Bacalah terlebih dahulu Enam bagian sebelumnya, bagian satu baca di sini ,bagian dua baca di sini ,bagian tiga di sini , bagian empat di sini, bagian lima di sini dan bagian enam di sini
Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Anda berangkali membaca Matius 5:48 dan bertanya-tanya, “Akankah saya pernah dapat melakukannya?” Jika demikian, anda sedang menanyakan pertanyaan yang keliru. Saya tidak tahu apakah saya dapat terjun kedalam peperangan. Saya menyaksikan tayangan-tayangan di televisi—peperangan, keberanian, dan pengorbanan-pengorbanan, para korban—dan saya bertanya-tanya andaikan saya mengalaminya. Akan tetapi keputusan utama dan terberat bukan apakah saya dapat terjun berperang dengan sebuah AK-47, tetapi apakah saya pertama-tama dapat bergabung atau masuk ke kesatuan militer. Jika saya sampai dititik dimana saya merasa dipanggil untuk masuk kedalam militer dan saya menandatangani sejumlah dokumen, maka pada titik ini saya sudah memutuskan bahwa saya bersedia untuk terjun berperang. Jawaban “ya’ untuk pertanyaan pertama, “Dapatkan saya mengabdi di militer?” Secara otomatis jawaban untuk yang kedua, “Dapatkah saya terjun ke medan perang?”
Tuntutan-tuntutan
pada Khotbah di Bukit juga bekerja dalam cara yang sama. Ketika anda
mengamati persyaratan-persyaratannya,
anda dapat dipastikan akan bertanya, ”Dapatkah sebenarnya aku melakukannya?” Tetapi ini
adalah pertanyaan keliru untuk dijadikan
fokus.
Pertanyaan paling utama dan
paling penting adalah :”Dapatkah saya menjawab panggilan Yesus untuk pemuridan?” Jika anda menjawabnya
dengan mengiyakannya, anda secara otomatis menjawab pertanyaan, “Dapatkah saya
melaksanakan tuntutan-tuntutan pemuridan Yesus?” Sebagai seorang murid,
karena and a telah memutuskan diawal bahwa anda akan mematuhi perintah-perintah
Yesus, pertanyaannya kini bukan pada akankah anda menjalani kehidupan tersebut,
tetapi bagaimana?[ Diadaptasi dan direvisi dari Brian
Jones, “Discipleship Before Forgiveness,” Non-Religious Devotional Thoughts
(8/6/08).]. Ketika anda mengasihi
tanpa batas-batas, anda menyerupai Tuhan.
Berangkali anda telah menyaksikan filem kehidupan Mahatma Gandhi [Fil m ini berjudul “Gandhi” (1982) ditulis oleh John Briley dan disutradarai oleh Richard Attenborought.]. Gandhi telah mempelajari Kekristenan di Inggris tetapi tidak pernah menjadi seorang Kristen karena dia menyatakan bahwa Kekristenan nampaknya tidak berdampak pada orang-orang Kristen. Walaupun dia tidak terkesan dengan orang-orang Kristen yang pernah ia jumpai, dia sangat terkesan dengan Yesus, khususnya pada pengajaranNya dalam Khotbah di Bukit. Gandhi berupaya menerapkan kebijaksanaan Yesus kedalam kehidupanNya sendiri. Pada satu waktu didalam filem tersebut,perang saudara pecah antara Pakistan dan India. Perang tersebut menyebabkan perpecahan antara orang-orang Islam Pakistan dan orang-orang Hindu India. Gandhi tergeletak di sebuah pondok setelah melakukan puasa selama berminggu-minggu memprotes perang ini. Seorang pria Hindu yang putus asa mendekatinya. Putera tunggalnya, masih kanak-kanak kecil, telah ditembak dan dibunuh dalam konflik tersebut. Hati Gandhi diliputi kesedihan, kepahitan dan dendam. Gandhi hampir-hampir tak dapat mengucapkan sepatah kata pun, tetapi mengatakan kepada orang itu bagaimana menyembuhkan hatinya sendiri. “Temukan seorang anak laki-laki kecil Muslim yang ayahnya telah terbunuh. Angkatlah anak itu sebagai puteramu, dan besarkan dia sebagai seorang Muslim.” Orang yang diliputi keputusasaan itu pergi dengan penuh kebingungan dan kekecewaan. Kelihatannya dia berpikir bahwa puasa berminggu-minggu telah melemahkan kemampuan Gandhi untuk membuat keputusan. Baginya apa yang dikatakan Gandhi sama sekali tidak masuk akal.
Jika
Gandhi dapat mengupayakan untuk dapat mempraktekan dalam kehidupannya apa yang ada
dalam Khotbah di Bukit dalam caranya, yang telah dia lakukan, betapa lebihnya lagi kamu dapat
melakukannya sebagai seorang yang percaya kepada Kristus? Ketika anda mengasihi tanpa batas-batas, anda menyerupai Tuhan.
Ayat-ayat rujukan : Matius 5:38-48; Ulangan 15:7-11; Roma 12:19-21; 1 Tesalonika 5:14-15; Yohanes 18:22-23; Imamat 19:18; Matius 22:34-40
SELESAI
Love Without Limits (Matthew 5:38–48) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Ayat-ayat rujukan : Matius 5:38-48; Ulangan 15:7-11; Roma 12:19-21; 1 Tesalonika 5:14-15; Yohanes 18:22-23; Imamat 19:18; Matius 22:34-40
SELESAI
Love Without Limits (Matthew 5:38–48) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment