus yang begitu kuat: “SEORANGPUN TIDAK AKAN MEREBUT DARI TANGANKU.”
Mengapa Yesus mengindikasikan keberadaan seseorang yang dapat merebut
gembalaannya sementara ia adalah gembala agung atas para dombanya? Untuk
memahami ini maka kita harus memperhatikan pernyataan Yesus berikut ini:
Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan;
Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,
dan mempunyainya dalam segala kelimpahan- Yohanes 10:10
Siapakah
pencuri yang dimaksud oleh Yesus itu? Yang berkuasa untuk membunuh dan membinasakan? Jawabannya ada di dalam
penjelasan Yesus berikut ini:
Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia
adalah pembunuh manusia sejak
semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta.- Yohanes 8:44
Harus
kembali diperhatikan bahwa bagaimana Yesus menyelamatkan manusia-manusia yang
diselamatkannya adalah sebuah tindakan penggagalan dan penghancuran tujuan
penggembalaan iblis atas manusia-manusia untuk berakhir dalam dunia orang mati selama-lamanya.
Ketika
Yesus berkata dalam penjaminan bahwa setiap yang diserahkan Bapa pasti tidak
akan binasa selama-lamanya, itu menunjukan bahwa kinerja penyelamatan Yesus dan
hasilnya memang sama sekali tak bercela dihadapan iblis. Kinerja penyelamatan
Yesus, dengan demikian, tak memiliki celah yang bagaimanapun untuk bisa
dimanipulasi oleh iblis sehingga dapat menjadi berada di dalam kepemilikannya.
Mengapa tak bercela secara demikian? Jawabnya: karena Bapa sendiri tak bercela
dihadapan iblis pada saat itu juga dan pada saat ini juga dan tentu saja pada
saat yang akan datang selama-lamanya sebagaimana sabda Yesus ini:
Bapa-Ku,
yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun,
dan seorangpun
tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa
Lebih
besar dari siapapun termasuk dari pencuri yang
berkuasa untuk membunuh dan membinasakan manusia.
Jaminan semacam ini
nilai signifikannya akan terang benderang pada pengajaran Yesus yang telah kita
pelajari sebelumnya yang berbunyi:
Matius
13:26-30 Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir,
nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya
dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari
manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah
hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan
supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan,
sebab
mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah
keduanya tumbuh bersama sampai
waktu menuai. Pada waktu itu
aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan
ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke
dalam lumbungku."
Bagaimana mungkin
Allah dapat menjamin kegenapan “pada waktu itu…..kumpulkanlah gandum itu ke
dalam lumbungku” sementara dalam durasi penantian yang begitu panjang dan
melelahkan si Jahat dapat bebas mengerjakan segala yang jahat untuk merusak
tanaman-tanaman gandum milik Kristus dalam sebuah ketetapan “biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai
waktu menuai.”
Sehingga pada poin
ini, kita juga dapat mengerti bahwa teks-teks ‘seorangpun tidak akan merebut mereka dari
tangan-Ku” bertaut tak terpisahkan pada bagaimana Yesus berkuasa
untuk menggagalkan dan menghancurkan kerja penggembalaan maut untuk membawa
manusia yang mau diselamatkan Yesus berujung pada maut untuk selama-lamanya.
Sebuh kinerja Anak Allah yang tak bercela pada sepanjang waktu hingga hari
pembangkitan pada akhir zaman atau hingga tibanya saat bagi Yesus untuk menuai
kepunyaan-Nya. Jadi, sekali lagi, tidak sedang menganjur sebuah kehidupan
berpesta pora demi hasrat daging atas nama keselamatan kasih karunia.
Penggembalaan Kristus
sendiri harus dipahami sebagai penggembalaan yang menciptakan kehidupan yang
menuntut domba-domba-Nya untuk memperhatikan apakah kehendak-Nya yang harus
dihidupi hari demi hari berdasarkan ketaatan. Kita harus memahami bahwa
ketaatan bukanlah basis bagi terjaminnya si domba tidak akan lagi direbut oleh
iblis, sebab basis penggagalan tujuan iblis atas manusia yang diselamatkan
adalah berdasarkan tindakan Sang Kristus menggagalkan dan menghancurkannya secara permanen dan
tanpa cela yang bagaimanapun juga. Tetapi
jelas sekali jikalau ada yang mengaku domba tetapi realitasnya hidup
dalam gembalaan maut maka pasti ia pada satu waktu akan mengundurkan diri dari
gembalaan sabda Yesus dalam wujud yang paling halus hingga apa yang dapat
disebut sebagai murtad. Perhatikan ini kembali: “Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku…dan mereka mengikut Aku”- Yohanes 10:27 merupakan kehidupan otentik, artinya tidak ada
keantaraan seperti “melayani dunia ya dan sekaligus melayani Tuhan,” tidak
bisa! Sebab Yesus berkata: “domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku.” Ini penting
sebab dasar seorang murid Tuhan untuk melakukan perjalanan di dunia “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama” ada pada apakah saya dan anda memperhatikan
suara atau kehendak-Nya yang sekarang sudah dapat kita jumpai secara tertulis di dalam Alkitab.
Kalau anda tidak memperhatikan apakah suara atau kehendak-Nya bagimu sebagai
domba, lalu apa yang menjadi dasar kepengikutanmu atau bagaimana anda dapat melihat diri anda
sendiri sedang menggenapi “Aku mengikut
Yesus.” Tugas utama domba di dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh
bersama” adalah mengarahkan diri pada apakah kehendak Yesus sebagai dasar kita
melakukan perjalanan yang merupakan mengikut Yesus. Tentu saja, dengan
demikian, perjalananmu akan bermuatan apakah yang Tuhan kehendaki atau apakah
yang merupakan pengharapan Allah tertinggi untuk engkau lakukan sementara
melakukan perjalanan di muka bumi ini menuju tempat yang telah disediakan dan
ditentukan oleh sang gembala agung itu: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku,
ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput”-
Yohanes 10:9.
Hanya dalam cara
itulah gembalaan atau para domba atau setiap pengikut Kristus akan aman dan dapat bertumbuh atau semakin lama semakin memiliki
pengetahuan yang benar akan Allah dan semakin serupa dengan Yesus sebab
kedewasaan bertumbuh dan mampu memadang apapun di dunia ini tak bernilai
dibandingkan memiliki kehidupan di dalam penggembalaan Yesus! Bandingkan dengan
apa yang rasul Paulus nyatakan berikut ini:
Filipi
3:8-16 “… Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya
itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam
Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan
dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah
anugerahkan berdasarkan kepercayaan. Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan
kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku
menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya
beroleh kebangkitan dari antara orang mati. Bukan seolah-olah aku telah
memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku
dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus
Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah
menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di
belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari
kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus. Karena itu marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian.
Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan
Allah juga kepadamu. Tetapi baiklah tingkat
pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan
menurut jalan yang telah kita tempuh.
Kita
harus mengetahui bahwa apa yang dituliskan Paulus ini adalah kehidupannya yang
sungguh-sungguh berbuah bagi Kristus sekalipun ia hidup di dunia “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama yang terjadi berdasarkan larangan Yesus kepada
para pekerja-pekerjanya yang menawarkan diri untuk menghancurkan pekerjaan si
Jahat.” Apakah wujud pada Paulus dunia “gandum
dan lalang tumbuh bersama-sama” dapat kita temukan dalam apa yang dituliskannya
ini:
Filipi
1:12-14 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang
terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah
jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena
pemenjaraanku untuk bertambah berani
berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
Filipi
1:20- Sebab yang sangat kurindukan dan kuharapkan ialah bahwa aku dalam segala
hal tidak akan beroleh malu, melainkan seperti sediakala, demikianpun sekarang,
Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, maupun oleh
matiku. Karena bagiku
hidup
adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.
Seorang
domba yang digembalakan oleh Yesus pasti akan bertumbuh hingga ke puncak
keberbuahan yang dikehedaki oleh Sang Gembala Agung. Perhatikan bahwa pertumbuhan
rohani Paulus dalam gembalaan Yesus telah memampukan dirinya menulis hal
semacam ini:
- Yang
kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam
penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya
-
Tetapi baiklah
tingkat pengertian yang telah kita capai kita lanjutkan menurut jalan yang telah kita tempuh
- Karena
bagiku hidup adalah
Kristus dan mati adalah keuntungan
Telah
dituliskannya sementara ia sedang dipenjarakan dalam cara yang jauh dari situasi
jiwa yang berbahagia apalagi merdeka. Semua itu dapat terjadi sebab
penggembalaan Yesus atas setiap dombanya adalah penggembalaan yang berdasarkan
pembebasan manusia dari pemerintahan
iblis dan berdasarkan penggembalaan yang memberikan pertumbuhan di dalam
mentaati dan di dalam menjadi serupa dengan Kristus yang taat hingga kematian untuk memperoleh
kebangkitan dari antara orang mati. Kematian dan Kebangkitan Kristus adalah
mahkota bagi Paulus untuk menuliskan surat semacam itu dan dasar kokoh untuk
menuliskan pernyataan yang tak mungkin
untuk juga anda ucapkan seyakin Paulus yaitu: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati
adalah keuntungan.
Harus diperhatikan
bahwa penggembalaan oleh Yesus pasti akan menghasilkan sebuah penuntutan yang
menjadi pokok atau pangkal bagi setiap domba untuk bertumbuh di dalam mendengar
dan mentaati firman Yesus sebagai dasar kepengikutan kita di dunia ini.
Perhatikan pokok atau pangkal pertumbuhan bagi setiap domba sementara masih
hidup didunia “gandum dan lalang tumbuh bersama”:
”Lalu
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku,
ia
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut
Aku”- Matius 16:24.
Pokok pertumbuhan murid-murid
Yesus dimulai dengan siapakah yang menjadi gembalamu dan bagaimana si domba
belajar tunduk dalam didikan atau instruksi Yesus, bermula dari: “sangkal dirimu,”
lalu “pikul salibmu,” lalu “ikutlah Dia.” Kita harus paham bahwa “pikul salibmu”
disini bukan sama sekali “pemikulan salib Yesus yang membuahkan keselamatan”
selain sebuah penuntutan keberserahan ke dalam ketaatan pada apa yang menjadi
kehendak Yesus bagimu, tak ada lagi di situ “aku-ku” atau “harga diri-ku” atau “agenda
hidup-ku” selain mati terhadap diri untuk hidup bagi kehendak Yesus sebagai
Gembala Agungmu.
Dua realitas, dengan
demikian, telah disibakan atau ditampilkan di dalam kegelapan dunia ini oleh
Yesus pada manusia-manusia di dunia ini: pertama: mereka yang berbapakan iblis dan kedua: mereka yang menjadi pengikut
Yesus berdasarkan ketaatan pada apapun tuntutan suara gembala itu. Menjadi
pengikut Yesus merupakan kontra sangat
tajam terhadap kehidupan manusia
yang berbapakan iblis pada apakah yang menjadi kesudahannya [kembali
bandingkan pada: apakah tujuan penggembalaan
iblis atas manusia pada Yohanes 8:44; Yohanes 10:10, dan apakah tujuan penggembalaan Yesus atas manusia pada Yohanes
10:9,11,14-15]. Sehingga sekalipun hidup bersama-sama di dunia tetapi tak
akan pernah memberikan sedikit saja ruang bagi iblis untuk kembali menguasai setiap orang beriman gembalaan Yesus, atau
iblis tak akan pernah kembali berpeluang membapaki para domba Kristus sementara memang sangat benar mereka masih perlu terus bertumbuh untuk kian dewasa dan kian kuat sebagaimana
yang dikehendaki Yesus sampai ia menutup mata di dunia ini. Harus dicamkan di dunia kita saat ini pada dunia “biarkanlah
gandum dan lalang tumbuh bersama,” Sang Kristus tetap menggembalakan para
dombanya sementara mereka harus melakukan perjalanan mereka sendiri (maksudnya: tak sebagaimana saat Yesus meyertai 12 rasul secara jasmaniah) di dunia
ini berdasarkan hidup didalam ketaatan pada apa yang disabdakan Kristus, sebab
itulah makanan mereka di sepanjang perjalanan yang akan memastikan diri merkea tak akan kehilangan energi untuk terus berjalan dan terus bertahan dan tak
lelah dan tak jenuh sehingga berhenti dan menyerah total untuk terus membangun kehidupan yang lebih baik sementara
deraan kegagalan, deraan kekecewaan dan deraan rasanya mau mati saja, bisa
muncul dan mewarnai perjalanan hidup masing-masing kita sebagai anak-anak
Allah, adalah firman Tuhan. [bukankah Yesus berkata bahwa: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah- Matius 4:4" dan “Akulah
roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah
mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia
tidak akan mati. Akulah roti hidup
yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup
selama-lamanya- Yohanes 6:48-51]
Itu sebabnya bagaimanakah
Kerajaan Allah menggembalakan semua kepunyaannya di bumi ini dan bagaimana seorang manusia dapat masuk dalam
penggembalaan Kristus, dengan demikian, harus dikatakan: harus berlangsung dalam
sebuah pertemuan yang eksklusif antara dirinya dan Yesus. Tetapi dimanakah
perjumpaan itu berlangsung akan menjelaskan secara kuat bahwa mustahil relasi
Yesus terhadap orang percaya adalah corpus delicti. Sabda Yesus ini menjelaskan
dimanakah perjumpaan itu berlangsung dan siapakah yang menjumpai siapa:
Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya
kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut
dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup- Yohanes 6:24
Perjumpaan
itu terjadi “di dalam maut” sebab begitulah realitas manusia, sehingga siapa yang
berkuasa untuk menjumpai sangat bergantung pada siapakah yang berkuasa atas
maut. Jika manusia yang berkuasa atas maut maka manusia yang dapat meninggalkan
maut untuk mendatangi kehidupan; jika Yesus yang berkuasa atas maut maka
Yesuslah yang berkuasa untuk mendatangimu di dalam maut dan lalu membebaskanmu.
Dan jelas bagi kita sebagaimana Yesus sudah bersabda bahwa Dialah yang berkuasa
atas maut sehingga berdaulat untuk membebaskan setiap tebusannya dalam
keotentikan tak bercela dan tak akan pernah bisa bercela sehingga iblis dapat
menyeretmu kembali kepadanya sekalipun anda tidak mau dan sekalipun anda begitu
berbudi pekerti. Kita harus paham bahwa pembebasan dari kuasa maut tidak
memperhitungkan kebaikan dan perjuangan moralitas sebagai berkuasa untuk
mengusir pemerintahan iblis di dunia ini, dan Yesus sendiri menyatakan
dasar bagi manusia untuk mengetahui
realitas ini adalah sabdanya yang berbunyi:
Kata
Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi
Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku
sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Apakah sebabnya kamu tidak
mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan
kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia
sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab
ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.- Yohanes 8:42-44
Barangsiapa
berasal dari Allah, ia mendengarkan
firman Allah; itulah sebabnya kamu tidak mendengarkannya, karena kamu tidak berasal dari Allah."-
Yohanes 8:47
Yesus ketika
menghendaki manusia-manusia jika mau mengikutnya, harus menyangkal diri,
memikul salib dan mengikut dia, bukan
agar manusia-manusia itu dapat menjadi corpus delicti
atau menjadi
bukti kejahatan untuk membungkam iblis dalam pengadilan Allah sebab
Allah tak membutuhkan kemampuan manusia dalam menyediakan bagi Allah
serangkaian alat-alat bukti yang asalnya dari dunia ini dan, yang terutama,
kita sudah mempelajari bahwa Allah dan Yesus tak memiliki problem sebagaimana
yang disangkakan oleh pendeta Dr. Erastus, tetapi siapa yang dapat memenuhi
instruksi Yesus pasti membuktikan ia berasal dari Allah, dan jika sebaliknya
maka berasal dari atau berbapakan iblis.
Bersambung
ke Sepuluh bagian ketiga, bagian 21
Sepuluh
Bagian Kedua Telah Selesai
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment