Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Ketiga
Apa Yang Tertulis Dalam Hukum Taurat Dan Kitab para Nabi
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 29”
Siapakah Yesus
Kristus dan apakah tujuannya datang ke dalam dunia dan hanya dirinyalah
Sang Penggenap, memang bernilai abadi di dunia ini atau akan senantiasa
melintasi masa demi masa dan generasi demi generasi dan memang Ia kekal. Sebab
Ia adalah Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya, tepat sebagaimana Sang Kristus
menyatakannya sendiri relasi dirinya dengan hukum Taurat adalah: “selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Dua komponen keabadian
melekat secara manunggal pada diri Yesus, pertama: “selama belum lenyap langit
dan bumi ini” yang merujukan keabadiannya di dalam ruang dan waktu; kedua
“sebelum semuanya terjadi” yang menunjukan kekekalan dirinya sebagai Sang Penyabda
dan Sang Penggenapnya sebab ini secara total adalah “satu titikpun tidak akan
ditiadakan dari hukum Taurat.” Itu sebabnya “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya” (Matius 5:17:18) yang diucapkannya dan dilakukannya
sebagaimana sabdanya dalam Ia Sang
Firman telah menjadi manusia (Yohanes 1:1,14) memang dilakukannya sebagai
satu-satunya yang berkuasa sebagaimana Allah itu sendiri berkuasa. Ia Sang
Firman melakukannya sebagai Ia telah menjadi manusia yang tinggal di antara
manusia dan yang memang harus memenuhi tuntutan Taurat. Apa yang membuatnya
sekalipun adalah manusia yang sama seperti semua manusia namun secara
eksistensial tidak sama sama sekali dihadapan hukum Taurat dan kitab para nabi
adalah relasinya dan kehendak diri terhadap Taurat yang bukan saja sebangun dan
selaras tetapi benar-benar ia sendiri memiliki kekudusan, kuasa dan otoritas
yang memampukan mulutnya-raganya dan jiwanya untuk bersabda: selama
belum lenyap langit dan bumi
ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi terhadap
“Janganlah
kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para
nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”
Ia memenuhi tuntutan
hukum Taurat sebagai ia satu-satunya manusia yang memiliki raga dan jiwa yang
memang adalah hamba terhadap sabda Allah agar ditaati, tepat sebagaimana semua
manusia. Akan tetapi apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia
lainnya adalah: ia bukan sekedar mentaati-Nya tetapi menggenapi-Nya pada
dirinya sendiri sebagaimana Allah bermaksud dan berkehendak pada semua manusia.
Juga apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya di dalam ia
telah menjadi manusia sehingga sama seperti semua manusia lainnya, adalah
bagaimana ketaatan Yesus adalah ketaatan yang sepenuh-penuhnya pikiran Allah
dan kehendak Allah dalam tak berkecacatan dan dalam tak sedikit saja kurang
sempurna atau apalagi kurang sedikit saja tidak seperti yang Bapa kehendaki.
Itu sebabnya Ia berkata selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu
titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Yesus sendiri berkata bahwa
apa yang dilakukannya adalah satu-satunya cara dan tidak ada lagi yang lain
jika siapapun mau masuk ke dalam
Kerajaan Sorga atau terluput dari kebinasaan akibat sedikit saja meleset
dari kebenaran ini sebagaimana ia bersabda sebagai Ia Sang Penggenap berikut
ini:
Karena
itu siapa
yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada
orang lain, ia akan menduduki tempat
yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan
mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat
yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.- Matius 5:19
Kesempurnaan yang tak bercela saja yang akan memampukan
seseorang untuk menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga; jikalau
ada yang mengajarkan dan melakukan dengan meniadakan salah satu perintah
sekalipun yang paling kecil maka ia akan menduduki tempat yang paling rendah di
dalam sorga. Bagi manusia yang penuh kelemahan dan memiliki kemampuan yang unik
antarmanusia, ini masih berita baik dan teramat baik, secara
khusus pada “siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat
sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan demikian kepada orang lain.”
Semua
manusia pada era Yesus begitu berharap agar setidak-tidaknya diri mereka dapat memiliki kehidupan kekal. Tetapi apakah mereka dapat bahkan sekedar pada
kategori “tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga?” Akan adakah satu
saja yang bisa berada di tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga, tidak
binasa berdasarkan ketaatan pada tuntutan hukum Taurat?
Beginilah sabda Sang Penggenap kepada semua pendengarnya:
Matius
5:20 Maka Aku berkata
kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga.
Tidak
ada satupun masuk ke dalam Kerajaan Sorga, itulah realitas semua manusia di
hadapan Yesus Sang Penggenap Taurat dan Kitab para Nabi! Waktu Yesus berkata
“sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” maka itu
menunjukan bahwa mereka begitu buruk keadaannya daripada “siapa yang meniadakan salah satu
perintah hukum Taurat sekalipun yang paling
kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah
di dalam Kerajaan Sorga” dan sekaligus menyatakan bahwa di hadapan Yesus
tak satupun yang benar-benar mentaati hukum Taurat dalam standard minimal yang
telah Yesus tetapkan.
Lalu, seburuk apakah
sebetulnya seluruh kehidupan manusia terkait
memiliki hidup berdasarkan Taurat kalau begitu? Yesus segera menunjukan
problem maut yang berbunyi “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga”
yaitu:
Matius
5:2122 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek
moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap
orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang
berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah
Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
“sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” dengan demikian bermakna atau
pasti bermakna kebinasaan atau
diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Mengapa demikian atau harus
demikian? Sebab “sesungguhnya tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,” Yesus
hendak menyatakan: bahkan tak satupun diantara manusia itu yang akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga!
Yesus menunjukan
problem manusia mengapa tak ada satupun yang sekedar akan menduduki tempat yang
paling rendah di dalam Kerajaan Sorga, adalah Allah tak berkenan kepada manusia
yang najis yang kenajisannya itu ada pada dirinya sendiri. Realitas ini telah
ditunjukan oleh Yesus dalam firmannya yang berbunyi: “setiap orang yang marah….
Setiap orang yang berkata….. setiap orang yang berkata….” telah dihakiminya
sebagai pelanggar perintah “jangan membunuh.” Di sini Sang Kristus telah
meletakan pondasi kekudusan bagi setiap manusia, yang begitu asing bagi semua manusia berdosa, bahwa
kekudusan manusia bersumber dari kekudusan jiwa atau hati manusia yang tak
memiliki sama sekali hasrat dan pikiran untuk marah dan berkata menuding
sebagai sebuah pra aksi yang akan
menuntunnya untuk dapat membunuh atau melakukan sebuah kejahatan. Kemarahan dan
perkataan yang lahir dari hasrat jahat dan hasrat yang tak menghormati sabda
Allah. Kekudusan jiwa atau hati manusia adalah dasar tunggal bagi manusia untuk
mampu mentaati hukum Taurat, juga nampak pada sabda Kristus berikutnya:
Sebab
itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu
terhadap engkau, tinggalkanlah
persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan
saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (ayat 23-24)
Ketakkudusan
atau kenajisan pada jiwa atau hati/pikiran sungguh tak berkenan pada Tuhan. Itu
sebabnya sekalipun manusia itu ada di
dalam sebuah ibadah yang kudus maka kudusnya ibadah itu sendiri tak akan
berkenan pada ketakudusan jiwa manusia itu sendiri, sehingga inilah
instruksinya: tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah
berdamai dengan saudaramu! Ini bukan kejahatan ragawi sebab yang terluka pada
saudaramu adalah “sesuatu yang ada dalam hati saudaramu.” Saudaramu bisa saja
secara ragawi kepadamu ramah dan tak ada apa-apa. Itu sebabnya Yesus berkata
“engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau”
yang hendak menunjukan bahwa ketakudusan atau kenajisan dihadapan mezbah Tuhan
telah lahir dari jiwa manusia dan bukan sama sekali perbuatan ragawi atau
tangan seperti memukul atau menikam, dan lain sebagainya
Demikian juga hal
yang sama dengan hal ini:
Matius
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah
berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Raganya
tak perlu sampai benar-benar secara jasmani kedapatan memang sedang melakukan
perbuatan yang disebut sebagai berzinah. Raganya-matanya cukup hanya memandang
dari kejauhan tanpa berdekatan dan tanpa menjamah. Jiwanya tak perlu sampai
menuntun raganya untuk mendatanginya dan melakukan langkah-langkah untuk sampai
berbuat zinah, tetapi cukup jiwa saja
menginginkan dan raganya tetap setia kepada kehendak perintah Jangan Berzinah,
namun sekalipun demikian ia telah berzinah sebagaimana raganya atau tubuhnya
sendiri telah berzinah.
Jika saja yang
kedapatan “siapa yang meniadakan salah satu
perintah hukum Taurat sekalipun yang paling
kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah
di dalam Kerajaan Sorga” adalah manusia yang pada jiwanya tidak
memiliki sumber hidup kenajisan bagi raganya, maka pasti ia akan menduduki
tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Jika saja pada jiwanya tidak
memiliki sumber hidup kenajisan bagi raganya maka pastilah ia tak akan
diperintahkan oleh Yesus untuk meninggalkan mezbah kudus Tuhan. Pada hakikatnya
ini semua adalah prinsip hukum kasih
berdasarkan hukum Taurat. Inilah kasih dan kudus yang sempurna. Kasih dan kudus tak dapat
dipisahkan sebagai dasar tunggal untuk dapat mentaati hukum Taurat, bahkan
untuk sekedar dapat menempati tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan
Sorga. Dengan demikianlah maka setiap
manusia dapat menjadi sempurna sebagaimana yang dikehendaki Allah.
Apa yang ditunjukan
oleh Yesus pada hakikatnya adalah: begitulah kesempurnaan Bapa itu yang sedang
dikehendaki Yesus untuk digenapi oleh manusia sebagaimana Ia telah datang. Perhatikan
sabda Yesus ini: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang
di sorga adalah sempurna" (Matius 5:48).
Penggembalaan Yesus
di dunia ini memang senantisa memiliki
tujuan untuk pertama-tama menunjukan realitas manusia di hadapan Allah dan
dihadapan kitab suci. Akan senantiasa menunjukan problem yang tak teratasi oleh
manusia sebab sumber kenajisan pada dirinya ada pada jiwanya sendiri. Itu
sebabnya tadi Yesus telah menunjukan tidak dapat sesempurna Bapa di dalam
kekudusan dan di dalam kasih-Nya (bandingkan dengan Matius 5:33-47). Tetapi
disaat yang sama, sekalipun demikian, Yesus tidak mengakomodasi kelemahan
manusia itu dengan menyabdakan sabda yang bersentral pada kemaksimalan
atau kesempurnaan yang mungkin untuk
dicapai seorang manusia, tetapi tetap menegakan kesempurnaan Bapa di dunia ini sebagaimana
di sorga:
Matius
5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu
yang di sorga adalah sempurna."
Haruslah kamu
sempurna, sama seperti Bapamu, bukan dan jangan pernah sebagaimana yang diajarkan
dan diteladankan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang semuanya
telah berada dibawah penghakiman Kristus sebagai para pemimpin yang
menggembalakan umat menuju kebinasaan:
Matius
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari
pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Yesus senantiasa
mengkonfrontasikan kekudusan dirinya terhadap problem kenajisan manusia pada
dirinya sendiri! Perhatikan rangkaiannya:
Kemudian
datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan
berkata: Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita?
Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. Tetapi jawab Yesus kepada mereka:
"Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek
moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa
yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata:
Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang
dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada
Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan
demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri.
Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini
memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma
mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka:
Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang,
melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. Maka datanglah
murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu
itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?" Jawab Yesus:
"Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut
dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun
orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam
lobang." Lalu Petrus berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah perumpamaan itu
kepada kami." Jawab Yesus: "Kamupun masih belum dapat memahaminya?
Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke
dalam perut lalu dibuang di jamban? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu
yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi
apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan,
pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan
dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."- Matius 15:1-20
Sebagai Gembala Agung
Allah yang datang untuk menuntun manusia
agar menuju pada dirinya, agar datang kepadanya, agar mendengarkan
suaranya/kehendaknya untuk ditaati dan diikuti sebagai yang mengikutnya
berdasarkan penggembalaan diri-Nya bukan berdasarkan penggembalaan diri sendiri
dalam menentukan bagaimanakah seharusnya mengikut Yesus.
Yesus datang ke dalam
dunia ini memang sebagai satu-satunya yang berkuasa untuk menggenapi setiap
tuntutan hukum Taurat dan kitab para nabi dalam cara yang menunjukan secara langsung betapa gelapnya para ahli
Taurat di hadapan kitab suci dan Allah sehingga mereka semua pada dasarnya
menggembalakan umat Allah menuju kebinasaan. Perhatikan hal ini:
Matius
23:1-36 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya,
kata-Nya: Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah
menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala
sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti
perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak
melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas
bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang
mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang
lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam
perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima
penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu
disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu
dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di
bumi ini, karena hanya satu Bapamu,
yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa
terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa
meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan
ditinggikan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi,
hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan
orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang
berusaha untuk masuk. (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda
sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu
kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu
orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang
dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. Celakalah
kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait
Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu
mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah
yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah
demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada
di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta,
apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan
itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan
juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah
demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di
situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan
juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab
persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting
dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan
kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan
diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan
dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah
kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya,
tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang
Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah
luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti
kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya,
tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Demikian
jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di
sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,
sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan
berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut
dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi
terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu.
Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu
keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan
diri dari hukuman neraka? Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi,
orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara
mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu
sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya kamu menanggung akibat penumpahan
darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai
kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan
mezbah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung
angkatan ini!"
Kenajisan manusia
yang bersemayam pada jiwa manusia adalah problem maut pada manusia yang tak
hanya disingkapkannya tetapi telah dihakiminya sebagai yang tak dapat diatasi
oleh manusia, sehingga sederat celaka dilekatkan bukan saja pada bangsa di era
Yesus, tetapi pada segenap keturunan mereka dari masa ke masa: supaya kamu menanggung akibat penumpahan
darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai
kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan
mezbah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung
angkatan ini!
Bukan hanya
berdasarkan kitab Taurat dan kitab para nabi saja Yesus telah menunjukan
problem manusia sejak dosa beranak pinak di dunia ini, tetapi terutama dan
satu-satunya berdasarkan dirinya sebagai satu-satunya Sang Penggenap kitab
Taurat dan kitab para nabi. Perhatikanlah
rangkaian berikut ini:
Yohanes
8:37 Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.
Yohanes
8:40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang
mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah;
pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.
Yohanes
8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu
akan mengasihi Aku, sebab Aku
keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri,
melainkan Dialah yang mengutus Aku.
Yohanes
8:43-44 Apakah sebabnya kamu tidak
mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang
menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu
Yohanes
8:45 Tetapi karena Aku mengatakan
kebenaran kepadamu, kamu tidak
percaya kepada-Ku.
Yohanes
8:46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah
kamu tidak percaya kepada-Ku?
Yesus menghakimi
problem maut manusia sebagai Ia adalah Sang Penggenap kitab Taurat dan kitab
para nabi, sebagai ia yang satu-satunya sempurna dalam kasih dan sempurna di
dalam kekudusannya di bumi ini. Problem maut pada manusia adalah tidak memahami
dan apalagi mampu mengeksekusi kasih dan kekudusan Allah sebagai sebuah
pasangan yang tak terpisahkan. Perhatikan sejumlah peristiwa yang terkait
langsung dengan hukum Taurat:
Matius
6:1-5 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum,
murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka
menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata:
"Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari
Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang
dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia
masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan
memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan
kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah
Tuhan atas hari Sabat."
Matius
6:6-11 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar.
Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat,
supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada
orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!"
Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu
Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang
diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan
nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang
keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah
tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding,
apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Markus
2:5-12 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah
Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa
ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa
orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Tetapi Yesus
segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia
berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan
kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah,
angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi
supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa"
--berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: Kepadamu Kukatakan, bangunlah,
angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! Dan orang itupun bangun,
segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu,
sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Ketika Yesus
menyatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi,
maka secara kokoh ia menyatakan bahwa penggenapan yang dilakukannya telah
mencakup apa yang tak dapat didayakan oleh manusia itu sendiri terhadap apa
yang menjadi tuntutan hukum Taurat dan apa yang menjadi konsekuensi
kenajisan yang bersemayam pada jiwa
manusia sebagai sumber tunggal kegagalan manusia untuk menggenapi hukum Taurat,
yaitu: dosa! Sementara manusia tak dapat mengatasi problem dosa, Yesus Sang
Penggenap hukum Taurat dan kitab para
nabi berkuasa dan saat ia mengampuni maka ia menunjukan bukti ragawinya,
yaitu: ”orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke
luar di hadapan orang-orang itu.” Ketika Yesus berkata ANAK MANUSIA BERKUASA
MENGAMPUNI DOSA maka itu bukan sebuah argumentasi yang dapat didialetika dengan
sebuah pertanyaan uji: “siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah
sendiri?” Apa yang dilakukan oleh Yesus itu begitu mustahil untuk
dipahami dan didekati oleh manusia yang disandera oleh kenajisan yang menghamba
pada iblis atau berbapakan iblis! Tetapi begitulah Yesus sebagaimana ia
bersabda dan jadilah sebagaimana sabdanya.
Problem para pemimpin
agama Yahudi terhadap Yesus adalah terletak siapakah dia dan apakah tujuannya?
Semakin pelik dan semakin kronis sebab siapakah dia dan apakah tujuannya
benar-benar bertakhta di atas hukum taurat dan kitab para nabi. Sebuah problem yang membuahkan konspirasi jahat untuk
membunuhnya walau ia tak bersalah sama sekali yang kemudian tergenapi pada
peristiwa penyaliban. Bahkan lebih jauh lagi sebuah konspirasi jahat yang
begitu elit dan begitu jahat sebab akan membuat para murid Yesus hingga
generasi ke generasi menjadi penjahat dan pendusta berdasarkan konspirasi jahat ini:
Lukas
19:47 Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam
Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari
bangsa Israel berusaha untuk membinasakan
Dia,
Rasul Paulus secara
luar biasa mempresentasikan kembali penghakiman Yesus kepada semua pemimpin
agama Yahudi, bahwa sebagaimana dahulu para pemimpin agama Yahudi telah
dihakimi sebagai yang tak memiliki kekudusan pada jiwa, maka demikian jugalah mereka
hingga era kontemporer:
Kisah
Para Rasul 23:1- Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata:
"Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati
nurani yang murni di hadapan Allah." Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh
orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus. Membalas itu Paulus
berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih!
Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau
melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku." Dan
orang-orang yang hadir di situ berkata: "Engkau mengejek Imam Besar
Allah?" Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia
adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang
seorang pemimpin bangsamu!" Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka
itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi,
ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku
adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini,
karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." Ketika ia berkata
demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki
dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan,
bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang
Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli
Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras,
katanya: "Kami
sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada
roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya." Maka terjadilah
perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka
akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke
bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.
Beginilah
konspirasi jahat yang dilancarkan oleh pemimpin agama
Yahudi kepada Yesus, yang dampaknya telah menyebabkan para rasul Kristus
menjadi penjahat dan penipun yang kemudian diburu dan dibinasakan
dimana-mana atas komando para pemimpin
agama Yahudi yang menolak Yesus Kristus sebagai Mesias mereka! Perhatikanlah
berikut ini:
Matius
27:62-66 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam
kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka
berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata:
Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga
kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin
datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari
antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya
dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini
penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka
pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan
menjaganya.
Matius
28:11-15 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga
itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu
memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus
mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya
ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali
negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan
apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan
kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini. [sampai
sekarang ini adalah saat Injil Matius ini dituliskan oleh penulis injil
ini, yang diperkirakan dituliskan pada sebuah waktu dalam kurun abad pertama-
ref: ‘Matthew:Introduction, Argument, and Outline- Prof. Daniel B. Wallace”
“IntroductionTo Matthew” “IntroductionTo Matthew’s Gospel”
Dan pada peristiwa
pentakosta, apa yang diberitakan oleh rasul Petrus dan para rasul yang lain
adalah kebenaran yang telah disiasatkan oleh para pemimpin agama Yahudi untuk
melawan pemberitaan injil Kristus dalam cara yang mendudukan mereka sebagai
para pendusta yang begitu tragis dan begitu menjijikan sebab akan melawan
kebenaran konspiratif yang mendapatkan legalisasi religious yang berkata:
mereka
mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu
itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang
malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur
Apakah tujuan
kedatangan Yesus ke dalam dunia ini begitu bergantung pada siapakah Yesus. Tak
mengakui siapakah Yesus sebagaimana sabdanya maka akan melawan semua sabda
Kristus terkait apakah tujuan kedatangannya. Pengajaran corpus delicti yang
diusung oleh pendeta Erastus telah pertama-pertama tak mengakui apakah tujuan
kedatangan Kristus dan siapakah Kristus yang pada keduanya hanya dapat dijelaskan
oleh hukum Taurat dan kitab para nabi berdasarkan penjelasan Sang Kristus yang
disertai dengan penggenapan oleh dirinya
berdasarkan perkataannya sendiri!
Relasinya dengan
orang-orang Yahudi, dengan para pemimpin agama Yahudi dan dengan segenap
manusia dari segenap bangsa di dunia ini pun ditentukan oleh apa
yang telah dituliskan oleh Kitab Suci mengenai apa-apa yang harus dilakukan
oleh Yesus Sang Kristus! Inilah tujuan kedatangan Yesus kedalam dunia dan apakah yang dapat
digenapi olehnya sendiri bagi manusia di
bumi ini:
Tetapi
Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia
dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh
ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.- Yohanes 12:23-24
Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari
saat ini? Tidak, sebab untuk itulah
Aku datang ke dalam saat
ini.- Yohanes 12:27
Sekarang
berlangsung penghakiman atas dunia ini:
sekarang
juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku,
apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana
caranya Ia akan mati.- Yohanes 12:31-33
Sabda dan tindakan
yang tak pernah dimengerti selain disalahpahami berdasarkan pemahaman mereka
atas hukum Taurat mengenai apakah tujuan kedatangan Mesias dan menjadi siapakah
ia seharusnya:
Lalu
jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias
tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau
mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia
itu?"- Yohanes 12:34
Ketakmampuan untuk
memahami relasi Yesus terhadap hukum Taurat dan kitab para nabi yang tak
terpahami kecuali mereka sungguh-sungguh menerima penjelasan para malaikat
dengan menyatakan kembali apa yang
pernah disabdakan oleh Yesus Kristus kepada mereka semasa masih bersama-sama
dengan mereka :
Lukas
24:2-8 Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk
mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri
termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka
memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan
kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu
mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah
bangkit. Ingatlah
apa
yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia
masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang
berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.
Lukas
24:13-27 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah
kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari
Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi.
Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus
sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada
sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia.
Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu
berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka,
namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di
Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan
ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka:
"Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi,
yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan
seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah
menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
Padahal kami dahulu
mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.
Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi.
Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi
buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka
datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat,
yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur
itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu,
tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai
kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang
telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk
ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis
tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala
kitab nabi-nabi.
Lukas
24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada
tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab
Mazmur."
Begitulah Yesus
menggenapi sendiri perkataan atau sabdanya sendiri yang menghakimi segenap
manusia: “Janganlah kamu menyangka, bahwa
Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan
untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi”
(Matius 5:17-18). Dan inilah pondasi segala pondasi bagi para rasul dan setiap
orang percaya untuk memberitakan injil kepada segala bangsa sebagaimana Yesus
telah terlebih dahulu melakukannya dan meletakan pondasi abadi di bumi ini: ‘Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia
mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta
melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria
dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita
pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang
lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong
mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem
dan dari Yudea dan dari seberang Yordan (Lukas 4:23-25).
Para rasul harus
menyiarkan berita tentang Yesus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dan hidup,
secara nyaring dan tanpa kebimbangan sekalipun
dihakimi dunia sebagai sebuah kejahatan! Perhatikanlah berikut ini:
Kisah
Para Rasul 4:5-7 Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin
Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di
Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan
Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan
Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan
mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan
kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?"
Sebuah
penghakiman keji yang tak berbeda sama sekali dengan yang terlebih dahulu telah
dialami oleh Yesus Kristus: “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia
mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi
kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan
hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” (Matius
21:23).
Kisah
Para Rasul 4:8- Maka jawab
Petrus, penuh
dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,
Semenjak
peristiwa Pentakosta maka Roh Kudus adalah satu-satunya yang mendampingi para rasul untuk menuntun mereka
menyatakan kebenaran sabda Allah sebagaimana Bapa kepada Yesus dan Yesus kepada
para muridnya. Roh Kudus terhadap para murid tak berbeda dengan Yesus bagi
mereka sebagaimana Yesus pernah bersabda: “Kata
Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu.
Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan
menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia
pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu
menjadi anak-anak terang- Yohanes 12:35-26" yang oleh Yesus sendiri
memang memang menyatakan bahwa Roh Kudus
akan senantiasa menuntun mereka berjalan dalam kebenaran dan tidak akan sesat sebagaimana
Ia kepada para murid.
Perhatikan ini:
Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke
dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya
sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan
memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang- Yohanes 12:13
Bahwa Roh Kudus akan berelasi dengan para murid sebagaimana Yesus berelasi dengan para murid, itu sama sekali bukan pada bagaimana perspektif yang digunakan untuk memahami apakah Roh Kudus itu “apakah” atau “siapakah.” Di sini Yesus menunjukan sebuah intimasi yang akan terjadi pada Roh Kudus dengan para murid sebagaimana Ia kepada para muridnya sendiri. Roh Kudus telah datang pada peristiwa Pentakosta bukan sebagai energi atau impersonal sehingga tak dapat melakukan penggembalaan atau memimpin sebagaimana Yesus adalah gembala bagi para murid. Faktanya Yesus telah berkata: Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Ini adalah bagaimana kontinuitas “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yoh 10:27) akan tetap berlangsung secara kokoh dan tak bercela meskipun Yesus secara jasmaniah tak lagi dapat menyertai dan tak dapat lagi memimpin mereka berjalan di atas bumi menuju tujuan yang dikehendaki-Nya. Adalah sangat keliru untuk membedakan Yesus terhadap Roh Kudus berdasarkan impresi umum kala membaca perjanjian baru terutama pada Kisah Para Rasul yang menunjukan asosiasi kuasa atau energi ilahi pada Roh Kudus, sebab pada dasarnya saat di bumi, tenaga atau kuasa atau energi ilahi pun keluar dari tubuh Yesus Kristus pada peristiwa mujizat:
Sebab
katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu
juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari
penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia
berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah
jubah-Ku?"- Markus 5:28-31
Dengan
kata lain, Roh Kudus tidak lebih rendah daripada Yesus dan Yesus tidak berbeda
sebagaimana Roh Kudus. Dan demikian jugalah pada Bapa!
Kini
Petrus berkata-kata didalam penggembalaan Roh Kudus. Petrus akan berkata dan bertindak dibawah pimpinan Roh Kudus
yang telah menerima perkataan yang disampaikan Yesus bagi-Nya untuk diucapkan
Petrus. Itulah sesungguhnya yang sedang terjadi kala kita membaca Petrus, penuh
dengan Roh Kudus. Sekarang perhatikan apakah bunyi perkataan Petrus yang penuh dengan atau berada didalam penggembalaan Roh Kudus:
Kisah
Para Rasul 4:9-12 jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan
kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu
disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel,
bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi
yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus
itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu
yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah
menjadi batu penjuru. Dan keselamatan
tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit
ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat
diselamatkan."
Didalam
penggembalaan Roh Kudus maka hasilnya adalah
hadirnya kehendak Allah yang menghakimi
jiwa manusia sekalipun mereka memberontak:
Kisah
Para Rasul 4:13-19 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan
mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka;
dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka
melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka
tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Dan setelah mereka menyuruh
rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, dan berkata:
"Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab
telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu
mujizat yang menyolok dan kita
tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas
tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya
mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam
nama itu." Dan setelah keduanya disuruh
masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar
lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan
kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu
atau taat kepada Allah.
Tujuan kedatangan
Yesus ke dalam dunia ini terkait penggenapan hukum Taurat dan kitab para nabi
tak pernah putus dan bahkan melibatkan para rasul dan setiap orang percaya atau
setiap yang menjadi anggota tubuh Kristus. Kini semua berada didalam penggembalaan
firman dan berada dibawah penggembalaan Roh Kudus agar mereka tidak tersesat.
Roh Kudus sebagaimana Yesus Kristus bukan saja menggembalakan atau menuntun
tetapi akan mengajar sebagaimana Yesus Kristus sendiri bersabda mengenai Dia
yang telah Ia janjikan akan diutus oleh
Bapa:
Yohanes
14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh
Kudus, yang akan diutus oleh Bapa
dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.
Roh
Kudus bukan semacam energi sebab kedatangannya ke dalam dunia adalah
berdasarkan PENGUTUSAN OLEH BAPA atau tepat sebagaimana kedatangan Yesus
kedalam dunia itu berdasarkan PENGUTUSAN
OLEH BAPA! Jadi ketika dikatakan bahwa Roh Kudus bukanlah energi atau semacam kekuatan dan bukan
sama sekali bersifat relatif untuk dikatakan sebagai Dia yang DIUTUS
OLEH BAPA SEPERTI YESUS SENDIRI, adalah berdasarkan SABDA YANG DIUCAPKAN OLEH
KRISTUS SEBAGAIMANA YANG DIKEHENDAKI BAPA UNTUK DIUCAPKANNYA ( Yohanes 12:49)!
Yesus Kristus memang
sejak permulaan telah menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Penolong yang akan
mendampingi atau menyertai setiap rasul Kristus didalam mereka melaksanakan apa
yang telah menjadi amanat Yesus sebelum ia naik ke sorga, yaitu memberitakan
kabar baik mulai dari Yerusalem hingga ke ujung dunia. Perhatikan ini:
Yohanes
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
Ia
adalah allon Parakleton atau PENOLONG YANG LAIN SAMA SEPERTI
YESUS KRISTUS.
Bahkan
Ia telah digambarkan memiliki relasi dengan dunia ini secara begitu buruk
sementara Ia memiliki relasi yang begitu baik dengan para rasul Kristus:
Yohanes
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima
Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal
Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan
akan
diam di dalam kamu.
Ketika
anda berjumpa dengan “mengenal” atau “tidak mengenal,” lalu “menyertai” dan “akan
diam di dalam” kamu, maka itu
benar-benar hubungan antara manusia kepunyaan Kristus dengan Allah yang hidup,
bukan dengan energi atau konsepsi
relativitas pada apakah sesungguhnya Roh
Kudus.
Coba
bandingkan dengan ini:
Yohanes
14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.
Yohanes
6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku
dan Aku
di dalam dia.
Yohanes
17:25-26 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi
Aku
mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa
Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan
nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih
yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di
dalam mereka."
Matius
7:21-23 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan,
bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan
mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan
berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku
tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian
pembuat kejahatan!"
Yohanes
10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan
domba-domba-Ku mengenal Aku.
Yohanes
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan
suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut
Aku,
Kedatangan Roh Kudus yang
adalah Penolong Yang Lain Seperti Kristus menjadi hal yang begitu
sentral sebab janji Kristus akan kedatangan Penolong Yang Lain seperti dirinya sendiri, begitu integral dengan
janji Allah akan seorang Mesias yang sama seperti Musa:
Ulangan
18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti aku,
akan
dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
Ulangan
18:18-19 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan
mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang
tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku,
dari
padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Secara
tak terbantahkan pola Ulangan 18:15,18-19 pun juga berlangsung pada Roh Kudus:
Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan
berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya
dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan
Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu
apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."-
Yohanes 16:13-15
Ini begitu penting
dan sentral sebab berdasarkan hal inilah siapapun akan mengetahui bahwa baik
pada diri Yesus Kristus dan pada Roh Kudus Sang Penolong tidak pernah ada misi
bercorak pembuktian corpus delicti. Bahkan hal ini disabdakan oleh Yesus
Kristus sendiri:
Dan
kalau Ia datang, Ia akan
menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
akan
dosa, karena mereka tetap tidak percaya
kepada-Ku; akan
kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan
kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa
dunia ini telah dihukum.- Yohanes 16:18-19
Tidak ada sama sekali
problem terkait pembuktian corpus delicti dan tidak ada sama sekali bahwa Roh
Kudus memiliki misi atau agenda menolong anak-anak Allah agar dapat menjadi
corpus delicti sehingga dapat membungkam iblis dan menolong Allah yang bercela
dihadapan iblis, sebagaimana agenda Allah dalam pengajaran pendeta Erastus. Mengapa?
Sebab Roh Kudus sendiri akan menyatakan penghakiman, karena penguasa dunia ini
telah dihukum. Tak ada sama sekali problem pembuktian corpus delicti
sebagaimana telah diajarkan oleh pendeta. Dr. Erastus Sabdono.
Sepuluh Bagian ketiga sudah selesai
Bersambung ke Sepuluh Bagian keempat
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment