F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Tinjauan:Pengajaran Pdt.Erastus Sabdono Tentang Corpus Delicti (30/40)

Oleh: Martin Simamora

Sepuluh Bagian Ketiga
Apa Yang Tertulis Dalam Hukum Taurat Dan Kitab para Nabi

(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus 2016- telah diedit dan dikoreksi)



Bacalah lebih dulu: “bagian 29”  

Siapakah Yesus Kristus dan apakah tujuannya datang ke dalam dunia dan hanya dirinyalah Sang Penggenap, memang bernilai abadi di dunia ini atau akan senantiasa melintasi masa demi masa dan generasi demi generasi dan memang Ia kekal. Sebab Ia adalah Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya, tepat sebagaimana Sang Kristus menyatakannya sendiri relasi dirinya dengan hukum Taurat adalah: “selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.” Dua komponen keabadian melekat secara manunggal pada diri Yesus, pertama: “selama belum lenyap langit dan bumi ini” yang merujukan keabadiannya di dalam ruang dan waktu; kedua “sebelum semuanya terjadi” yang menunjukan kekekalan dirinya sebagai Sang Penyabda dan Sang Penggenapnya sebab ini secara total adalah “satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat.” Itu sebabnya “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya” (Matius 5:17:18) yang diucapkannya dan dilakukannya sebagaimana sabdanya dalam Ia  Sang Firman telah menjadi manusia (Yohanes 1:1,14) memang dilakukannya sebagai satu-satunya yang berkuasa sebagaimana Allah itu sendiri berkuasa. Ia Sang Firman melakukannya sebagai Ia telah menjadi manusia yang tinggal di antara manusia dan yang memang harus memenuhi tuntutan Taurat. Apa yang membuatnya sekalipun adalah manusia yang sama seperti semua manusia namun secara eksistensial tidak sama sama sekali dihadapan hukum Taurat dan kitab para nabi adalah relasinya dan kehendak diri terhadap Taurat yang bukan saja sebangun dan selaras tetapi benar-benar ia sendiri memiliki kekudusan, kuasa dan otoritas yang memampukan mulutnya-raganya dan jiwanya untuk bersabda: selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi terhadap “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.”


Ia memenuhi tuntutan hukum Taurat sebagai ia satu-satunya manusia yang memiliki raga dan jiwa yang memang adalah hamba terhadap sabda Allah agar ditaati, tepat sebagaimana semua manusia. Akan tetapi apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya adalah: ia bukan sekedar mentaati-Nya tetapi menggenapi-Nya pada dirinya sendiri sebagaimana Allah bermaksud dan berkehendak pada semua manusia. Juga apa yang membuat dirinya tak sama dengan semua manusia lainnya di dalam ia telah menjadi manusia sehingga sama seperti semua manusia lainnya, adalah bagaimana ketaatan Yesus adalah ketaatan yang sepenuh-penuhnya pikiran Allah dan kehendak Allah dalam tak berkecacatan dan dalam tak sedikit saja kurang sempurna atau apalagi kurang sedikit saja tidak seperti yang Bapa kehendaki. Itu sebabnya Ia berkata selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Yesus sendiri berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah satu-satunya cara dan tidak ada lagi yang lain jika siapapun mau masuk ke dalam  Kerajaan Sorga atau terluput dari kebinasaan akibat sedikit saja meleset dari kebenaran ini sebagaimana ia bersabda sebagai Ia Sang Penggenap berikut ini:

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.- Matius 5:19

Kesempurnaan yang tak bercela saja yang akan memampukan seseorang untuk menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga; jikalau ada yang mengajarkan dan melakukan dengan meniadakan salah satu perintah sekalipun yang paling kecil maka ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam sorga. Bagi manusia yang penuh kelemahan dan memiliki kemampuan yang unik antarmanusia, ini masih berita baik dan teramat baik,  secara  khusus pada “siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkan demikian  kepada orang lain.”


Semua manusia pada era Yesus begitu berharap agar setidak-tidaknya diri mereka dapat memiliki kehidupan kekal. Tetapi apakah mereka dapat bahkan sekedar pada kategori “tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga?” Akan adakah satu saja yang bisa berada di tempat paling rendah di dalam Kerajaan Sorga, tidak binasa berdasarkan ketaatan pada tuntutan hukum Taurat? 



Beginilah sabda Sang Penggenap kepada semua pendengarnya:


Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.


Tidak ada satupun masuk ke dalam Kerajaan Sorga, itulah realitas semua manusia di hadapan Yesus Sang Penggenap Taurat dan Kitab para Nabi! Waktu Yesus berkata “sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” maka itu menunjukan bahwa mereka begitu buruk keadaannya daripada “siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga” dan sekaligus menyatakan bahwa di hadapan Yesus tak satupun yang benar-benar mentaati hukum Taurat dalam standard minimal yang telah Yesus tetapkan.


Lalu, seburuk apakah sebetulnya seluruh kehidupan manusia terkait  memiliki hidup berdasarkan Taurat kalau begitu? Yesus segera menunjukan problem maut yang berbunyi “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” yaitu:


Matius 5:2122 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.


“sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga” dengan demikian bermakna atau pasti bermakna  kebinasaan atau diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Mengapa demikian atau harus demikian? Sebab “sesungguhnya tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga,” Yesus hendak menyatakan: bahkan tak satupun diantara manusia itu yang akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga!


Yesus menunjukan problem manusia mengapa tak ada satupun yang sekedar akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga, adalah Allah tak berkenan kepada manusia yang najis yang kenajisannya itu ada pada dirinya sendiri. Realitas ini telah ditunjukan oleh Yesus dalam firmannya yang berbunyi: “setiap orang yang marah…. Setiap orang yang berkata….. setiap orang yang berkata….” telah dihakiminya sebagai pelanggar perintahjangan membunuh.” Di sini Sang Kristus telah meletakan pondasi kekudusan bagi setiap manusia, yang begitu asing bagi semua manusia berdosa, bahwa kekudusan manusia bersumber dari kekudusan jiwa atau hati manusia yang tak memiliki sama sekali hasrat dan pikiran untuk marah dan berkata menuding sebagai sebuah pra aksi yang akan menuntunnya untuk dapat membunuh atau melakukan sebuah kejahatan. Kemarahan dan perkataan yang lahir dari hasrat jahat dan hasrat yang tak menghormati sabda Allah. Kekudusan jiwa atau hati manusia adalah dasar tunggal bagi manusia untuk mampu mentaati hukum Taurat, juga nampak pada sabda Kristus berikutnya:

Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. (ayat 23-24)

Ketakkudusan atau kenajisan pada jiwa atau hati/pikiran sungguh tak berkenan pada Tuhan. Itu sebabnya sekalipun  manusia itu ada di dalam sebuah ibadah yang kudus maka kudusnya ibadah itu sendiri tak akan berkenan pada ketakudusan jiwa manusia itu sendiri, sehingga inilah instruksinya: tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dengan saudaramu! Ini bukan kejahatan ragawi sebab yang terluka pada saudaramu adalah “sesuatu yang ada dalam hati saudaramu.” Saudaramu bisa saja secara ragawi kepadamu ramah dan tak ada apa-apa. Itu sebabnya Yesus berkata “engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau” yang hendak menunjukan bahwa ketakudusan atau kenajisan dihadapan mezbah Tuhan telah lahir dari jiwa manusia dan bukan sama sekali perbuatan ragawi atau tangan seperti memukul atau menikam, dan lain sebagainya

Demikian juga hal yang sama dengan hal ini:

Matius 5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.


Raganya tak perlu sampai benar-benar secara jasmani kedapatan memang sedang melakukan perbuatan yang disebut sebagai berzinah. Raganya-matanya cukup hanya memandang dari kejauhan tanpa berdekatan dan tanpa menjamah. Jiwanya tak perlu sampai menuntun raganya untuk mendatanginya dan melakukan langkah-langkah untuk sampai berbuat zinah, tetapi  cukup jiwa saja menginginkan dan raganya tetap setia kepada kehendak perintah Jangan Berzinah, namun sekalipun demikian ia telah berzinah sebagaimana raganya atau tubuhnya sendiri telah berzinah.


Jika saja yang kedapatansiapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorgaadalah manusia yang pada jiwanya tidak memiliki sumber hidup kenajisan bagi raganya, maka pasti ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Jika saja pada jiwanya tidak memiliki sumber hidup kenajisan bagi raganya maka pastilah ia tak akan diperintahkan oleh Yesus untuk meninggalkan mezbah kudus Tuhan. Pada hakikatnya ini  semua adalah prinsip hukum kasih berdasarkan hukum Taurat. Inilah kasih dan kudus  yang sempurna. Kasih dan kudus tak dapat dipisahkan sebagai dasar tunggal untuk dapat mentaati hukum Taurat, bahkan untuk sekedar dapat menempati tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Dengan demikianlah maka setiap  manusia dapat menjadi sempurna sebagaimana yang dikehendaki Allah.


Apa yang ditunjukan oleh Yesus pada hakikatnya adalah: begitulah kesempurnaan Bapa itu yang sedang dikehendaki Yesus untuk digenapi oleh manusia sebagaimana Ia telah datang. Perhatikan sabda Yesus ini: “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna" (Matius 5:48).


Penggembalaan Yesus di dunia ini  memang senantisa memiliki tujuan untuk pertama-tama menunjukan realitas manusia di hadapan Allah dan dihadapan kitab suci. Akan senantiasa menunjukan problem yang tak teratasi oleh manusia sebab sumber kenajisan pada dirinya ada pada jiwanya sendiri. Itu sebabnya tadi Yesus telah menunjukan tidak dapat sesempurna Bapa di dalam kekudusan dan di dalam kasih-Nya (bandingkan dengan Matius 5:33-47). Tetapi disaat yang sama, sekalipun demikian, Yesus tidak mengakomodasi kelemahan manusia itu dengan menyabdakan sabda yang bersentral pada kemaksimalan atau  kesempurnaan yang mungkin untuk dicapai seorang manusia, tetapi tetap menegakan kesempurnaan Bapa di dunia ini sebagaimana di sorga:

Matius 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."


Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu, bukan dan jangan pernah sebagaimana yang diajarkan dan diteladankan oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang semuanya telah berada dibawah penghakiman Kristus sebagai para pemimpin yang menggembalakan umat menuju kebinasaan:

Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

Yesus senantiasa mengkonfrontasikan kekudusan dirinya terhadap problem kenajisan manusia pada dirinya sendiri! Perhatikan rangkaiannya:

Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan. Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Sebab Allah berfirman: Hormatilah ayahmu dan ibumu; dan lagi: Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya pasti dihukum mati. Tetapi kamu berkata: Barangsiapa berkata kepada bapanya atau kepada ibunya: Apa yang ada padaku yang dapat digunakan untuk pemeliharaanmu, sudah digunakan untuk persembahan kepada Allah, orang itu tidak wajib lagi menghormati bapanya atau ibunya. Dengan demikian firman Allah kamu nyatakan tidak berlaku demi adat istiadatmu sendiri. Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." Lalu Yesus memanggil orang banyak dan berkata kepada mereka: Dengar dan camkanlah: bukan yang masuk ke dalam mulut yang menajiskan orang, melainkan yang keluar dari mulut, itulah yang menajiskan orang. Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya: "Engkau tahu bahwa perkataan-Mu itu telah menjadi batu sandungan bagi orang-orang Farisi?" Jawab Yesus: "Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya. Biarkanlah mereka itu. Mereka orang buta yang menuntun orang buta. Jika orang buta menuntun orang buta, pasti keduanya jatuh ke dalam lobang." Lalu Petrus berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah perumpamaan itu kepada kami." Jawab Yesus: "Kamupun masih belum dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."- Matius 15:1-20


Sebagai Gembala Agung Allah yang datang untuk menuntun manusia  agar menuju pada dirinya, agar datang kepadanya, agar mendengarkan suaranya/kehendaknya untuk ditaati dan diikuti sebagai yang mengikutnya berdasarkan penggembalaan diri-Nya bukan berdasarkan penggembalaan diri sendiri dalam menentukan bagaimanakah seharusnya mengikut Yesus.


Yesus datang ke dalam dunia ini memang sebagai satu-satunya yang berkuasa untuk menggenapi setiap tuntutan hukum Taurat dan kitab para nabi dalam cara yang menunjukan secara langsung betapa gelapnya para ahli Taurat di hadapan kitab suci dan Allah sehingga mereka semua pada dasarnya menggembalakan umat Allah menuju kebinasaan. Perhatikan hal ini:


Matius 23:1-36 Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. (Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.) Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu? Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya. Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci dan juga demi Dia, yang diam di situ. Dan barangsiapa bersumpah demi sorga, ia bersumpah demi takhta Allah dan juga demi Dia, yang bersemayam di atasnya. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu membangun makam nabi-nabi dan memperindah tugu orang-orang saleh dan berkata: Jika kami hidup di zaman nenek moyang kita, tentulah kami tidak ikut dengan mereka dalam pembunuhan nabi-nabi itu. Tetapi dengan demikian kamu bersaksi terhadap diri kamu sendiri, bahwa kamu adalah keturunan pembunuh nabi-nabi itu. Jadi, penuhilah juga takaran nenek moyangmu! Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka? Sebab itu, lihatlah, Aku mengutus kepadamu nabi-nabi, orang-orang bijaksana dan ahli-ahli Taurat: separuh di antara mereka akan kamu bunuh dan kamu salibkan, yang lain akan kamu sesah di rumah-rumah ibadatmu dan kamu aniaya dari kota ke kota, supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!"


Kenajisan manusia yang bersemayam pada jiwa manusia adalah problem maut pada manusia yang tak hanya disingkapkannya tetapi telah dihakiminya sebagai yang tak dapat diatasi oleh manusia, sehingga sederat celaka dilekatkan bukan saja pada bangsa di era Yesus, tetapi pada segenap keturunan mereka dari masa ke masa: supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh di antara tempat kudus dan mezbah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semuanya ini akan ditanggung angkatan ini!


Bukan hanya berdasarkan kitab Taurat dan kitab para nabi saja Yesus telah menunjukan problem manusia sejak dosa beranak pinak di dunia ini, tetapi terutama dan satu-satunya berdasarkan dirinya sebagai satu-satunya Sang Penggenap kitab Taurat dan kitab para nabi. Perhatikanlah  rangkaian berikut ini:


Yohanes 8:37 Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.


Yohanes 8:40 Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak dikerjakan oleh Abraham.


Yohanes 8:42 Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku.


Yohanes 8:43-44 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu


Yohanes 8:45 Tetapi karena Aku mengatakan kebenaran kepadamu, kamu tidak percaya kepada-Ku.


Yohanes 8:46 Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa? Apabila Aku mengatakan kebenaran, mengapakah kamu tidak percaya kepada-Ku?



Yesus menghakimi problem maut manusia sebagai Ia adalah Sang Penggenap kitab Taurat dan kitab para nabi, sebagai ia yang satu-satunya sempurna dalam kasih dan sempurna di dalam kekudusannya di bumi ini. Problem maut pada manusia adalah tidak memahami dan apalagi mampu mengeksekusi kasih dan kekudusan Allah sebagai sebuah pasangan yang tak terpisahkan. Perhatikan sejumlah peristiwa yang terkait langsung dengan hukum Taurat:


Matius 6:1-5 Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."


Matius 6:6-11 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya. Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia. Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri. Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?" Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya. Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.


Markus 2:5-12 Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Tetapi Yesus segera mengetahui dalam hati-Nya, bahwa mereka berpikir demikian, lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu berpikir begitu dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--: Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."


Ketika Yesus menyatakan bahwa Ia datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, maka secara kokoh ia menyatakan bahwa penggenapan yang dilakukannya telah mencakup apa yang tak dapat didayakan oleh manusia itu sendiri terhadap apa yang menjadi tuntutan hukum Taurat dan apa yang menjadi konsekuensi kenajisan  yang bersemayam pada jiwa manusia sebagai sumber tunggal kegagalan manusia untuk menggenapi hukum Taurat, yaitu: dosa! Sementara manusia tak dapat mengatasi problem dosa, Yesus Sang Penggenap hukum Taurat dan kitab para  nabi berkuasa dan saat ia mengampuni maka ia menunjukan bukti ragawinya, yaitu: ”orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu.” Ketika Yesus berkata ANAK MANUSIA BERKUASA MENGAMPUNI DOSA maka itu bukan sebuah argumentasi yang dapat didialetika dengan sebuah pertanyaan uji: “siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Apa yang dilakukan oleh Yesus itu begitu mustahil untuk dipahami dan didekati oleh manusia yang disandera oleh kenajisan yang menghamba pada iblis atau berbapakan iblis! Tetapi begitulah Yesus sebagaimana ia bersabda dan jadilah sebagaimana sabdanya.



Problem para pemimpin agama Yahudi terhadap Yesus adalah terletak siapakah dia dan apakah tujuannya? Semakin pelik dan semakin kronis sebab siapakah dia dan apakah tujuannya benar-benar bertakhta di atas hukum taurat dan kitab para nabi. Sebuah problem yang membuahkan konspirasi jahat untuk membunuhnya walau ia tak bersalah sama sekali yang kemudian tergenapi pada peristiwa penyaliban. Bahkan lebih jauh lagi sebuah konspirasi jahat yang begitu elit dan begitu jahat sebab akan membuat para murid Yesus hingga generasi ke generasi menjadi penjahat dan pendusta berdasarkan  konspirasi jahat ini:

Lukas 19:47 Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah. Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa Israel berusaha untuk membinasakan Dia,


Rasul Paulus secara luar biasa mempresentasikan kembali penghakiman Yesus kepada semua pemimpin agama Yahudi, bahwa sebagaimana dahulu para pemimpin agama Yahudi telah dihakimi sebagai yang tak memiliki kekudusan pada jiwa, maka demikian jugalah mereka hingga era kontemporer:


Kisah Para Rasul 23:1- Sambil menatap anggota-anggota Mahkamah Agama, Paulus berkata: "Hai saudara-saudaraku, sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah." Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus. Membalas itu Paulus berkata kepadanya: "Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku." Dan orang-orang yang hadir di situ berkata: "Engkau mengejek Imam Besar Allah?" Jawab Paulus: "Hai saudara-saudara, aku tidak tahu, bahwa ia adalah Imam Besar. Memang ada tertulis: Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu!" Dan karena ia tahu, bahwa sebagian dari mereka itu termasuk golongan orang Saduki dan sebagian termasuk golongan orang Farisi, ia berseru dalam Mahkamah Agama itu, katanya: "Hai saudara-saudaraku, aku adalah orang Farisi, keturunan orang Farisi; aku dihadapkan ke Mahkamah ini, karena aku mengharap akan kebangkitan orang mati." Ketika ia berkata demikian, timbullah perpecahan antara orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki dan terbagi-bagilah orang banyak itu. Sebab orang-orang Saduki mengatakan, bahwa tidak ada kebangkitan dan tidak ada malaikat atau roh, tetapi orang-orang Farisi mengakui kedua-duanya. Maka terjadilah keributan besar. Beberapa ahli Taurat dari golongan Farisi tampil ke depan dan membantah dengan keras, katanya: "Kami sama sekali tidak menemukan sesuatu yang salah pada orang ini! Barangkali ada roh atau malaikat yang telah berbicara kepadanya." Maka terjadilah perpecahan besar, sehingga kepala pasukan takut, kalau-kalau mereka akan mengoyak-ngoyak Paulus. Karena itu ia memerintahkan pasukan untuk turun ke bawah dan mengambil Paulus dari tengah-tengah mereka dan membawanya ke markas.


Beginilah konspirasi jahat yang dilancarkan oleh pemimpin agama Yahudi kepada Yesus, yang dampaknya telah menyebabkan para rasul Kristus menjadi penjahat dan penipun yang kemudian diburu dan dibinasakan dimana-mana  atas komando para pemimpin agama Yahudi yang menolak Yesus Kristus sebagai Mesias mereka! Perhatikanlah berikut ini:


Matius 27:62-66 Keesokan harinya, yaitu sesudah hari persiapan, datanglah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi bersama-sama menghadap Pilatus, dan mereka berkata: "Tuan, kami ingat, bahwa si penyesat itu sewaktu hidup-Nya berkata: Sesudah tiga hari Aku akan bangkit. Karena itu perintahkanlah untuk menjaga kubur itu sampai hari yang ketiga; jikalau tidak, murid-murid-Nya mungkin datang untuk mencuri Dia, lalu mengatakan kepada rakyat: Ia telah bangkit dari antara orang mati, sehingga penyesatan yang terakhir akan lebih buruk akibatnya dari pada yang pertama." Kata Pilatus kepada mereka: "Ini penjaga-penjaga bagimu, pergi dan jagalah kubur itu sebaik-baiknya." Maka pergilah mereka dan dengan bantuan penjaga-penjaga itu mereka memeterai kubur itu dan menjaganya.



Matius 28:11-15 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa." Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini. [sampai sekarang ini adalah saat Injil Matius ini dituliskan oleh penulis injil ini, yang diperkirakan dituliskan pada sebuah waktu dalam kurun abad pertama- ref: ‘Matthew:Introduction, Argument, and Outline- Prof. Daniel B. Wallace” “IntroductionTo Matthew” “IntroductionTo Matthew’s Gospel


Dan pada peristiwa pentakosta, apa yang diberitakan oleh rasul Petrus dan para rasul yang lain adalah kebenaran yang telah disiasatkan oleh para pemimpin agama Yahudi untuk melawan pemberitaan injil Kristus dalam cara yang mendudukan mereka sebagai para pendusta yang begitu tragis dan begitu menjijikan sebab akan melawan kebenaran konspiratif yang mendapatkan legalisasi religious yang berkata:

mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur


Apakah tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini begitu bergantung pada siapakah Yesus. Tak mengakui siapakah Yesus sebagaimana sabdanya maka akan melawan semua sabda Kristus terkait apakah tujuan kedatangannya. Pengajaran corpus delicti yang diusung oleh pendeta Erastus telah pertama-pertama tak mengakui apakah tujuan kedatangan Kristus dan siapakah Kristus yang pada keduanya hanya dapat dijelaskan oleh hukum Taurat dan kitab para nabi berdasarkan penjelasan Sang Kristus yang disertai dengan  penggenapan oleh dirinya berdasarkan perkataannya sendiri!


Relasinya dengan orang-orang Yahudi, dengan para pemimpin agama Yahudi dan dengan segenap manusia dari segenap bangsa di dunia ini pun ditentukan oleh apa yang telah dituliskan oleh Kitab Suci mengenai apa-apa yang harus dilakukan oleh Yesus Sang Kristus! Inilah tujuan kedatangan  Yesus kedalam dunia dan apakah yang dapat digenapi olehnya sendiri bagi  manusia di bumi ini:


Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.- Yohanes 12:23-24


Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.- Yohanes 12:27


Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.- Yohanes 12:31-33


Sabda dan tindakan yang tak pernah dimengerti selain disalahpahami berdasarkan pemahaman mereka atas hukum Taurat mengenai apakah tujuan kedatangan Mesias dan menjadi siapakah ia seharusnya:

Lalu jawab orang banyak itu: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"- Yohanes 12:34


Ketakmampuan untuk memahami relasi Yesus terhadap hukum Taurat dan kitab para nabi yang tak terpahami kecuali mereka sungguh-sungguh menerima penjelasan para malaikat dengan menyatakan kembali  apa yang pernah disabdakan oleh Yesus Kristus kepada mereka semasa masih bersama-sama dengan mereka :

Lukas 24:2-8 Mereka mendapati batu sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba ada dua orang berdiri dekat mereka memakai pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga." Maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus itu.


Lukas 24:13-27 Pada hari itu juga dua orang dari murid-murid Yesus pergi ke sebuah kampung bernama Emaus, yang terletak kira-kira tujuh mil jauhnya dari Yerusalem, dan mereka bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi. Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia. Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram. Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari belakangan ini?" Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya. Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari, sejak semuanya itu terjadi. Tetapi beberapa perempuan dari kalangan kami telah mengejutkan kami: Pagi-pagi buta mereka telah pergi ke kubur, dan tidak menemukan mayat-Nya. Lalu mereka datang dengan berita, bahwa telah kelihatan kepada mereka malaikat-malaikat, yang mengatakan, bahwa Ia hidup. Dan beberapa teman kami telah pergi ke kubur itu dan mendapati, bahwa memang benar yang dikatakan perempuan-perempuan itu, tetapi Dia tidak mereka lihat." Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.



Lukas 24:44 Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."


Begitulah Yesus menggenapi sendiri perkataan atau sabdanya sendiri yang menghakimi segenap manusia: “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi” (Matius 5:17-18). Dan inilah pondasi segala pondasi bagi para rasul dan setiap orang percaya untuk memberitakan injil kepada segala bangsa sebagaimana Yesus telah terlebih dahulu melakukannya dan meletakan pondasi abadi di bumi ini: ‘Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia di seluruh Siria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita pelbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Maka orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan (Lukas 4:23-25).



Para rasul harus menyiarkan berita tentang Yesus sebagai satu-satunya sumber keselamatan dan hidup, secara nyaring dan tanpa kebimbangan sekalipun dihakimi dunia sebagai sebuah kejahatan! Perhatikanlah berikut ini:

Kisah Para Rasul 4:5-7 Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?"

Sebuah penghakiman keji yang tak berbeda sama sekali dengan yang terlebih dahulu telah dialami oleh Yesus Kristus: “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?” (Matius 21:23).


Kisah Para Rasul 4:8- Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua,

Semenjak peristiwa Pentakosta maka Roh Kudus adalah satu-satunya yang  mendampingi para rasul untuk menuntun mereka menyatakan kebenaran sabda Allah sebagaimana Bapa kepada Yesus dan Yesus kepada para muridnya. Roh Kudus terhadap para murid tak berbeda dengan Yesus bagi mereka sebagaimana Yesus pernah bersabda: “Kata Yesus kepada mereka: "Hanya sedikit waktu lagi terang ada di antara kamu. Selama terang itu ada padamu, percayalah kepadanya, supaya kegelapan jangan menguasai kamu; barangsiapa berjalan dalam kegelapan, ia tidak tahu ke mana ia pergi. Percayalah kepada terang itu, selama terang itu ada padamu, supaya kamu menjadi anak-anak terang- Yohanes 12:35-26" yang oleh Yesus sendiri memang  memang menyatakan bahwa Roh Kudus akan senantiasa menuntun mereka berjalan dalam kebenaran dan tidak akan sesat sebagaimana Ia kepada para murid.


Perhatikan ini:

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang- Yohanes 12:13


Bahwa Roh Kudus akan berelasi dengan para murid sebagaimana Yesus berelasi dengan para murid, itu sama sekali bukan pada bagaimana perspektif yang digunakan untuk memahami apakah Roh Kudus itu “apakah” atau “siapakah.” Di sini Yesus menunjukan sebuah intimasi yang akan terjadi pada Roh Kudus dengan para murid sebagaimana Ia kepada para muridnya sendiri. Roh Kudus telah datang pada peristiwa Pentakosta bukan sebagai energi  atau  impersonal sehingga tak dapat melakukan penggembalaan atau memimpin sebagaimana Yesus adalah gembala bagi para murid. Faktanya Yesus  telah berkata: Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Ini adalah bagaimana kontinuitas “Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku” (Yoh 10:27) akan tetap berlangsung secara kokoh dan tak bercela meskipun Yesus secara jasmaniah tak lagi dapat menyertai dan tak dapat lagi memimpin mereka berjalan di atas bumi menuju tujuan yang dikehendaki-Nya. Adalah sangat keliru untuk membedakan Yesus terhadap  Roh Kudus berdasarkan  impresi umum kala membaca perjanjian baru terutama pada Kisah Para Rasul yang menunjukan asosiasi kuasa atau energi ilahi pada Roh Kudus, sebab pada dasarnya saat di bumi, tenaga atau kuasa atau energi ilahi  pun keluar dari tubuh Yesus Kristus pada peristiwa mujizat:

Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh." Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?"- Markus 5:28-31

Dengan kata lain, Roh Kudus tidak lebih rendah daripada Yesus dan Yesus tidak berbeda sebagaimana Roh Kudus. Dan demikian jugalah pada Bapa!



Kini Petrus berkata-kata didalam penggembalaan Roh Kudus. Petrus akan berkata dan bertindak dibawah pimpinan Roh Kudus yang telah menerima perkataan yang disampaikan Yesus bagi-Nya untuk diucapkan Petrus. Itulah sesungguhnya yang sedang terjadi kala kita membaca Petrus, penuh dengan Roh Kudus. Sekarang perhatikan apakah bunyi perkataan Petrus yang penuh dengan  atau berada didalam penggembalaan Roh Kudus:


Kisah Para Rasul 4:9-12 jika kami sekarang harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan."


Didalam penggembalaan Roh Kudus maka hasilnya adalah hadirnya  kehendak Allah yang menghakimi jiwa manusia sekalipun mereka memberontak:


Kisah Para Rasul 4:13-19 Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus. Tetapi karena mereka melihat orang yang disembuhkan itu berdiri di samping kedua rasul itu, mereka tidak dapat mengatakan apa-apa untuk membantahnya. Dan setelah mereka menyuruh rasul-rasul itu meninggalkan ruang sidang, berundinglah mereka, dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapapun dalam nama itu." Dan setelah keduanya disuruh masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau mengajar lagi dalam nama Yesus. Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.


Tujuan kedatangan Yesus ke dalam dunia ini terkait penggenapan hukum Taurat dan kitab para nabi tak pernah putus dan bahkan melibatkan para rasul dan setiap orang percaya atau setiap yang menjadi anggota tubuh Kristus. Kini semua berada didalam penggembalaan firman dan berada dibawah penggembalaan Roh Kudus agar mereka tidak tersesat. Roh Kudus sebagaimana Yesus Kristus bukan saja menggembalakan atau menuntun tetapi akan mengajar sebagaimana Yesus Kristus sendiri bersabda mengenai Dia yang telah Ia janjikan akan  diutus oleh Bapa:
Yohanes 14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.


Roh Kudus bukan semacam energi sebab kedatangannya ke dalam dunia adalah berdasarkan PENGUTUSAN OLEH BAPA atau tepat sebagaimana kedatangan Yesus kedalam dunia itu berdasarkan  PENGUTUSAN OLEH BAPA! Jadi ketika dikatakan bahwa Roh Kudus bukanlah energi atau semacam kekuatan  dan bukan sama sekali bersifat relatif untuk dikatakan sebagai Dia yang DIUTUS OLEH BAPA SEPERTI YESUS SENDIRI, adalah berdasarkan SABDA YANG DIUCAPKAN OLEH KRISTUS SEBAGAIMANA YANG DIKEHENDAKI BAPA UNTUK DIUCAPKANNYA ( Yohanes 12:49)!


Yesus Kristus memang sejak permulaan telah menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Penolong yang akan mendampingi atau menyertai setiap rasul Kristus didalam mereka melaksanakan apa yang telah menjadi amanat Yesus sebelum ia naik ke sorga, yaitu memberitakan kabar baik mulai dari Yerusalem hingga ke ujung dunia. Perhatikan ini:

Yohanes 14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,

Ia adalah allon Parakleton atau PENOLONG YANG LAIN SAMA SEPERTI YESUS KRISTUS.


Bahkan Ia telah digambarkan memiliki relasi dengan dunia ini secara begitu buruk sementara Ia memiliki relasi yang begitu baik dengan para rasul Kristus:

Yohanes 14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.


Ketika anda berjumpa dengan “mengenal” atau “tidak mengenal,” lalu “menyertai” dan “akan diam di dalam” kamu, maka itu benar-benar hubungan antara manusia kepunyaan Kristus dengan Allah yang hidup, bukan dengan energi  atau konsepsi relativitas pada  apakah sesungguhnya Roh Kudus.


Coba bandingkan dengan ini:

Yohanes 14:23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.


Yohanes 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.


Yohanes 17:25-26 Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka."


Matius 7:21-23 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"


Yohanes 10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku.


Yohanes 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,


Kedatangan Roh Kudus yang adalah Penolong Yang Lain Seperti Kristus menjadi hal yang begitu sentral sebab janji Kristus akan kedatangan Penolong Yang Lain  seperti dirinya sendiri, begitu integral dengan janji Allah  akan seorang Mesias  yang sama seperti Musa:

Ulangan 18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.


Ulangan 18:18-19 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.


Secara tak terbantahkan pola Ulangan 18:15,18-19 pun juga berlangsung pada Roh Kudus:

Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15



Ini begitu penting dan sentral sebab berdasarkan hal inilah siapapun akan mengetahui bahwa baik pada diri Yesus Kristus dan pada Roh Kudus Sang Penolong tidak pernah ada misi bercorak pembuktian corpus delicti. Bahkan hal ini disabdakan oleh Yesus Kristus sendiri:

Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku; akan kebenaran, karena Aku pergi kepada Bapa dan kamu tidak melihat Aku lagi; akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.- Yohanes 16:18-19



Tidak ada sama sekali problem terkait pembuktian corpus delicti dan tidak ada sama sekali bahwa Roh Kudus memiliki misi atau agenda menolong anak-anak Allah agar dapat menjadi corpus delicti sehingga dapat membungkam iblis dan menolong Allah yang bercela dihadapan iblis, sebagaimana agenda Allah dalam pengajaran pendeta Erastus. Mengapa? Sebab Roh Kudus sendiri akan menyatakan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum. Tak ada sama sekali problem pembuktian corpus delicti sebagaimana telah diajarkan oleh pendeta. Dr. Erastus Sabdono.

Sepuluh Bagian ketiga sudah selesai

Bersambung ke Sepuluh Bagian keempat

Segala Kemuliaan Hanya Bagi Allah


No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9