Oleh : Daniel B. Wallace, Ph.D
Anak Laki-Laki dari
Bethlehem
Salah satu kekejaman keji dalam sejarah manusia adalah pembunuhan bayi-bayi Bethlehem oleh Herodes yang Agung. Tetapi benarkah peristiwa ini sungguh terjadi?
Pada bab ke dua dalam injil Matius, kita membaca bahwa ketika Herodes yang Agung mendengar kelahiran Messias “ dia menjadi terkejut berserta seluruh Yerusalem.” Kemudian ketika orang majus tidak kembali untuk menyampaikan laporan kepadanya, dia menjadi marah dan memerintahkan semua bayi laki-laki hingga usia 2 tahun yang ada di dan sekitar Yerusalem dibunuh!
Tiga pertanyaan melintas dalam pikiran selagi kita menimbang insiden sadis ini : Pertama, berapa banyakkah bayi yang sebenarnya telah dibunuh Herodes? Kedua, berapakah usia Yesus ketika hal ini terjadi? Dan terakhir, mengapa tidak ada catatan sejarahwan purba lainnya mengenai pembantaian ini? Dengan kata lain, apakah pembantaian bayi Bethlehem benar-benar terjadi?
Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya di sini
Salah satu kekejaman keji dalam sejarah manusia adalah pembunuhan bayi-bayi Bethlehem oleh Herodes yang Agung. Tetapi benarkah peristiwa ini sungguh terjadi?
Pada bab ke dua dalam injil Matius, kita membaca bahwa ketika Herodes yang Agung mendengar kelahiran Messias “ dia menjadi terkejut berserta seluruh Yerusalem.” Kemudian ketika orang majus tidak kembali untuk menyampaikan laporan kepadanya, dia menjadi marah dan memerintahkan semua bayi laki-laki hingga usia 2 tahun yang ada di dan sekitar Yerusalem dibunuh!
Tiga pertanyaan melintas dalam pikiran selagi kita menimbang insiden sadis ini : Pertama, berapa banyakkah bayi yang sebenarnya telah dibunuh Herodes? Kedua, berapakah usia Yesus ketika hal ini terjadi? Dan terakhir, mengapa tidak ada catatan sejarahwan purba lainnya mengenai pembantaian ini? Dengan kata lain, apakah pembantaian bayi Bethlehem benar-benar terjadi?
Bacalah terlebih dahulu bagian sebelumnya di sini
Berapa banyakah bayi yang dibunuh Herodes? Beberapa pakar mengusulkan angka sebanyak 200! Tetapi hampir semua pakar menolak angka tersebut. Bethlehem merupakan sebuah komunitas yang kecil—hampir merupakan sebuah daerah pinggiran Yerusalem. Desa itu sendiri—dan wilayah sekelilingnya—paling banyak tidak akan lebih dari 30 bayi laki-laki dibawah usia dua tahun. Hampir semua ilmuwan masa kini meletakan angka 20 dan 30.
Tetapi itu
bila hanya bayi-bayi laki-laki
yang dibunuh. Sebetulnya, teks Yunani
Matius 2:16 dapat bermakna “bayi-bayi”---tidak hanya “bayi-bayi
laki-laki.” Dan secara psikologi, para antek Herodes bisa jadi tidak terlalu
peduli untuk memeriksa jenis kelamin
para korban. Jumlah korban
tertinggi yang bisa terjadi
sebesar 50 atau 60.
Kedua,
berapakah usia Yesus ketika hal ini terjadi?
Menurut bukti kronologis terbaik,
usia Yesus tidak akan lebih dari 3 atau
4 bulan . Dia sepertinya lahir di saat musim dingin di tahun lebih dari 4 atau 5 Sebelum
Masehi---Herodes wafat pada awal musim
semi tahun 4 Sebelum Masehi. Jadi mengapa Herodes membunuh semua bayi berusia hingga dua tahun? Jawaban untuk pertanyaan ketiga berangkali akan membantu
untuk menjawab pertanyaan satu ini…
Ketiga,
mengapa peristiwa ini tidak ada dicatat di luar Alkitab? Secara
spesifik,mengapa Josephus , sejarahwan Yahudi abad pertama, melewatkan kejadian ini?
Josephus memberitahukan kepada kita banyak sekali hal mengenai Herodes. Kata terbaik untuk menggambarkan kekuasaannya adalah “membantai.” Dia telah membunuh isteri kesayangan ayahnya, menenggelamkan saudara isteri ayahnya—dan bahkan membunuh isteri ayahnya! Dia mengeksekusi salah satu sahabat kepercayaannya, juru potong rambutnya, dan 300 pemimpin militer— semuanya dibunuh dalam satu hari kerja!Kemudian dia membantai tiga puteranya, dengan tuduhan yang dilemparkan pada mereka dugaan melakukan pengkhianatan. Josephus memberitahukan kepada kita bahwa “ Herodes telah mengakibatkan kebiadaban semacam ini [terhadap orang-orang Yahudi] bahkan tidak akan dilakukan oleh seekor binatang jika binatang itu memiliki kekuasaan untuk memerintah manusia” (Antiquities of the Jews 17:310). Membunuh bayi-bayi termasuk dalam karakter raja yang bengis ini. Dan membunuh mereka yang berusia hingga dua tahun—untuk memastikan bahwa dia mendapatkan bayi Yesus sejalan dengan dengan kecemburuan akan kekuasaan yang sinting.
Josephus memberitahukan kepada kita banyak sekali hal mengenai Herodes. Kata terbaik untuk menggambarkan kekuasaannya adalah “membantai.” Dia telah membunuh isteri kesayangan ayahnya, menenggelamkan saudara isteri ayahnya—dan bahkan membunuh isteri ayahnya! Dia mengeksekusi salah satu sahabat kepercayaannya, juru potong rambutnya, dan 300 pemimpin militer— semuanya dibunuh dalam satu hari kerja!Kemudian dia membantai tiga puteranya, dengan tuduhan yang dilemparkan pada mereka dugaan melakukan pengkhianatan. Josephus memberitahukan kepada kita bahwa “ Herodes telah mengakibatkan kebiadaban semacam ini [terhadap orang-orang Yahudi] bahkan tidak akan dilakukan oleh seekor binatang jika binatang itu memiliki kekuasaan untuk memerintah manusia” (Antiquities of the Jews 17:310). Membunuh bayi-bayi termasuk dalam karakter raja yang bengis ini. Dan membunuh mereka yang berusia hingga dua tahun—untuk memastikan bahwa dia mendapatkan bayi Yesus sejalan dengan dengan kecemburuan akan kekuasaan yang sinting.
Josephus bisa
jadi mengabaikan pembantaian
bayi-bayi ini karena salah satu dari dua
alasan ini: Pertama, dia tidak memiliki teman
dari lingkungan Kristen dan dia melewatkan kejadian ini bukan dengan sengaja; atau kedua, tepat
sesaat sebelum Herodes meninggal dia mengurung 3000 warga bangsa terkemuka dan telah memberikan
perintah bahwa mereka harus dieksekusi
pada jam kematianya. Dia ingin memastikan bahwa tidak akan ada kedukaan kala
dia meninggal…Israel begitu disibukan dengan hal ini sehingga pembunuhan diam-diam ini terhadap beberapa bayi
berangkali luput dari perhatian.
Herodes
berpikir bahwa dia telah meraih kemenangan atas
raja orang-orang Yahudi. Namun hal ini hanyalah sebuah pertanda kemenangan Setan, yang
dipikir telah Setan
miliki ketika Yesus mati di sebuah salib
Roma. Tetapi kubur yang kosong telah membuktikan bahwa Jumat yang kelam itu merupakan kekalahan terburuk Setan !
Kesimpulan
Kita telah melihat beberapa aspek kelahiran Yesus Kristus dalam studi yang singkat ini. Nah sekarang kita ingin merangkumkannya.
Pada musim dingin tahun 5 atau 4 Sebelum Masehi, Tuhan telah melakukan invasi sejarah dengan mengambil rupa seorang manusia. Dia telah lahir di sebuah kota mungil tepat di selatan Yerusalem. Bethlehem, yang artinya “rumah roti,” benar-benar menjadi layak dengan nama tersebut, sendirian kesepian di malam musim dingin. Karena disana, di kota mungil itu, telah lahir Roti Hidup…
Bunda-Nya meletakkan dia di dalam sebuah palungan---atau wadah tempat pemberian makanan ternak—karena kamar untuk tamu dimana mereka tinggal telah penuh. Kelahiran raja ini dirayakan hanya oleh ibunya, suaminya, dan gembala-gembala yang sangat membantu pada malam itu. Para gembala telah berada di padang sekitar Bethlehem, menjagai domba-domba yang akan mati pada Paskah mendatang. Seorang malaikat menampakan diri kepada mereka dan menyampaikan pengumuman kelahiran kepada mereka:” Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:11). Dalam iman mereka yang sederhana, mereka bergegas untuk melihat raja yang baru lahir itu.
Kesimpulan
Kita telah melihat beberapa aspek kelahiran Yesus Kristus dalam studi yang singkat ini. Nah sekarang kita ingin merangkumkannya.
Pada musim dingin tahun 5 atau 4 Sebelum Masehi, Tuhan telah melakukan invasi sejarah dengan mengambil rupa seorang manusia. Dia telah lahir di sebuah kota mungil tepat di selatan Yerusalem. Bethlehem, yang artinya “rumah roti,” benar-benar menjadi layak dengan nama tersebut, sendirian kesepian di malam musim dingin. Karena disana, di kota mungil itu, telah lahir Roti Hidup…
Bunda-Nya meletakkan dia di dalam sebuah palungan---atau wadah tempat pemberian makanan ternak—karena kamar untuk tamu dimana mereka tinggal telah penuh. Kelahiran raja ini dirayakan hanya oleh ibunya, suaminya, dan gembala-gembala yang sangat membantu pada malam itu. Para gembala telah berada di padang sekitar Bethlehem, menjagai domba-domba yang akan mati pada Paskah mendatang. Seorang malaikat menampakan diri kepada mereka dan menyampaikan pengumuman kelahiran kepada mereka:” Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:11). Dalam iman mereka yang sederhana, mereka bergegas untuk melihat raja yang baru lahir itu.
Segera
setelah kelahiran Messias, majus dari timur tiba di Yerusalem dan menanyakan
pada raja Herodes dimanakah raja sesungguhnya bagi orang-orang Yahudi dilahirkan.
Para teolog istana Herodes mengetahui
Kitab Suci dengan baik—di “Bethlehem” yang ironisnya mereka mengutipnya, walaupun mereka mengenal
kitab suci, mereka tidak mempercayainya! Mereka bahkan tidak peduli untuk melakukan perjalanan 5 atau 6 mil ke
Bethlehem untuk melihat Messias mereka.
Tetapi
Herodes percaya dengan kitab suci! Itu sebabnya dia mengirimkan satu
korps penjagal ke Bethlehem untuk membantai anak-anak yang tidak bersalah, dengan harapan
menghancurkan pesaing takhtanya. Tetapi Herodes sudah sangat terlambat. Majus
telah datang dan pergi dan Yesus saat itu aman ada di Mesir.
Dan majus
percaya pada kitab suci. Mereka telah melakukan perjalanan sejauh beberapa ratus mil untuk menyembah bayi ini. Mereka
dituntun pergi ke Bethlehem oleh sebuah
fenomena astronomi yang supernatural—dan oleh kitab suci. Kelihatannya, bapa leluhur mereka telah diinstruksikan
oleh nabi Daniel mengenai Mesias…ketika
mereka melihat anak itu, mereka sujud menyembahnya. Inilah Tuhan dalam daging.
Mereka tidak dapat berbuat lain.
Dan mereka
mempersembahkan hadiah-hadiah—emas, kemenyan dan mur. Ini merupakan hadiah yang
tidak lazim—dengan standard apapun. Emas tentu saja kita semua dapat mengerti—tetapi
kemenyan dan mur janggal. Berangkali mereka telah membaca nubuatan nabi Yesaya
bahwa “bangsa-bangsa akan datang kepada terangmu, dan raja akan datang kepada
cahaya
yang terbit bagimu…Mereka akan membawa emas dan kemenyan, dan mereka
akan membawa kabar baik…” (Yesaya 60:3,6). Ini menjelaskan kemenyan, tetapi tidak untuk mur.
Sekarang
mengenai mur, seperti kemenyan merupakan sebuah wewangian-parfum. Tetapi tidak
seperti kemenyan, mur berbau kematian.
Di dunia kuno, mur digunakan untuk membalsem sebuah jasad. Yesus sendiri akan
dibalsem dengan parfum yang sama ini (bandingkan dengan Yohanes 19:39).
Jika majus berpikir akan kematian Yesus ketika mereka membawakan mur, mereka tidak diragukan lagi mengetahuinya dari nubuatan Daniel ( Daniel 9:24-27). Pada bab ke-sembilan kitab Daniel kita membaca bahwa “ Mesias akan disembelih” dan ini “akan menjadi penebusan untuk kesalahan” dan pada puncaknya “akan membawa kebenaran kekal” (Daniel 9:26,24).
Bahkan pada kelahiran Juru selamat kita, bayangan salib telah menimpa wajahnya…
Jika majus berpikir akan kematian Yesus ketika mereka membawakan mur, mereka tidak diragukan lagi mengetahuinya dari nubuatan Daniel ( Daniel 9:24-27). Pada bab ke-sembilan kitab Daniel kita membaca bahwa “ Mesias akan disembelih” dan ini “akan menjadi penebusan untuk kesalahan” dan pada puncaknya “akan membawa kebenaran kekal” (Daniel 9:26,24).
Bahkan pada kelahiran Juru selamat kita, bayangan salib telah menimpa wajahnya…
Para teolog kerajaan Herodes tidak percaya
dengan kitab suci. Mereka bodoh. Herodes percaya, tetapi tidak mengindahkannya.
Dia seorang yang gila. Gembala-gembala yang sederhana dan orang majus yang
hebat percaya kepada bayi Juru selamat ini—dan hal ini telah diperhitungkan
sebagai kebenaran kepada mereka. Semoga kita
mengikuti jejak mereka.
Selesai
Selesai
The Birth of Jesus Christ | Diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment