Oleh: Martin Simamora
Sepuluh Bagian Keempat
Ingatlah Apa yang Dikatakannya Kepadamu!
(Lebih dulu di “Bible Alone”-Minggu, 29 Agustus
2016- telah diedit dan dikoreksi)
Bacalah
lebih dulu: “bagian 30”
Kedudukan para rasul
Kristus yang berada di bawah pengutusan Kristus (Lukas 24:48-50; Matius
28:16-20; Markus 16:14-16,19-20; Yohanes 21:15-19; Kisah Para Rasul 1:8-9) yang
memberikan bagi mereka: otoritas dan kuasa, serta mandat untuk memberitakan
injil Kristus setelah mereka diperlengkapi dengan kuasa yang akan-kala itu- diberikan
oleh Roh Kudus, telah membuat mereka membawa pada diri mereka
kebenaran-kebenaran yang telah ditegakan Kristus di bumi ini.
Kebenaran-kebenaran yang berdiri di atas kitab Taurat dan kitab para nabi yang
telah digenapi oleh Yesus Sang Mesias. Dan jika memperhatikan apakah bunyi
pengutusan beserta apakah tugas yang harus dilakukan dalam pengutusan tersebut,
tetap tak ada sama sekali perubahan atau koreksi atau modifikasi pada selama antarwaktu
sebelum kematian, kematian dan sesudah kematian atau setelah kebangkitannya dari
antara orang mati. Tetap sama dan tak ada tambahan. Setelah Yesus masuk ke
dalam kematian dan bangkit dari kematian, tak ada sama sekali sebuah koreksi,
pelengkapan, atau modifikasi. Segera
setelah Yesus bangkit bahkan para malaikat tidak memberikan maklumat yang
bagaimanapun terkait Yesus yang telah bangkit dari kubur, maklumat yang bagaimanapun juga untuk menunjukan
semacam ketaktepatan Yesus dalam pengajaran-pengajaran sebelumnya. Tak juga
ada indikasi ketaklengkapan atau kekeliruan pada ajaran dan pada rangkaian panjang pernyataan-pernyataan Yesus
yang berbunyi: “ Aku datang untuk menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi”
(Matius 5:17-18), termasuk pengajaran
Yesus semacam ini: “Ketika Yesus akan
pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata
kepada mereka di tengah jalan: Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak
Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan
mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan
disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan" (Matius
20:17-19, dan juga: Lukas 18:31-34, Markus 8:31,9:31, 10:32-34). Tak ada sama
sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang menunjukan kekeliruan dan kesalahan
fatal pada pernyataanya yang ini: “Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya:
"Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap
satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah… Sekarang
jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari
saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.” (Yohanes
12:23-24, 27). Tak ada sama sekali indikasi dan pernyataan terbuka yang
menunjukan kekeliruan dan kesalahan ringan atau fatal pada pernyataannya yang
ini: “Sekarang berlangsung penghakiman
atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar; dan
Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang
kepada-Ku" (Yohanes 12:31-32) yang menunjukan kuasanya atas iblis, dan
pada bagaimana ia harus mati (Yohanes 12:33). Tidak juga ada satu pernyataan
sesamar apapapun atau yang terbuka untuk menunjukan bahwa keraguan orang-orang
Yahudi yang berbunyi: "Kami telah mendengar dari hukum Taurat, bahwa Mesias tetap hidup
selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia harus
ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"(Yohanes 12:34) terbukti benar
sehingga pernyataan Yesus bahwa ia datang untuk menggenapi hukum Taurat dan
kitab para nabi yang mencakup kemesiasannya, dengan demikian salah dan tak
terbukti demi hukum Taurat itu sendiri dan kitab para nabi. Tidak ada sedikit
saja pernyataan Yesus yang semacam ini “Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat
berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan
malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis
dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?" (Matius
26:53-54) adalah pernyataan seorang “megalomania” yang memandang dirinya begitu
ilahi dan begitu sabdaiah yang sedang terpojok dan yang sedang terpuruk
dihadapan pedang dan kuasa politik dunia demi harga dirinya dihadapan pedang
terhunus yang sedang membelanya (Matius 26:52). Tidak ada kekeliruan dan
kesalahan yang sehalus apapaun apalagi terkutuk bagi Yesus saat ia sebelum
kematiannya bersabda mengenai dirinya adalah: “Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan
mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari
padanya, ia tidak akan mati. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti
yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
(Yohanes 6:48-51) yang telah menimbulkan pertengkaran besar (Yohanes 6:52) dan
yang telah mengakibatkan banyak orang yang dikenali publik sebagai para
pengikut Yesus memutuskan untuk mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia
(Yohanes 6:66). Tak ada satu indikasi yang bagaimanapun atau pernyataan gamblang
bahwa pengajaran Yesus sebelum kematiannya merupakan pengajaran yang terlampau
keras dan terlampau berlebihan untuk diucapkan kepada sesama manusia, sehingga
benarlah ini: “Sesudah mendengar semuanya
itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: "Perkataan ini keras,
siapakah yang sanggup mendengarkannya?" (Yohanes 6:60). Tak ada
kesalahan sama sekali pada Yesus dan sabdanya saat ia sedang menyatakan
siapakah Ia pada mulanya dan selama-lamanya bahwa ia tak bermula dan tak berakhir baik dahulu
sebelum masuk ke dalam dunia dan sesudah ia masuk ke dalam dunia ini sementara
ia telah menjadi manusia, seperti ia telah nyatakan sebelum kematiannya: “Dan
bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia
sebelumnya berada?” (Yohanes 6:62) sementara ia pada saat yang sama
sedang memberitakan kematiannya sebagai penggenapan kitab suci (Lukas 24:25-27,44).
Tidak ada sama sekali koreksi dalam bentuk yang bagaimanapun setelah
kebangkitannya dan bahkan itu ditegaskan oleh 2 malaikat yang menampakan diri
di kubur yang telah kosong sebab Yesus telah bangkit dari antara orang mati,
tepat sebagaimana ia telah bersabda:
Lukas
24:1-8 tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke
kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka. Mereka mendapati batu
sudah terguling dari kubur itu, dan setelah masuk mereka tidak menemukan mayat
Tuhan Yesus. Sementara mereka berdiri termangu-mangu karena hal itu, tiba-tiba
ada dua orang berdiri dekat mereka memakai
pakaian yang berkilau-kilauan. Mereka sangat ketakutan dan
menundukkan kepala, tetapi kedua orang itu berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu mencari Dia yang hidup, di antara orang mati? Ia tidak ada
di sini, Ia telah bangkit. Ingatlah apa yang dikatakan-Nya
kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang
berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga."
Maka teringatlah
mereka akan perkataan Yesus itu.
Dua orang penuh
wibawa ilahi berkata kepada Maria dari Magdala, dan Yohana, dan Maria ibu Yakobus.
Dan perempuan-perempuan lain (Lukas 24:10) bahwa semua perkataan/ajaran/ sabda
Yesus adalah benar secara ilahi tanpa perlu sebuah catatan dari sorga yang
bagaimanapun juga seolah kemanusiaan Yesus telah menimbulkan problem serius
terkait kapasitas dan skalabilitas diri Yesus untuk benar-benar berotoritas dan
berkuasa menjadi Sang Penggenap atas hukum Taurat dan kitab para nabi! Tak ada
sama sekali tambahan pengajaran dari sorga dan apalagi pengajaran tambahan
bernama pembuktian corpus delicti dari seorang manusia, kelak di sebuah waktu
di masa mendatang untuk melengkapi dan mengoreksi situasi aktual Allah yang tak secara terus terang dikemukakan
oleh Yesus dan para malaikat-Nya, karena mungkin malu?? Tak ada sama sekali.
Yesus sendiri tidak
buru-buru meninggalkan bumi ini pasca kebangkitan sekalipun memang tidak
senantiasa bersama para murid sebagaimana sediakala sebelum kematiannya. Ia bahkan
masih bersama-sama dengan para murid selama 40 hari lagi untuk membuktikan bahwa
ia benar-benar bangkit:
Kepada mereka Ia menunjukkan
diri-Nya setelah penderitaan-Nya selesai, dan dengan banyak tanda Ia membuktikan,
bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan
diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.-
Kisah Para Rasul 1:3
bahwa ia hendak
membuktikan secara otentik pada segenap kemanusiaanya yang dapat diobservasi
oleh para murid dan para pengikutnya yang begitu berduka atas kematiannya;
bahwa ia memang benar-benar menggenapi setiap ucapannya terkait dirinya yang
bertakhta di atas hukum Taurat dan kitab para nabi! Bukan sekedar menunjukan dirinya tetapi ia
menunjukan dirinya dengan banyak tanda [yang memang tidak dicatatkan secara
spesifik apakah itu], tetapi yang jelas, durasi 40 hari adalah ruang dan waktu
yang benar-benar kokoh bagi sedikitnya 11 pasang mata dan kemudian
setidak-tidaknya 500 pasang mata untuk memiliki pengalaman hidup yang begitu
mewah dan teramat mewah, berjumpa dan berinteraksi dengan Yesus yang telah
bangkit dari antara orang mati, menggenapi Kitab suci:
Sesudah
itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima
ratus saudara sekaligus; kebanyakan dari mereka masih hidup sampai
sekarang, tetapi beberapa di antaranya telah meninggal.-
I Korintus 15:6
Ia,dengan demikian,
telah memperlengkapi murid dengan kekayaan iman dan kebenaran berlimpah bagi 11
dan setidaknya 500 yang tercatat atau terlaporkan akan kebangkitannya dari
kematian berdasarkan apa yang dikatakan oleh hukum Taurat dan kitab para nabi. Ia membuktikan
serta memberikan dasar hidup dan kekal pada kebenaran
sabdanya ini:
Yohanes
5:39-40 Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.
Yohanes
5:46-47 Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga
kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau
kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya
akan apa yang Kukatakan?"
Sekaligus menjadi pondasi yang hidup tak terbantahkan
di hadapan dunia dan iblis bagi saat yang begitu mulia dan megah untuk
penggenapan-penggenapan ke depan yang hanya akan dapat dilakukannya,
sebagaimana ia pernah bersabda sebelum kematiannya, kebangkitannya dan
kenaikannya ke sorga, yaitu:
Yohanes 6:22-23 Bapa tidak
menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya
kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati
Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang
mengutus Dia.
Yohanes 6:25 Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati
akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
Yohanes 6:27 Dan Ia telah
memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.
Yohanes 6:28 Janganlah kamu heran
akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan
akan mendengar suara-Nya,
Matius 25:31-34 Apabila Anak Manusia
datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia
akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan
dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada
seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan
menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah
kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah
disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Apa yang sedang
disaksikan oleh para murid Kristus selama
40 hari, justru adalah sebuah koreksi teramat keras pada ketakmampuan memahami
relasi Yesus dengan hukum Taurat dan kitab para nabi, bagaimanakah
seharusnya memandang kematian Yesus terhadap pengajaran berdasarkan hukum Taurat
sebagaimana yang selama ini mereka yakini berdasarkan pengajaran-pengajaran
otoratif para ahli Taurat dan Mahkamah Agama yang menyatakan: "… hukum Taurat, bahwa Mesias tetap
hidup selama-lamanya; bagaimana mungkin Engkau mengatakan, bahwa Anak Manusia
harus ditinggikan? Siapakah Anak Manusia itu?"- Yohanes 12:34. Bahkan
kali ini ia tak mengoreksi dengan berkata “tetapi aku berkata…” tetapi dengan
membuktikan bahwa dirinya memang telah
menggenapi hukum Taurat bahwa Mesias memang tak mati selama-lamanya; bukan
saja Mesias itu tetap hidup tetapi Mesias itu berkuasa dan telah menaklukan
kuasa kematian!
Selama 40 hari adalah
sebuah durasi yang begitu kaya bagi 11 muridnya untuk bukan saja mengalami
pemulihan tetapi telah mampu memandang relasi Yesus Kristus terhadap hukum Taurat
dan kitab para nabi dalam cara yang tak terjelaskan sebab kini mereka bukan
saja melihat Yesus yang telah datang ke dalam dunia berdasarkan hukum Taurat dan kitab para nabi, tetapi
kini mampu menerima, melihat dan hidup di dalam kebenaran bahwa Yesus
telah pergi ke Yerusalem untuk mengalami penghinaan, penistaan, penyiksaan,
penyaliban, kematian dan dikuburkan sebagai peristiwa berdasarkan
hukum Taurat dan kitab para nabi (Lukas 24), dan tentu saja selama 40 hari mereka
belajar menerima, melihat dan hidup bersama Sang Mesias yang telah
bangkit dari kematian berdasarkan penggenapan hukum Taurat dan kitab para nabi.
Melengkapi pelajaran sekitar 3 tahunan bersama Yesus Kristus sebelum
kematiannya.
Kegemilangan demi
kegemilangan menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi, itulah yang dipresentasikan oleh Yesus Sang Mesias. Tidak ada
satu problem bersisa yang menunjukan baik Bapa, Anak dan Roh Kudus bercela
dihadapan iblis. Tidak pernah begitu.
Para
rasul yang telah mengalami waktu tambahan bersama Sang Penggenap dalam kurun waktu 40 hari pasca Yesus telah bangkit dari
kematian, pun tidak menerima pengajaran apapun yang mengindikasikan
bahwa Allah bercela dihadapan iblis sehingga memerlukan pembuktian corpus
delicti. 40 hari yang mereka miliki adalah hari-hari penuh kemuliaan bagi mereka sebab Yesus yang mereka jumpai adalah Yesus yang
telah menaklukan maut. Pasca Yesus bangkit dari kematian, tak pernah Yesus
memberikan pengajaran tambahan atau pelengkap yang menyatakan bahwa sebetulnya
Bapa memiliki agenda yang lebih agung dari sekedar merestorasi citra Allah pada manusia yang rusak akibat kejatuhan
ke dalam kuasa dosa, yaitu sebuah agenda melibatkan manusia untuk membuktikan kesalahan iblis dalam
cara yang memenuhi prinsip kebenaran dan keadilan Allah, yang disebut pembuktian corpus.
Itu tak pernah ada
sama sekali, itu sebabnya pengajaran para rasul tidak mengalami perubahan
menuruti zaman, budaya dan kondisi sosial, budaya, ekonomis dan spiritualisme
yang berkembang dan lebih kompleks, sebagaimana terlihat pada pengajaran para rasul pasca Yesus telah naik ke sorga.
Misalkan saja:
Kisah
Para Rasul 5:26-32 Maka pergilah kepala pengawal serta orang-orangnya ke Bait
Allah, lalu mengambil kedua rasul itu, tetapi tidak dengan kekerasan, karena
mereka takut, kalau-kalau orang banyak melempari mereka. Mereka membawa
keduanya dan menghadapkan mereka kepada Mahkamah
Agama. Imam Besar mulai menanyai mereka, katanya: "Dengan keras
kami melarang kamu mengajar dalam Nama itu. Namun ternyata, kamu telah memenuhi
Yerusalem dengan ajaranmu dan kamu hendak menanggungkan darah Orang itu kepada
kami." Tetapi Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: "Kita
harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia. Allah nenek moyang kita telah
membangkitkan Yesus, yang kamu gantungkan pada kayu salib dan kamu bunuh
Dialah
yang telah ditinggikan oleh Allah sendiri dengan tangan kanan-Nya
menjadi Pemimpin dan Juruselamat, supaya Israel dapat bertobat dan menerima
pengampunan dosa. Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu itu, kami
dan Roh Kudus, yang dikaruniakan Allah kepada semua orang yang mentaati
Dia."
“Kami
adalah saksi dari segala sesuatu itu” mencakup 40 hari Yesus menampakan
diri kepada mereka, serangkaian penampakan yang disertai dengan
pembuktian-pembuktian yang membuat mereka memiliki dasar yang tak tergoyahkan
bahwa dialah Sang Penggenap hukum Taurat dan kitab para nabi.
Bahkan Stefanus
Martir dalam Kekristenan, didalam
pimpinan/tuntuan/penggembalaan Roh Kudus berdiri di hadapan para lawan injil
dan dapat secara menakjubkan memaparkan melalui mulutnya sendiri rencana
penyelamatan Allah dalam sebuah kronologis yang menakjubkan. Dalam pejelasannya
secara rasional ia memulainya dari seorang
individu pilihan, keluarga pilihan yang pada akhirnya membentuk bangsa pilihan
yang akan menjadi jalan bagi kehadiran Sang Firman menjadi manusia! Perhatikan
Kisah Para Rasul 7:1-53 dan perhatikanlah secara lebih khusus pada:
Kisah
Para Rasul 7:37 Musa
ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini
akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.
Hendak menunjukan pada Yesus
adalah Nabi yang sedang dinubuatkan oleh Musa!
Kisah
Para Rasul 7:51-53 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat
hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu,
demikian juga kamu. Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek
moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan
tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh. Kamu
telah menerima hukum Taurat yang
disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."
Yang menunjuk pada Yesus dan
menggemakan kembali dalam penuntunan Roh Kudus untuk menyatakan relasi Yesus
terhadap hukum Taurat dan bahwa Musa menuliskan tentang Yesus, namun mereka
tolak dan mereka bunuh!
Sebagaimana Yesus
sebelumnya, maka Stefanus hanya menerima penolakan, kemarahan yang membuahkan
hasrat membunuh yang begitu kuat dari jiwa mereka untuk segera dituntaskan:
Ketika anggota-anggota Mahkamah
Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka
menyambutnya dengan gertakan gigi. Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh
Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di
sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka
dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." Maka berteriak-teriaklah
mereka dan sambil menutup telinga serentak menyerbu dia. Mereka menyeret dia ke
luar kota, lalu melemparinya. Dan saksi-saksi meletakkan jubah mereka di depan
kaki seorang muda yang bernama Saulus. Sedang mereka melemparinya Stefanus
berdoa, katanya: "Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut
ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini
kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.-
Kisah Para Rasul 7:54-60
Sebuah
peristiwa kematian yang menunjukan
betapa luar biasanya penggembalaan Roh Kudus atas bukan saja jiwanya tetapi raganya sehingga
mulutnya dapat berkata: "Ya Tuhan
Yesus, terimalah rohku." Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan,
janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!"
Ini
adalah pembantaian karena nama Yesus dan kebenarannya yang turut disetujui
Salulu (yang kelak menjadi rasul Kristus dan yang surat-suratnya kemudian
menjadi salah satu yang penting dalam penggembalaan jemaat Tuhan):
Saulus juga setuju,
bahwa Stefanus mati dibunuh. Pada waktu itu mulailah
penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka
semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria.-
Kisah Para Rasul 8:1
Pada momen inilah menjadi
permulaan penganiayaan hebat pada jemaat Tuha yang mana Saulus
menjadi motor besar pergerakan ini:
Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu
dan ia memasuki rumah demi rumah
dan menyeret laki-laki dan perempuan
ke luar dan menyerahkan mereka untuk
dimasukkan ke dalam penjara.- Kisah Para Rasul
8:3
Pada pokoknya
pengajaran dan pondasi iman dan keberimanan umat Tuhan itu berdasarkan Yesus
Kristus Sang Penggenap hukum Taurat dan
kitab para nabi. Bukan sekedar pengajaran yang diserap berdasarkan
fanatisme dan penciptaan kredo demi kredo, tetapi melalui sebuah dinamika yang
begitu keras dan menggoncangkan para rasul Kristus. Pengajaran yang berpondasikan pada Yesus Sang Penggenap hukum
Taurat dan kitab para nabi, merupakan pengajaran yang bukan saja menggenapi apa yang
telah terjadi pada Yesus dan digenapi oleh Yesus tetapi juga pada apa yang akan
dan masih menantikan saat-Nya untuk digenapi-Nya berdasarkan apa yang telah
digenapi-Nya. Selama 40 hari, 11
rasul dan juga setidaknya 500 saudara telah menjadi saksi hidup yang
begitu fundamental bagi formasi penggenapan amanat Agung Yesus Kristus, yang
berlangsung di dalam penggembalaan Roh Kudus yang bukan sekedar meletakan kata-kata yang harus diucapkan, tetapi menyertai mereka dengan
mujizat-mujizat tepat
sebagaimana dahulu para rasul
ini disertai oleh Yesus Kristus:
Kisah
Para Rasul 5:12-16 Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan
mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu
berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. Orang-orang lain tidak
ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka
sangat dihormati orang banyak. Dan makin lama makin bertambahlah
jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki maupun
perempuan, bahkan mereka membawa
orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas
balai-balai dan tilam, supaya,
apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai salah seorang dari
mereka. Dan juga orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem
datang berduyun-duyun serta membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang
diganggu roh jahat. Dan mereka semua disembuhkan.
Tetapi, sebagaimana dahulu
Yesus, sekalipun mereka begitu dihormati oleh orang banyak, namun
ancaman maut berdasarkan kebencian para pemimpin agama terus memburu kehidupan para rasul:
Kisah
Para Rasul 5:17-18 Akhirnya mulailah Imam Besar dan pengikut-pengikutnya, yaitu
orang-orang dari mazhab Saduki, bertindak sebab mereka sangat iri hati. Mereka menangkap rasul-rasul itu, lalu
memasukkan mereka ke dalam penjara kota.
Dan
memburu kehidupan para jemaat Tuhan di Yerusalem
sekalipun mereka disukai oleh banyak orang dan dihormati:
Kisah
Para Rasul 8:2-3 Orang-orang saleh
menguburkan mayat Stefanus serta meratapinya dengan sangat. Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu
dan ia memasuki rumah demi rumah dan
menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara.
Sekalipun demikian,
sementara mereka diburu, dalam perburuan itu mereka tetap memberitakan injil,
hal yang pada prinsipnya menjadi sumber kebencian para pemimpin agama atas
kehidupan mereka:
Kisah
Para Rasul 8:4-7 Mereka yang tersebar itu
menjelajah seluruh negeri itu sambil memberitakan Injil. Dan Filipus pergi ke
suatu kota di Samaria dan memberitakan Mesias kepada orang-orang di situ. Ketika
orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang
diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
Sebab dari banyak orang yang kerasukan roh jahat keluarlah roh-roh itu sambil
berseru dengan suara keras, dan banyak juga orang lumpuh dan orang timpang yang
disembuhkan.
Problem para jemaat Tuhan gembalaan para rasul Kristus ini
bagi para pemimpin agama, bukan soal moralitas yang begitu buruknya dan
mengancam kehidupan yang berakhlak di tengah-tengah masyarakat. Bukan itu,
sebab faktanya mereka begitu dihormati dan disukai banyak orang. Lalu apakah
yang membuat mereka begitu dibenci? Hanya satu: mereka memberitakan Yesus dan
segenap ucapan yang pernah dikatakan dan diajarkan kepada para rasul, yang
telah disampaikan oleh para rasul!
Itu sebabnya para
penguasa politik dan pemimpin agama hanya memiliki satu keberatan kepada
mereka, yaitu: jangan pernah lagi memberitakan nama Yesus kepada masyarakat:
Kisah
Para Rasul 4:1-13 Ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang
banyak, mereka tiba-tiba didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah
serta orang-orang Saduki. Orang-orang itu
sangat marah karena mereka mengajar orang banyak dan memberitakan, bahwa dalam
Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Mereka ditangkap dan
diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi
di
antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga
jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki. Pada
keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat
mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan
Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus
dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan
ini: "Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak
demikian itu?" Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus: "Hai
pemimpin-pemimpin umat dan tua-tua, jika kami sekarang
harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit dan
harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah
oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa
dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi yang
telah dibangkitkan Allah dari antara orang mati--bahwa oleh karena Yesus itulah
orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah
batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan--yaitu kamu sendiri--,namun ia
telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga
selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang
diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Ketika
sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya
orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka
mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.
Kisah
Para Rasul 4:16-18 dan berkata: "Tindakan apakah yang harus kita ambil
terhadap orang-orang ini? Sebab telah nyata kepada semua penduduk
Yerusalem, bahwa mereka telah mengadakan suatu mujizat yang menyolok dan kita
tidak dapat menyangkalnya. Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di
antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang
mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan
siapapun dalam nama itu." Dan setelah keduanya disuruh
masuk, mereka diperintahkan, supaya sama sekali jangan berbicara atau
mengajar lagi dalam nama Yesus.
Yesus Sang Mesias
yang telah bangkit dari antara orang mati dan telah selama 40 hari
memperlihatkan dirinya telah bangkit dari antara orang mati sebagai penggenapan
hukum Taurat dan kitab para nabi, yang
menjadi pondasi penuh kuasa bagi para rasul Kristus untuk bergerak dari
Yerusalem ke seluruh dunia, untuk memberitakan injil. Yesus dan para rasul tak
pernah mengajarkan pembuktian corpus delicti kepada jemaat, sebab Yesus tak
pernah mengajarkan dan kebangkitannya dari kematian masih menyisakan problem
pembuktian corpus delicti atau Allah bercela dihadapan iblis. Sebaliknya
kebangkitannya adalah bukti tak terhancurkan dihadapan iblis. Selama 40 hari
mereka telah hidup bersama Yesus yang
telah menggenapi hukum Taurat dan kitab para nabi terkait pengampunan dosa,
pengudusan dan memiliki kehidupan didalam Bapa melalui dan didalam Yesus
Kristus beserta karyanya di atas salib yang berakhir pada kebangkitannya dari
antara orang mati. Selama 40 hari mereka memiliki dasar yang kokoh untuk penggenapan-penggenapan
yang masih menantikan saatnya, termasuk diantaranya: “"Tuhan, maukah
Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?" Jawab-Nya:
"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa
sendiri menurut kuasa-Nya” (Kisah Para Rasul 1:6-7).
Bersambung ke bagian 32
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi Allah
No comments:
Post a Comment