Oleh : Rev. Dr. Keith Krell
Beberapa waktu lalu, tetanggaku dan juga mitra kerjaku secara mengejutkan menjadi seorang 40 tahun yang berjiwa muda. Isterinya yang murah hati telah membelikannya sebuah gym mini seharga seribu dolar. Ted dan saya berdiri bersisian terpana! Kita akhirnya akan mengangkat beban-beban sebagaimana Tuhan pada dasarnya maksudkan. Hanya ada satu masalah: tiga kotak datar yang telah diantarkan terlihat sama sekali tidak seperti gym yang kita bayangkan. Kami harus mengatur sendiri taman angkat berat ini. (saya membenci hal ini manakala tidak ada demo model!) Kami membaca melalui internet bahwa waktu kira-kira yang diperlukan untuk merakit semuanya adalah delapan jam! Saya ingin berteriak ketika saya membacanya!Membuat masalah ini semakin menyiksa, petunjuk-petunjuk perakitannya mengerikan! Siapapun yang menuliskan petunjuk-petunjuk pemasangan pastilah seorang ilmuwan roket dari MIT dengan sebuah chip di bahunya, atau seorang yang sama sekali dungu dengan selera humor yang sadis, Tidak seperti diriku, Ted sangatlah menyukai hal yang mekanik. Namun demikian bahkan Ted berkata,”Saya tidak pernah merakit apapun lebih sulit daripada Marcy 4300.” Pada waktunya kami telah merakitnya. Atau semestinya saya katakan, Ted akhirnya menaklukan proyek ini. Saya hanya memberikan alat-alat dan berupaya tidak membuat terlalu banyak kesalahan. Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah dengan mengikuti petunjuk-petunjuk. Sekalipun petunjuk-petunjuk itu membingungkan, sulit, dan dapat dipertanyakan, tanpa adanya petunjuk-petunjuk itu kita akan karam. Oleh karena itu kami membaca seksama setiap halaman, gambar-gambar foto, diagram, panduan langkah-langkah, mengambil informasi yang mungkin dapat membantu.
Demikian
juga dengan dunia rohani, satu-satunya cara untuk berurusan dengan sesuatu khususnya
hal berat yang menciutkan hati atau terkait dengan hubungan adalah
dengan mempelajari petunjuk- petunjuk dalam firman Tuhan. Peringatan ini
khususnya penting ketika tiba pada mengasihi mereka yang melukaimu.
Kita hidup didalam sebuah masyarakat
dengan kekuasaan yang kasar: orang yang memiliki tinju-tinju terkuat atau senjata-senjata paling banyak akan menang.
Sebagai ganti Golden Rule (Matius 7:12-red), etika kita adalah, “Lakukanlah
terlebih dahulu kepada orang-orang lain, sebelum mereka melakukannya kepadamu.” “Jika mereka melakukan hal yang benar-benar jahat kepadamu, habiskan
mereka semua sebelum mereka dapat melakukan hal
buruk lainnya.” Atau kesukaan diriku, “Saya tidak marah, kalau saya mendapatkan hal setimpal. “ Semua ekspresi
ini merupakan respon-respon alami; akan tetapi, anda dan saya menghidupi
kehidupan supernatural. Dalam Matius 5:38-48
Yesus berkata,”Ketika anda mengasihi tanpa batas-batas, anda menyerupai
Tuhan.” Dalam 11 ayat, Yesus meletakan 2 komitmen pemuridan.
Ilustrasi Perang Suku :Dua suku , Suku Damal dan Dani terlibat perang adat setelah Suku Damal menolak membayar denda kompensasi atas pemerkosaan warga Suku Dani yang diduga dilakukan oleh warga Suku Damal. [plasamsn] |
Berlawanan dengan keyakinan popular, anda tidak memiliki hak. Ketika anda menjadi seorang murid, anda telah mendaftarkan diri untuk mati bagi dirimu sendiri [Mat 16:24–27; Mark 8:34–38; dan Lukas 9:23–27.] Dalam Matius 5:38 Yesus berkata, “ Kamu telah mendengar firman: MATA GANTI MATA DAN GIGI GANTI GIGI.” Yesus sedang mengutip Hukum Pembalasan yang ditemukan dalam 3 nas dalam Perjanjian Lama ( Keluaran 21:24; Imamat 24:20; Ulangan 19:21)[dikutip kata demi kata dari LXX]. Frase ini mengakibatkan beberapa orang berkata bahwa Hukum Perjanjian Lama itu buas dan haus darah, tetapi hal itu tidak benar. Sebenarnya itu adalah permulaan belas kasihan.
Dan hukum itu merupakan fondasi semua hukum sipil yang ada. Walaupun mengizinkan pembalasan tetapi hukum itu sendiri membatasi pembalasan-pembalasan dengan menetapkan batasan-batasan. Hukum itu dimaksudkan sebagai sebuah penyeimbang keadilan[Hampir semua komentator Alkitab meragukan bahwa hukum ini dimaksudkan untuk diterapkan secara harfiah didalam setiap kasus, tetapi hukum ini merupakan sebuah metafora grafik untuk menegakan persamaan derajat atas kehilangan yang dialami dalam sebuah kejadian. Michael J. Wilkins, Matthew. NIV Application Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 2004), 248.]
Jika seseorang merontokkan gigi saya, saya lakukan hal yang sama. Dan jika saya mencungkil matanya, dia mendapatkan mata saya. Pembalasan sebagaimana yang kita ketahui menetapkan untuk mendapatkan lebih daripada seharusnya. Kita ingin mendapatkan lebih dari sebelumnya. Kita mengingingkan 2 mata untuk satu mata atau sebuah nyawa untuk satu mata[David L. Turner, Matthew. Baker Exegetical Commentary on the New Testament (Grand Rapids: Baker, 2008), 174.].
Tetapi hukum didalam Perjanjian Lama telah membatasi pembalasan dan membuat pembalasan menjadi tidak setimpal. Dengan kata lain, orang hanya akan mendapatkan kembali apa yang telah hilang dari mereka (seperti sediakala). Sebagai tambahan, hukum ini mengandung belas kasihan karena hukum ini membatasi pembalasan terhadap pelaku kejahatan. Hukum Perjanjian Lama tidak mengizinkan seluruh anggota keluarga untuk melakukan tindakan pembalasan. Ketika dirugikan, kita cenderung mengerahkan semua kekuatan keluarga dan teman-teman untuk melakukan pembalasan.
Jika seseorang memotong telingaku, saya ingin memenggal kepalanya. Dan jika saya memenggal kepalanya, saudaranya akan membunuhku, dan jika dia membunuhku, saudaraku akan membunuh saudaranya, dan dengan cepat kami akan terlibat dalam sebuah perang keluarga lalu perang suku dan pada puncaknya seluruh bangsa. Jadi apa yang terlihat sebagai sebuah hukum yang haus darah sebenarnya sebuah cara membatasi kekejaman dan pertumpahan darah [Haddon W. Robinson, What Jesus Said About Successful Living (Grand Rapids: RBC, 1991), 153] Lebih lanjut, sementara hukum ini mengizinkan orang untuk membalas dalam batas-batasan, hukum ini tidak mensyaratkan pembalasan agar menjadi setimpal [David S. Dockery & David E. Garland, Seeking the Kingdom (Wheaton: Harold Shaw, 1992), 62.]. Jadi dalam Perjanjian Lama sekalipun, orang dapat melepaskan hak pembalasannya.
Tentu saja,
pengajaran Yesus secara umum jauh diatas dan melampaui hukum dalam Perjanjian Lama. Dalam Matius 5:39a Yesus mendeklarasikan,” Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu
melawan (melakukan pembalasan terhadap )[ Kata anthistemi (“melawan ”) hanya mucul
disini pada Matius. Dalam bentuk pasif
kata ini berarti “melawan”; tetapi,dalam bentuk aktif kata ini berarti “membalas.”Disini, kata ini bermakna main hakim sendiri.] orang yang berbuat jahat…” Kata yang
diterjemahkan menjadi “melawan” dalam konteks ini bermakna “jangan berbuat kejahatan terhadap kejahatan’[Donald A. Hagner, Matthew 1-13. Word Biblical
Commentary series (Dallas: Word, 1993), 130.].
Yesus sedang membicarakan balas dendam, bukan melindungi diri sendiri. Dia tidak sedang memerintahkan kita untuk menjadi lemah dan pasif; Dia sedang mengatakan kepada kita untuk tidak berkeinginan membalas dendam. Yesus menginginkan kita untuk mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri, “Jika seseorang melakukan sesuatu yang jahat kepadaku, bagaimana saya bisa meresponnya dengan hanya mengakibatkan hal yang baik?’[Thomas Long, Matthew. Westminster Bible Companion (Louisville: Westminster/John Knox, 1997), 63.]. Jelas ini merupakan sebuah standard yang tinggi untuk dijalankan dalam kehidupan! Karena itulah, gaya pemuridan Yesus bukanlah cambuk-cambuk rohani.
Selanjutnya : Apakah makna tidak membalas terhadap orang yang jahat
Love Without Limits (Matthew 5:38–48) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Yesus sedang membicarakan balas dendam, bukan melindungi diri sendiri. Dia tidak sedang memerintahkan kita untuk menjadi lemah dan pasif; Dia sedang mengatakan kepada kita untuk tidak berkeinginan membalas dendam. Yesus menginginkan kita untuk mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri, “Jika seseorang melakukan sesuatu yang jahat kepadaku, bagaimana saya bisa meresponnya dengan hanya mengakibatkan hal yang baik?’[Thomas Long, Matthew. Westminster Bible Companion (Louisville: Westminster/John Knox, 1997), 63.]. Jelas ini merupakan sebuah standard yang tinggi untuk dijalankan dalam kehidupan! Karena itulah, gaya pemuridan Yesus bukanlah cambuk-cambuk rohani.
Selanjutnya : Apakah makna tidak membalas terhadap orang yang jahat
Love Without Limits (Matthew 5:38–48) | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment