Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian
Kedua
Biarlah Gandum dan
Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di
Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti
Saatnya
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Sabtu, 6 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 17”
Melakukan
Kehendak Bapa Adalah Sebuah Kehidupan Baru Yang Datang Dari Kerajaan Allah Sementara
Lalang Dibiarkan Tumbuh Menghimpitmu
Bahkan di dalam dunia
yang dinyatakan Yesus dalam umpama: “biarkanlah
gandum dan lalang tumbuh bersama.” Menimbang realitas yang begitu keras
bagi kehidupan manusia maka memang kehidupan anak-anak Allah itu
sendiri haruslah berdasarkan kehidupan yang dilahirkan oleh Allah
sementara ia hidup di dalam dunia yang diperintah oleh kuasa kegelapan atau di
dunia di mana lalang tetap dibiarkan tumbuh dan tidak boleh dicabut sampai pada
saatnya Allah memerintahkan para penuainya untuk menuai gandum-gandum untuk
disimpan di lumbung-Nya sementara lalang untuk dibinasakannya. Beginilah injil
Yohanes menyatakannya:
Yohanes
1:12-13 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu
mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang
yang diperanakkan bukan dari
darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang
laki-laki, melainkan dari
Allah.
Realitas ini hanya dapat terjadi sehubungan
dengan kedatangan Anak Allah ke dalam dunia ini:
Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita- Yohanes
1:14
Jadi menjadi anak-anak Allah tidak mungkin
berdasarkan perjuangan daging ini. Tetapi mengapa demikian akan dinyatakan oleh
Yesus bahwa menjadi anak-anak Allah sebuah pemerdekaan oleh Anak Allah dari
pembapakan oleh iblis.
Dengan
kata lain sentralitas Yohanes 1:12-13 terletak pada “Firman itu telah menjadi manusia” yang menjadi satu-satunya dasar keselamatan manusia dapat berlangsung. Jika tanpa pemberian kuasa
menjadi anak-anak Allah yaitu orang-orang yang diperanakan dari Allah maka mustahil dapat datang dan menerima Yesus
Kristus sebagai kebenaran dan keselamatan dari Allah, atau jika tak ada pemberian kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, inilah yang akan
terjadi:
Ia
telah ada di dalam dunia dan
dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya. Ia datang kepada milik
kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.- Yohanes 1:10-11
Atau
tepat sebagaimana Yesus katakan sendiri:
Dan
inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.-
Yohanes 3:19
Sehingga
kepada Nikodemus, salah satu guru bangsa Yahudi, Yesus mewajibkan apa yang
menjadi dasar bagi Yohanes untuk menuliskan Yohanes 1:12-13 agar manusia dapat datang
menerima Yesus sebagai Ia yang datang dari
Allah untuk menjadi satu-satunya keselamatan bagi dunia yang berada di dalam
perbudakan iblis. Beginilah Yesus bersabda kepada Nikodemus:
Yesus
menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus
kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua?
Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?" Jawab
Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Apa yang
dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah
roh. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan
kembali. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi
engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya
dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."- Yohanes 3;3-8
Yang
menjelaskan bagaimana manusia dapat lepas dari hukum kemautan
manusia sebagaimana yang telah dinyatakan Yesus dalam Yohanes 3:19.
Inilah relasi
orang-orang percaya dengan Yesus dengan Allah sejak permulaan. Begitu berbeda
dengan konsep corpus delicti
yang diusung dan dijunjung begitu tinggi melampaui kemuliaan Yesus [yang juga
merupakan kemuliaan Bapa]; melampaui kebenaran ini: “supaya semua orang menghormati
Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Sebab pada corpus
delicti sama sekali tak memberikan penghormatan pada Anak sebagaimana menghormati Bapa, selain
pandangan bahwa Yesus Kristus perlu
membutikan ketaatannya kepada Allah sehingga dengan demikian menunjukan bahwa
seharusnya anak-anak Allah dapat melakukan hal yang sama. Bahkan memang
benar-benar tak mungkin anak-anak Allah
dapat menghasilkan penghormatan pada Anak sama seperti mereka menghormati Bapa
sebab Anak Allah, oleh pendeta Erastus, telah diletakan sebagai yang harus
membuktikan ketaatannya kepada Allah agar dapat menjadi corpus delicti bahwa
seharusnya anak-anak Allah juga dapat menghormati Bapa sehingga dapat
membungkam iblis. Dalam corpus delicti, justru anak-anak Allah atau para
manusia yang mendapat kehormatan yang teramat besar, yaitu saat: sukses menjadi corpus delicti maka menjadi
para pembungkam iblis demi Allah yang bercela di hadapan iblis.
Corpus delicti
merendahkan Yesus serendah-rendahnya sehingga tak memiliki otoritas dan kuasa
untuk menghakimi dan melucuti pemerintahan iblis, dan kemudian membebaskan
manusia dari kuasa kegelapan yang menguasainya. Ini sangat bertentangan dengan
Yesus Kristus yang memiliki tujuan agar setiap orang yang dibebaskannya dari
pemerintahan kuasa kegelapan dapat masuk ke dalam kehidupan berelasi dengan
Yesus dan Bapa, dalam sebuah keaktualan yang nyata dan dapat dilihat oleh dunia
ini.
Pada Yesus, ketaatan
mereka kepada sabda-Nya justru merupakan bukti kokoh bahwa iblis
telah takluk terhadap kehendak Kerajaan Allah yang datang ke dalam dunia ini
atau manusia datang kepadanya untuk
memperoleh hidup. Bandingkan
dengan kehidupan yang tak dapat mendatangi Yesus untuk mendapatkan hidup:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab
Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu
memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang
kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Bahkan
penyelidikan kitab suci yang penuh ketekunan dan penuh dedikasi tak akan
memberikan kuasa untuk mengakibatkan mereka dapat datang kepada Yesus sebagai
Sang Pemberi Hidup.
Sejak semula manusia
memiliki problem untuk berelasi dengan Yesus secara benar sebagaimana yang
dikehendaki Allah (Yohanes 3;19), sehingga memang relasi Yesus terhadap
manusia, pasti terletak bagaimana manusia
dapat bebas dari realitas kegelapan sebagaimana dinyatakan Yesus pada
Yohanes 3:19.Dengan kata lain, manusia-manusia yang membutuhkan pertolongan
Allah terhadap problem mautnya dengan iblis sebagaimana Yohanes 3:19.
Dapat datang kepada
Yesus, dengan demikian, berdasarkan Yohanes
3:19: adalah sebuah kebangkitan dari hidup
di dalam kematian atau hidup dalam
cengkraman kuasa pemerintahan iblis, yang digambarkan Yesus kepada
Nikodemus sebagai sebuah keputusan hukum Allah atas realitas manusia dan pemerintahan
iblis yang telah ditetapkan sebagai sumber kematian dan pemberontakan
manusia:
Teks Yohanes 3:19
adalah realitas manusia yang berada dalam kuasa pemerintahan iblis yang
mencengkram manusia. Begitu hebatnya cengkraman itu sampai-sampai manusia itu tak memiliki kuasa untuk membuat
pilihan-pilihan rasional atau lebih tepatnya tak sanggup sama sekali melihat
Yesus sebagai pilihan rasional mengatasi kegelapan. Kegagalan semacam ini
pada akhirnya bukan semata inkompetensi/ketakcakapan otak manusia untuk
melakukan proses-proses berdasarkan persepsi segenap inderanya, tetapi memang
manusia tak berkuasa untuk mematahkan kedahsyatan kuasa iblis untuk
memperdaya manusia sehingga tak dapat memahami ajaran-ajaran Yesus yang
berkuasa atas jiwa-jiwa manusia dan berkuasa untuk menaklukan pemerintahan
iblis:
Yohanes
8:42-44Dan inilah hukuman itu: Terang
telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia
lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka
jahat. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab
kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu
ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak
semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran.
Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah
pendusta dan bapa segala dusta.
“terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai
kegelapan” begitu jelas menunjukan bahwa memang sementara penabur benih itu telah datang, si jahat
tetap ada dan tetap bekerja:
Matius
13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya:
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih
yang baik di ladangnya.
Matius
13:27-28 Dari manakah lalang itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu
kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu?
Jika ditanyakan
apakah sebabnya banyak orang tidak dapat mengerti bahasa Yesus atau apakah
sebabnya banyak orang lebih menyukai kegelapan daripada terang? Itu semua bukan
karena Allah dan Yesus tidak berkuasa sepenuhnya atas iblis oleh sebab hingga
kini Allah tak memiliki barang bukti
kejahatan yang kokoh untuk mendakwa iblis tetapi disebabkan oleh problem antara
manusia dan iblis! Apakah itu problem antara manusia dan iblis, adalah ini: Iblislah
yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Berbapakan iblis dan
berkeinginan untuk melayani iblis! Apakah itu keinginan iblis yang
memerintah manusia? Perhatikan jawaban Yesus berdasarkan penjelasan Yesus
berikut ini: Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak
dapat menangkap firman-Ku, yang semata-mata menunjukan ketakberdayaan manusia
untuk “sekedar” mengerti bahasa Yesus. Apakah memangnya bahasa Yesus di sini? Inilah bahasanya yang dimaksudkan
oleh Yesus sendiri:
Yohanes
8:21-25 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam
dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." Maka kata
orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu
dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" Lalu Ia
berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari
dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu,
bahwa kamu akan mati dalam dosamu;
sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu." Maka kata
mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada
mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan
kamu?
Jelas
sekali apa yang dikehendaki oleh Yesus
atas manusia-manusia terhadap dirinya adalah “percaya bahwa bahwa Akulah
Dia.” Kehendak Yesus ini bukan kehendak main-main, sebab penolakan pada dirinya
adalah: “kamu
akan mati dalam dosamu.” Apakah maksudnya “Akulah Dia,” coba perhatikan penjelasan
Yesus berikut ini:
Yohanes
8:28 "Apabila kamu telah
meninggikan Anak Manusia, barulah
kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan
Bapa kepada-Ku.
Tetapi bagaimana manusia-manusia itu dapat meninggikan Anak
Manusia, itu adalah sebagaimana Yesus menjawab mereka:
Yohanes
8:31-32 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku dan
kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan
kamu."
Perhatikan baik-baik.
meninggikan Anak Manusia hanya dapat terjadi jika setiap orang yang mengaku
pengikut Kritus dapat memiliki buah yaitu: memiliki relasi kemuridan dengan
Yesus berdasarkan mentaati dan hidup di dalam firman atau sabda-Nya.
Meninggikan Anak Manusia dalam cara semacam ini lebih dari sekedar ketaatan belaka oleh seorang murid kepada gurunya,
sebab dalam hal ini terkait taat pada perkataan-Nya adalah sama dengan
mempecayai taat pada Yesus adalah mentaati firman Bapa itu sendiri yang
bersabda pada lidah Sang Kristus. Perhatikan ini: “bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara
tentang hal-hal, sebagaimana
diajarkan Bapa kepada-Ku”- Yohanes 8:28.
Relasi yang hendak
dibangunkan oleh Yesus dengan setiap anak-anak Allah, adalah: agar setiap yang memang benar-benar percaya dapat meninggikan Anak
Allah dengan cara tetap dalam firman yang akan membuktikan bahwa setiap pengaku
percaya pada Kristus adalah benar-benar murid atau memiliki hidup kemuridan
dengan Yesus. Jadi, di sini tak ada sama sekali hubungan antara Yesus dengan orang beriman untuk
menjadi corpus delicti sehingga iblis dapat dibungkam demi menolong
Allah yang tak berdaya di hadapan iblis.
Berdasarkan apakah
manusia dapat meninggikan Anak Allah atau tidak, justru akan menjadi bukti
abdi-abdi siapakah manusia itu, apakah
abdi Allah atau apakah abdi iblis. Jika
dapat meninggikan Anak Allah yaitu tinggal di dalam firman maka merupakan bukti
bahwa ia adalah hamba Kristus, sebaliknya tak dapat tinggal di dalam firman
maka ia jelas berbapakan iblis.Inilah realitas kehidupan
kerajaan Allah di dalam dunia yang mana
kegelapan tetap bekerja [Yohanes 1:5,9-10]. Jadi memang sejak semula sementara
kerajaan Allah telah datang di dunia ini, pun kerajaan kegelapan tetap
dibiarkan ada namun di dalam taklukan pemerintahan Yesus Kristus.
Atau tepat sebagaimana di dalam umpama Yesus yang berbunyi: “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama.” Itu sebabnya akan alami hal
semacam ini terjadi:
Yohanes
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia
tidak mengenal-Nya.
Yohanes
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu
tidak menerima-Nya.
Itulah sebabnya
ketika seorang manusia dapat datang kepada Yesus, manusia tersebut bukan saja
telah dilepaskan dari kuasa pemerintahan iblis tetapi menjadi dapat mendatangi
Yesus, atau telah melakukan pekerjaan yang dikehendaki Bapa:
Yohanes
6:28-29 Lalu kata mereka kepada-Nya: "Apakah
yang harus kami perbuat, supaya
kami mengerjakan pekerjaan yang
dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah
pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."
Di sini kita pun
seharusnya mengerti bahwa menjadi percaya kepada Dia yang telah diutus Allah
adalah memiliki kehidupan kemuridan dengan Yesus atau kehidupan yang
meninggikan Anak Manusia: hidup didalam firman Kristus. Bukan kehidupan yang meninggikan
diri sendiri apalagi meninggikan dunia ini dengan segala keinginannya. Apa yang
nampaknya sederhana pada “inilah
pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang
telah diutus Allah,” pada faktanya sebuah kehidupan yang secara otentik
berada didalam relasi kemuridan dengan Yesus yang menghasilkan taat pada
firmannya. Sebuah kontras yang teramat
menyilaukan dengan kehidupan yang
berbapakan iblis. Atau sebagaimana sabda
Yesus: “kamu benar-benar adalah
murid-Ku dan kamu akan mengetahui
kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu”-Yohanes8:31-32. Kebenaran itu akan memerdekakan kamu,
maksudnya, sebuah kehidupan yang
benar-benar dimerdekakan dari realitas ini: Iblislah yang menjadi bapamu
dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu- Yohanes 8:44.
Manusia-manusia yang dibebaskan dari pembapakan iblis dengan demikian masuk ke
dalam kehidupan meninggikan Anak Manusia, memiliki kehidupan baru yang
sepenuhnya dipimpin Allah sementara masih di dunia ini dengan segala tantangan
dan himpitannya.
Itu sebabnya
berdasarkan pengajaran Yesus ini, percaya kepada Yesus bukan merupakan
perbuatan tak bernilai dan bahkan tak bias sama sekali diperbandingkan dengan kemuliaan
berderma pada orang miskin atau berbelas kasih pada orang-orang yang
membutuhkan atau mendistribusikan kekayaan berlimpahmu pada semua manusia yang
hidup dalam sebuah kesengsaraan yang dapat membunuh tarikan nafasnya. Mengapa?
Sebab Yesus secara langsung memperbandingkan percaya padanya sebagaimana ia
bersabda adalah tindakan meninggikan Anak Manusia sebagai akibat dilepaskannya
diri manusia itu dari perbudakan iblis yang selama ini membapakinya. Secara
langsung, dengan demikian, beriman kepada Yesus adalah sebuah penaklukan
pemerintahan iblis oleh Yesus Kristus sendiri. Sungguh berbeda dengan gagasan pendeta Dr. Erastus Sabdono
yang menekankan bahwa anak-anak Allah harus berjuang menjadi corpus delicti
agar dapat membungkam iblis. Kalaupun kita ingin mengadopsi formulasi “berjuang”
pada sabda Yesus maka yang terjadi sebetulnya adalah: setiap anak-anak Allah yang hidup di dunia ini haruslah bertekun dan
berjuang DALAM KESETIAAN kepada Yesus agar ia hingga kesudahannya dijumpai oleh Bapa sedang MENINGGIKAN ANAK
MANUSIA atau dijumpai oleh Bapa tetap setia hidup di dalam hubungan kemuridan
dengan Yesus Sang Pembebasnya dari pembapakan oleh iblis. Yesus bersabda: Jikalau
kamu tetap dalam firman-Ku, kamu
benar-benar adalah murid-Ku, sehingga inilah relasi Yesus dengan
orang-orang percaya, yaitu menjadi murid berdasarkan meninggikan
Anak Manusia bukan
menjadi corpus delicti berdasarkan meneladani Yesus yang mau mentaati Bapa
hingga mati, sehingga Allah yang bercela di hadapan iblis dapat diatasi oleh
manusia.
Kedudukan Yesus
dihadapan iblis dan pemerintahannya jelas sebagaimana firman ini: “Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya”- Yohanes 1:5, dan karena Yesus berkuasa atas iblis maka memang Yesus
berkuasa menarik siapapun lepas dari kematian di dalam tangan pemerintah iblis
atau memberikan kemerdekaan dari pemerintahan iblis dengan cara: “diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya- Yohanes
1:12. Jadi kedatangan Yesus ke dunia ini bukan
untuk menjadi corpus delicti bahwa
manusia seharusnya taat kepada Bapa sebagaimana Yesus sehingga dapat membungkam iblis.
Didalam orang percaya MENINGGIKAN YESUS maka itu
adalah sebuah kehidupan yang bertaat
pada Bapa berdasarkan pembebasan dari pembapakan oleh iblis. Kemuridan
seorang pengikut Yesus, dengan demikian, merupakan kehidupan yang mentaati dan
menghormati Bapa sebagaimana kehendak Bapa dalam Kristus, dalam cara
yang memuliakan Bapa sebab dalam saya dan anda meninggikan Yesus atau hidup
di dalam firman, tidak sama sekali dalam ajaran bahwa Bapa bercela dihadapan
iblis sehingga kita perlu menjadi corpus delicti atau berjuang mentaati Bapa
hingga mati sehingga iblis bisa dibungkam. Tidak
demikian, saya dan anda taat hingga mati dalam situasi apapun sebab saya sudah
hidup dalam pemerdekaan oleh Anak atas kehidupan pembapakan atau
perbudakan iblis untuk melayani dan
memuliakan Bapa hingga kesudahan hidupku. Itulah dasar ketaatan dan
penghormatan saya dan anda kepada Bapa hingga kesudahannya dalam keadaan yang
seberat apapun, jika itu yang harus terjadi.
Diberinya kuasa
menjadi anak-anak Allah menunjukan bagaimana seorang manusia dapat lepas dari
kerajaan iblis atau dapat lepas dari peng-anak-an oleh iblis. Menjadi anak-anak
Allah,juga, merupakan penaklukan dahsyat Allah atas pemerintahan iblis di dunia
ini yang menunjukan bahwa sementara iblis sukses menjadikan manusia-manusia
sebagai anak-anaknya, Allah melalui dan dalam Yesus telah menghancurkan tatanan
kerajaan iblis yang telah bekerja selama ini. Perhatikanlah bagaimana rasul
Yohanes menjelaskannya: “orang-orang yang diperanakkan bukan dari
darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang
laki-laki, melainkan dari Allah”- Yohanes 1:13. Sepenuhnya oleh Allah, karena
pada realitasnya, manusia itu tak berdaya
sama sekali untuk melakukan pertempuran melawan iblis demi keselamatannya
sendiri atau: bukan diperanakan dari
darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang
laki-laki!
Percakapan antara
seorang pemimpin agama Yahudi dengan Yesus Sang Kristus, telah menunjukan bagaimana
Allah membebaskan manusia yang berada di dalam dunia yang dikuasai kegelapan
[Yoh 1:5,9-10] atau sebagimana dalam
umpama Yesus: “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama hingga tiba saat Allah untuk
menuai,” manusia-manusia kepunyaan Kristus tetap kedapatan kepunyaan
Kristus di dalam dunia yang memusuhi dan menentang dalam cara apapun kebenaran
Allah di dalam Kristus, bandingkanlah
dengan sabda Yesus berikut ini:
Yohanes
15:18- 21 Jikalau dunia membenci
kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu. Sekiranya
kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya.
Tetapi karena kamu bukan dari dunia,
melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.
Ingatlah
apa yang telah Kukatakan kepadamu:
Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah
menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu; jikalau mereka telah menuruti
firman-Ku, mereka juga akan menuruti perkataanmu. Tetapi semuanya itu akan
mereka lakukan terhadap kamu karena nama-Ku, sebab mereka tidak mengenal Dia,
yang telah mengutus Aku.
Begitulah manusia itu
dapat lepas dari cengkraman iblis sehingga dapat masuk ke dalam pemerintahan
kerajaan Allah atau melihat kerajaan Allah hingga kesudahannya sekalipun iblis tetap bekerja
(dunia membenci kamu sebab kamu bukan dari dunia ini) hingga tiba saat bagi
Allah untuk menuai dan membinasakan iblis berdasarkan ketetapan-Nya.
Hidup di dalam
kerajaan Allah adalah sebuah kehidupan yang sudah berlangsung di dunia ini sejak
Yesus membebaskan siapapun yang dikehendakinya untuk menjadi murid-murid-Nya
dari segala bangsa, sementara memang benar, sebagaimana telah diindikasikan
oleh Yesus, iblis masih dapat menghimpit
atau menekan kehidupan orang-orang percaya itu, yang terjadi semata karena
Allah memiliki masa penuaian yang ia nantikan menanti setiap hal yang
ditetapkannya digenapi terlebih dahulu sebelum penuaian ia lakukan. Dan tak ada
satupun yang dinantikan oleh Yesus berkaitan dengan Allah menantikan barang
bukti dari manusia SAMPAI ADA yang dapat memberikan barang bukti yang dapat
membungkam iblis dalam pengadilannya. Tidak pernah ada!
Bersambung ke bagian 19
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment