Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Ketiga
Digembalakan Oleh Yesus Kristus Sebab Hanya Ada Satu Terang Yang Menyatakan Dunia Ini Dikuasai
Kegelapan Sekalipun Matahari Bersinar Cerah
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Selasa, 24Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 27”
Sang Kristus bukan
sekedar antitesa, kontraposisi atau kebalikan terhadap realitas manusia yang
berada di dalam kuasa pemerintahan kegelapan; Ia bukanlah satu manusia yang
berdialetika atau perlu berargumentasi dengan siapapun dengan kebenaran –kebenaran
lain untuk menyatakan bahwa kuasa
pemerintahan kegelapan ada di dunia ini. Ia bahkan tak pernah mendudukan
dirinya diantara manusia sebagai kontraposisi dari semua kedudukan manusia
dalam kegelapan sehingga ia dapat menjadi teladan bagi manusia lainnya pada
bagaimana agar menjadi sebagaimana adanya Yesus yang berkontraposisi pada kegelapan. Pada semua Surat atau Epistel yang dituliskan oleh para rasul,
Yesus tak pernah didudukan sebagai kontraposisi terhadap semua manusia dan
berbagai kebenaran yang bertumbuh di dunia yang berada di dalam kegelapan
sehingga semua manusia berkesempatan dan berpotensi keluar berdasarkan
serangkain peneladanan dan pengimitasian hidup di hadapan Bapa. Tidak demikian sebab ia telah dinyatakan sebagai sebuah keabsolutan tunggal yang mengatasi seluruh kebenaran (bandingkan dengan sabda nabi terakhir perjanjian lama, Yohanes Pembaptis: Yohanes 3:31 dan ucapan Yesus sendiri: Injil Yohanes 8:23,42). Mari kita memperhatikannya:
Roma
3:20-25 Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh
karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal
dosa. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan,
seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, yaitu
kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada
perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan
cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah
menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini
dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa
yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.
Kisah
Para Rasul 18:18-28 Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama
Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang fasih berbicara dan
sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam
Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti ia mengajar tentang
Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar
dengan berani di rumah ibadat. Tetapi setelah Priskila dan Akwila mendengarnya,
mereka
membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah. Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya,
saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya
mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah,
menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya. Sebab dengan
tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka
umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Kisah
Para Rasul 19:8-10 Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah
ibadat di situ dan mengajar dengan berani. Oleh pemberitaannya ia berusaha meyakinkan
mereka tentang Kerajaan Allah. Tetapi ada beberapa orang yang tegar
hatinya. Mereka tidak mau diyakinkan, malahan mengumpat Jalan Tuhan di depan
orang banyak. Karena itu Paulus meninggalkan mereka dan memisahkan
murid-muridnya dari mereka, dan setiap hari berbicara di ruang kuliah Tiranus. Hal ini dilakukannya dua tahun lamanya, sehingga semua
penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.
Kisah
Para Rasul 19:13-19 Juga beberapa tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling
di negeri itu, mencoba menyebut nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh
jahat dengan berseru, katanya: "Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang
diberitakan oleh Paulus." Mereka yang melakukan hal itu ialah tujuh orang
anak dari seorang imam kepala Yahudi yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan
Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Dan orang yang dirasuk
roh jahat itu menerpa mereka dan menggagahi mereka semua dan mengalahkannya,
sehingga mereka lari dari rumah orang itu dengan telanjang dan luka-luka. Hal itu diketahui oleh seluruh penduduk
Efesus, baik orang Yahudi maupun orang Yunani, maka ketakutanlah mereka semua
dan makin masyhurlah nama Tuhan Yesus. Banyak di antara mereka yang telah
menjadi percaya, datang dan mengaku di muka umum, bahwa mereka pernah turut
melakukan perbuatan-perbuata seperti itu. Banyak juga di antara mereka, yang
pernah melakukan sihir, mengumpulkan kitab-kitabnya lalu membakarnya di depan
mata semua orang. Nilai kitab-kitab itu ditaksir lima puluh ribu uang perak.
Ini
adalah sebuah peristiwa yang menimbulkan goncangan sosial dan ekonomi, sebab
pemberitaan Yesus dan penyataan diri Yesus yang sekalipun tak lagi beserta
dengan para rasul itu,secara jasmani, telah menjadi kebenaran absolut yang tak
dapat diargumentasikan sehingga tak memberikan sebuah ruang berdialetika untuk
melahirkan nilai-nilai kebenaran yang lebih akomodatif bagi nilai-nilai
kebenaran lokal yang selama ini turut membentuk kehidupan sosial masyarakat
kala itu. Ini adalah sebuah kebenaran Kristus menggoncang sebuah tatanan hidup
yang dikuasai kegelapan tanpa siapapun dapat mencegahnya. Tak ada yang dapat
mencegah ini: “tetapi roh jahat itu menjawab: “Yesus aku kenal, dan Paulus aku
ketahui.” Menunjukan secara publik (ayat 19-20) bahwa Yesus, sementara memang tak
ada lagi di dunia ini, namun pemerintahannya di dunia ini dan atas iblis dan
kerajaannya, begitu kuat dan berlangsung dalam kebenaran yang kokoh di hadapan
dunia dan di hadapan iblis sendiri. Ini adalah peristiwa yang menunjukan
kebenaran Kristus senantiasa menghakimi dunia ini, dunia sekitarmu. Bahkan
jikapun anda menutup mulutmu rapat-rapat atau mencegah agar pemberitaanmu tidak
sampai menghakimi sedemikian tajam dan sedemikian menyinggung sekelompok
masyarakat, Yesus yang saat ini bertakhta di sorga akan tetap menghakimi dunia
ini, dunia sekitarmu dalam cara yang sama sekali tak memerlukan seorang anak
Tuhan memberitakan injil apalagi sampai menghakimi, seperti ini: “Juga beberapa
tukang jampi Yahudi, yang berjalan keliling di negeri itu, mencoba menyebut
nama Tuhan Yesus atas mereka yang kerasukan roh jahat dengan berseru, katanya:
"Aku menyumpahi kamu demi nama Yesus yang diberitakan oleh Paulus."
Mereka
yang melakukan hal itu ialah tujuh orang anak dari seorang imam kepala Yahudi
yang bernama Skewa. Tetapi roh jahat itu menjawab: "Yesus aku kenal, dan
Paulus aku ketahui, tetapi kamu, siapakah kamu?" Paulus tidak
berbuat apapun secara langsung pada peristiwa yang menghakimi dan membongkar
kinerja kerajaan iblis di dalam dunia ini, tetapi lihatlah kegoncangan yang
diakibatkan-Nya:
This Roman theater played an important role in the riot at
Ephesus against Paul and the early Christians, according to Luke’s account in
Acts 19. Photo: Jordan Pickett.- kredit: biblicalarcheology.org
|
“Kira-kira
pada waktu itu timbul huru-hara besar
mengenai Jalan Tuhan. Sebab ada seorang bernama Demetrius, seorang tukang
perak, yang membuat kuil-kuilan dewi Artemis dari perak. Usahanya itu
mendatangkan penghasilan yang tidak sedikit bagi tukang-tukangnya. Ia
mengumpulkan mereka bersama-sama dengan pekerja-pekerja lain dalam perusahaan
itu dan berkata: "Saudara-saudara, kamu tahu, bahwa kemakmuran kita adalah
hasil perusahaan ini! Sekarang kamu sendiri melihat dan mendengar, bagaimana
Paulus, bukan saja di Efesus, tetapi juga hampir di seluruh Asia telah membujuk
dan menyesatkan banyak orang dengan mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh
tangan manusia bukanlah dewa. Dengan jalan demikian bukan saja perusahaan kita
berada dalam bahaya untuk dihina orang, tetapi juga kuil Artemis, dewi besar
itu, berada dalam bahaya akan kehilangan artinya. Dan Artemis sendiri, Artemis
yang disembah oleh seluruh Asia dan seluruh dunia yang beradab, akan kehilangan
kebesarannya." Mendengar itu meluaplah amarah mereka, lalu mereka
berteriak-teriak, katanya: "Besarlah Artemis dewi orang Efesus!" Seluruh
kota menjadi kacau dan mereka ramai-ramai membanjiri gedung kesenian serta menyeret Gayus dan Aristarkhus, keduanya orang
Makedonia dan teman seperjalanan Paulus. Paulus mau
pergi ke tengah-tengah rakyat itu, tetapi murid-muridnya tidak mengizinkannya. Sementara
itu orang yang berkumpul di dalam gedung itu berteriak-teriak; yang seorang
mengatakan ini dan yang lain mengatakan itu, sebab kumpulan itu kacau-balau dan
kebanyakan dari mereka tidak tahu untuk apa mereka berkumpul. Lalu seorang
bernama Aleksander didorong ke depan oleh orang-orang Yahudi. Ia mendapat
keterangan dari orang banyak tentang apa yang terjadi. Segera ia memberi
isyarat dengan tangannya dan mau memberi penjelasan sebagai pembelaan di depan
rakyat itu. Tetapi ketika mereka tahu, bahwa ia adalah orang Yahudi, berteriaklah mereka bersama-sama kira-kira dua jam lamanya: "Besarlah Artemis dewi orang
Efesus!" Akan tetapi panitera kota menenangkan orang banyak
itu dan berkata: "Hai orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu,
bahwa kota Efesuslah yang memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar,
maupun patungnya yang turun dari langit? Hal itu tidak dapat dibantah, karena
itu hendaklah kamu tenang dan janganlah terburu-buru bertindak. Sebab kamu
telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya.- Kisah Para
Rasul 19:23-37
Perhatikan
bahwa Paulus dan dua temannya, yaitu Gayus dan Aristarkhus, tidak sama sekali
terbukti melakukan tindakan apapun yang sewajarnya menimbulkan kerusuhan yaitu:
merampok ataupun menghujat tuhan mereka, sehingga tidak ada dasar apapun bagi
pemerintah setempat untuk menggelar, sebagaiman diungkapkan oleh pejabat pemerintahan setempat seorang panitera
kota: “Akan tetapi panitera kota menenangkan
orang banyak itu dan berkata: "Hai
orang Efesus! Siapakah di dunia ini yang tidak tahu, bahwa kota Efesuslah yang
memelihara baik kuil dewi Artemis, yang mahabesar, maupun patungnya yang turun
dari langit? Hal itu tidak dapat dibantah, karena itu hendaklah kamu tenang dan
janganlah terburu-buru bertindak. Sebab kamu
telah membawa orang-orang ini ke sini, walaupun mereka tidak merampok
kuil dewi kita dan tidak menghujat namanya” (Yoh 19:35-37).
Pemerintahan Efesus adalah pemerintahan yang kuat dan berdiri di atas hukum sehingga tak mengijinkan digelarnya persidangan dengan belaka tuduhan penistaan agama tanpa bukti yang paling prinsip: menghujat nama tuhan mereka atau merampok kuil dewi Artemis. Tekanan massa yang beringas dan berteriak-teriak selama 2 jam melantunkan kemuliaan dewa mereka Besarlah Artemis dewi orang Efesus! Tak sedikitpun menggoyahkan ketegasan pemerintahan Efesus untuk menegakan hukum sehingga massa besar itu membubarkan diri tanpa berhasil mendakwa Paulus beserta 2 rekan pelayanannya:
The so-called Beautiful Artemis statue was one of four
statues of Artemis excavated at Ephesus in 1956. Measuring 5.7 feet tall, the
statue dates to the Hadrianic–early Antonine periods (c. 117–150 C.E.). On
either side of Artemis are female deer, and the zodiac signs appear on her
upper chest. Rows of oval pendants—possibly representing bulls’ scrota—hang
from her chest. These attributes, according to BAR author James R. Edwards, may
represent “Artemis’s ultimate trophies in taming and subjugating the quintessential
symbols of virility.” According to the silversmith Demetrius in Acts 19, the
mission of Paul at Ephesus threatened the reputation of Artemis’s cult. Photo:
Jordan Pickett.- kredit: biblicalarcheology.org
|
Pemerintahan Efesus adalah pemerintahan yang kuat dan berdiri di atas hukum sehingga tak mengijinkan digelarnya persidangan dengan belaka tuduhan penistaan agama tanpa bukti yang paling prinsip: menghujat nama tuhan mereka atau merampok kuil dewi Artemis. Tekanan massa yang beringas dan berteriak-teriak selama 2 jam melantunkan kemuliaan dewa mereka Besarlah Artemis dewi orang Efesus! Tak sedikitpun menggoyahkan ketegasan pemerintahan Efesus untuk menegakan hukum sehingga massa besar itu membubarkan diri tanpa berhasil mendakwa Paulus beserta 2 rekan pelayanannya:
Jadi jika Demetrius dan
tukang-tukangnya ada pengaduannya terhadap seseorang, bukankah ada
sidang-sidang pengadilan dan ada gubernur, jadi hendaklah kedua belah pihak
mengajukan dakwaannya ke situ. Dan jika ada sesuatu yang lain yang kamu
kehendaki, baiklah kehendakmu itu diselesaikan dalam sidang rakyat yang sah. Sebab
kita berada dalam bahaya akan dituduh, bahwa kita menimbulkan huru-hara pada
hari ini, karena tidak ada alasan yang dapat kita kemukakan untuk membenarkan
kumpulan yang kacau-balau ini." Dan
dengan kata-kata itu ia membubarkan
kumpulan rakyat itu.- Kisah Para Rasul 19:38-41
Kabar baik yang
diberitakan oleh para rasul tak pernah berada di dalam status berdialetika agar
setelah itu kuasa kegelapan memberikan hormat kepadanya, tidak demikian. Tidak
demikian karena kegelapan senantiasa
berada di dalam kuasa penaklukan Kristus sekalipun Sang Kristus tak berada lagi di dunia ini tepat sebagaimana ia
berkuasa mengenai kuasa yang ia miliki:
Yesus
mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di
sorga dan di bumi. – Matius 28:18
Rasul Yohanes pun
tidak pernah mengenal, mendengar dan meraba Yesus sebagai Ia dan kebenarannya perlu berdialetika dengan
kebenaran-kebenaran dunia ini atau kebenaran-kebenaran lokal/setempat, mengingat
siapakah dunia dan bagaimanakah keadaan dunia ini. Beginilah rasul Yohanes
menuturkan kembali kepada setiap pembaca epistelnya:
“Apa yang telah ada sejak semula, yang telah
kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan
dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang
kami tuliskan kepada kamu.”- 1 Yohanes 1:1
“Dan inilah berita, yang telah kami dengar
dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada
kegelapan”- 1 Yohanes 1:5
Yesus bukan kebenaran
yang lahir berdasarkan sebuah proses panjang dan kompleks dari dialetika dengan
kerajaan kegelapan beserta dinamikanya yang bekerja di dalam setiap kemanusiaan
manusia. Mengapa? Sebab ia adalah “Firman hidup” yang berkuasa penuh atas
kerajaan maut sementara Ia telah datang ke dalam dunia ini [Yohanes 1:1-2,14]. Ia
adalah Firman, ia bukan kebenaran diantara beragam kebenaran yang sama sekali
bukan sabda Allah. Sejak era sebelum
Kristus, misal pada era Musa telah begitu nyata bahwa sabda menuntut ketaatan
dan jika tidak, maka manusia yang memberontak atas sabda itu akan binasa:
Bilangan
18:3 Mereka
harus melakukan kewajiban mereka kepadamu, dan kewajiban mereka
mengenai kemah seluruhnya; hanya kepada perkakas tempat kudus dan kepada mezbah
janganlah
mereka mendekat, nanti mereka mati,
baik mereka maupun kamu.
Bilangan
4:19 Inilah
yang harus kamu lakukan bagi mereka, supaya mereka tinggal hidup dan jangan mati, apabila mereka mendekat ke barang-barang maha
kudus: Harun dan anak-anaknya haruslah masuk ke dalam dan menempatkan mereka
masing-masing di tempat tugasnya dekat barang yang harus diangkat.
Keluaran
19:17-22 Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai
Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. Gunung Sinai ditutupi seluruhnya
dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti
asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian
lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu
turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN
memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas. Kemudian TUHAN
berfirman kepada Musa: "Turunlah, peringatkanlah
kepada bangsa itu, supaya mereka jangan
menembus mendapatkan TUHAN hendak melihat-lihat; sebab tentulah banyak dari
mereka akan binasa. Juga para
imam yang datang mendekat kepada TUHAN haruslah
menguduskan dirinya, supaya TUHAN jangan
melanda mereka."
Tidak ada relativisme
dan apalagi ruang untuk berlangsungnya dialetika dengan
dunia ini seolah kebenaran-kebenaran di dunia ini adalah sabda dunia yang
setara dengan sabda Allah.
Uniknya, Musa pun
meletakan kebenaran pada seorang “seperti dirinya” sebagai Dia yang bersabda
sehingga harus didengarkan sebagaimana Allah bersabda, jika tidak akan
dibinasakan:
Ulangan
18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu,
sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.
Ulangan
18:18-19 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka,
seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan
kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya. Orang yang tidak mendengarkan segala
firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.
Nubuat
ini begitu spesifik hingga pada garis silsilah yang definitif yang terangkum
dalam “dari antara saudara-saudaramu” dan itu adalah Kristus sebab Sang Kristus
jelas berasal dari tengah-tengah bangsa Israel, lebih tepatnya lagi berasal
dari suku Yehuda salah satu dari 12
anak-anak Yakub atau Israel:
Adapun
anak-anak lelaki Yakub dua belas orang
jumlahnya. Anak-anak Lea ialah Ruben,
anak sulung Yakub, kemudian Simeon,
Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon. Anak-anak Rahel ialah Yusuf dan Benyamin.
Dan anak-anak Bilha, budak perempuan Rahel ialah Dan serta Naftali.
Dan anak-anak Zilpa, budak perempuan Lea ialah Gad dan Asyer.
Itulah anak-anak lelaki Yakub, yang dilahirkan baginya di Padan-Aram.- Kejadian
35:22b-26
Rasul
Petrus menyatakan bahwa Yesus adalah dia yang dimaksudkan oleh Allah kepada
Musa:
Kisah
Para Rasul 3:22 Bukankah telah dikatakan
Musa: Tuhan Allah akan membangkitkan bagimu seorang nabi dari antara
saudara-saudaramu, sama seperti aku: Dengarkanlah dia dalam segala sesuatu yang
akan dikatakannya kepadamu.
Kisah
Para Rasul 7:37 Musa ini pulalah yang
berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan
Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.
Kisah
Para Rasul 3:21 Kristus itu harus
tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti
yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman
dahulu.
Yesus
telah diberitakan sebagai satu-satunya Mesias yang berasal dari saudara-saudara
sekandung Israel:
Kisah
Para Rasul 18:15-16 Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia, Paulus
dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, di mana ia memberi kesaksian kepada orang-orang Yahudi, bahwa
Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia dan
menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka:
"Biarlah darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak
bersalah. Mulai dari sekarang aku akan
pergi kepada bangsa-bangsa lain."
Surat
Ibrani menunjukan bahwa Yesus menggenapi nubuat mengenai Mesias yang harus dari
antara saudara-saudara Israel:
Ibrani
7:14 Sebab telah diketahui semua orang, bahwa Tuhan kita berasal dari suku Yehuda
dan mengenai suku itu Musa tidak pernah mengatakan suatu apapun tentang
imam-imam.
Nabi Musa sendiri
menunjukan bahwa Nabi yang akan datang itu ketika berkata telah dinyatakan
Allah sebagai Allah sendiri yang bersabda dalam makna yang sebenarnya atau
dalam makna literal: “Orang yang
tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi
nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut
pertanggungjawaban” (Ulangan 18:19) yang menjadi dasar tunggal bagi Allah
untuk menuntut pertanggungjawaban karena tidak mendengarkannya. Allah kepada
Musa menyatakan bahwa nabi yang akan datang itu, selain harus dari bangsa
Israel tetapi apa yang membuatnya tak sama dengan semua nabi yang pernah ada
dan tak akan pernah ada lagi adalah apa yang Allah nyatakan terkait apa yang
diucapkan dari mulut nabi tersebut: “Aku akan
menaruh firman-Ku dalam
mulutnya, dan ia akan mengatakan
kepada mereka segala yang Kuperintahkan
kepadanya” (Ulangan 18:18). Ini membuat
nabi tersebut adalah Allah yang bersabda tanpa sebuah kemelesatan sama
sekali sebab mengenai dirinya, Allah
juga menunjukan relasi-Nya dengan nabi yang dinubuatkan Musa sebagai
yang begitu satu dan tak terpisahkan dengan Allah: “ia akan mengatakan segala
yang Kuperintahkan kepada-Nya” dalam sebuah cara yang menunjukan kesatuan yang tak terpisahkan: “Aku
akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya,” yang menunjukan bahwa ia tak akan
pernah bersabda dari gagasan atau pikiran atau kehendak dirinya sendir
sebagai yang lain bersabda selain Allah
yang lain tetapi sebagaimana Allah bersabda maka ia pun bersabda sebagaimana
apa yang Allah sabdakan. Ini sendiri dinyatakan oleh Yesus secara gamblang:
Yohanes
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang
mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus
Aku katakan dan Aku sampaikan.
Yohanes
12;50 … Jadi apa yang Aku katakan,
Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku
Yohanes
14:10 Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku,
Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Itu
sebabnya nabi yang akan datang atau yang telah digenapi oleh Yesus tidak pernah
sama dengan semua nabi-nabi yang pernah
ada, sebab pada dasarnya Ia adalah Sang Sabda yang Bersabda sebagaimana Allah
bersabda (Yohanes 1:1-2). Dan Yesus sendiri secara gamblang menyatakan bahwa Ia
dan Bapa yang bersabda kepadanya untuk
disabdakannya berada di dalam relasi yang tak terpisahkan sementara dapat
dibedakan sebagaimana ia menyatakannya: "Telah sekian lama Aku
bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa
itu kepada kami. Tidak percayakah
engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku?”
(Yohanes 14:9-10).
Itu
sebabnya Allah kepada nabi Musa menyatakan bahwa orang yang tidak mendengarkannya akan
dituntut pertanggunganjawab oleh Allah sendiri bagaikan sebuah
pemberontakan kepada-Nya. Yesus pun menyatakan kebenaran semacam ini yang telah
dituliskan Musa kepada dirinya sendiri:
Yohanes
12:48-49 Barangsiapa menolak Aku,
dan tidak
menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan,
itulah yang akan
menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Tidak
pernah ada nabi yang perkataannya begitu kekal dan begitu ilahi serta begitu
menghakimi seperti nabi yang dinubuatkan oleh nabi Musa, yaitu: Yesus Sang Nabi. Pada era Yesus ada banyak
orang yang meyakini ia adalah nabi yang dimaksudkan oleh Kitab Suci tetapi
dalam sikap menolak sabdanya: “Ketika
orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang
akan datang ke dalam dunia." (Yohanes 6:14).
Yesus
sang Nabi bahkan menyampaikan kebenaran yang lebih utuh daripada yang
disampaikan oleh nabi Musa terkait apa yang akan menimpa siapapun yang tidak
menerima kebenaran yang disabdakannya:
Yohanes
8:51 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa
menuruti
firman-Ku, ia tidak akan
mengalami maut sampai selama-lamanya."
Ini
memang membuat Yesus lebih besar dari nabi-nabi sebagaimana tanggapan masyarakat sebangsanya
kala itu:
Yohanes
8:52-53 Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa
Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi,
namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami
maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita
Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"
Terkait
polemik ini, Yesus tak menanggapinya dengan argumentasi yang akan membawa
dirinya masuk berdialetika dengan kebenaran-kebenaran yang dianut manusia,
tetapi menjawabnya sebagai Ia adalah Yang Bersabda:
Yohanes
8:54-55 Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka
kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku,
tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal
kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak
mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta,
sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya.
Ia
adalah Dia yang bersabda, jadi jika ia berkata barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya maka itu memang merupakan kebenaran untuk
selama-lamanya, jika tidak atau lain daripada itu maka IA ADALAH PENDUSTA atau
ia adalah nabi yang terlalu berani berkata dalam makna tak berkata yang sesungguhnya atau nabi yang
begitu lancang untuk berkata selain apa yang Allah perintah baginya untuk
dinyatakan maka ia harus mati atau dibinasakan Allah:
Ulangan
18:20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu
berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk
dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Yesus
bahkan menunjukan dirinya adalah ia yang telah dijanjikan kepada Abraham atau
mundur ke dia yang menjadi permulaan
janji itu disampaikan secara lebih terang, dimulai dari bapak bangsa Israel itu
sendiri:
Yohanes
8:56 Abraham bapamu
bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya
dan ia bersukacita."
Yesus
sedang menunjukan bahwa dirinya adalah
jalan, kebenaran dan hidup satu-satunya dari Allah dengan menunjukan
sendiri bahwa dialah yang telah dikenali Abraham berdasarkan janji dan tak
pernah melihat penggenapannya secara langsung pada era hidupnya, namun sekarang
sudah melihat. Coba perhatikan janji Allah pada Abraham:
Kejadian
22:15-18 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada
Abraham, kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman
TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan
untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati
engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang
di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan
menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan
mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
Terkait
janji ini dan siapakah “keturunanmu” beginilah rasul Paulus menjelaskannya.
Sebuah penjelasan yang taat kepada penjelasan Yesus yang menunjukan relasi
dirinya dengan Abraham! Perhatikanlah ini:
Galatia
3:8 Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan
orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil
kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."
Galatia
3:16 Adapun kepada Abraham diucapkan segala janji itu dan kepada
keturunannya. Tidak dikatakan "kepada keturunan-keturunannya"
seolah-olah
dimaksud banyak orang, tetapi hanya satu orang: "dan kepada
keturunanmu", yaitu Kristus.
Yesus memang adalah satu-satunya Terang dari Allah yang
menerangi segenap bangsa di dunia ini. Itu sebabnya Yesus memiliki penuntutan kepada siapapun yang
pada setiap penolakan pada sabda tuntutannya akan melahirkan sebuah penghakiman
yang menantikan pada akhir zaman. Bapa
sendiri meneguhkan bahwa apa yang disampaikan oleh Yesus adalah sabda
sebagaimana Allah bersabda, itu sebabnya bahkan Allah sendiri bersabda kepada
dunia: dengarkanlah dia! Perhatikan ini:
Matius
17:3-5 Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia. Kata
Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini.
Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu
untuk Musa dan satu untuk Elia." Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata
turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar
suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah
Dia."
Siapakah
Yesus dengan demikian, pada peristiwa yang tercatat dalam Matius 17 itu tak ada
kata-kata yang memadai untuk dideskripsikan bahwa akan pernah ada di dunia ini
manusia bersabda sebagaimana Ia bersabda sehingga menuntut kepada semua untuk
dengarkanlah, selain apa yang kemudian menimpa mereka: Mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka
sangat ketakutan- Yoh 17:6, sampai Sang Penyabda Bersabda dan menjamah mereka: Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata:
"Berdirilah, jangan takut!" (Matius 17:7).
Dialah yang menjadi
kemuliaan dan keagungan pemberitaan injil para rasul sebab yang diberitakan
adalah Dia yang memberikan hidup dalam menaklukan kematian dan meniadakan kuasa
maut dosa sebagaimana yang dialami dan telah disaksikan oleh rasul Kristus: “Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah
melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup
kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami”-
1 Yohanes 1:2.
Harus dicamkan bahwa dalam para
rasul memberitakan apa yang telah dinyatakan dan telah mereka lihat, hal
tersebut bukanlah sebuah invensi yang dikembangkan oleh para rasul, tidak
pernah demikian! Sebab apa yang “sekarang” disaksikan dan diberitakan, yaitu
“tentang hidup kekal yang ada bersama-sama dengan Bapa” merupakan kebenaran
yang telah dinyatakan kepada mereka oleh Yesus Sang Firman Hidup.
Ada keabadian di
dunia dan ada kekalan di sorga pada apakah yang sedang mereka beritakan, karena
yang diberitakan adalah “Firman hidup” yang telah menyatakan kehidupan kekal
yang ada bersama-sama dengan Bapa. Ini hendak menyatakan bahwa kebenaran ini
tegak berdiri seabadi waktu yang ditetapkan Allah atas dunia ini dan
berlangsung kekal di sorga, sekalipun para rasul tersebut telah meninggalkan
dunia ini dan telah ada di sorga bersama-sama dengan Bapa pemilik diri mereka.
Pemberitaan para rasul dan kebenaran keselamatan dalam Firman hidup, dengan
demikian, bukan sama sekali dialetika dengan berbagai kebenaran yang memang ada
di dunia ini. Tak akan ada hikmat atau gagasan, spiritualisme atau keilahian
dunia ini yang sanggup berdialetika dengan-Nya? Adakah kebenaran yang dapat berkata bahwa
kebenaranku akan menghakimi pada akhir zaman?
Mengapa
bisa demikian atau mengapa bisa terjadi dalam cara yang begitu janggal
hingga dapat dipahami sebagai menyamakan
diri dengan Allah sekalipun manusia, seperti pernah dihadapi Yesus secara
langsung: “Aku
dan Bapa adalah satu." Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk
melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang
berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di
antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang
Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari
Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun
hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah."…. masihkah
kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke
dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau
Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi
jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan
pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa
di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap
Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.”[Yohanes
10:30-33,36-39).
Perhatikanlah
penjelasan rasul Paulus mengenai ini: “O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat
dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan
sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya! Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran
Tuhan? Atau siapakah yang pernah menjadi penasihat-Nya? Atau siapakah yang
pernah memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga Ia harus menggantikannya?”-Roma
11:33-34, yang menjelaskan mengapa keselamatan harus berlangsung dalam cara
yang tak akan pernah cocok dan sebangun dengan kebenaran, spiritualisme, dan
intelektualitas manusia. Roma 11:33-34 adalah jawaban bagi Roma 11:25-32
tentang injil.
Kesukaran, keberatan
dan kejanggalan yang bagaimanapun dalam hikmat manusia, kemuliaan diri manusia terhadap kebenaran ini, tak bisa sama sekali
berdialetika atau tahan berdiri dihadapan kebenaran Allah sebagai kebenaran yang
mampu menakar dan memeriksa Allah. Tak pernah sama sekali kebenaran Sang Mesias
akan mengalami trilogi siklus tesis-antitesis-
sintesis di dalam waktu dan ruang kala berjumpa dengan kebenaran manusia di
setiap zaman, sehingga kebenaran Allah itu, kemudian, seiring perkembangan
zaman, sewajarnya mengalami modifikasi
berdasarkan kekinian pada ruang dan waktunya. Itu sebabnya gagasan “corpus delicti” sebagaimana yang
diajukan oleh pendeta Dr. Erastus Sabdono telah merupakan tindakan yang begitu
berlawanan dengan: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami
sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak
ada kegelapan”-1Yohanes1:5.
“Kami
Dengar Dari Dia, Kami Sampaikan Kepada Kamu”
Inilah wujud bahwa
kebenaran tentang Kristus dan keselamatan yang dibawa Kristus ke dalam dunia
ini , yaitu kebenaran abadi di dunia ini dan kekal di sorga. Tidak ada sebuah
dialetika atau perbantahan atau pengkinian sehingga memperlakukan Yesus dapat
mengalami kekunoan atau bahkan hanya memiliki skalabilitas yang memiliki
periode tertentu di dunia ini. Tidak demikian, tetapi “kami
dengar dari Dia, kami sampaikan kepada kamu,” yang dilakukan
dalam ketaatan dari generasi ke generasi.
“Dari Dia.” Siapakah
Dia, bagimu? Yesus, mengenai dirinya, berkata: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan
dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati
dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan
mati dalam dosamu"- Yohanes 8:23-24. Rasul Yohanes telah menyatakan
bahwa Ia adalah Firman hidup yang telah datang ke dalam dunia dan telah tinggal
diantara manusia, begitu dekat dan berkuasa penuh atas kerajaan iblis yang
memerintah dunia ini sehingga didalam-Nya setiap domba kepunyaan-Nya akan
dimampukan untuk melakukan perintah semacam ini: “Namun perintah baru juga yang kutuliskan kepada kamu, telah ternyata benar di dalam Dia dan di
dalam kamu; sebab kegelapan sedang lenyap dan terang yang benar telah bercahaya.
Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci
saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. Barangsiapa mengasihi
saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
Tetapi barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup
di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah
membutakan matanya. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab
dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya. Aku menulis kepada kamu, hai
bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya. Aku menulis
kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan
yang jahat. Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa.
Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari
mulanya. Aku
menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan
firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.
Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang
mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua
yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia”- 1
Yohanes 2:8-16.
Satu-satunya dasar
atau pondasi pemberitaan dan pengajaran kebenaran mengenai “jalan, kebenaran
dan hidup’ harus hanya dari Sang Kristus: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah
kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan
dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang
kami tuliskan kepada kamu”- 1Yohanes1:1. Dengan kata lain, jika Yesus berkata ia datang
untuk memberikan hidup berdasarkan mendengarkan dan mentaati sabdanya, maka
jangan pernah mengajarkan kedatangan Yesus untuk pembuktian corpus delicti.
Dialah satu-satunya terang Allah sehingga tak akan pernah ada kebenaran lain
yang merupakan sabda Allah. Pembuktian corpus delicti bukan sama sekali sabda
yang pernah diajarkan oleh Yesus Sang
Penyabda.
dan
lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus
disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem- Lukas 24:47
Tetapi
kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi." Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan
oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.- Kisah Para Rasul
1:8-9
Tetapi
apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh
kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya
itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang. Ia akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku.
Segala sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku."- Yohanes 16:13-15
Bersambung ke bagian 29
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment