Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian
Kedua
Yesus Datang Untuk Memberikan Hidup Yang Berkuasa Atas Kuasa Iblis di Dunia ini, Bukan Untuk Meminta anda menjadi Corpus Delicti Demi Membantu Allah yang
Bercela dihadapan Iblis
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Senin, 8 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah lebih
dulu: “bagian 18”
Yesus Sang Kristus
sendiri memberikan serangkaian pengajaran paling prinsip pada apakah
yang harus dilakukan oleh setiap anak-anak Allah di dunia “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama” hingga saat bagi-Nya tiba untuk
memerintahkan para penuai-Nya bekerja mengumpulkan setiap kepunyaannya.
Mari kita perhatikan serangkaian pengajarannya tersebut:
Matius
25:1-13 Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama
sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai
laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh
itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang
bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi
karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah
mereka semua lalu tertidur. Waktu
tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita
mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata
kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu,
sebab pelita
kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu:
Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi
kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi
untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk
bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Tetapi ia
menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.Kemudian
datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami
pintu! Karena
itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan
saatnya."
Menunggu hingga
datangnya saat bagi setiap orang kepunyaan Kristus untuk menyambut kedatangan
mempelai dan masuk bersama-sama dengannya ke ruang perjamuan kawin, apa yang dimintakan oleh Yesus adalah:berjaga-jagalah!
Bagaimana berjaga-berjaga yang dimaksudkan oleh Kristus, itu terkait bagaimana
agar terangmu tetap bercahaya sebagaimana yang dikehendaki mempelai. Uniknya,
satu-satunya dasar bagi 5 mempelai untuk
luput dari kebodohan atau luput dari kehidupan yang mengabaikan bagaimana ia
hidup-apakah memperhatikan pelitanya tetap bercahaya, bukan berdasarkan
kekuatan diri (bukankah mengantuk dan lalai memperhatikan cahaya tetap cemerlang??) tetapi berdasarkan “Aku mengenal dia.” Sang Mempelai mengenal
mereka sehingga mereka dapat memiliki kehidupan mengenal-Nya yang memandu mereka terhindar
dari situasi mengerikan ini: “Gadis-gadis
yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit
dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam.
Perhatikan. Semua yang menantikan Yesus memiliki
kelemahan-kelemahan jiwa dan daging dalam menantikan saat kedatangan
Yesus Sang Mempelai. Mereka semua dapat menjadi begitu datar dalam pengharapan akan
kedatangan Yesus kembali sebab begitu lama bahkan berpikir mengapa tak datang-datang
juga? Namun sekalipun demikian apa yang dikehendaki oleh Yesus adalah: tetaplah berjaga-jaga dan tetaplah
berpengharapan sekalipun jiwa dapat letih sehingga bisa berpikir mengapa tak datang-datang. Hanya yang mengenal Allah secara benar dapat mentaati dan tinggal di dalam firman Yesus ini. Lima yang bijaksana adalah mereka yang jelas-jelas tetap setia kepada firman
Kristus dan tetap berpengharapan tinggi dalam keletihan menanti. Itu sebabnya
mereka tetap memiliki minyak yang
berarti iman mereka tetap hidup menyala atau mereka tetap hidup di dalam firman Kristus. Sementara yang bodoh jelas
sekali terlihat sudah masa bodoh dan tak mempedulikan apakah pelita mereka
tetap akan bersinar cemerlang ataukah sudah mau padam, jelas sebuah bentuk penghidupan pengikut Kristus yang tak sejati sebab bahkan tak lagi percaya ia benar-benar akan datang. Di sini, sama sekali tak ada
instruksi Yesus: berjuanglah menjadi
corpus delicti yang akan berguna bagi Bapa untuk mendakwa iblis, tetapi:
berjaga-jagalah sehingga saat Aku datang engkau
dapat masuk bersama-sama dengan aku ke dalam jamuan perkawinanku sebab engkau
sungguh-sungguh hidup dalam pengenalan akan Aku dan Aku mengenalmu. Tentu
kita harus mengingat fundamental pengejaran Yesus ini berasal dari pengajaran
Yesus sendiri: “Akulah gembala yang baik
dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama
seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan
nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan
dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan
mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala”- Yoh 10:14-16.
Selanjutnya:
Matius
25:14-30 Sebab hal Kerajaan Sorga
sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil
hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang
diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi
satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima
talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba
yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu
pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
Lama
sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan
mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima
talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah
beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik
sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah
setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah
dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima
dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat,
aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik
sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam
perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab
dalam perkara yang besar. Masuklah dan
turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima
satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam
yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat
di mana tuan tidak menanam. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu
talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam
yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat
di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan
talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab
tuannya itu: Hai kamu, hamba yang
jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di
mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena
itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang
yang menjalankan uang, supaya sekembaliku
aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu
dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena
setiap
orang yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah
hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Satu-satunya kehendak
Yesus bagi setiap murid-Nya di segala zaman pada segala bangsa
adalah setia di dalam apa
yang diberikan-Nya kepada setiap orang secara unik untuk dikerjakan sebab dalam
Ia memberikan maka Ia juga memberikan kemampuan kepada saya dan anda untuk
menghasilkan hal yang diinginkan-Nya, bukan keinginanku dan keinginanmu. Apa
yang dimintakan oleh Yesus pada setiap individu dan setiap generasi orang
percaya sementara Ia belum datang, adalah SETIA DALAM PERKARA KECIL. Apakah
perkara kecil yang dimaksudkan di sini? Itu adalah apapun yang Tuhan berikan
kepada saya dan anda untuk dilakukan, jadi ini sama sekali bukan agenda pribadi
atau juga bukan apapun yang menurut kita
adalah hal yang saya harus kejar di dunia ini. Perkara kecil di sini jelas
bukan perkara duniawi tetapi perkara apa yang telah Tuhan berikan dan yang
akan kita persembahkan pada Tuhan: “sudahlah
seharusnya uangku itu kauberikan kepada
orang yang menjalankan uang, SUPAYA SEKEMBALIKU aku menerimanya serta dengan
bunganya.” Apa yang Yesus kehendaki untuk kita lakukan adalah bersetia dalam
apa yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan? Apakah itu? Itu adalah agar setiap
kita tetap bersinar dan tidak meredup di
dunia yang gelap ini hingga Ia datang.
Dan itu hanya dapat terjadi jika saya dan anda memang benar-benar dikenal oleh
Yesus sehingga kita mampu mengenali apakah kehendaknya yang dapat kita jumpai
pada firman Yesus ini. Setia hingga kesudahannya adalah sebuah kehidupan di
dalam Kristus sekalipun dunia ini tidak memberikan dukungan; tetap setiap
sekalipun jiwa ini bisa mengantuk dan bahkan tertidur karena realitas dunia ini
bisa menghimpit kita sedemikian hebatnya. Mengapa kita tetap mampu tetap memiliki pelita yang
bersinar terang dan memiliki minyak yang memadai hingga kita berjumpa
dengan-Nya dalam cara yang bagaimanapun, itu dikarenakan pada setiap kita, jika
kita sungguh kepunyaan-Nya, telah diberikan oleh-Nya mandate yang harus
dikerjakan selama di dunia ini, jangan berpikir yang tinggi dan menara gading
dalam hal ini karena faktanya bunyi
pujian Yesus adalah: Hai hambaku yang setia dan baik, engkau telah SETIA dalam
perkara KECIL, engkau telah SETIA DALAM MEMIKUL PERKARA KECIL. Itulah kelak
yang kita persembahkan kepada Yesus, bukan sama sekali mempersembahkan corpus
delicti, sebagaimana sangkaan pendeta Dr. Erastus Sabdono.
Jangan pernah meremehkan dirimu sendiri
dan jangan pernah meremehkan anak Tuhan yang kehidupan pengabdiannya hanyalah
semegah 1 talenta. Karena 1 talenta yang
tak megah dan yang jauh dari kemilau dunia merupakah hal yang sungguh-sungguh
Yesus perhatikan dan Ia rindukan kalau saat baginya tiba untuk menerima
persembahan dari penerima 1 talenta yang dikerjakan dalam kesetiaan dan penuh
tanggungjawab untuk dikembangkan semampu yang dapat dikerjakannya. Itu adalah
perkara kecil yang Tuhan mintakan secara khusus dan menuntut perhatian penuh
kita. Jika siapapun mengabaikan ini dan berpikir selain itu dan berpikir itu
terlalu remeh maka berawaslah terhadap peringatan Yesus ini:” Dan campakkanlah
hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.”
Yesus tak pernah meminta anda menjadi
corpus delicti atau menjadi barang bukti bagi pembuktian Allah atas kejahatan
iblis. Allah tak pernah memberikan perkara ini sebab Allah tak pernah bercela
dihadapan iblis dalam cara yang begitu dinistakan melalui pengajaran yang
mengatasnamakan Kristus! Camkan dan renungkanlah.
Siapapun harus
senantiasa mengingat bahwa tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini agar manusia
memiliki kehidupan berdasarkan datang kepada dirinya, percaya bahwa dialah yang
dinyatakan kitab suci sebagai keselamatan dari Allah. Tanpa mengakui
kebenaran ini maka siapapun bisa dengan mudah menjadi para pemberontak Allah
sekalipun keseharian dan dedikasi hidup mereka dibangun berdasarkan ketekunan
dan ketelitian mempelajari kitab suci.
Bukankah bahaya
mematikan semacam ini telah dinyatakan oleh Yesus? Mari sekali lagi untuk
kesekian kalinya kita membaca sabda Yesus ini:
“Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu
menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal,
tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,Kamu
menyelidiki kitab-kitab suci namun kamu tidak mau datang kepada-Ku,[Yohanes
5:39-40]”
Ini adalah sebuah pernyataan yang menyingkapkan satu hal pokok
dalam manusia-manusia itu sekalipun menjelajahi, menyelidiki, menggali,
menghidupi dan menjadikannya sebagai sumber-sumber kehidupan moralitas hingga
spiritualitas, tidak pernah dapat mendatangkan apa yang hanya dapat dimiliki
ketika datang atau percaya kepada Yesus Sang Hidup.
Bahwa segenap
penyelidikan dan aplikasi-aplikasi spiritualitasnya di dalam keseharian
manusia-manusia yang mengimani kebenaran-kebenaran kudus di dalam kitab-kitab
suci itu, tak pernah berkuasa untuk memberikan hidup. Problem fundamental yang
hendak ditunjukan oleh Yesus adalah: ketakberdayaan
manusia didalam segala perjuangan hidup spiritualitas yang diupayakan bahkan
berdasarkan kitab suci untuk menghasilkan hidup bagi dirinya olehnya sendiri.
Hidup yang sedang dibicarakan Yesus ketika berkata “memberikan hidup” adalah
hidup dari dan di dalam Kerajaan Allah, sebuah
kontras tajam pada kehidupan yang ada di dalam pemerintahan kerajaan maut atau
iblis.Begitu penting bagi Yesus untuk menyatakan “kamu tidak mau datang kepada-Ku,” sebab “menyangka mempunya hidup
yang kekal” berdasarkan penyelidikan dan mentaati kitab suci namun menolak
Yesus. Tak akan ada kehidupan kekal berdasarkan membangun kehidupan suci yang
berdasarkan kita suci sekalipun sebab kesudahannya adalah tak memiliki
kehidupan kekal. Itu sebabnya Ia berkata “namun
kamu tidak mau datang kepada-Ku.”
Jadi memang ini hal
yang menjadi kerumitan tersendiri bagi semua manusia untuk menerima kenyataan
hidup bahwa sekalipun mereka bersungguh hati dan bersegenap jiwa untuk
memadankan hati dan keseharian kehidupan dengan tuntutan-tuntutan yang
dipandukan kitab-kitab suci, tetap tak berkuasa untuk memindahkan diri mereka
sendiri dari dalam kerajaan maut ke dalam kerajaan Allah, sekeras apapun
perjuangan itu. Hal kedua, yang hendak ditunjukan oleh Yesus, bahwa apapun yang
diselidiki di dalam kitab-kitab suci itu tidak pernah merupakan buku manual
bagi manusia yang jika dilakukan sepenuh hati dalam ketaatan akan memberikan
kuasa kepada manusia untuk menaklukan kerajaan maut. Yesus telah berkata bahwa
kitab suci itu memberikan kesaksian tentang diri-Nya bahwa Ia adalah Sang
Pemberi hidup kekal bagi manusia yang mau datang kepada-Nya.
Yesus menunjukan
bahwa Allah memang menjanjikan satu orang yang berkuasa menjadi MESIAS atau
PEMBEBAS atau PENAKLUK pemerintahan kerajaan maut berdasarkan titahnya
saja:
Yohanes
5:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan
percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal
dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Kehidupan seorang
murid Kristus dimulai dengan mendengarkan perkataan-Nya (sekarang era oral
tersebut sudah dimasukan ke dalam era
tulisan, maka perkataannya itu dapat anda jumpai secara tertulis di dalam dan telah berbentuk menjadi Alkitab) dan
percaya kepada Dia yang mengutus Yesus. Apa yang Yesus kehendaki adalah
mentaatinya sehingga akan menghasilkan hidup yang kekal. Uniknya kehidupan
kekal ini dibangun oleh Yesus berdasarkan penaklukan pemerintahan maut atas
siapapun yang mendengarkan perkataan Yesus dan percaya kepada Dia yang mengutus
Yesus. Jadi kehidupan kekal di sini secara langsung menunjukan ketaklukan
kerajaan iblis terhadap Yesus. Ini sungguh berbeda dengan konsepsi corpus
delicti ala pendeta Erastus yang menyatakan bahwa hingga kini Allah belum
menaklukan pemerintahan iblis dan masih menantikan anak-anak Allah yang mau
menjadi bukti kejahatan iblis bagi kepentingan Allah.
Penundukan manusia
kepada kehendak kitab-kitab suci jika hanya pengejaran sejauh atau semulia pada
etika-etika dan praktik-praktik hidup yang mengagungkan apa-apa yang dilarang
untuk dilakukan dan apa yang dikehendaki kitab suci untuk dilakukan, dalam
kesemuanya itu, tetap tidak akan memberikan kuasa untuk memberikan kehidupan
kekal, tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam
hidup, sementara masih hidup. Menjadi
taat kepada Bapa sebagaimana Yesus atau mau menjadi corpus delicti demi menolong
Allah di hadapan iblis, jelas tetap tak mengatasi problem manusia dalam perbudakan
iblis yang masih berkuasa dan Yesus tak berdaulat. Ini berbeda sama sekali
dengan pengajaran Yesus yang berkata: “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama hingga tiba saat bagi Yesus untuk menuai
gandum kepunyaan-Nya.”
Pengajaran corpus
delicti ala pendeta Erastus Sabdono pada
dasarnya sebuah pengajaran yang berupaya keras membungkam sabda Yesus
sendiri terkait untuk apakah ia datang ke
dunia ini sehingga menempatkan manusia sebagai penolong Allah dalam kesudah
iblis pada segenap eksistensinya. Corpus delicti membuat Allah menantikan
persembahan pertolongan manusia bagi-Nya, sementara Yesus telah berkata : Ia
menantikan persembahan setiap anak-anak Allah atas apa yang telah diberikan
sebelumnya untuk dikelola dan dikembangkan, pada hari KEDATANGANNYA untuk
membawa masuk mereka ke dalam perjamuan
Anak Domba.
Corpus delicti ala
pendeta Dr. Erastus telah memperlakukan Yesus sebagai yang juga harus taat pada
Bapa agar menjadi corpus delicti
bagi anak-anak Allah sehingga
mereka pada akhirnya dapat membungkam iblis berdasarkan berjuang mentaati Bapa
hingga mati sebagaimana Yesus. Kelihatan mulia tetapi sebetulnya menunjukan
sebuah pengejaran perbuatan baik di
dalam penyanderaan iblis yang bahkan tak dapat ditaklukan Yesus, hingga kini.
MEMBERIKAN HIDUP
sebagai relasi Yesus dengan setiap yang mau percaya kepadanya memang menjadi
sebuah penekanan yang begitu berlimpah dinyatakan selama di dunia. Ini bahkan
diberitakannya sebagai sebuah tindakan yang dilakukannya di dalam kesatuannya
dengan Bapa. Cobalah perhatikan ini:
Yohanes
5:21 Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya,
demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya.
Yohanes
5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa
orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya,
akan hidup.
Yohanes
5:26 Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian
juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri.
Bukan sama sekali
relasi bernuansa corpus delicti ala pendeta Erastus.
Lepas dari cengkraman
maut dan memiliki hidup kekal dari dan hanya ada di dalam Yesus Kristus, inilah
fondasi bagi setiap orang beriman untuk memuliakan Bapa sementara hidup di
dunia “biarlah lalang dan gandum tumbuh bersama hingga tiba saat bagi Yesus
untuk menuai kepunyaannya.” Ketika tujuan orang beriman adalah hidup
melayani Bapa dengan segenap kepentingannya di dalam Yesus Kristus sebagaimana
perumpamaan Kerajaan Allah tadi, maka di sini, setiap etika, moralitas,
kesantunan, kesucian hidup, dan membangun manusia yang berkarakter untuk memuliakan Tuhan, tidak akan pernah bisa
lagi bersumberkan pada perjuangan manusia untuk mencapainya berdasarkan
pandu-pandu hati nuraninya, tetapi apakah anda memperhatikan diri ini tetap
memiliki terang yang terus memancar cemerlang bukannya meredup karena tidak
memperhatikan bagaimana ia hidup secara demikian (itu sebabnya menjelang Tuhan datang
ia kehabisan minyak dan terlambat baginya untuk mengoreksi diri). Apapun yang
anda namakan sebagai memuliakan Bapa, harus terkait dengan apakah anda tetap bercahaya
sebagaimana yang Yesus KEHENDAKI, bukan sebagaimana yang anda kehendaki dan
yang anda ajarkan. Tidak ada relativitas di sini, sebab setiap relativitas
nilai akan berakhir pada maut, sebagaimana yang Yesus tunjukan:
“Kini
datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu
bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak
menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu
aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah
kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai
kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku
menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku
tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan
kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku
aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu
dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena
setiap
orang yang mempunyai, kepadanya akan
diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai,
apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah
hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Anda boleh saja punya
perspektif yang berbeda-beda di dunia ini terkait bagaimana memuliakan Allah,
bahkan boleh saja anda mengabaikan kebenaran Yesus sebagai yang satu-satunya
lagi absolut. Tetapi jika anda berpikir anda adalah murid Kristus tetapi
berlaku berdasarkan tafsir diri pada bagaimana aku memuliakan Bapa, maka anda
dapat jatuh ke dalam kategori hamba yang jahat dan malas. Apa yang Yesus tuntut
di sini adalah penundukan diri yang total pada apapun juga sabda dan
kehendak-Nya. Ya dan Amin pada semua sabdanya sementara ia belum datang dan apa
yang harus anda dan saya lakukan sementara hidup di dalam masa penantian yang
telah diindikasikan oleh Yesus sendiri akan dirasakan sebagai keadaan yang
begitu lama atau panjang sampai-sampai bisa berpikir: benarkah ia akan datang atau
sudah lupakah dia? Perhatikan indikasi semacam itu yang Yesus sampaikan:
Tetapi
karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga,
mengantuklah mereka semua lalu tertidur. Waktu tengah malam
terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!
Songsonglah dia!
Hanya jika kita bukan
berbapakan iblis maka kita sanggup untuk mengerti dan hidup didalam kebenaran
yang menghasilkan ketaatan pada Yesus secara absolute. Ini krusial sekali dan
menjelaskan betapa Yesus adalah jantung kehidupan orang beriman untuk dapat
bertahan dalam masa yang akan terasa begitu panjang dan dimana kejahatan tetap
bergejolak. Coba perhatikan sabda Yesus berikut ini:
Yohanes
8:43-44 Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu
tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan
bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam
kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia
berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala
dusta.
Pengajaran corpus
delicti ala pendeta Erastus Sabdono jelas bukan kebenaran, karena sama sekali
bukan firman Yesus pada segala tatarannya. Melakukan apa yang diajarkan dalam pengajaran corpus
delicti dengan demikian bukan melakukan apa yang menjadi keinginan Kristus tetapi akan menggenapi: “Apakah
sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap
firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu.” Pernyataan keras ini sangat penting bagi
siapapun yang memandang dirinya lebih tinggi daripada Yesus sebab dirimu dalam
menjadi corpus delicti menjadi penolong bagi Allah untuk menyediakan bukti bagi
Allah melawan iblis, sebab kecaman keras itu lahir dari penolakan untuk
MENINGGIKAN Anak Manusia atau Yesus Sang Kristus di dunia ini sebagaimana yang
dikehendaki Yesus, perhatikan ini:
Yohanes
8:21-22 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan
kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi,
tidak mungkin kamu datang." Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah
Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak
mungkin kamu datang?"
Yohanes
8:23-24 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari
atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku
berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak
percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."
Yohanes
8:28- Maka kata Yesus: "Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia,
barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari
diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan
Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak
membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang
berkenan kepada-Nya."
Bagaimana bisa saya
dan anda meninggikan Yesus? Beginilah yang dikehendaki Yesus:
Yohanes
8:31 "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar
adalah murid-Ku
Meninggikan Yesus juga bukan menjadi corpus delicti sebagaimana ajaran pendeta Erastus, sebab Yesus
tak pernah bersabda jadilah corpus delicti hingga tiba saatnya Aku datang kembali
ke dunia ini, sebaliknya adalah: kamu tetap dalam firmanku, sebuah kehidupan
dalam relasi kemuridan selama di dunia ini! Itulah bukti bahwa saya dan anda
benar-benar murid. Jadi jika kita mulai
pergi keluar dari sabda Kristus dan tinggal di dalam sabda manusia, maka
itu sebuah bukti bahwa anda benar-benar bukan murid Kristus!
Yesus sang Kristus
telah mendudukan dirinya sebagai satu-satunya
sumber panduan kehidupan manusia, mulai dari hati nurani dan apalagi totalitas
perjalanan hidup di dunia “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama.” Mari perhatikan kembali apa yang dinyatakan
Yesus, berikut ini:
Yohanes
10:14-15 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku
dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal
Bapa
Di sini Yesus
mendudukan dirinya sebagai dia yang berkuasa untuk menggembalakan para manusia
tebusannya sebagai realitas baru yang dihasilkan dari pembebasan dari kuasa
maut dan masuk ke dalam hidup. Uniknya,di sini, penggembalaannya di sini bukan
saja bersifat jasmaniah yang bagaimanapun dan apalagi sekedar penggembalaan
yang eksternal bagi para manusia dan sekedar menjadi barometer hati nuranimu.
Sebaliknya pengenalannya atas setiap
orang percaya termasuk anda dan saya, sangat divinitas atau melampaui segala
keterbatasan dan ketakberdayaan manusia: “Aku mengenal domba-domba-Ku sama seperti Bapa mengenal Aku,” sehingga ini adalah mengenal yang mahamengenal
tanpa satu saja ada bagian yang tak dikuasai Yesus termasuk apapun yang
tersembunyi di dalam hati manusia itu. Sehingga di dalam kehidupan setiap domba di dunia yang mana “biarlah
gandum dan lalang tumbuh bersama,” ia tahu sekali apakah yang menjadi kelemahan
dan ketakberdayaan kita, sehingga penggembalaan atas domba-domba sangat
unik antar satu sama lain atau dengan
kata lain Yesus tak pernah menerapkan perlakuan uniformitas pada semua
dombanya, tetapi berdasarkan ia mengenal setiap pribadi seperti Bapa mengenal
Anak. Ini sendiri nampak pada pengajaran pemberian talenta-talenta yang
berbeda-beda masing-masing penerimanya dan Yesus secara pribadi memperhatikan
dan memberikan pujian berdasarkan kesetiaan yang memiliki bangun tanggungjawab
berbeda satu sama lainnya (Matius
25:14-30).
Yesus Sang Gembala
Agung telah mengenali setiap
anak-anak-Nya sesempurna Bapa mengenal Anak. Mengenal, ini telah menjadi
komponen mahapenting. Bandingkan dengan iblis yang berinteraksi dengan manusia
sebagai bapa dusta, sementara Yesus berinteraksi dengan manusia sebagaimana
Bapa berinteraksi dengan Anak, yang mana pasti tidak akan pernah ada dusta di
dalam relasi Bapa dengan Anak. Inilah penggembalaan yang penuh kuasa, bukan
saja berkuasa untuk memastikan keselamatan tetapi memiliki sebuah kuasa yang tak
dapat dihancurkan oleh kuasa dusta iblis. Itulah juga sebabnya kita semua memiliki dasar yang
kokoh untuk memahami mengapa dalam penglihatan manusia iblis tetap
bekerja dan tidak langsung segera dibinasakan, bukan sama sekali karena Allah bercela dihadapan iblis
sehingga tujuan hidup kita di dunia ini adalah berjuang menjadi corpus delicti
atau berjuang menjadi barang bukti kejahatan iblis untuk menolong Allah dalam
menghadapi iblis di pengadilan-Nya sendiri. Bukan sama sekali seperti yang
diajarkan oleh pendeta Erastus Sabdono tetapi seperti yang diajarkan oleh
Yesus, sebagaimana tadi telah saya paparkan.
Bersambung ke Bagian 20
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment