Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian
Kedua
Biarlah Gandum dan
Lalang Tumbuh Bersama: Sebuah Kehidupan Dalam Kerajaan Allah di
Dunia Ini Sementara Waktu Penuaian Menanti
Saatnya
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 1 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian15”
Apa Yang
Dikehendaki Yesus Kristus adalah: “Biarlah Gandum dan Lalang Tumbuh
Bersama Hingga Waktu Menuai “
“Corpus Delicti Sebuah Pengajaran Kontra Terhadap Kebenaran Di Dalam
Yesus”
Ketika Yesus Kristus
berkata: “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai “(Matius
13:30) maka itu adalah hal Kerajaan Sorga (ouranōn- langit [dalam tingkat-tingkatnya])
di mana Bapa bertakhta dan memerintah
segenap alam ciptaan sehingga bergerak sebagai hamba-hamba yang melayani titah
dan sabda-Nya kepada segenap semesta.
Tak senantiasa bahkan teramat langka bagi manusia untuk dapat menyaksikan bagaimana Allah di Kerajaan Sorga bertitah, salah
satu yang termanis, saya percaya, adalah ini: “lalu terdengarlah suara dari
sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan (Matius 3:17)." Apa yang harus dipahami terlebih dahulu adalah
ini, kerajaan sorga di sini harus dipahami sebagai pemerintahan Allah atas alam semesta yang mendekati atau
memasuki kehidupan dunia yang berada di
dalam taklukan iblis. Tetapi ketika dikatakan iblis memerintah dunia ini
sebagai taklukan atau perbudakannya, itu bukan hendak menyatakan bahwa Kerajaan
Sorga tidak memiliki otoritas dan kuasa atas pemerintahan dunia ini! Mengapa
harus dikatakan demikian, karena kedatangan Kristus beserta titah-Nya atau
sabda-Nya secara keseluruhan adalah pemerintahan kerajaan sorga, sebab Allah
berkata: “inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.” Bukan
hanya dikasihi tetapi adalah satu-satunya yang pikirannya adalah pikiran Allah,
kehendaknya adalah kehendak Allah, perkataannya adalah perkataan Allah, dan
perbuatannya adalah perbuatan Allah yang
merupakan penggenapan dari keseluruhan pikiran, kehendak, perkataan dan
perbuatan Allah itu sendiri. Kukasihi dan kepada-Nyalah Aku berkenan adalah
totalitas kehadiran Allah di dunia sebagaimana Kristus hadir sebagai
satu-satunya Pemerintah atas segenap alam semesta sebagaimana Allah adalah
satu-satunya. Aku berkenan, juga menunjukan bahwa dalam pandangan kerajaan
sorga ia atau Yesus Kristus adalah
pemerintah kerajaan sorga itu sendiri. Itu sebabnya ketika siapapun membaca:
“Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan
memberitakan: Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 3:1-2)
maka setiap kali membaca ‘Kerajaan Sorga” tidak akan pernah boleh dan tidak
akan pernah ada ruang untuk meletakan Yesus sebagai komplementer tetapi mutlak
adalah pemerintahan Allah yang sedang datang dan telah masuk ke dalam dunia.
Itu sebabnya kala membahas “kerajaan sorga” secara semantik tanpa meletakan
Yesus sebagai interpreter untuk memahami “kerajaan sorga” akan sangat
menyesatkan. Tak terpisahkan diri Yesus dengan kedatangan kerajaan sorga, dan
ini bukan sebuah pengkonsepsian tetapi tepat sebagaimana injil menyampaikannya
berdasarkan nubuat purba yang memberitakan kedatangan kerajaan kekal ke dalam
dunia ini:”Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata:
"Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan
untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya (Matius 3:3)." Nubuat ini sedang
membicarakan nabi Yohanes Pembaptis, tetapi penubuatan sosok yang kelak
diketahui adalah Yohanes Pembaptis itu sendiri bukanlah kabar baik itu sendiri
atau bukanlah kerajaan sorga yang datang itu sebab sesungguhnya Yohanes
Pembaptis adalah pemberita kabar baik dalam sebuah seruan nyaring di padang
gurun bagi dunia mengenai datangnya
Tuhan. Seruan itu berbunyi persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan
bagi-Nya. Itulah Yesus sebagaimana adanya saat ia sudah datang di dunia ini
berdasarkan nubuat kuno nabi Yesaya dan suara dari langit yang berkata “inilah
Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.” Jadi bagaimana memandang
Yesus Kristus di dunia ini, haruslah sama dengan bagaimana Allah bertitah dari langit kepada dunia mengenai
Yesus yang telah ada dalam nubuat kuno nabi-nabi-Nya di era purba. Siapakah
Yesus Kristus di dunia ini sepenuhnya berada didalam balutan nubuat-nubuat para
nabi kudus Allah dan inilah sesungguhnya eksistensi Yesus secara total dan
Yesus senantiasa mengingatkan para muridnya dan juga orang-orang Yahudi sejak
semula dan setelah kebangkitannya:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.
Yohanes
5:46 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku.
Perhatikan
bahwa Yesus tak pernah bermain-main dalam mempresentasikan dirinya sebagai yang
telah ada dalam kekekalan dan ada di dunia sebagai penggenapan apa yang telah
ditetapkan untuk terjadi di dalam dan melaluinya dan juga untuk menjadi
satu-satunya yang menutup semua ragam
dan rupa penggenapan yang harus terjadi sebagaimana kerajaan langit telah bertitah:
Lukas
24:25 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang bodoh, betapa
lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah
dikatakan para nabi!
Jadi tentang siapakah
Yesus pasti berkaitan dengan kebenaran Allah. Dan, jika ia adalah Allah yang
kekal pada mulanya yaitu Anak Allah maka berdasarkan titah dari langit tadi,
tak ada dasar bagi siapapun termasuk pendeta sekalipun yang sekaliber apapun
dan semoralitas apapun, sekudus apapun ia nampaknya, seharum apapun
semerbaknya, semanis apapun paras dan senyumnya, sewibawa apapun dirinya, dan
bahkan seterpesona apapun anda kepada siapapun
pendetanya, tak pernah memiliki otoritas dan kuasa untuk mengoreksi dan
menyabdakan ulang firman Yesus! Mengapa? Satu saja alasannya, sebab langit tak
pernah bersabda bagi siapapun pendeta itu
dengan bunyi: inilah Anak-Ku yang Kukasihi,kepada-Nyalah Aku berkenan.
Kehidupan
Dalam Kerajaan Allah Bukan Iblis, Dalam
Allah Tidak Membinasakan Iblis Seketika dan Allah Menetapkan Satu Waktu
Penuaian Yang Akan Menentukan Kesudahan Iblis
Biarlah Gandum dan
lalang tumbuh bersama! Ini harus dipahami sejak semula sebagai:
“Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya.
Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang
di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir,
nampak jugalah lalang itu.”- Matius 13:24-26
Penjelasan Yesus ini
begitu luar biasa sekaligus mencengangkan secara negatif bagi siapapun yang
berupaya membangun apa yang menjadi pikiran Tuhan dan maksud Tuhan
berdasarkan setiap persepsi inderawinya. Mengapa saya harus mengatakan persepsi
inderawi? Karena bagi manusia “kerajaan Sorga” berdampingan dengan “nampaklah
juga lalang itu” sebagai sebuah hal yang begitu kacau untuk dipercaya begitu saja apalagi dalam keniscayaan kinerja iblis yang begini:
Tuan,
bukankah benih baik, yang tuan taburkan di ladang tuan? Dari manakah lalang
itu? Jawab tuan itu: Seorang musuh yang melakukannya- Matius 13:27-28
Bagaimana
mungkin musuh bisa begitu bebas bergerak membahayakan pertumbuhan benih baik
sementara kerajaan Allah hadir?
Tetapi sementara
siapapun berpikir negatif terhadap realitas semacam ini namun dalam kenegatifan
yang demikian nampak nyata bagaimana pemerintahan kerajaan Allah itu bekerja
sedemikian rupa menahan kinerja kuasa musuh sehingga apa yang terjadi adalah:
sekalipun lalang nampak juga tumbuh bersama-sama dengan gandum, faktanya gandum
itu tumbuh bahkan produktif hingga pada akhirnya menghasilkan buah yang
seharusnya dihasilkannya. Sementara tanaman gandum itu tumbuh dan harus
mengalami sedemikian rupa tekanan demi tekanan (sebab seorang musuh terus
bekerja bebas), tanaman gandum tetap tumbuh bahkan bukan sekedar hidup namun
produktif. Kita harus memahami bahwa situasi ini bukan sebuah situasi stabil
atau konstan tapi pasti kian lama kian memburuk sebab memang lalang itu
dibiarkan saja tumbuh, dan itu akan memburuk sebab lalang akan kian melebat,
meninggi dan bisa begitu lebatnya tekanan yang dialami oleh tanaman gandum
tersebut. Mengapa bisa menjadi begitu buruk atau kian memburuk? Karena inilah
yang terjadi:
Lalu
berkatalah hamba-hamba itu kepadanya: Jadi maukah tuan supaya kami pergi
mencabut lalang itu? Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut
tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh
bersama- Matius 13:28-30
Perhatikan, di sini,
Kerajaan Allah bekerja berdasarkan pemerintahan Allah bukan pemerintahan manusia.
Kerajaan Allah mencegah berlangsungnya pemerintahan manusia sekalipun mereka
adalah para abdi Allah, itu sebabnya di dalam umpama ini, Yesus berkata:
“jangan, sebab mungkin gandum ikut tercabut WAKTU KAMU MENCABUT lalang itu.”
Realitas MUSUH bekerja di dalam ladang
Allah memang bukan realitas menyenangkan tetapi sekaligus bukan sebuah realitas
yang menunjukan Kerajaan Allah sedang tidak berdaya dihadapan iblis atau
Kerajaan Allah sedang dikerjain atau dikadali oleh iblis. Bisakah anda membayangkan instruksi
yang menunjukan bahwa bukan pemerintahan manusia sekalipun itu para abdi Allah
tetapi pemerintahan SABDA KRISTUS yang memerintah dalam sebuah kedaulatan yang
begitu menista iblis di dunia ini hingga ke tingkat yang tak terbayangkan untuk terjadi, yaitu: BIARKANLAH keduanya
TUMBUH bersama. Tahukah anda bahwa ketika Yesus berkata “keduanya TUMBUH” maka
artinya bukan saja tanaman gandum tumbuh dan berbulir tetapi JUGA LALANG IKUT TUMBUH! Menunjukan dan
menjelaskan mengapa kejahatan kian lama kian gelap, pekat dan mengerikan
kemanusiaan setiap manusia yang puncak
paling mengerikan dalam dunia manusia
adalah matinya kemanusiaan itu sendiri sebagai
salah satu buah kehidupan manusia yang berada di dalam pemerintahan
iblis.
Ada 2 hal dengan
demikian yang menjelaskan mengapa iblis hingga kini tetap eksis dan mengapa
bukan seperti yang diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono bahwa Allah bercela
dihadapan iblis terkait corpus delicti atau bukti kejahatan iblis yang harus
disediakan anak-anak Allah, sebab Allah hingga kini tiada memilikinya! Pertama: pengakhiran karya iblis
berkaitan dengan waktu penuaian oleh Tuhan. Ini sendiri pada “waktu penuaian”
yang dinantikan Allah sedang menunjukan bahwa Allah tidak punya masalah apapun
dan tak kuatir bahwa tuaiannya pada akhirnya tak bersisa satupun. Ini terjadi
semata sementara gandum itu haruslah bertahan hidup di dunia nyata ini, Allah
telah bersabda atau bertitah pada dunia
ini bahwa gandum tumbuh dan berbulir sekalipun lalang juga tumbuh lebat. Kedua: eksistensi iblis yang kian
menguat seiring meningkatnya problem kejahatan-malapetaka di dunia ini, bukan sama sekali
bukti Allah bercela tetapi Allah berdaulat atas problem kejahatan yang melebat
dan kian melebat hingga menampakan
sebagai sebuah pembiaran oleh Allah(?) di mata kita? Karena itu semua terjadi
sebagai tindakan Allah yang berkehendak agar inilah yang terjadi: “Biarkanlah
keduanya tumbuh bersama!”
Tak ada sama sekali
dalam diri Yesus sebuah kegelisahan; tak ada sama sekali dalam diri Yesus
sebuah kecemasan; tak ada sama sekali dalam diri Yesus sebuah pesan atau amanat
agar setiap orang percaya mau menjadi
corpus delicti ala pendeta Erastus sehingga dapat menjadi barang bukti yang
menolong Allah untuk menghentikan sepak terjang iblis berdasarkan barang bukti
pada manusia-manusia! Tak ada sama sekali! Ini harus dicamkan!
Sementara pendeta
Erastus Sabdono mengajarkan agar anak-anak Allah menjadi corpus delicti alanya
yaitu dapat menjadi taat dan hormat pada Bapa hingga kesudahan dalam keadaan
sesukar apapun hingga yang maut sekalipun demi menjadi barang bukti yang
menolong Allah di hadapan iblis, Yesus dalam pengajaran berupa perumpamaan
malah menunjukan bahwa ajaran pendeta Erastus bukan sama sekali ajaran Yesus!
Perhatikan baik-baik kebenaran Yesus
dalam ajaran perumpamaan berikut ini:
Pada
waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu
dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke
dalam lumbungku."- Matius 13:30
Aha….
Ternyata Yesus menunjukan Allah tak punya masalah seperti sangkaan pendeta Erastus. Yesus tak membutuhkan
terlebih dahulu corpus delicti sebagaimana dalam fantasi (sebab Yesus tak
ajarkan itu) pengajarannya, sebaliknya: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan
ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar. Bagaimana dengan tanaman gandumnya?
Dimasukannya ke dalam lumbung milik Allah sebab kepunyaan Allah dan segenap
karya kerajaan kejahatan telah dibinasakan!
Kebenaran
ini telah lebih dahulu diserukan oleh Yohanes Pembaptis di padang gurun:
Matius
3:1,12 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan
memberitakan:….. Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat
pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami
itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Kita
harus memahami bahwa injil menyajikan perumpamaan tentang kerajaan sorga ini,
disajikan setelah injil menyajikan pernyataan Yesus yang berbunyi demikian:
Matius
12:25-30 Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka:
"Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau
rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau
Iblis mengusir Iblis, iapun terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri;
bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Jadi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Beelzebul, dengan kuasa siapakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab
itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan
kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.
Coba
perhatikan di sini, saat Yesus berkata Aku mengusir setan dengan kuasa Roh
Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah DATANG kepadamu. Bisakah anda
melihat siapa yang mendatangi siapa dan
dengan demikian siapakah yang sedang berada di dalam problem di hadapan iblis?
Allah atau manusia?? Sekali lagi perhatikan: “tetapi jika Aku MENGUSIR setan
DENGAN KUASA ROH ALLAH, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah DATANG KEPADAMU.
Saya dan anda yang
memiliki problem dihadapan iblis, bukan Yesus apalagi Allah! Bahkan saya dan
anda tak mungkin mendatangi kerajaan Allah untuk membawakan bukti kuat untuk
melawan iblis sehingga manusia dapat mengusir iblis yang sedang meneror Allah!
Sebaliknya Kerajaan Allah telah datang untuk mendatangi manusia dan membebaskan
manusia dari pemerintahan kerajaan iblis.
Perintah” biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama”
terjadi dalam realitas Kerajaan Allah telah dating dengan kuasa yang tak lagi
perlu dipertanyakan kedudukannya dihadapan iblis. Baik pada perumpamaan gandum dan lalang dan pengajaran Yesus
tentang kuasanya atas iblis dan kuasa
kerajaan Allah atas iblis telah menjelaskan bahwa yang memiliki problem terhadap iblis adalah
manusia, bukan Allah! Jangan pernah membalikan realitas ini!
Sekarang kita tahu
yang sebenarnya dan kita tahu Allah yang memerintah. Itu sebabnya kita
menemukan sejumlah perintah yang memiliki tautan dengan “biarlah gandum dan lalang
tumbuh bersama,” sebuah tautan yang menunjukan bagaimana bisa “aku bertahan”
dan “aku dapat taat dan setia kepada Yesus hingga kesudahannya.” Kesudahan
yaitu pada waktu tiba saatnya bagi Allah datang sebagai PENUAI dan iblis tak berdaya di hadapan Allah untuk mencegah
penghancuran yang kemasifannya tak satupun dapat memberikan kesaksian selain
Anak Allah itu sendiri.
Mari
kita perhatikan sejumlah perintah tersebut:
Matius
11:28-30 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena
Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk
yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."
Instruksi
ini disampaikan bagi siapapun orang yang dipilih oleh Bapa untuk menjadi milik
Kristus?
Pada
waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit
dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang
pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang
berkenan kepada-Mu. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak
seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain
Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.- Matius 11:25-27
Bagaimana mungkin
orang-orang pilihan harus mengalami keletihan dan kelesuan jika bukan karena
realitas “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama” sebagai
sebuah keniscayaan yang harus berlangsung hingga tiba saatnya waktu PENUAIAN
BAGI ALLAH!
Kalau anda ingin tahu
apakah relasi Yesus terhadap setiap orang percaya, apakah memang seharusnya
sebagaimana yang diajarkan oleh pendeta Erastus yaitu menjadi barang bukti
untuk menolong Allah yang memang sedang bergantung pada manusia untuk mendakwa
dan membinasakan iblis, secara tuntas terjawab dalam Matius 11:28-30. Apa yang
ditemukan adalah: belajarlah pada Yesus terkait pemikulan kuk yang dipasangkan
oleh Yesus yang sama sekali tak bertujuan untuk menjadi corpus delicti dan
apalagi untuk menolong Allah! Yesus berkata bahwa setiap anak Allah yang
berlajar padanya akan menghasilkan atau memiliki sebuah kehidupan: jiwamu akan
mendapat ketenangan. Hal yang begitu minus atau bahkan tak ada dalam kamus
pendeta Erastus sebab sampai kapanpun ia meyakini Allah bercela dihadapan iblis
sampai-sampai membutuhkan pertolongan manusia! Pemikulan kuk pada Matius
11:28-30 dengan demikian harus dipahami sebagai sebuah kehidupan alami di dunia
ini bagi setiap orang-orang pilihan Allah yaitu setiap orang yang mengikut
Kristus dalam ketekunan dan kesetiaan hingga menutup mata dalam keadaan dunia
yang menyenangkan atau dalam keadaan dunia yang memburu nyawanya karena iman
kepada Yesus.
Senantiasa
begitulah konteks kehidupan setiap anak-anak Allah,
tak terlepaskan dari “biarlah gandum dan lalang tumbuh bersama”
“Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia
akan mempunyai terang hidup – Yohanes 8:12,"
Kamu
adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan?
Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.- Matius 5:13
Kamu
adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.- Matius 5:14
Lagipula
orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di
atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.- Matius
5:15-16
Bagaimana
kehidupan dan apakah tujuan hidup setiap
warga Kerajaan Allah sementara di dunia
ini, di dunia yang mana Allah tak memenuhi permintaan para abdinya untuk saat
ini juga segera dibinasakan pemerintahan iblis
di dunia ini nampak pada
perintah-perintah Yesus di atas, yaitu: menjadi gandum yang bukan saja tetap
bertahan tumbuh tetapi juga mampu berbulir atau menghasilkan apa yang menjadi maksud Tuhan meletakan
setiap anak-anak Tuhan di bumi ini, yaitu: menerangi semua orang.
Sama
sekali bukan agar saya dan anda menjadi corpus delicti sehingga Allah dapat mendakwa iblis dan Allah
terselamatkan dari kondisi yang membuat-Nya tak berdaya di hadapan iblis!
Bersambung ke bagian 17
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment