Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Ketiga
Digembalakan Oleh Yesus Kristus Agar Tidak Serupa Dengan Dunia Ini Sebab Dibawa Keluar Dari Hidup Di bawah Maut Kepada Hidup Di Dalam Allah
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 21Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 25”
Penggembalaan Yesus
bukan menggembalakan anda agar memiliki
moralitas baik sebagai kontra terhadap segala dimensi negatif atau jahat di
dunia ini, hal ini terjadi karena siapakah Yesus dan kuasa padanya yang
mengerjakan apakah yang menjadi tujuannya ke dunia ini sehingga digenapi
olehnya. Sementara itu, memang adalah
baik bagi semua manusia untuk memiliki moralitas yang baik dan kehidupan
luhur di dalam dunia manusia, tetapi juga jika anda mengakui siapakah Yesus
sebagaimana Ia bersabda maka kita harus mendengar dan mentaati kebenarannya
yang menunjukan bahwa kejahatan di dunia ini bukan berakar pada problem peradaban, etika moralitas dan keagungan
spiritualitas manusia di dalam kehidupan. Yesus sejak semula menunjukan bahwa
peradaban, etika moralitas dan keagungan spiritualitas manusia bereaksi begitu janggal terhadap kedatangan dirinya,
menolaknya atau etika moralitas, peradaban manusia dan keagungan spiritualitas
manusia menjadi buta dan tuli terhadap Yesus:
Yohanes
3:19 Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih
menyukai kegelapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat.
Ketika
Yesus berkata “tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang,” yang
dimaksudkannya adalah dirinya adalah
terang.
Mengapa penggembalaan
Yesus tidak berhubungan dengan sebuah kontra keras terhadap segala hal negatif terkait
moralitas dan hukum, itu dikarenakan Yesus sendiri meletakan dirinya sebagai
satu-satunya solusi bagi problem jahat dunia ini. Itu termasuk moralitas di dunia ini telah berada dibawah penghakiman
jiwa Sang Kristus. Mari perhatikan berikut ini:
Matius
15:17- 20Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut
turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut
berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati
timbul segala pikiran jahat, pembunuhan,
perzinahan,
percabulan,
pencurian,
sumpah
palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan
tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."
Moralitas dunia
adalah soal apakah yang benar dan apakah yang salah; apakah yang seharusnya
dilakukan dan apakah yang tidak boleh dilakukan; apakah yang harus dikoreksi
pada diri manusia agar kehidupannya hidup didalam apakah yang seharus dilakukan
berdasarkan apakah yang benar dan apakah yang salah sehingga tak boleh
dilakukan. Tetapi sama sekali problem moralitas ini tidak akan mendefinisikan
manusia dan kemanusiaan sebagai memiliki problem kenajisan; sama sekali problem
moralitas manusia tak akan dikaitkan dengan akar masalah sejatinya, yaitu “dari
hati timbul segala rupa kejahatan dan
problem moralitas itu.” Perubahan
perilaku bisa dipastikan sebagai kemampuan manusia itu untuk menguasai dirinya
dan mengontrol apa yang ada di hati dan pikirannya agar tidak melahirkan problem moralitas di dunia ini dan problem
kejahatan yang dapat melukai sesamamu manusia, tetapi disaat yang sama dapat
dipastikan bahwa selama-lamanya manusia tidak dapat mematikan dan membuang
problem kenajisan yang datang dari hati.
Sebab manusia tak akan pernah memiliki sumber
pengudusan yang senantiasa terhadap problem kenajisan itu sendiri sementara hati
sebagai sumber segala rupa kejahatan dan problem kemanusiaan, tetap berada
dalam kehidupan diri setiap manusia.
Moralitas dunia tidak
mengenal sama sekali elemen kenajisan dan elemen pengudusan. Sebab ketika
seorang dapat mengusai hati dan
perilakunya dari dorongan-dorongan kejahatan, itu sama sekali tidak
diidentifikasikan sebagai sebuah problem kenajisan yang bisa ditaklukan dan
bisa dikuduskan, atau setidaknya dibasuh oleh air suci perbuatan baik.
Moralitas dunia tidak mengenal hal tersebut.
Itu sebabnya
bagaimanapun perjuangan manusia itu dihadapan Allah, jika manusia itu tidak
sanggup untuk mematikan sumber kenajisan dan menguduskan dirinya dihadapan
Allah, bagi Yesus merupakan sebuah kemunafikan. Perhatikan ini:
Matius
23:25-26 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab cawan dan
pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah
dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. Hai orang Farisi yang
buta, bersihkanlah dahulu sebelah
dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Matius
23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang
sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang
belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Perhatikan, problem
moralitas dan perilaku atau tindak-tanduk manusia memang menjadi fokus yang
begitu tinggi tetapi begitu berbeda dengan dunia moralitas manusia. Di dunia
manusia, ketulusan dan ketakmunafikan memang dituntut tetapi nilainya adalah “ucapan dan perbuatan harus
selaras” atau “apa yang diimani harus selaras dengan perbuatan di dunia ini”
yang mana sama sekali tidak menekankan keadaan internal atau keadaan jiwa
manusia tetapi pada keadaan atau kehidupan ragawi manusia pada mulut, pada kaki
dan pada tangan agar tidak menjadi alat kejahatan. Jikalau manusia dapat
menyelaraskan dirinya secara apa yang diimani dengan perbuatan atau apa yang
diucapkan dengan perbuatan maka ia akan tampil seorang yang bermoral atau yang
berbudi luhur, maka memang benar ia akan tampil sebagai orang yang bermoralitas
dan berperilaku mulia, bahkan ia dapat menjadi orang yang begitu spiritual kala
ia mampu mematikan raga dan mengendalikan jiwa dan pikiran yang mengandung
berbagai hasrat negatif bagi sesama manusia dan bagi dunia. Tetapi sekalipun
begitu, itu semua tak menunjukan bahwa nilai moralitas dan spiritualitas
manusia dapat membersihkan jiwa sehingga tak berkejahatan sama sekali. Ini
tepat sebagaimana sabda Yesus: “yang sebelah
luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang
belulang dan pelbagai jenis kotoran.” Moralitas dan
spiritualitas dunia tak akan sanggup menguduskan hati dan dengan demikian
membangkitkan jiwa yang mati, membangkitkan kematian jiwa semacam ini: “penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.” Tak disangkali bahwa memang benar
moralitas dan spiritualitas dunia dapat membuat dunia ini lebih baik dalam
pandangan dunia tetapi tidak menyelesaikan problem maut yang menyandera setiap
manusia di dunia ini:
Matius
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan
Jelas sekali
bahwa sementara moralitas dunia tak mengenal jati diri manusia sebagai
mahkluk najis yang tak dapat dikuduskan oleh moralitas-moralitas mulia dan perbuatan-perbuatan
baik, sementara Allah memandang semua
diri manusia, dengan demikian, semua adalah najis sekalipun memiliki moralitas
dan perbuatan yang bernilai begitu mulia DI MATA MANUSIA. Pengajaran moralitas Yesus yang demikian telah membantu kita memahami
mengapa pemazmur berkata begini:
Mazmur
14:1-3 Untuk pemimpin biduan. Dari Daud. Orang bebal berkata dalam hatinya:
"Tidak ada Allah." Busuk dan jijik perbuatan mereka, tidak ada yang
berbuat baik. TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia
untuk melihat, apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah. Mereka
semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik,
seorangpun tidak.
Sehingga
kita juga memahami mengapa rasul Paulus
pun menuliskan keadaan manusia sebagai sama sekali tak memiliki
kebenaran DI MATA ALLAH:
Roma
3:9-12 Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain?
Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis:
"Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal
budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng,
mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
Ketika
dikatakan bahwa “tidak ada yang berbuat baik,” ini bukan sama sekali hendak
menyatakan bahwa di dunia ini tidak ada satupun manusia yang bermoral dan
berbuat baik, bukan itu maksudnya, sebab sebagaimana Yesus katakan dan ajarkan:
ada dan banyak manusia yang berbuat baik hanya saja itu sama sekali tak
bernilai di mata Allah dan tak mampu membuat manusia itu lepas dari kenajisan
senantiasa pada dirinya, dengan kata lain inilah yang dikatakan Yesus tadi:
di
sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi
di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan
Penggembalaan Yesus
dengan demikian terjadi karena tidak ada
satupun manusia yang sanggup melahirkan sebuah mekanisme untuk menguduskannya,
termasuk dalam mentaati hukum Taurat akan senantiasa menunjukan realitas jiwa
manusia itu adalah tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis
kotoran, sementara melakukan apa yang menjadi ketentuan Taurat itu
bahkan dapat sekalipun dapat mempertobatkan satu orang menjadi penganut mereka
juga:
Matius
23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu
mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan
dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.
Itu
sebabnya kepada setiap pengikut para ajaran ahli Taurat Yesus memperingatkan
mereka, kalau tidak lebih baik dari mereka maka semua dan tak satupun yang dapat
memiliki kehidupan kekal. Sebab tak satupun yang dapat menguduskan jiwa mereka
dari segala kenajisan:
Matius
5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Apakah
yang dimaksudkan Yesus dengan “tidak lebih benar?” apakah terkait “ucapan tak
selaras dengan perbuatan?” atau semacam itu? Bukan, bukan itu, Pada dasarnya
para ahli taurat dan orang-orang Farisi memiliki wibawa yang luar biasa di
hadapan bangsa Yahudi, mereka memiliki kebenaran pada segenap aspek
kehidupannya di hadapan manusia.
Tetapi pada pandangan Yesus, mereka memiliki problem yang tak dapat diatasi
bahkan oleh para ahli Taurat itu, yaitu:
yang
sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya
penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Mereka
orang-orang yang baik, berbudi luhur dan sangat tinggi kehidupan
spiritualitasnya. Itu Yesus tak sangkali sehingga ia berkata “yang sebelah
luarnya memang bersih tampaknya.” Ketika Yesus berkata “tampaknya” maka Yesus
sedang menyatakan begitulah kewibawaan dan keluhuran para tokoh agama itu
ditengah masyarakat, tetapi di mata Allah kehakikatan jiwa mereka adalah “orang
neraka” sebab “yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.”
Realitas jiwa semacam ini, pun ditunjukan Yesus dengan sabda tauratnya yang
berbunyi:
Matius
5:21-22 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang
berkata kepada saudaranya: Kafir!
harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam
neraka yang menyala-nyala.
Matius
5:27-30 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang
perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di
dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan
buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa,
dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tanganmu
yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik
bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Ajaran-ajaran
Yesus ini berpijak dari hukum taurat yang menunjukan kekudusan Allah tak
bercela sehingga tak dapat dikompromikan dengan kelemahan atau kemaksimalan
yang dapat dicapai manusia dalam moralitas. Kekudusan berdasarkan kemaksimalan
yang dicapai manusia secara individual pasti menghasilkan pelanggaran, dan akan
mendatangkan kutuk
sebagaimana memang tuntutan-Nya: Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum
Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!"- Ulangan 27:26,
itu sebabnya ia tadi berkata: “Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak
akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Perbuatan baik
mendapatkan apresiasi setinggi kekudusan Allah itu sendiri. Dan kala setiap
manusia dapat masuk ke dalam kehidupan sekudus adanya Allah itu sendiri maka ia
memang dapat masuk ke dalam kerajaan sorga yang berarti bukan orang neraka,
jika saja manusia itu bukan sama sekali
yang berada dibawah penghakiman sabda ini: yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai
jenis kotoran.
Faktanya Yesus sudah
menghakimi tak ada satupun yang sanggup. Sebab jika ada yang sanggup maka
mustahil Allah bersabda kepada dunia
melalui Yesus dalam bunyi seperti ini:
Matius
5:17-18 Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku
datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab
para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu
iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum
semuanya terjadi.
Penggenapan Yesus
bukan saja pada apa yang menjadi tuntutan Allah pada manusia yang tak dapat
dipenuhi karena kelemahan daging dan
jiwa untuk menggenapinya tetapi penggenapannya akan melahirkan jalan keluar bagi manusia dari problem ini. Itu
sebabnya Yesus berkata “ Ia datang untuk menggenapi kitab para nabi.”
Menggenapi kitab para nabi sama mustahilnya bagi manusia untuk mengatasi dan
mengalahkan keadaan: yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran,
sebab terkait ia menggenapi kitab para
nabi memang secara eksklusif hanya dia saja yang sanggup menggenapinya!
Perhatikanlah ini:
╞Matius
1:21-22 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus,
karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Hal itu
terjadi supaya
genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak
dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan
menamakan Dia Imanuel" -- yang berarti: Allah menyertai kita.
╞Matius
2:15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah
yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil
Anak-Ku."
╞Matius
2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal
itu terjadi supaya
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan
disebut: Orang Nazaret.
╞Lukas
3:4-6 seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang
berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap
gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang
berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang
dari Tuhan."
Yesaya
40:3-4 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah
di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup,
dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi
tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran;
╞Matius
3:13-15 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk
dibaptis olehnya. Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu
dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku? Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah."
Dan Yohanespun menuruti-Nya.
╞Matius
8:16-17 Menjelang malam dibawalah kepada Yesus banyak orang yang kerasukan
setan dan dengan sepatah kata Yesus mengusir roh-roh itu dan menyembuhkan
orang-orang yang menderita sakit. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi Yesaya: "Dialah yang memikul kelemahan kita dan
menanggung penyakit kita."
╞Matius
12:16-21 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah
firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: Lihatlah, itu Hamba-Ku
yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh
roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia
tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar
suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya,
dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan
hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."
╞Matius
26:52-54 Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam
sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat
berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas
pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis
dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi
demikian?"
╞Matius
26:56 Akan tetapi semua ini terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi."
Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
╞Lukas
22:37 Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi pada-Ku:
Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak. Sebab apa yang tertulis
tentang Aku sedang digenapi."
╞Lukas
24:44 Ia berkata kepada mereka:
"Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih
bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam
kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."
╞Yohanes
15:23-25 Barangsiapa membenci Aku, ia membenci juga Bapa-Ku. Sekiranya Aku
tidak melakukan pekerjaan di tengah-tengah mereka seperti yang tidak pernah
dilakukan orang lain, mereka tentu tidak berdosa. Tetapi sekarang walaupun
mereka telah melihat semuanya itu, namun mereka membenci baik Aku maupun
Bapa-Ku. Tetapi
firman yang ada tertulis dalam kitab Taurat mereka harus digenapi:
Mereka membenci Aku tanpa alasan.
Penggenapan-penggenapan
semacam itu adalah hanya terjadi pada satu-satunya manusia, manusia Yesus
Kristus. Penggenapan-penggenapan yang harus terjadi sebagaimana kitab suci
tuliskan bahwa berdasarkan penggenapan sedemikian itulah maka ia dapat
menjadi Juruselamat dunia atas ketakberdayaan manusia di dalam belenggu maut
yang senantiasa akan memperbudak manusia dalam belenggu maut dengan buah
kehidupan semacam ini: di sebelah luar
kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan.
Begitulah realitas
penggembalaan Sang Mesias atas jiwa-jiwa manusia yang akan diselamatkannya
sehingga menjadi hidup berdasarkan
kehidupan Terang Manusia yang yang ada di dalam dirinya sendiri (Yohanes 1:4).
Penggembalaan
Yesus atas manusia agar keluar dari
penggembalaan maut yang membuahkan ketakberdayaan maut tadi, itu dilakukan berdasarkan penggenapan
kitab suci dan apapun yang dituliskan oleh para nabi:
Ia
berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu
ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis
tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."-
Lukas 24:44
Itulah yang menjadi
dasar bagi Yesus untuk juga mengajarkan bagaimana ia harus masuk ke dalam maut
untuk membebaskan manusia dari perbudakan semacam itu, yang telah membuat perbuatan-perbuatan baik manusia hanya
membuat ia bersih pada bagian
luarnya sementara pada bagian dalamnya tetap kotor, karena maut tak memberikan
kehidupan Allah. Mari perhatikan ajaran-ajaran Yesus berikut ini:
▬●Matius
16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya
bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem
dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan
ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
▬●Matius
20:17-19 Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas
murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah jalan: Sekarang
kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam
kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan
mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan
dibangkitkan."
▬●Markus
8:31- Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia
harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
▬●Markus
9:31-32 sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka:
"Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan
membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit." Mereka tidak
mengerti perkataan itu, namun
segan menanyakannya kepada-Nya.
▬●Markus
10:32-34 Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan
Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga
orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa
takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia
mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya:
"Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada
imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman
mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah
tiga hari Ia akan bangkit."
▬●Lukas
18:31-34 Yesus memanggil
kedua belas murid-Nya, lalu berkata kepada mereka: "Sekarang kita pergi ke
Yerusalem dan segala sesuatu yang ditulis oleh para nabi mengenai Anak Manusia
akan digenapi. Sebab
Ia akan diserahkan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
diolok-olokkan, dihina dan diludahi, dan mereka menyesah dan membunuh Dia, dan
pada hari ketiga Ia akan bangkit." Akan tetapi mereka sama sekali tidak mengerti semuanya
itu; arti
perkataan itu tersembunyi bagi mereka dan mereka tidak tahu apa yang
dimaksudkan.
▬●Yohanes
16:16-20 Tinggal
sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal sesaat
saja pula dan kamu akan melihat Aku. Mendengar itu beberapa dari murid-Nya
berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya Ia berkata kepada kita: Tinggal
sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu
akan melihat Aku? Dan: Aku pergi kepada Bapa?" Maka kata mereka: "Apakah artinya
Ia berkata: Tinggal sesaat saja? Kita tidak tahu apa
maksud-Nya." Yesus tahu, bahwa mereka hendak menanyakan sesuatu
kepada-Nya, lalu Ia berkata kepada mereka: "Adakah kamu membicarakan
seorang dengan yang lain apa yang Kukatakan tadi, yaitu: Tinggal sesaat saja
dan kamu tidak melihat Aku dan tinggal sesaat saja pula dan kamu akan melihat
Aku? Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan
bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah
menjadi sukacita.
Yesus memulai
penggembalaannya di dunia ini dan itu barulah permulaan perjalanannya untuk
menunjukan realitas ketakberdayaan manusia, menunjukan daya kinerja iblis atas
manusia dan menyingkapkan apakah wujud kinerja iblis itu atas manusia dalam
sebuah cara membelenggu secara abadi tanpa bisa dilawan untuk membebaskan diri
dari realitas: yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah
dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
Penggembalaan Yesus kini berlanjut masuk ke dalam pemerintahan dunia orang
mati, pusat kendali perbudakannya atas manusia dalam cara memberikan dirinya
untuk masuk dan ditelah oleh kematian sebagai yang berkuasa atas kematian dan
memberikan kehidupan di dalam kematiannya. Peristiwa kematiannya adalah sabda
Allah baginya untuk ditaatinya, dan penaatannya bermakna penggenapan kitab para
nabi, sebuah ketaatan yang mendatangkan penggenapan kitab para nabi untuk
membebaskan manusia dari kematian akibat dosa. Itu sebabnya saat kematiannya
adalah saat yang disebut Yesus Kristus sendiri sebagai saat yang mana Anak Manusia dimuliakan:
Yohanes
12:23-24 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja;
tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah.
Yohanes
12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa,
selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak,
sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat
ini.
Yohanes
12:31-33 Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga
penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi,
Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku." Ini dikatakan-Nya untuk
menyatakan bagaimana caranya Ia akan mati.
Penggenapan
kitab para nabi adalah aspek kedua yang akan digenapinya di dalam dunia maut
sebagai yang berkuasa untuk menghasilkan kehidupan bukan hanya untuk dirinya
sendiri tetapi kepada banyak orang atau
sebagaimana sabda Kristus: Sesungguhnya
jikalau biji gandum tidak jatuh ke
dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan
menghasilkan banyak buah.
Itu
sebabnya kematian Yesus dalam cara “apabila Aku ditinggikan dari bumi”
merupakan keniscayaan untuk terjadi pada Yesus dan hanya Yesus saja yang
berotoritas menggenapinya. Itu sebabnya kematiannya yang walaupun hina dan
nista di mata manusia bahkan tak dimengerti mengapa harus demikian caranya
sebagaimana sangka para murid dan banyak orang, tetapi itu adalah sebuah
kebenaran, bukan siasat iblis. Sebab
Yesus telah memberikan dasarnya, yaitu:
Ia
berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu
ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang
Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur."-
Lukas 24:44
Karena itu adalah
firman Allah maka:
╬Adalah
dusta besar untuk menyatakan bahwa yang disalibkan bukan Yesus Kristus atau
seseorang yang diserupakan agar mirip
Yesus
╬Adalah
sebuah penistaan untuk menyatakan bahwa yang disalibkan bukan Yesus Kristus
atau seseorang yang diserupakan agar mirip Yesus sebab Yesus berkata “harus digenapi semua yang tertulis tentang
Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.”
╬Yesus
sendiri telah memberikan afirmasi berdasarkan kitab suci bahwa dirinyalah yang
akan ditinggikan dari bumi pada kayu salib pada momen yang paling mencekam bagi
para murid-Nya yang berjuang mati-matian untuk mencegah Yesus masuk ke dalam
lorong kegelapan:
Maka
kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa
menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku,
supaya Ia segera mengirim lebih dari
dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi
yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?"-
Matius 26:52-54
Yang
disalibkan adalah benar-benar Yesus dan seperti dikatakan oleh Yesus, ia tak
memerlukan segala rupa peluputan baik terbuka atau tertutup dan memerlukan
pertolongan manusia. Ia telah mencegah pedang manusia untuk menolongnya dan Ia
telah membuang pertolongan yang senantiasa terbuka dari sorga: 12 pasukan
malaikat! Jika demikian maka menyatakan yang dimatikan adalah seorang yang
diserupakan mirip dia sementara ia sendiri diangkat ke sorga, sungguh
sebuah dusta melawan: “bagaimana akan
digenapi yang tertulis dalam Kitab suci.” Harus terjadi yang demikian
sebagaimana tertulis dalam Kitab Suci:
╬Yesaya
53:1-12 Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar,
dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh
di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang
dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Ia dihina dan dihindari
orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang
menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas
Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh
karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN
telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya,
tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di
depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya. Sesudah
penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang
memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari
negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan
umat-Ku ia kena tulah. Orang menempatkan kuburnya di antara
orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat,
sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam
mulutnya. Tetapi TUHAN
berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan
dirinya sebagai
korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan
lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan
melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar,
akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab
itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia
akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia
telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di
antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk
pemberontak-pemberontak.
Ia tak berdusta
tentang dirinya yang harus mati dalam cara demikian
dan ia telah menunjukan bahwa kematiannya memang adalah sabda Allah yang telah
tersimpan di dalam kitab para nabi.
Mengapa
ia harus menanggung dosa-dosa orang lain, bukankah jika demikian bukan
keadilan? Jika keadilan yang dikejar maka yang seharusnya diterima adalah
kebinasaan, sebab berdasarkan keadilan semua harus dihukum dan berada didalam
kebinasaan. Bahwa ia harus menanggung dosa banyak orang memang telah merupakan ketetapan
kudus Allah yang telah disampaikan dan telah dituliskan oleh nabi kudus-Nya.
Begitulah
penggembalaan Yesus di dalam dunia orang mati, dalam cara: menyerahkan nyawanya
ke dalam maut untuk mendapatkan banyak jarahan yaitu jiwa-jiwa manusia
pemberontak yang dosa-dosanya telah ditanggung oleh Yesus di dalam maut.
Itu
sebabnya yang disalibkan adalah benar-benar Yesus dan yang masuk ke dalam dunia
orang mati adalah benar-benar Yesus dan didalam dunia orang mati itulah ia
dapat menanggung dosa banyak orang yang
ia selamatkan dari dunia maut sehingga menjadi kepunyaannya dan hidup
didalam-Nya.
Dia yang disalibkan adalah benar-benar Yesus dan
yang mati adalah benar-benar Yesus. Karena ia dipersiapkan Allah untuk
menjadi kurban penebus salah dan ia
didalam kesemuanya itu berkuasa penuh untuk menggenapi kehendak Allah: Apabila
ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah,
ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak
TUHAN akan terlaksana olehnya. Itu sebabnya yang disalibkan
mustahil orang LAIN yang diserupakan
hingga mirip Yesus, sebab yang disalibkan harus orang yang diberi kuasa menjadi
kurban penebus salah dan yang berkuasa menggenapi kehendak Allah secara jitu,
sempurna dan kudus.
Ini memang sukar dan
pasti mustahil untuk diterima begitu saja. Masakan Yesus Sang Mesias harus senista ini agar
dapat menggenapi maksud Allah? Tak bisakah cara lain saja? Tak peduli apakah
sangkaan manusia, tetapi Allah sendiri melalui nabi Yesaya telah menujukan
begitulah Yesus kelak akan menggembalakan manusia untuk lepas dari maut, tak
peduli kita mengira ia adalah terhukum: Tetapi
sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang
dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah,
dipukul dan ditindas Allah. Itu sebabnya Yesus pun berkata keras:
╬Matius
26:55-56 Pada saat itu Yesus berkata kepada orang banyak: "Sangkamu Aku
ini penyamun, maka kamu datang lengkap dengan pedang dan pentung
untuk menangkap Aku? Padahal tiap-tiap hari Aku duduk mengajar di Bait Allah,
dan kamu tidak menangkap Aku. Akan tetapi semua ini
terjadi supaya genap yang ada tertulis dalam kitab nabi-nabi."
Lalu semua
murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Mengapa Yesus sendiri yang harus
mati? Karena ia saja yang dapat menggenapi profetik purba semacam ini: “Hai pedang, bangkitlah terhadap gembala-Ku, terhadap orang yang paling karib kepada-Ku!” (Zakaria
13:7). Siapakah yang paling karib dengan Allah? Perhatikan kesaksian Yesus berikut ini: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia
melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga
yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan
Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri,
bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi
dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang
mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak
menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun,
melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya
semua orang menghormati Anak sama seperti mereka
menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak
menghormati Bapa, yang mengutus Dia.”(Yohanes 5:19-23).
Itu sebabnya ketika
mengatakan yang mati di kayu salib adalah seseorang yang diserupakan dengannya
sementara ia sendiri diangkat Allah maka itu sama dengan mengatakan bahwa
Yesaya 53:1- secara keseluruhan tak
pernah tergenapi dan ajaran demikian telah menunjukan ketaktahuan akan kehendak
Allah atas Yesus sebagaimana telah dinyatakan oleh nabi Yesaya. Itu sebabnya
Yesus berkata mengenai penggembalaannya untuk melepaskan manusia dari dalam
maut yang kebenarannya mencakup juga
Yesaya 53:1-12, yang berbunyi: “Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai
kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala
sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita
semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" Lalu Ia menjelaskan
kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.” (Lukas
24:25-27).
Menjadi tidak serupa
dengan dunia, dengan demikian, melampaui tidak berperilaku jahat sebagaimana
orang-orang jahat di dunia ini, tetapi juga berarti tidak meletakan kebenaran
diri berdasarkan perbuatan-perbuatan baik sebagaimana pandangan moralitas semua
manusia. Harus diingat bahwa untuk memiliki moralitas dan karakter unggul tidak
perlu menjadi beragama apapun, sebab siapapun yang dapat membangun moralitas dan karakter yang
baik berdasarkan kemuliaan hati nurani kemanusiaan sendiri yang diperjuangkan
untuk memerintah dirinya, tanpa perlu sama sekali mengenal Tuhan dan mengenal
ayat-ayat suci dan mengabaikan apapun realitas manusia dalam pandangan Allah.
Tepat seperti Yesus telah indikasikan sebelumnya.
Itu sebabnya dalam mendorong kehidupan yang baik, yang bermoral dan berbudi luhur
kepada jemaat Tuhan, setiap rasul akan menautkan apa yang harus terjadi dan
dialami oleh hati manusia agar tidak
sebagaimana Yesus hakimi nampaknya benar
di depan manusia tetapi dalam dirinya penuh kejahatan dan kedurjanaan. Misalkan
saja dapat kita temukan dalam Surat Yakobus berikut ini:
Yakobus
1:16-27 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Setiap pemberian yang
baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari
Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena
pertukaran. Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh
firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang
tertentu menjadi anak sulung di
antara semua ciptaan-Nya. Hai saudara-saudara yang kukasihi,
ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat
untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak
mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu
banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi
hendaklah kamu menjadi pelaku firman
dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri
sendiri. Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya,
ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya
di depan cermin. Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera
lupa bagaimana rupanya. Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan
hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia
akan berbahagia oleh perbuatannya. Jikalau ada seorang menganggap dirinya
beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka
sia-sialah ibadahnya. Ibadah yang murni
dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi
yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga
supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.’
Jikapun
ini dipandang sebagai instruksi moralitas maka ini sungguh berbeda dengan dunia
dengan segenap moralitasnya. Nampak
luarnya bisa sangat mirip tetapi realitas dalam diri manusia pada
apa yang menuntunnya untuk
berlaku dan mengejar penghidupan yang tak serupa dengan dunia atau tak
dicemarkan dengan dunia akan sangat berbeda, sebab yang menuntunnya bukan hati
yang menjadi sumber kenajisan bagi manusia tetapi “firman yang tertanam di dalam hatimu.” Manusia dalam Tuhan sangat bergantung pada
firman dan ini bukan sekedar omongan dimulut namun tidak memiliki kehidupan,
tetapi harus memiliki kehidupan: “firman yang
tertanam.” Tanpa firman yang tertanam maka mustahil hati manusia anak
Allah itu tak tercemar oleh dunia. Pencemaran yang dibicarakan di sini
adalah pada “hati” yang hanya dapat
dicegah oleh firman yang tertanam atau
oleh kehidupan hati yang dipandu oleh firman Tuhan. Jadi inilah sebabnya
perbuatan baik itu sendiri tidak dapat menguduskan manusia tetapi apapun
perbuatan baik yang dihasilkan oleh firman yang tertanam di dalam dirimu pasti merupakan
ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, sebuah
perubahan dramatis dari realitas ini:
“..yang
sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.”
Itulah realitas dari
kehidupan yang dihasilkan oleh Sang Kristus dan sabdanya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut
Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang
hidup- Yohanes 8:12. Pada dasarnya perbuatan baik dan moralitas setiap
anak-anak Allah di dunia adalah salah satu bagian kecil saja dari realitas yang
dihasilkan oleh kebenaran sabda ini: “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah
pengusahanya- Yohanes 15:1,” yang menjadi satu-satunya penyebab kehidupan
anak-anak Allah tidak serupa dengan dunia ini atau tidak dicemari dunia ini
sehingga dapat masuk ke dalam penggenapan yang berbunyi: “Dalam hal inilah
Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu
adalah murid-murid-Ku” (Yoh 15:8) dan “Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan
mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia”
(Yoh 14:23). Surat Yakobus menyebutkan firman yang tertanam di dalam hati, itu
sebuah pernyataan yang menyingkapkan realitas kehidupan di dalam hati manusia yang hanya dapat dihasilkan jika
manusia itu memiliki relasi dengan Allah di dalam kasih-Nya. Itulah yang
dinyatakan Yesus Sang Mesias dan menjadi dasar kebenaran di dalam Surat
Yakobus. Perhatikanlah ini: “Barangsiapa
tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang
kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku (Yohanes
14:24).” Yakobus meneruskan kebenaran yang diterima dari Yesus Kristus kepada
jemaat gembalaannya, bahwa hanya manusia yang memiliki relasi mengasihu Allah
akan memiliki firman yang tertanam di dalam hati. Itu sebabnya berelasi dengan
Allah pada pokoknya berbicara hati yang padanya ada firman yang tertanam dan
membuahkan ketaatan pada firman. Di sini menjadi melampui moralitas dan
karekater mulia dalam hidup tetapi
bagaimana manusia memiliki relasi dengan Allah menjadi bermoral dan
menghasilkan sebuah kehidupan ibadah yang sejati di hadapan Allah. Adakah
moralitas dunia membicarakan “firman yang tertanam di dalam hati” dan “dilepaskan
dari perhambaan dosa?” Jelas tidak, dan karena itulah para pengikut Yesus tak
boleh tercemar oleh dunia ini dalam memandang moralitas dunia yang terlepas
sama sekali dari Kritus dan firman-Nya yang tertanam di dalam hati.
Bersambung ke bagian 27
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment