ICR |
Bacalah terlebih dahulu dua bagian sebelumnya; yang pertama di sini dan kedua di sini
oleh : Greg Herrick, Ph.D
Kenaikan dan Peninggian Kristus
Dalam Lukas 24:50-53 dan Kisah Para Rasul 1:11, Lukas mencatatkan bagi kita fakta sejarah dan natur Yesus saat kenaikan. Bahasa yang digunakan menyiratkan bahwa Yesus telah naik dengan tubuh jasmaninya ke sebuah tempat dan ruang waktu yang tak berkesudahan, tetapi kita tidak dapat melihat atau mengetahui dimana.
Akan tetapi
secara teologi, Lukas telah menyatakan dengan jelas terkait apakah makna
kenaikan itu. Apa yang dimaksudkan dengan kenaikan tidak hanya Yesus pergi ke sebuah tempat. Sesungguhnya, kenaikannnya membawa kepada
peninggiannya ke takhta dan haknya untuk memerintah atas ciptaan, bangsa-bangsa
dan gereja. Dia telah ditinggikan ke sebelah kanan Tuhan ( sebuah tempat kuasa
dan otoritas ) sesuai dengan pengharapan Davidik ( Mazmur 110:1; Kisah Para
Rasul 2:34-35) dan saat ini sedang memerintah atas alam semesta ( Efesus
1:20-22a) dan dia adalah kepala atas segala sesuatu terkait dengan gereja (
Efesus 1:22b-23; 1 Petrus 3:22). Sebagai pendiri, pemimpin, kapten dan tujuan
gereja yang ilahi dia telah mengirimkan Roh Kudus ( Kisah Para Rasul 2:33)
untuk memberkati gereja dengan hidup,
kasih dan kuasa dan suatu hari akan kembali membawa gerejanya berada dimana Yesus berada, dan
menundukan segala hal baik di surga dan
dibumi kepada ke-Tuhan-anNya (Lordship). Dia telah menerima, dan hingga kini
masih terus menerima kemuliaan, puji, dan hormat dalam kenyataan siapakah dia
dan apa yang telah dia lakukan (Wahyu 5:12). Setiap lutut harus bertekuk lutut
dihadapan Kristus Tuhan, Tuhan semesta alam telah ditinggikan. Pada suatu hari
kelak, semua akan bertekuk lutut ( Filipi 2:9)!
Kedatangan Kembali Kristus
Alkitab memprediksikan bahwa pada suatu hari Yesus Kristus akan kembali, secara tiba-tiba, dengan tubuh jasmaninya dan dengan kemuliaan yang agung dan semua orang dapat melihat (Matius 24:30; Wahyu 19:11 dan seterusnya). Pada saat itu dia akan menghakimi Setan dan malaikat-malaikatnya, orang yang hidup dan yang mati, dan akan mendirikan kerajaannya dalam segenap kemegahannya. Kita akan mendiskusikan natur dan waktu pengangkatan seperti juga natur kerajaan dalam pengertian Eskatologi.
Natur-Natur Kristus
Dikalangan Reformed dan teolog sistematik lainnya adalah umum untuk mengatakan dua natur Kristus : (1) Perendahan dirinya, dan (2) Peninggiannya. Oleh karena itu walaupun kita telah membahas sejumlah detail, sekalipun demikian kita akan mensurvei dua istilah tersebut. Ini akan membantu memperlengkapi para siswa untuk pembacaan lebih lanjut dimana dua istilah tersebut tak diragukan lagi memang dibicarakan. Perendahan diri Kristus merujuk pada (1) inkarnasinya; (2) penderitaan; (3)kematian, dan (4)penguburan. Peninggiannya juga mengandung empat aspek : (1) kebangkitan; (2) Kenaikan; (3) duduk disebelah kanan Tuhan, (4) datang kembali dalam kemuliaan.
Dikalangan Reformed dan teolog sistematik lainnya adalah umum untuk mengatakan dua natur Kristus : (1) Perendahan dirinya, dan (2) Peninggiannya. Oleh karena itu walaupun kita telah membahas sejumlah detail, sekalipun demikian kita akan mensurvei dua istilah tersebut. Ini akan membantu memperlengkapi para siswa untuk pembacaan lebih lanjut dimana dua istilah tersebut tak diragukan lagi memang dibicarakan. Perendahan diri Kristus merujuk pada (1) inkarnasinya; (2) penderitaan; (3)kematian, dan (4)penguburan. Peninggiannya juga mengandung empat aspek : (1) kebangkitan; (2) Kenaikan; (3) duduk disebelah kanan Tuhan, (4) datang kembali dalam kemuliaan.
Inkarnasi
pribadi kedua Tritunggal, yang dalam hal itu tidak melibatkan “penyerahan” atribut-atribut ilahi yang
manapun, menunjukan kemauan Kristus
untuk tunduk kepada keterbatasan-keterbatasan dan kelemahan-kelemahan pada manusia,
sungguh-sunggu didapati sebagai seorang hamba diantara manusia.
Penderitaannya dalam kondisi-kondisi kesulitan rohani, keterbatasan fisik, dan penderitaan emosi semuanya merupakan bagian dari penderitaan
dalam perendahan diri. Perendahan diri Yesus yang selanjutnya semakin
diperparah oleh penderitaan yang sangat hebat dari sebuah ketidakadilan,
kebengisan, dan kematian yang hina,
menanggung dosa dari manusia yang terkutuk diatas salib. Walaupun dia mungkin
tidak turun ke neraka, namun demikian dia mati selama tiga hari. Dari saat
berada di palungan Bethlehem hingga kematiannya, dia melaluinya dalam
perendahan diri , patuh kepada Bapanya untuk keselamatan orang yang dipilih dan
penebusan alam semesta.
Kebangkitan
Yesus kedalam tubuh jasmani permanen
yang secara sempurna diperlengkapi untuk kehidupan rohani adalah titik balik
dalam perendahan dirinya. Disinilah dia dibenarkan dan penaklukan atas musuh-musuhnya diamankan. Dia
telah menerima kemuliaan saat kenaikannya dan berhak untuk memerintah
sebagaimana didemonstrasikan dengan bertakhtanya dia di sebelah kanan Tuhan menggenapi
Mazmur 110:1 (Kisah Para Rasul 2:34-36). Walaupun dunia masih
menantikan tahap terakhir kegenapan
pembenaran Yang dimilki Kristus, dan keselamatan dan penghakiman dunia, Kristus
suatu hari akan kembali sebagai Kristus
dengan tubuh jasmaninya (Kisah Para Rasul 1:11) dan menghancurkan semua
musuh-musuhnya, termasuk kematian. Dia akan menyelesaikan tahap akhir
peninggiannya atas segala sesuatu [Lihat Wayne A. Grudem, “States of Jesus Christ,”
dalam Evangelical Dictionary of
Theology, ed. Walter A. Elwell (Grand Rapids: Baker, 1984), 1052-54; Louis
Berkhof, Systematic Theology, 2nd rev. ed. (Grand
Rapids: Eerdmans, 1941), 331-355.]
Tiga Jabatan Kristus
Sementara
para bapa-bapa gereja mula-mula berbicara tentang jabatan-jabatan Kristus yang
bermacam-macam, adalah John Calvin dalam bukunya Institutes (2.15) yang
mensistematisasikan pemikiran tiga
jabatan Kristus : (1) Nabi (2)Imam, dan (3)Raja.
Dalam
Ulangan 18:18 Musa telah memprediksikan
bahwa Tuhan akan mengirimkan nabi lain seperti dirinya kepada orang Israel.
Baik rasul Yohanes dan rasul Petrus memahami bahwa Yesus yang dimaksud disini
(Yohanes 6:14; 7:40; Kisah Para Rasul 3:22-24; lihat juga Matius 13:57, Yohanes
4:44). Akan tetapi gelar “nabi” tidak ditemukan dalam surat-surat rasul. Namun
demikian, jelas bahwa Kristus berfungsi sebagai nabi yang sempurna—nabi yang memberikan pewahyuan dari Tuhan (mengucapkan kata-kata yang diinspirasikan dan meramalkan)
dan dirinya sendiri adalah esensi wahyu dari Tuhan [ Yohanes
1:18]). Dalam hal ini Yesus tidak seperti nabi-nabi lainnya—sebuah fakta yang
menjadi diperhitungkan terhadap ketiadaan yang mencolok terkait hal ini pada
surat-surat para rasul.
Yesus Kristus juga berfungsi dalam jabatannya sebagai imam. Sementara nabi adalah perwakilan Tuhan bagi manusia, imam adalah perwakilan manusia dihadapan Tuhan. Tetapi sangat bebeda dengan imam-imam dalam ketetapan Lewi, Yesus tidak mempersembahkan korban hewan apapun bagi dosa-dosa kita, dia telah mempersembahkan dirinya sendiri, domba yang tak bercacat yang bernilai kekal. Sebagai seorang imam dia telah memasuki tempat mahasuci, bukan tiruan dibumi dalam bait suci, tetapi tempat yang ada di surga dan dan oleh karena itu dia dapat menuntun kita untuk masuk kedalam hadirat Tuhan—sebuah peran keimamatan yang istimewa. Yesus tidak hanya masuk kedalam tempat maha suci satu kali setahun, tetapi dia benar-benar tinggal didalamnya selama-lamanya saat ini. Akhirnya baik Roma 8:34 dan Ibrani 7:25 mengajarkan kita bahwa peran keimamatannya terus berlanjut bahkan hingga kini sebab dia “ selalu tinggal disana untuk menjadi PENGANTARA” bagi kita didalam kelemahan-kelemahan kita!
Akhirnya,
Yesus Kristus telah menggenapi jabatan Raja. Tetapi sangat berbeda dengan raja-raja terbesar Israel, seperti Daud, Kristus memerintah seluruh dunia, benar-benar
seluruh alam semesta, termasuk gereja ( Efesus 1:20-23). Dia raja yang
sempurna –memerintah dengan bijak,penuh perhatian, dan dengan otoritas dan
keadilan yang bersifat final (Mazmur
2:8-9). Singkatnya, Yesus memerintah
sebagai Tuhan-manusia atas seluruh alam semesta-kosmos dan ketika dia datang
kembali, dia akan menyelesaikan secara definitif semua
rintangan-rintangan dan hambatan-hambatan untuk dia memerintah
sepenuhnya. Pada saat itu dia akan disebut “Raja diatas segala Raja” (Wahyu
19:16).
SELESAI
SELESAI
Christology: Jesus Christ | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment