Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Selalu ada sebuah hal besar dari dikusi mengenai identitas Yesus. Juga jelas bahwa orang selalu menganut beragam opini terhadap Dia [Leon Morris, The Gospel According to Matthew (Grand Rapids: Eerdmans, 1992), 420.]. Semua penggambaran Matius 16:14 dan contoh-contoh masa kini mengungkapkan penghormatan besar terhadap Yesus, namun tidak satupun merupakan sebuah tanggapan yang memadai terhadap apa yang sedang dibangun dalam pelayanannya yaitu mengenai pribadiNya dan karyaNya. Bagi rata-rata orang, Yesus dianggap sebagai salah satu dari kebanyakan orang. Baik, tetapi bukan yang terbaik; besar, tetapi bukan yang terbesar; Seorang nabi, tetapi bukan nabi utama. Akan tetapi, pandangan-pandangan semacam ini tidak pernah memberikan peninggian. Pandangan-pandangan ini mencacinya dengan pujian yang kosong. Jika dia semata hanyalah seperti manusia lainnya, Dia adalah seorang penipu karena Dia telah mengklaim menjadi setara dengan Allah Bapa [William MacDonald, Ed. Art Farstad, Believers Bible Commentary (Nashville: Thomas Nelson, 1995[1989]),1266.]
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Selalu ada sebuah hal besar dari dikusi mengenai identitas Yesus. Juga jelas bahwa orang selalu menganut beragam opini terhadap Dia [Leon Morris, The Gospel According to Matthew (Grand Rapids: Eerdmans, 1992), 420.]. Semua penggambaran Matius 16:14 dan contoh-contoh masa kini mengungkapkan penghormatan besar terhadap Yesus, namun tidak satupun merupakan sebuah tanggapan yang memadai terhadap apa yang sedang dibangun dalam pelayanannya yaitu mengenai pribadiNya dan karyaNya. Bagi rata-rata orang, Yesus dianggap sebagai salah satu dari kebanyakan orang. Baik, tetapi bukan yang terbaik; besar, tetapi bukan yang terbesar; Seorang nabi, tetapi bukan nabi utama. Akan tetapi, pandangan-pandangan semacam ini tidak pernah memberikan peninggian. Pandangan-pandangan ini mencacinya dengan pujian yang kosong. Jika dia semata hanyalah seperti manusia lainnya, Dia adalah seorang penipu karena Dia telah mengklaim menjadi setara dengan Allah Bapa [William MacDonald, Ed. Art Farstad, Believers Bible Commentary (Nashville: Thomas Nelson, 1995[1989]),1266.]
Salah satu dari hukum-hukum logika
paling dasar adalah hukum non
kontradiksi. Hukum ini menyatakan bahwa:
jika dua pernyataan mengenai sebuah isu yang khusus bertentangan satu sama
lain, maka (1)hanya salah satu dari keduanya yang benar, atau (2)keduanya
adalah salah. Kedua pernyataan tidak mungkin sama-sama benar dalam hal yang sama dan secara bersamaan.
Jika seseorang berkata, “Semua anjing merontokan bulu,” dan orang lainnya
lagi berkata, “Anjing Pudel tidak
merontokan bulu,” maka keduanya salah atau salah satu yang benar. Kedua
pernyataan ini tidak bisa sama-sama
benar [Kenneth
Boa & Larry Moody, I’m Glad You Asked (Wheaton, IL: Victor, 1982),
135.] Karena agama-agama utama
saling berkontradiksi satu sama lain, kita dapat menerapkan hukum non kontradiksi. Baik salah satu yang benar, dan yang lainnya
salah, atau semuanya salah; semuanya tidak mungkin benar.
Apakah katamu? Siapakah Yesus?
Apakah yang anda percayai mengenai pribadiNya dan karyaNya? Hari ini, ada sebuah minat besar akan Yesus. Masing-masing dan semua kita semestinya
termotivasi untuk mencari tahu lebih lanjut mengenai Dia. Bagi mereka yang
memiliki hubungan dengan Yesus, kita harus menekankan pada ketertarikan rohani
disekitar diriNya. Sementara orang berangkali tidak terlampau tertarik akan
gereja,mereka pasti penasaran mengenai Yesus. Akibatnya kita harus melakukan
segala hal yang mungkin untuk mengabarkan keterkenalan Kristus sejauh dan seluas mungkin.
2.
Siapakah Yesus menurut Alkitab? (16:15-16)
Setelah mendengarkan opini-opini populer, Yesus bertanya kepada murid-muridnya, “"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (16:15) [Matius, Markus, and Lukas segera melanjutkannya dengan prediksi Yesus akan penderitaan-penderitaannnya]. Ini adalah salah satu dari lima kesempatan dimana Yesus menggunakan pertanyaan untuk memperoleh sebuah tanggapan iman (bandingkan dengan Mat 9:28; Yohanes 9:35; 11:25-26; 14:10) [Roy B. Zuck, Teaching as Jesus Taught (Grand Rapids: Baker, 1995), 243.]. Pada ayat ini, Yesus menjadikan hal ini sangat personal. Jika anda melihat pada Yunani Interlinear, anda akan melihat bahwa kata “mu” (humeis) merupakan kata pertama dalam pertanyaan ini. Bahasa Yunani akan sering memindah-mindahkan kata-kata untuk penekanan [Kata ganti orang plural “kamu ” (humeis) berdiri sendiri pada kepala kalimat tanya dan kata ganti orang ini juga muncul kembali sebagai sebuah elemen dalam kata kerja plural orang kedua (legete).] Kata “kamu: disini tidak hanya tegas; kata ini juga plural. Yesus sedang menanyakan pertanyaan ini kepada semua murid-muridnya.
Setelah mendengarkan opini-opini populer, Yesus bertanya kepada murid-muridnya, “"Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" (16:15) [Matius, Markus, and Lukas segera melanjutkannya dengan prediksi Yesus akan penderitaan-penderitaannnya]. Ini adalah salah satu dari lima kesempatan dimana Yesus menggunakan pertanyaan untuk memperoleh sebuah tanggapan iman (bandingkan dengan Mat 9:28; Yohanes 9:35; 11:25-26; 14:10) [Roy B. Zuck, Teaching as Jesus Taught (Grand Rapids: Baker, 1995), 243.]. Pada ayat ini, Yesus menjadikan hal ini sangat personal. Jika anda melihat pada Yunani Interlinear, anda akan melihat bahwa kata “mu” (humeis) merupakan kata pertama dalam pertanyaan ini. Bahasa Yunani akan sering memindah-mindahkan kata-kata untuk penekanan [Kata ganti orang plural “kamu ” (humeis) berdiri sendiri pada kepala kalimat tanya dan kata ganti orang ini juga muncul kembali sebagai sebuah elemen dalam kata kerja plural orang kedua (legete).] Kata “kamu: disini tidak hanya tegas; kata ini juga plural. Yesus sedang menanyakan pertanyaan ini kepada semua murid-muridnya.
Pada Matius 16:16, Simon Petrus[Ini satu-satunya
tempat dalam injil Matius dimana Petrus dipanggil dengan nama lengkapnya, Simon
Petrus (bandingkan dengan Matius 4:18; 10:2).] menjawab , “Engkau
adalah Mesias [Ini kali pertama seseorang dalam narasi Matius telah
memberikan gelar Yesus “Mesias,”
walaupun Matius sendiri telah menggunakan gelar ini dalam 1:1,16,17,18; 2:4;
dan 11:2], Anak Allah yang hidup.”[ Ini
merupakan identifikasi Yesus yang lebih definitif
sebagai Tuhan ketimbang “Anak Allah” atau “seorang anak Allah (Matius 14:33). Gelar ini
meninggalkan sebuah pertanyaan terbuka
mengenai dalam hal yang seperti apakah Yesus adalah Allah Anak].
Setiap gelar bersifat kritikal terhadap pribadinya dan karyanya. Saya senang
Petrus tidak pernah masuk seminari. Andaikan dia masuk seminari, dia berangkali
akan menjawab Yesus, “Mengapa Yesus, engkau adalah manifestasi eskatologi dari
imago dei.” Lalu Yesus akan menjawab, “Aku apa?Siapa aku yang baru saja kau katakan?’[Nadasi,
Who Do You Say That I http://sermoncentral.com/sermon.asp?SermonID=49631&ContributorID=6268.]Petrus berkata,”Engkau adalah Mesias.” Tema sentral kitab-kitab suci Perjanjian
Lama adalah kedatangan Mesias untuk
mendirikan Kerajaan Allah diantara umatnya. Kata Ibrani “Mesias” (meshiah)
berarti “Yang diurapi.” Dimasa-masa kuno, raja-raja, nabi-nabi, dan imam-imam
tinggi diurapi dengan minyak kudus untuk menandai penunjukan mereka untuk jabatannya. Para nabi
menggunakan nama diri “Mesias” untuk merujuk pada Dia yang akan diurapi dan dikirim oleh Tuhan—Nabi-Imam-Raja
yang kelahirannya telah dinubuatkan oleh
kitab-kitab suci. [terjemahan Yunani dari kata “mesias” adalah Christos—yang merupakan salah satu dari nama-nama Yesus : Yesus Kristus.]
Petrus melanjutkan dengan berkata bahwa Yesus adalah “Anak Allah yang hidup.” Yesus unik diantara manusia. Pada Matius 1:23,
Yesus diberi gelar “Immanuel…Tuhan beserta kita.” Sebelum ini, kelahiran
perawan telah ditekankan karena kelahiran semacam ini memvalidasi Yesus sebagai
Tuhan. Pemandu Talk Show Larry
King pernah ditanyai, “Jika anda dapat memilih orang siapapun juga disepanjang
sejarah untuk diwawancarai, siapakah
yang akan dipilih? “ Jawaban tuan King
adalah bahwa dia akan senang untuk mewawancarai Yesus Kristus. Ketika
penanya melanjutkannya dengan, “Dan
apakah yang ingin anda tanyakan pada Dia? King menjawab, “Saya
mau menanyakan Dia jika dia benar-benar dilahirkan dari seorang perawan.
Jawaban untuk pertanyaan itu bagiku akan mendefiniskan sejarah”[ Preaching Today
Citation: Ravi Zacharias, “Questions I Would Like to Ask God,” Just Thinking
Winter (1998); submitted by Aaron Goerner, New Hartford, New York.]
Perlu dicatat bahwa telah ada
pengakuan-pengakuan iman lainnya sebelum
hal ini. Pada Yohanes 1:49, Nathanael telah mengaku Kristus sebagai Anak Allah dan para murid
telah mendeklarasikan Dia adalah Anak
Allah, setelah Dia menenangkan badai (Mat 14:33). Petrus telah memberikan
sebuah pengakuan iman ketika orang
banyak meninggalkan Yesus setelah khotbahnya mengenai Roti Hidup (Yohanes
6:68-69). Bagaimana kemudian pengakuan ini berbeda dari mereka yang
mendahuluinya? Untuk memulainya, Yesus secara eksplisit meminta pengakuan ini.
Pengakuan itu bukanlah tanggapan emosional dari orang yang telah melihat mujizat, tetapi pernyataan
yang berasal dari belajar yang seksama dan tulus dari seseorang yang telah
diajarkan oleh Tuhan.
Juga, Yesus telah menerima
pengakuan ini dan membangun diatas
pengakuan ini untuk mengajar murid-muridnya tentang kebenaran baru. Yesus pasti sangat bersukacita
mendengarkan kata-kata Petrus. Tuhan
tahu bahwa Petrus sekarang dapat dituntun untuk masuk kedalam langkah-langkah
baru pada kebenaran dan pelayanan yang lebih dalam. Keseluruhan pelayanan Tuhan
Yesus telah mempersiapkan jalan untuk
pengalaman ini [Warren W. Wiersbe, The Bible Exposition Commentary: Vol 1
(Wheaton, IL: Victor, 1989), 58.]
3.
Siapakah Yesus katamu? Jika Petrus benar,
bahkan jika ada kemungkinan paling jauh bahwa Yesus Kristus adalah
Tuhan,maka ini adalah hal krusial bagi setiap orang menginvestigasi hal ini.
Karena jika Yesus adalah Tuhan, maka apa yang dia katakan mengenai dosa,
keselamatan, penghakiman , dan setiap hal lainnya harus benar. Akhir kehidupan kekal kita terletak pada jawaban kita terhadap
pertanyaan ,”Apakah Yesus
sungguh-sungguh Tuhan?”
Dalam bukunya yang terkenal, Mere Christianity, C.S. Lewis membuat
pernyataan ini, “ Seorang manusia yang pada dasarnya seorang manusia dan telah
mengatakan hal-hal sejenis yang telah dikatakan
Yesus tidak mungkin seorang guru moral yang besar. Dia pasti seorang gila—pada level manusia yang berkata bahwa dia adalah telur
rebus---atau dia pasti Iblis dari
neraka. Anda harus mengambil pilihan anda. Apakah yang sebelumnya atau yang sekarang, Anak Allah
atau seorang yang gila atau sesuatu yang
buruk. Anda dapat membungkamnya karena dia seorang yang bodoh atau anda
dapat jatuh bersimpuh di kakinya dan
memanggil dia Tuhan dan Allah. Tetapi
marilah kita tidak mengikuti omong kosong yang dipolakan ini terkait
Kebesarannya sebagai guru besar manusia.
Yesus tidak memberikan ruang terbuka
untuk hal semacam ini kepada kita [C.S. Lewis, Mere Christianity (New York:
MacMillan, 1952 [1943]).] .
Yesus itu siapa hanya dapat salah satu dari keempat hal ini
: seorang legenda, seorang pembohong,
seorang yang gila—atau Tuhan dan Allah. Ada begitu banyak bukti historis dan
arkeologis untuk mendukung keberadaannya
dimana setiap sejarahwan
menyetujuinya; Dia bukan seorang legenda. Jika dia adalah
seorang pendusta,mengapa dia mau
mati untuk klaimnya ketika dia dengan
mudahnya dapat menghindari kematian yang sedemikian kejinya dengan beberapa
kata-kata pilihan? Dan jika Dia adalah
seorang gila, bagaimana Dia menghadapi
debat-debat cerdas dengan lawan-lawan-Nya atau menangani tekanan
dari pengkhianatannya dan penyaliban
sementara tetap memperlihatkan kasih yang dalam terhadap para lawannya?
Dia telah berkata bahwa Dia adalah Tuhan dan Allah. Bukti mendukung klaim
tersebut.
Kemanakah hal ini membawamu?
Apakah anda percaya bahwa Yesus adalah “Kristus, Anak Allah yang hidup’? Jika
anda tidak diyakinkan, Saya mendorong anda untuk membaca Alkitab. Buku terbaik
bagimu untuk memulainya dengan kitab Yohanes. Maksudnya anda tidak harus
seperti hampir semua orang Amerika dan memperlakukan Alkitab seperti surat
sampah dan bahkan tidak membacanya!
Keselamatan bukan mengenai
gereja, menjadi baik, atau memberikan uang. Keselamatan adalah mengenai jiwamu
dan takdir kekalnya dan penerimaanmu akan siapakah Yesus Kristus itu. Alkitab
berkata bahwa ketika seseorang mati, tubuh mereka dikuburkan tetapi jiwa mereka
pergi antara ke neraka atau ke surga kelak,
bergantung pada keputusan yang anda buat dalam kehidupan ini terkait Yesus.
Anda lihat mengenai bagaimana anda membuat keputusan masih bermuara pada
siapakah Yesus yang anda yakini.
Menghabiskan kekekalan bersama Tuhan, Alkitab menyatakan bahwa anda harus mengakui bahwa anda adalah seorang pendosa bahwa anda dilahirkan dalam keberdosaan dan anda secara sadar memilih untuk berdosa, dan lebih daripada itu, akui bahwa dosa anda menyinggung Tuhan. Namun demikian walaupun Tuhan memandang rendah dosa, Dia mengasihimu. Sekarang anda mungkin berkata,”Baiklah , saya percaya Tuhan adalah Tuhan yang kasih. Dia tidak akan pernah membahayakanku karena kasih-Nya yang besar,” tetapi anda salah. Tuhan adalah Tuhan yang kasih, tetapi Dia juga adalah Tuhan yang adil. Naturnya yang kudus dan benar menuntut keadilan. Tuhan tidak dapat menutup mata pada dosa. Dia tidak dapat mengabaikannya, tidak demi kebaikan manusia.
Mengabaikan dosa dan membiarkan manusia manapun tergelincir akan menjadi sebuah tamparan di wajah Kristus yang telah mati bagi anda. Tuhan menuntut pembayaran atas dosa, dan Yesus telah mati diatas kayu salib Kalvari, telah mengucurkan darahNya untuk melakukan pembayaran. Ini terserah anda untuk menerima pembayaran itu atau menolaknya. Anda dapat menolaknya dan pada dasarnya berkata kepada Tuhan,”Tidak terimakasih, Aku akan membayarnya dengan caraku sendiri.” Tetapi kata-kata ini akan berakibat anda menghabiskan kekekalan dalam neraka. Akankah anda menerima bahwa anda seorang pendosa dan meletakkan imanmu pada Kristus saja untuk keselamatan anda? Siapakah Yesus bagimu? Anda dapat berjalan keluar bersama dengan Yesus pada hari ini sebagai Juru Selamatmu, atau anda dapat berjalan keluar dari sini bersama dengan Yesus sebagai hakimmu, itulah pilihanmu.
Menghabiskan kekekalan bersama Tuhan, Alkitab menyatakan bahwa anda harus mengakui bahwa anda adalah seorang pendosa bahwa anda dilahirkan dalam keberdosaan dan anda secara sadar memilih untuk berdosa, dan lebih daripada itu, akui bahwa dosa anda menyinggung Tuhan. Namun demikian walaupun Tuhan memandang rendah dosa, Dia mengasihimu. Sekarang anda mungkin berkata,”Baiklah , saya percaya Tuhan adalah Tuhan yang kasih. Dia tidak akan pernah membahayakanku karena kasih-Nya yang besar,” tetapi anda salah. Tuhan adalah Tuhan yang kasih, tetapi Dia juga adalah Tuhan yang adil. Naturnya yang kudus dan benar menuntut keadilan. Tuhan tidak dapat menutup mata pada dosa. Dia tidak dapat mengabaikannya, tidak demi kebaikan manusia.
Mengabaikan dosa dan membiarkan manusia manapun tergelincir akan menjadi sebuah tamparan di wajah Kristus yang telah mati bagi anda. Tuhan menuntut pembayaran atas dosa, dan Yesus telah mati diatas kayu salib Kalvari, telah mengucurkan darahNya untuk melakukan pembayaran. Ini terserah anda untuk menerima pembayaran itu atau menolaknya. Anda dapat menolaknya dan pada dasarnya berkata kepada Tuhan,”Tidak terimakasih, Aku akan membayarnya dengan caraku sendiri.” Tetapi kata-kata ini akan berakibat anda menghabiskan kekekalan dalam neraka. Akankah anda menerima bahwa anda seorang pendosa dan meletakkan imanmu pada Kristus saja untuk keselamatan anda? Siapakah Yesus bagimu? Anda dapat berjalan keluar bersama dengan Yesus pada hari ini sebagai Juru Selamatmu, atau anda dapat berjalan keluar dari sini bersama dengan Yesus sebagai hakimmu, itulah pilihanmu.
SELESAI
Who is Jesus? (Matthew 16:13-16)| diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora
Who is Jesus? (Matthew 16:13-16)| diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora
No comments:
Post a Comment