Bacalah terlebih dahulu bagian 1 di sini
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
3. Kasih adalah Prioritas Puncak Kehidupan (Matius 22:37-40).
Pada Matius 22, Yesus kala itu sedang berbicara kepada sebuah kelompok yang terdiri dari pemimpin-pemimpin agama, seorang pakar hukum agama, menanyai Yesus, apakah perintah yang terbesar. Dia mengajukan pertanyaan ini dalam upaya menjatuhkan Dia melalui jawaban yang akan diberikannya. Yesus menjawab, “KASIHILAH TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEGENAP HATIMU DAN DENGAN SEGENAP JIWAMU DAN DENGAN SEGENAP AKAL BUDIMU"[Ayat-ayat paralel, Mark 12:30 dan Lukas 10:27, memiliki tambahan “dan dengan segenap kekuatanmu.”]. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”Apakah maksudnya mengasihi Tuhan? Tidakkah ini bermakna memiliki luapan emosi bergejolak, yang meledak-ledak seperti jarimu yang menghentak-hentakan tuts piano? Tidakkah ini bermakna untuk hidup dengan memiliki rasa atau sensasi aneh yang berkitar pada tengkukmu? Apakah ini bermakna menjadi dipenuhi, sepanjang waktu, dengan berbagai pemikiran yang hangat tentang Tuhan? Rasul Yohanes telah mencatat jawaban Yesus terkait pertanyaan ini dalam Yohanes 14:21, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya." Yohanes juga menulis, dalam 1 Yohanes 5:3a,” Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya.”
Yesus juga
telah mengajarkan bahwa kita harus mengasihi sesama kita. Setelah
mengidentifikasi kasih Tuhan sebagai
perintah yang utama dan besar,
Yesus menambahkan,” Dan hukum yang
kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi." (Matius 22:39-40)
Dalam
Yohanes 13:35, Yesus telah mengatakan kepada murid-murid dari segenap masa bahwa jika kita mengasihi satu sama lain; semua
orang akan tahu bahwa kita adalah murid-murid Kristus. Kasih adalah lencana
iman Kristen.
[Sementara
kasih adalah prioritas utama kehidupan,
Yesus juga menekankan ekspresi-ekspresi kasih yang spesifik.]
4. Tumbuh dengan mewujudkan karakter Kristen
[Roy B. Zuck, Teaching as Jesus Taught (Grand Rapids: Baker, 1995), 101.] Dalam pengajaranNya, Yesus mengedepankan beberapa kualitas penting bagi pertumbuhan. Daftar berikut ini adalah beberapa yang paling penting.
1.Kerendahan hati : ekspresi tertinggi kerendahan hati adalah mereka yang tanpa daya dihadapan Yesus ( Matius 5:3-5; Lukas 6:20; 18:14); pada dasarnya adalah bergantung kepada Dia untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari (Matius 6:11). Kerendahan hati dicirikan dengan datang kepada Yesus sebagai seorang anak kecil (Matius 18:2-5; Lukas 9:47-48; 18:17). Kerendahan hati paling sering diekspresikan dengan melayani orang lain ( Matius 23:5-12; Lukas 14:8-11; 22:24-27; Yohanes 13:5, 14-15) dan hidup dalam kehidupan yang mengucap syukur ( Lukas 17:10).
[Roy B. Zuck, Teaching as Jesus Taught (Grand Rapids: Baker, 1995), 101.] Dalam pengajaranNya, Yesus mengedepankan beberapa kualitas penting bagi pertumbuhan. Daftar berikut ini adalah beberapa yang paling penting.
1.Kerendahan hati : ekspresi tertinggi kerendahan hati adalah mereka yang tanpa daya dihadapan Yesus ( Matius 5:3-5; Lukas 6:20; 18:14); pada dasarnya adalah bergantung kepada Dia untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari (Matius 6:11). Kerendahan hati dicirikan dengan datang kepada Yesus sebagai seorang anak kecil (Matius 18:2-5; Lukas 9:47-48; 18:17). Kerendahan hati paling sering diekspresikan dengan melayani orang lain ( Matius 23:5-12; Lukas 14:8-11; 22:24-27; Yohanes 13:5, 14-15) dan hidup dalam kehidupan yang mengucap syukur ( Lukas 17:10).
2.Kebenaran : Yesus mengajak kita untuk “lapar
dan haus akan kebenaran” sehingga kita dapat dipuaskan (Matius 5:6). Ekspresi
terbaik untuk hal ini adalah ketika kita menginginkan agenda kerajaan Tuhan
melebihi target-target dan keinginan-keinginan diri kita sendiri ( Matius
6:1-18,33).
3.Belas kasihan: sejauh mana kita memancarkan belas kasihan, kita akan menerima belas kasihan (Matius 5:7,9). Yesus secara ekspresif mengungkapkan bahwa Dia menghendaki “belas kasihan” atau “iba”
daripada pemberian-pemberian korban ( Matius 9:13; 12:7; Lukas 6:36).
4.Kesucian: Yesus berkata,” Berbahagialah
orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” (Matius 5:8).
Selanjutnya masih di bagian yang sama, berbicara secara figuratif, Yesus
menantang para pembacanya untuk memotong tangan dan mencungkil matanya agar
tetap suci. Bagi Yesus, amputasi adalah jawaban terhadapa ketidaksucian.
Penekanan yang ingin disampaikan Yesus adalah : Mau melakukan apapun yang
diperlukan agar tidak terjatuh kedalam dosa ( 5:27-32).
5.Damai: Yesus telah memproklamasikan
damai hanya dapat diperoleh melalui Dia dan BapaNya (Matius 5:9; Markus 9:50b;
Yohanes 14:27; 16:33). Jiwa manusia tidak akan beristirahat sampai beristirahat
didalam Tuhan.
6.Pengorbanan dan tanpa
pembalasan : Berangkali pernyataan Yesus yang paling luar biasa
dalam sermonnya di Bukit adalah untuk “mengasihi
musuh-musuhmu” (Matius 5:43-45; bandingkan dengan Imamat 19:18; Amsal 25:21).
Di seluruh injil-injil Yesus mendorong murid-muridNya untuk menderita karena
penderitaan mempersiapkan orang-orang Kristen biasa untuk pelayanan luar bias (
Matius 5:10-11, 38-42; 10:37-39; 16:24-25; 19:29-30; 20:25-28; Markus 12:41-44;
Lukas 6:22,27-30; 9:57-62; 14:26-33; 18:28-29; Yohanes 12:25; 15:20;
16:2-4,22).
7. Sukacita: Sherwood Wirt menulis sebuah
buku berjudul , Jesus: Man of Joy (Yesus: Manusia Sukacita). Judul ini secara
akurat mengekspresikan kehidupan Yesus.
Sementara Yesus menderita secara luar biasa disepanjang kehidupanNya, Dia
selalu dicirikan dengan sukacita. Yesus
meperlihatkan dengan jelas bahwa sekalipun
berada ditengah-tengah penganiayaan dan penderitaan, kita dapat
bersukacita karena upah kita besar di surga(Matius 5:11-12). Sukacita harus
menjadi ciri kehidupan Kristen (Lukas
6:23; 10:20; Yohanes 15:11; 16:22; 17:13).
8.Pengampunan: Yesus secara
terus-menerus menekankan keharusan mengampuni orang-orang lain yang berdosa
terhadap kita. Dia menjelaskan bahwa kita tidak dapat bersekutu dengan Tuhan
kecuali kita dalam harmoni dengan orang
lain (Matius 5:21-26; 6:12,14-15; 18:15, 21-35; Lukas 17:3-4).
9. Kejujuran: Yesus, dahulu dan sekarang
adalah contoh integeritas terbesar yang pernah hidup. Dia memanggil kita untuk
mengikuti langkah-langkahnya dalam pikiran , kata dan perbuatan (Matius 5:33-37)
10.Murah hati: Banyak orang Kristen
menjalankan kehidupannya pada rencana kafetaria: layanilah saja dirimu sendiri. Namun Yesus telah mengajarkan
bahwa pengorbanan adalah tindakan sejati atas pemberian kita (Matius 5:42; 7:2;
10:8; Markus 4:24; Lukas 6:3,38). Penggunaanmu atas uang memberikan bukti
kondisi hatimu.
11.Perhatian terhadap orang miskin:
Yesus kerap merujuk untuk melayani mereka yang miskin (Matius 6:2; Lukas 6:20;
12:33-34; 18:22; 19:8). Dalam Lukas 14:12-14, Dia mendesak para pendengarnya untuk
“mengundang orang miskin, orang lumpuh, orang cacat, dan orang buta” karena
mereka tidak akan dapat membalasnya. Karena itu Yesus berkata Dia akan
memberikan balasan kepada mereka yang mengutamakan dan melukai orang miskin pada saat “kebangkitan kebenaran.”
12.Iman dan kesetiaan: Iman dan kesetiaan
menyukakan Yesus (Matius 18:3-5; 25:14-30; Markus 9:20-22). Mereka yang menjalankan
iman kepada Yesus diperintahan oleh Dia, termasuk perwira Roma (Matius 8:10) dan wanita
Kanaan suku Siro finesia (Matius 15:21-28).
Iman dari dua orang yang bukan orang Israel tampil dalam kontras yang
menyolok terhadap murid-murid, yang
ditegur Yesus karena iman mereka yang
kurang pada sejumlah peristiwa (Matius 8:26; Matius 14:31; Matius 16:8;
Matius 17:20). Yesus tertarik kepada iman dan kesetiaan kita, tertarik dengan
waktu kita, tertaik dengan apa yang kita anggap paling berharga,
talenta-talenta, kebenaran dan hubungan
kita. Dunia memandang tinggi sukses; Tuhan memadang tinggi kesetiaan ( Matius
6:24; 23:23b; 25:21,23; Lukas 12:42; 16:8-13).
13. Percaya tanpa rasa kuatir dan takut:
Takut dan kuatir tidak sekedar kebiasaan yang buruk, keduanya adalah dosa
yang melawan Tuhan. Kuatir dan takut mendemonstrasikan iman yang
kurang dan keyakinan diri pada Tuhan (Matius 6:25,28,31,34; 10:26-31; 13:22;
Markus 4:19; 5:36; Lukas 8:14, 50; 10:41; 12:4-7,22,25-26,29; Yohanes 6:20;
14:27). Dalam bentuk yang prinsip, Yesus
kerap mengingatkan kita bahwa salah satu hal terbaik mengenai masa depan
adalah: bahwa masa depan itu datang pada satu hari pada satu waktu.
14. Jangan ada semangat
mengkritik pada hal apapun juga: Yesus tidak
menginginkan kita untuk menghakimi orang pada isu-isu yang tidak penting-esensial. Bahkan ketika
kita harus menghakimi karena melibatkan dosa, Dia meminta kita untuk
pertama-tama berurusan dengan dosa kita sendiri sebelum mendekati orang lain (
Matius 7:1-5; Lukas 6:37; Yohanes 7:24). Ketimbang memposisikan orang lain di
tempatnya, tempatkanlah diri anda sendiri di tempat mereka. Sebagaimana anda
dan saya juga lakukan, kita akan menempatkan diri kita sendiri di tempat kita
dan kita akan dapat mendekati orang lain dalam perilaku yang serupa dengan
Kristus.
15. Mengucap syukur: (Lukas 17:11-19).
Sebuah sikap yang baik terhadap
kehidupan dimulai dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Seorang Kristen yang
mengeluh adalah sebuah kontradiksi dalam hal ini. Jika anda berhenti untuk berpikir, anda akan memiliki penyebab
untuk berterimakasih.
SELESAI
What Did Jesus Teach? (A Walk Through the Gospels) |diterjemahkan dan diedit oleh :Martin Simamora
SELESAI
What Did Jesus Teach? (A Walk Through the Gospels) |diterjemahkan dan diedit oleh :Martin Simamora
No comments:
Post a Comment