Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Ketiga
Yesus Datang Untuk Menggembalakanmu Sehingga Tidak Seturut
Dunia Ini
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 15 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian21”
Dunia “biarlah gandum
dan lalang tumbuh bersama” dengan demikian adalah dunia yang keras dan menuntut
perhatian penuh kepada Sang Gembala mereka dan apakah sabdanya di dunia bagi
mereka. Dapat dipastikan satu-satunya kekuatan untuk bertahan dan bertumbuh
atau memiliki kehidupan yang produktif hanya didapati dari kehidupan dalam
penggembalaan. Sekarang tentu harus dipertanyakan, benarkah harus secara mutlak bergantung pada penggembalaan Kristus dan apakah
yang menjadi sumber bahayanya sehingga manusia dalam berjalan di dunia ini
harus bergantung padanya? Terkait hal ini Yesus menunjukan realitas yang
tak lain dan tak bukan adalah kehidupan
dunia “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” yaitu:
Yohanes
10:9-11 Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia
akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku
datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala
kelimpahan. Akulah gembala yang baik.
Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yohanes
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik
domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan
domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan
domba-domba itu.
Teks-teks ini telah
memberikan jawaban mendasar sebab Yesus menunjukan realitas dunia ini begitu
keras dan membahayakan bagi semua manusia tanpa kecuali sebab berkait dengan
siapakah penguasa dunia dan apakah tujuannya pada semua manusia: “Pencuri
datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan.” Yesus
sendiri menunjukan kemutlakan dirinya sebagai satu-satunya jalan untuk keluar
dari kehidupan dunia semacam itu dengan berkata mengenai dirinya sendiri: “Akulah
pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat
dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.” Kita harus
memahami bahwa penggembalaan Yesus memang dapat dikatakan sebagai penggembalaan
yang bersifat jasmaniah atau berdasarkan kehadirannya di bumi, memperhatikan
konteksnya bahwa ia datang ke dalam dunia dan sekarang sedang tidak menyertai orang-orang percaya kontemporer atau masa
kini. Tetapi, harus dikatakan juga bahwa pernyataan “Akulah pintu” adalah jalan
keselamatan satu-satunya terhadapan iblis dan pemerintahannya yang tak sama
sekali hadir secara jasmaniah atau secara fisik, ini menunjukan bahwa
pemerintahan atau penggembalaan Kristus bersifat jasmaniah dan sekaligus
bersifat di sepanjang waktu mengingat kuasa penggembalaannya adalah melindungi
para domba terhadap dia yang memerintahkan kegelapan untuk meliputi dunia di
sepanjang waktu dunia ini. Sebagaimana Yesus telah menyatakannya sendiri: “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi
manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang” (Yohanes 3:19). Pada
puncaknya, kedatangan Yesus sebagai
gembala ke dalam dunia ini bukan sekedar untuk menyelamatkan saya dan anda
tetapi untuk memberikan kehidupan-Nya kepada setiap yang menjadi gembalaannya: “Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik
memberikan nyawanya bagi domba-dombanya,” yang akan menjelaskan mengapa
kehidupan saya dan anda bukanlah kehidupan menurutku dan menurut anda.
Harus
diperhatikan 2 hal ini: pertama: di dunia ini ada Pencuri yang masih bekerja
dan memiliki program penggembalaan untuk membawa setiap manusia menuju
kebinasaan sehingga kehendak atau keinginan yang meliputi jiwa manusia bukan
sama sekali keinginan yang akan menuntun mereka menunju Sang Pemberi Hidup,
lalu yang kedua: “di dunia ini kehidupan
yang saya dan anda miliki bukan sekedar berdasarkan pembebasan dari maut dan
lalu memiliki kehidupan merdeka tanpa penggembalaan tetapi memiliki
penggembalaan yang dilakukan oleh hidup yang diberikan oleh Kristus. Kepada
siapa? Kepada mereka yang memiliki kehendak datang kepada terang manusia dengan
percaya dan masuk ke dalam
penggembalaan berdasarkan dibebaskan dari si Pencuri tadi. Harus diperhatikan,
sementara memang saya dan anda telah dibebaskan berdasarkan iman atau percaya
kepada Yesus dan percaya kepada sabda Yesus (bacalah Yohanes 5:24), hidupmu di
dunia ini adalah hidup yang sedang melakukan perjalanan bersama dengan
Yesus-bersama setiap sabdanya. Satu-satunya cirri utama domba-domba yang hidup dalam gemblaannya
adalah memiliki kehidupan yang dibangun berdasarkan kepedulian apakah aku telah
mendengarkan sabda gembalaku? Ini harus dan ini adalah sebuah kealamian yang harus dan wajib kita periksa pada diri kita
masing-masing. Saya ingin membawa anda pada apa yang dikatakan Allah
sendiri terkait kehidupan umat-Nya yang harus bertaut dengan sabda dan
kehendak-Nya. Mari kita memperhatikan sabda kudus ini pada sebuah episode
kehidupan domba-domba Israel:
Yesaya
1:2-3 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN
berfirman: "Aku membesarkan
anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya,
tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi
umat-Ku tidak memahaminya."
Yesaya
30:1 Celakalah anak-anak pemberontak, demikianlah firman TUHAN, yang
melaksanakan suatu rancangan yang bukan dari pada-Ku, yang memasuki suatu
persekutuan, yang bukan oleh dorongan Roh-Ku, sehingga dosa mereka
bertambah-tambah,
Yesaya
31:6 Bertobatlah, hai orang Israel, kepada Dia yang sudah kamu tinggalkan
jauh-jauh!
Yesaya
63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang
kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami;
nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
Yesaya
65:2-3 Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada suku
bangsa yang memberontak, yang menempuh jalan yang tidak baik dan
mengikuti rancangannya sendiri; suku bangsa yang menyakitkan hati-Ku senantiasa
di depan mata-Ku, dengan mempersembahkan korban di taman-taman dewa dan
membakar korban di atas batu bata;
Jika anda adalah
domba-domba gembalaan Yesus maka pastilah anda memiliki kehidupan yang
berlangsung dibawah pemeliharaan-Nya untuk dibesarkan menjadi kuat dan tangguh:”
barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk
dan keluar dan menemukan padang rumput.” Ini adalah sebuah kehidupan yang
berbeda sama sekali dengan kehidupan diluar penggembalaan Kristus, sebuah kehidupan yang sama sekali
memberontak terhadap apa kehendak
Kristus yang wujudnya adalah:
Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku?
Sebab kamu tidak dapat menangkap
firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu.- Yohanes 8:43-44
Yesus
sedang menggambarkan sebuah kealamian kehidupan antara Sang Gembala dan para
domba-dombanya, yaitu: mereka mengerti bahasa-Nya dan mereka dapat menangkap
firman-Nya. Ini tak mengartikan sebuah perubahan dramatis yang menjadikan
mereka menjadi semacam manusia yang memiliki keunggulan-keunggulan yang luar biasa
dan lalu tak memerlukan lagi penggembalaan dari Yesus atau ia mandiri untuk
berkeputusan apapun juga di atas pondasi mengerti dan menangkap tadi, sebab “mengerti”
dan “menangkap” firman menunjukan betapa rapuhnya kehidupan para domba itu di
dunia ini jika sekali saja tak memperhatikan sabda Yesus. Hal yang segera
terjadi jika ada domba yang memilih untuk mengabaikan Yesus maka ia akan masuk
dalam kehidupan yang mengerikan di dunia ini yaitu: “melakukan keinginan iblis.”
Jadi sementara ia dalam penggembalaan
Yesus namun ia melayani keinginan iblis. Berbahagiakah anda dengan kehidupan
ini, atau rileks saja sebab walau demikian toh
iblis tetap bukan bapaku! Hati-hati, jika Yesus tak menyukai situasi
terhadap bangsa pilihan Allah maka sama juga kepada anda dan saya, jadi
tetaplah arahkan perhatian pada Yesus.
Bahaya
adalah sesuatu yang diperingatkan oleh Yesus kepada siapapun yang mengabaikan
penggembalaannya. Di luar penggembalaan Yesus maka si domba akan rawan sekali
untuk digembalakan oleh keinginan-keinginannya sendiri yang akan membuat
dirinya segera menuju bahaya ini: Pencuri datang hanya untuk mencuri
dan membunuh dan membinasakan. Ini adalah realitas keras! Sekali lagi
keras tepat sebagaimana yang dinyataan oleh Yesus dalam perumpamaan sebelumnya:
“Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih
lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir,
nampak jugalah lalang itu. Maka datanglah hamba-hamba tuan ladang itu kepadanya
dan berkata: Tuan, bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang itu? Jawab
tuan itu: Seorang musuh yang
melakukannya. Lalu berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah
tuan supaya kami pergi mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab
mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu”.-
Matius 13:25-29. Bahaya itu nyata, bukan main-main sekalipun memang anda saat
ini adalah gembalaan Kristus. Tetapi jangan pernah bermain-main dengan cara
memulai sebuah kehidupan yang meninggikan diri sendiri di atas sabda dan
kebenaran Kristus sebab itulah sesungguhnya yang menggembalakanmu. Risikonya
tidak main-main, anda dapat menjadi domba-domba yang terlepas dari kumpulan
domba milik Kristus sebab berjalan tanpa mendengarkan suara dan mengikut Yesus
atau anda sedang mengabaikan kebenaran ini: “Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka
dan domba-domba itu mengikuti
dia, karena
mereka mengenal suaranya”
(Yohanes 10:4). Problemnya akan begitu menakutkan ketika anda memandang tinggi
keselamatan dari Yesus dalam cara meremehkan dosa dan kuasa penggodaan iblis di
dunia ini sampai kepada simpulan “jangan mencemaskan perbuatan-perbuatan najis atau dosamu, sebab
bukankah Yesus telah menebus kita daripada maut?” Apa yang tak disadarinya
sementara mengaku sudah selamat sebetulnya masih berada di dalam pelukan iblis!
Bukankah ini sebuah repetisi atas episode ini:
“Jawab
mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi
hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"-
Yohanes 8:33
Jangan
pernah mendefinisikan keselamatan berdasarkan asumsi-asumsi teologia! Tetapi bangunlah
kehidupan yang menyatakan keselamatan dari Allah telah berlangsung padamu dalam
cara menyatakannya pada kehidupanmu! Apakah itu? Dengar dan taatilah! Bagi
Yesus, sekali anda memberontak pada
sabda dan kebenaran-Nya, di situlah kehidupan berdosa tergenapi. Ingat sekalipun
memang benar keberdosaanmu bukan pada kemoralitasanmu, tetapi juga anda harus
menjunjung tinggi: tak mendengar dan tak menangkap maksud Yesus adalah dosa dan
dengan demikian adalah hamba dosa:
Kata
Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang
berbuat dosa, adalah hamba dosa.- Yohanes 8:34
Tak
mendegar dan tak mengikut Yesus adalah hidup sebagai hamba dosa. Itu sebabnya
ayat 34 ini sedang menyatakan sebuah kehidupan diluar penghambaan diri pada
Yesus atau tidak hidup di dalam rumah Kristus:
Dan
hamba
tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah. Jadi
apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."- Yohanes 8:35-36
Apakah maksudnya anak
tetap tinggal dalam rumah? Itu adalah kehidupan yang dibangun berdasarkan
pemerdekaan dirimu dan diri saya dari perhambaan dosa atau perhambaan si
Pencuri tadi. Ini juga hendak menyatakan bahwa di rumah-Nya atau di dalam
penggembalaan Kristus, anda dididik di dalam kebenaran dan kehendak Tuhan agar
belajar dan belajar mengenal Bapa, sementara di dunia.
Memahami ini maka
anda tidak akan memandang begitu ringannya pemberontakan seorang anak Allah
sungguhan berdasarkan teks-teks semacam ini:
Matius
18:12-14 Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan
seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh
sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu? Dan Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar
kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh
sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian
juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari
anak-anak ini hilang."
Lukas
15:11-24 Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata
yang bungsu kepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita
yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara
mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu
lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu
dengan hidup berfoya-foya. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana
kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai melarat. Lalu ia pergi dan
bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang
untuk menjaga babinya. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi
makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. Lalu ia
menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang
berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan
bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap
sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah
aku sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada
bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah
hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu
merangkul dan mencium dia. Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa
terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa. Tetapi
ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang
terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan
sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan
marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi
hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka
bersukaria.
Kedua teks di atas ini memang sangat indah TETAPI
BUKAN SEBUAH KEHIDUPAN YANG DIKEHENDAKI BAPA UNTUK ANDA TELADANI DAN ANDA
LAKUKAN! Waspada dengan tipu muslihat iblis kala anda memandang 2 teks ini untuk melayani hasrat-hasrat
dagingmu yang ingin kautuntaskan! Ingat juga kedua teks ini menunjukan sebuah
keadaan yang begitu genting dan
membahayakan dirinya secara begitu mengerikan. Yang pertama menunjukan ia sudah
masuk ke dalam penggembalaan dunia sampai-sampai tak lagi mampu balil; yang
kedua, hidupnya sudah tidak ada bedanya
dengan babi-babi! Bahagiakah anda dengan ini? Bapa memang menantikannya dan karena
Bapa pemilik domba menantikannya maka pertobatan sejati terjadi, tetapi tentu
sebuah situasi yang membuat anda akan begitu malu semalu-malunya sementara
kasih karunia tetap terbuka bagimu: “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan
terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku
sebagai salah seorang upahan bapa. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.
Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh
belas kasihan.”
Inikah
yang anda hendaki terjadi? Inikah kebanggaanmu dalam hidup yang memandang
rendah kekudusan dan kebercahayaanmu di dunia? Hati-hati dan harus hati-hati,
sebab kehidupan yang benar adalah hiduplah berpadanan dengan kehendak gembala.
Mari belajar di rumah Bapa atau belajar di dalam penggembalaan Kristus
sementara di dunia ini, jangan pernah memimpikan belajar kebenaran sejati di
dalam kandang babi!!
Kehidupan
yang dikehendaki Allah melalui Sang
Gembala-Nya adalah: agar anda mendengarkan Allah dan mengenali Dia sebagai
pemilik dan pemberi kehidupanmu di dunia ini, sehingga anda melayani
kehendak-Nya bukan iblis.
Teks-teks
diatas sebetulnya menunjukan kedaulatan Allah atas kehidupan domba-dombanya
yang rapuh dan gampang diserongkan, jadi bukan sama sekali sebuah ayat bagi
saya dan anda untuk dengan demikian mari kita”rileks saja” terhadap dosa.
Sebagaimana anda cemas kala kesehatanmu
menurun, kala anda demam 39 derajat celcius berhari-hari tak turun, maka akal sehatmu
dan hati nuranimu seharusnya lebih tanggap lagi kala anda berhari-hari,
berminggu-minggu, berbulan-bulan, bertahun-tahun, berdekadean telah hidup di
dalam pemberontakan dan tersesat dari gembalaan Yesus Sang Kristus! Sekali
lagi, dua teks diatas untuk menunjukan
betapa besarnya kasih setia Allah dan betapa sempurnanya ia menggembalakan
domba-dombanya terhadap realitas musuh yang bekerja secara sepenuh waktu dan
sepenuh tenaga dalam gambaran yang mengerikan bagi kita sebab kinerja
penyesatan itu bisa hingga pada taraf kita menyangka itu adalah kebenaran dari
Allah sebab disampaikan dengan firman dan menggunakan nama Tuhan. Perhatikan
hal berikut ini:
Matius
24:23-25 Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di
sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu
dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang
dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya
mungkin, mereka menyesatkan orang-orang
pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu
kepadamu.
Domba-domba
sejati bisa disesatkan, bisa diperdayai sampai benar-benar meninggalkan
kehidupan dalam penggembalaan Kristus.
Tetapi Yesus berkata terhadap realitas ini: Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari
anak-anak ini hilang [ jika ada yang berkata, bukankah Yudas Iskariot pada
akhirnya hilang, maka perhatikan penjelasan
Yesus di dalam doanya kepada Bapa: “Selama
Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang
telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada
seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan
untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci”- Yoh
17:12], dengan kata lain semua teks yang menunjukan kepastian keselamatan tidak
ada hubungannya sama sekali dengan demikian
saya, anda dan setiap orang Kristen tidak perlu lagi hidup berjaga-jaga
terhadap bagaimana saya dan anda hidup dan memandang rendah iblis sebagai yang
tak bisa berbuat apa-apa lagi pada kita. Justru dengan kita memerlukan secara
mutlak penggembalaan Yesus, itu menunjukan iblis masih bisa berbuat apa-apa
pada saya dan anda sebagai sebuah
keniscayaan dunia “biarlah gandum
dan lalang hidup bersama,” sebagaimana Yesus telah menggambarkan begitulah
kehidupan para dombanya hingga tiba waktu bagi-Nya untuk kembali datang ke
dunia ini untuk menuai semua kepunyaan-Nya.
Perhatikanlah
nasihat para rasul kepada kehidupan jemaat setelah Yesus naik ke sorga:
Efesus
5:11-17Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan
yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah
perbuatan-perbuatan itu. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka
di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan. Tetapi segala sesuatu yang
sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak
adalah terang. Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidur
dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan
bercahaya atas kamu." Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup,
janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah
waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah
jahat. Sebab itu janganlah
kamu bodoh, tetapi usahakanlah
supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Efesus
15:20-21 Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
1Petrus
5:7-10 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara
kamu. Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah
dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan
yang sama. Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu
dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan,
menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika
lamanya.
Kalau iblis dan
kerajaannya memiliki relasi yang begitu dekat dengan setiap orang didalam
pembinaan dan penuntunannya agar berbuah selebat-lebatnya, maka terlebih lagi
relasi antara Yesus dan kerajaan-Nya kepada setiap orang yang telah berada
didalam penggembalaan-Nya. Satu teks yang begitu sempurna menunjukan bahwa
iblis memegang kendali penuh atas setiap keberakhiran manusia atau pada
hakikatnya semua manusia berada di dalam sanderanya untuk menolak satu-satunya
keselamatan yang dikehendaki Allah, terdapat dalam pernyataan Yesus berikut
ini: “Terang telah datang ke dalam dunia,
tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat- Yoh 3:19. Manusia-manusia digembalakan
oleh iblis dalam cara sedemikian rupa, yang menunjukan betapa hebatnya
pengendaliannya atas manusia dari generasi ke generasi sehingga kala terang
telah datang, apa yang terjadi sungguh secara sempurna menunjukan betapa
dekatnya, akrabnya dan cintanya manusia itu kepada kegelapan. Sekali lagi,
mencintai kegelapan di sini, pertama-tama, bukan diindikasikan dengan “beragama”
kejahatan pikiran dan perbuatan jahat atau tak mulia tetapi
pada: “lebih menyukai kegelapan
dari pada terang.” Ini, mengingat begitu sukar untuk dipahami dan dengan
demikian sebuah kepermanenan yang lebih dari sekedar intelektualitas untuk
berkeputusan dan berpertimbangan.
Yesus sendiri
menyatakan bahwa manusia-manusia yang hidup di dalam kuasa pemerintahan
kegelapan, telah hidup dalam ketentuan bagaikan hukum gravitasi yang berbunyi: “Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang
ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang.”
Ini seperti: sekalipun manusia ingin terbang
ke atas saat melompat dari gedung tinggi, namun tetap saja manusia dan tubuhnya
lebih menyukai untuk jatuh ke bawah atau terhempas ke bumi sekalipun hikmat dan
kecerdasannya menentangnya mati-matian. Begitulah realitas manusia yang
hendak dinyatakan oleh Yesus ketika menyatakan “manusia lebih menyukai
kegelapan dari pada terang.” Artinya, jangan pernah anda berasumsi
dan berkata: apakah dengan demikian Yesus Kristus hendak menyatakan manusia itu
begitu tolol, semuanya?”
Hati-hatilah, karena
dalam hal ini, bukan sama sekali menyatakan bahwa saya, anda dan semua manusia
itu tolol [dalam arti: “brainless” atau tak berotak] atau tak memiliki
kebijaksanaan yang dapat melakukan pertimbangan-pertimbangan kompleks,
sebaliknya ada. Apa yang hendak dinyatakan Yesus, sekalipun demikian adanya
manusia itu, namun mereka hidup di dalam sebuah hukum yang mengikat semua
manusia bahwa manusia tak dapat membebaskan dirinya dari gravitasi kejahatan yang berpusat pada kerajaan kegelapan itu
sendiri.
Memahami ini begitu
penting bagi setiap orang karena akan memahami 2 hal terdasar: (1)kesentralan Yesus yang absolut atas setiap keselamatan manusia dan (2) setiap
manusia memang tidak tahu bagaimana caranya dan jikapun menyangka tahu atau
memang benar tahu tak akan berdaya mewujudkan caranya membebaskan diri dari
problem ini sebagai sebuah konstruksi yang dibangun dalam kontinum yang tak
mungkin tanpa jedah atau tak mungkin tanpa keruntuhan dalam konstruksinya.
Yesus, sejurusan
dengan Yohanes 3:19, pada kesempatan lain menunjukan bahwa ia memang sentral
yang absolut atas setiap keselamatan
manusia dan manusia memang tidak tahu bagaimana cara membebaskan diri dari
gravitasi kejahatan di dunia ini. Perhatikan hal berikut ini:” Lalu Ia berkata
kepada mereka: "Kamu berasal dari
bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu
tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau
kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu- Yoh
8:23-24” yang merupakan sebuah hukum tepat
sebagaimana Yoh 3:19 yang menunjukan bahwa sekalipun manusia itu memiliki
hikmat dan kebjiaksanaan dan sanggup
memahami “kamu akan mati dalam dosamu,
jikalau tidak percaya” sebagai sebuah persepsi sebagaimana maksud kata dan
kalimat itu, tak menjadikan mereka dapat
membuat keputusan berdasarkan persepsi yang dapat ditangkap secara jernih.
Mengapa demikian? Itu bukan karena semua manusia tak berotak dan tak memiliki
kapasitas intelektualitas, apalagi Sang Firman telah menjadi manusia sehingga
dapat berkomunikasi secara manusia dan didalam bahasa manusia, tetapi sekalipun
demikian, semua manusia tak sanggup melawan hukum
gravitasi yang dihasilkan kerajaan iblis, akibatnya sekalipun persepsinya dapat
memahami “mati dalam dosa” adalah hal yang tak dimaui dan jelas tak akan ada
manusia yang begitu tak berotak sehingga bahagia dengan mati dalam dosa, tetapi
gravitasi “mati dalam dosa” begitu kuat mengikat manusia.
Ketika ada
manusia-manusia yang dapat percaya dan hidup bagi kehendak Yesus dan dipandu
oleh kehendak Yesus, maka realitas manusia-manusia tersebut tak lagi hidup atau
dikurung dalam hukum sebagaimana Yohanes 3:19 dan Yohanes 8:23-24 namun kini
sama seperti Yesus yang tak dikuasai
oleh gravitasi mati di dalam dosa: “Aku telah memberikan firman-Mu
kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama
seperti Aku bukan dari dunia,… Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan
dari dunia,- Yoh 17:14-16. Hukum maut [Yoh 3:19] itu hanya dapat diatasi oleh
Yesus saja. Kala Yesus melakukan itu maka setiap pertimbangan, keputusan dan
kehendak manusia itu tak lagi bekerja di dalam gravitasi: mati dalam dosa.
Jika demikian maka
ini adalah sebuah perubahan: dikeluarkan
atau dibebaskan dari hidup dalam kerajaan maut untuk dibawa masuk ke dalam
kerajaan Allah… perubahan semacam ini adalah sebuah tarikan yang yang dari
kerajaan Allah melawan gravitasi kerajaan iblis yang sedang menggembalakan
manusia menuju maut, yang oleh Yesus diwujudkan secara gemilang karena
menunjukan kemahakuasaan Allah dalam Kristus. Tetapi jelas, itu sekaligus menunjukan
bagaimana ketakberdayaan dan kehidupan yang dahulu tak dipimpin Allah, kini
dipimpin Allah melalui dan di dalam Gembala Agung Yesus. Perhatikanlah ini:” Untuk dia penjaga membuka pintu dan
domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing
menurut namanya dan menuntunnya ke luar- Yoh 10:3, ketika dikatakan bahwa
kedatangan Yesus adalah kedatangan kerajaan Allah sebagaimana seruan nabi
Yohanes Pembaptis [Matius 3:1-3], maka ini memang kerajaan Allah di bumi dengan
segenap pemerintahan-Nya sebagaimana di sorga, bahkan relasi sebagaimana
Yohanes 1:1-2 dan “Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya-Yoh 1:18
telah secara sempurna diwujudkan oleh Yesus kala Ia bersabda “Untuk dia penjaga
membuka pintu.”
Kalau ditanyakan:
siapakah yang dimaksudkan dengan “dia” pada “untuk dia” dan siapakah “penjaga”
pada “penjaga membukakan pintu” maka itu adalah
Anak dan Bapa atau “pada mulanya Firman yang telah menjadi manusia” dan
“Allah yang mengutus-Nya,” dan ini disajikan sebagai sebuah aktivitas Allah
membangun Kerajaan Allah di muka bumi dimana Yesus Kristus adalah rajanya: “untuk dia penjaga membuka pintu,”
ini melampaui apapun yang dapat dipahami oleh intelektualitas manusia dan
kebijakan manusia yang hidup di dalam gravitasi “mati di dalam dosa.”
Manusia tidak akan
mengerti, bukan karena tidak berotak tetapi karena mereka tidak mengenali [Yoh
1:10-11] dirinya adalah Sang Raja dari Kerajaan Allah yang didirikan Allah
sendiri: “Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi
mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka- Yoh
10:6. Tak mengerti sama sekali bahwa Yesus adalah “dia” pada “untuk dia penjaga
membuka pintu,” sehingga Yesus berkata terus terang: “Maka kata Yesus sekali
lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu-
Yoh 10:7.”
Yesus adalah pintu
menuju “kandang” atau “domain pemerintahan dan penggembalaan Allah” di dunia ini,
sekaligus Ia sendiri adalah pemegang pemerintahan Kerajaan Allah di bumi
sebagaimana Allah membangunkan kerajaan-Nya di dunia ini: “Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan
domba-domba itu tidak mendengarkan mereka- ayat 8.” Yesus adalah kerajaan
itu sendiri, sebab merupakan kontruksi satu-satunya
untuk menuju domba-domba yang dikehendaki Allah untuk dipimpin Yesus menuju ke
tempat dan melakukan apa yang dikehendakiAllah dan Yesus Sang Pemerintah, karena Ia memiliki kuasa untuk menyelamatkan
setiap manusia yang diselamatkannya dari gravitasi “mati di dalam dosa” (=
terang telah datang tetapi manusia LEBIH MENYUKAI kegelapan).
Sebagaimana manusia
membutuhkan kekuatan dari luar dirinya atau tenaga eksternal untuk melepaskan dia
dari kekuatan gravitasi di dunia ini agar dapat mengangkasa seperti misal dengan
pesawat terbang atau roket, maka terlebih lagi dengan gravitasi maut yang
membuat setiap timbangan dan setiap keputusan tak berkuasa membuat tubuh
beranjak dan melepaskan diri dari kuasa kegelapan, kecuali BERJUMPA DENGAN YESUS UNTUK BERSAMANYA: “Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku,
ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput-Yohanes
10:9. Masuk melalui Aku, ia akan selamat. Maksudnya: manusia itu ketika berjumpa dan masuk ke dalam kerajaan Allah dimana
Yesus adalah pintu sekaligus Sang Pemerintah itu sendiri maka ia akan bebas dari kuasa gravitasi mati dalam dosa.
Pada faktanya, memang
demikianlah Kerajaan Allah itu bekerja dan bagaimana Ia sungguh berkuasa untuk
MENAKLUKAN GRAVITASI HUKUM MAUT ATAU KEBINASAAN. Perhatikanlah hal ini: “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan
membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan
mempunyainya dalam segala kelimpahan- Yohanes 10:10.”
Jadi memang ini
adalah sebuah penghakiman Allah atas kerajaan iblis dan dengan demikian Ia
berkuasa untuk membebaskan siapapun manusia yang dikehendaki-Nya untuk bebas
dari rejim pembinasaan ini. Pencuri datang hanya untuk mencuri, membunuh dan
membinasakan memang merupakan karakteristik iblis: ”Iblislah yang menjadi
bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh
manusia sejak semula- Yoh 8:44.”
Ia gembala dan
siapapun yang akan diselamatkan adalah domba-domba yang telah ditentukan Allah
hanya akan diselamatkan oleh Sang Mesias yang
berkuasa atas iblis, sekali perhatikan: “Untuk dia penjaga membuka
pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya.”
Apakah
yang hendak ditunjukan Yesus dengan menyebut kita atau merelasikan diri-Nya
dengan Manusia Yang Diselamatkan-Nya sebagai domba-domba?
Teks berikut ini
begitu sempurna menunjukan mengapa manusia-manusia yang hendak diselamatkan
disebut sebagai domba-domba. Digambarkan bahwa di dalam dunia yang dikuasai
kegelapan, kehidupan mereka tak memiliki pandu apapun atau tidak tahu arah
harus kemana, sampai ada terang yang menerangi kegelapan dan sampai ada gembala
yang menuntun keluar untuk memiliki apa yang dimiliki Sang Gembala, yaitu:
kehidupan dari Allah yang menaklukan pembinasaan iblis yang merupakan gravitasi
tak terlepaskan oleh kebijakan, hikmat, moralitas dan keluhuran spiritual yang
bagaimanapun juga. Perhatikan bagaimana Nabi Yesaya menyatakannya: “Yesaya 53:6
Kita
sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri,
tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.”
Domba begitu mudah
diperdaya, pun demikian manusia. Sehingga tanpa penggembalaan maka setiap
manusia yang hendak diselamatkan tak akan berdaya untuk berjalan keluar dari
kuasa kegelapan berdasarkan kebijakan dan hikmatnya yang mulia, sekalipun.
Inilah yang dinyatakan oleh rasul Yohanes: pertama secara global atau meliputi kosmos atau segenap dunia: Ia telah ada
di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya-
Yoh 1:10 dan kedua secara khusus bagi bangsa pilihan-Nya- Israel: “Ia datang
kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak
menerima-Nya-Yoh 1:11. Begitu penting untuk mengenal dan menerima Yesus, tapi
selama masih di dalam kerja hukum maut berarti tak memiliki penggembalaan dari
Allah, sehingga mereka tak mampu mengenali dia adalah keselamatan satu-satunya
dari Allah.” Itulah sebabnya mereka tak dapat mengenalinya dan mendatanginya
untuk masuk kedalam penggembalaan-Nya, karena masing-masing mengambil jalannya
sendiri. Ini luar biasa, manusia dapat
membuat kebijakan sendiri-sendiri atau, artinya” setiap manusia memiliki haluan-haluan
tersendiri terkait keselamatan dan bagaimana keselamatan itu seharusnya,
sementara tak memiliki penggembalaan dari Yesus, sama sekali!
Ada sebuah dinamika
dan kepluralan, namun itu bukan kebenaran sekalipun mungkin merupakan sebuah
kerasionalan bagi manusia-manusia untuk menentukan nasibnya sendiri dan tidak
bergantung pada apapun dan siapapun? Atau berpikir bahwa seharusnya manusia-manusia tidak membabukan
Tuhan demi keselamatan diri ini? Ini bukan soal membabukan Tuhan. Kecuali
memang Allah melihat dan menetapkan bahwa manusia bisa menyelamatkan dirinya
dari segala kuasa maut dan dusta iblis. Tapi tidak pernah demikian, sebaliknya
pada Yohanes 3:19, telah menutup satu saja jalan lain bagi manusia untuk
melakukan pembebasan dan penggembalaan diri sendiri tanpa kehadiran penyertaan
senantiasa dan pemerintahan sabda-Nya atas mereka, Sang Sabda Yang
telah Menjadi Kristus itu.
Mengapa
domba-domba tidak bisa hidup tanpa penggembalaan dari Sang Kristus?
Perhatikanlah ini:
“TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang
yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan
jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya- Maz 23:1-3.
Domba itu gampang tersesat, dan
tidak tahu arah dan tempat di mana makanan berlimpah dan ketenangan jiwa dapat
diperoleh karena keberadaan Sang Gembala. Natur
domba itu harus bersama dengan Sang Gembala dan relasinya senantiasa
mendampingi dan menjaga dari mara-bahaya
dari kerajaan maut,selain memastikan kesejahteraan dan kedamaian rohani:
“Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab
Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku- Maz 23:4.
Inilah kehidupan para domba: dibimbing atau mendengarkan panduan atau arahan
Sang Gembala untuk didengarkan, dipercayai dan dilakukan sehingga memiliki
kehidupan dari Allah yang begitu terpisah dari kehidupan kerajaan iblis.
Perhatikanlah ini: “Domba-domba-Ku
mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku
memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa
sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku-
Yoh10:27-28.
Para domba dan setiap
manusia yang merindukan keselamatan dari Yesus tapi diajarkan hanya sebatas
menjadi corpus delicti, maka itu adalah pengajaran yang anti atau melawan “Sang Gembala harus menuntunmu setelah Ia
menaklukan rejim kuasa iblis!” Harus menyadari bahwa dirimu sama sekali tak
hebat untuk menghadapi penyesatan iblis selama didunia ini. Pikirmu kejeniusan,
intelektualitas dan perenungan dan perjuangan menuju manusia bermoral akan
menjadikanmu berkuasa melawan kuasa iblis? Berpikir: “Apalagi, kan Allah bahkan masih belum bisa menghukum iblis karena belum
ada bukti kejahatan?!” Itu semua adalah pemikiran yang melahirkan omong
kosong! Karena jika Yesus saja bertindak dengan kuasa tangannya atau dengan
gada dan tongkat sebagai penjaminan agar iblis tak dapat membinasakan setiap
manusia penggembalaannya, apakah dan siapakah dirimu, sangkamu, sehingga begitu
lancang menempatkan Yesus sebagai belaka datang untuk corpus delicti sebagai
dasar peneladanan menjadi corpus delicti sehingga dapat membungkam iblis di
hadapan Allah.
Natur semua domba
adalah membutuhkan Sang Gembala, tanpa-Nya maka kocar-kacir menuju atau
mendatangi maut dalam segala perwajahan yang senantiasa memperdaya persepsi dan
kebijaksaan manusia. Sebuah kocar-kacir yang tak dapat dinavigasikan oleh
hikmat, kebijaksanaan manusia dalam wujud-wujud perilaku dan karakter bermoral
dan mulia, sebab tanpa memiliki Yesus sebagai Sang Gembala pemberi hidup dan
pemberi keselamatan bagimu, maka kebaikan berujung kebinasaan atau berakhir
dalam perjamuan maut iblis, kelak akan menjadi bukti dari sabda Yesus: “Iblis
adalah bapa dari segala dusta” atas realitas keselamatan dan bagaimanakah
keselamatan itu seharusnya berlangsung.
Bersambung ke bagian 23
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment