Catatan Editor
Jika Tuhan berkenan, maka dalam hitungan jam kita semua boleh tetap sehat dan ada (hidup) untuk menghirup udara tahun yang baru, 2013. Ya tahun yang baru didalam dunia yang sama, dunia yang semakin tua, dunia yang semakin hari akan semakin sulit untuk dikatakan semakin mudah, semakin damai, apalagi semakin tenang. Tentu sebagai orang-orang percaya kita menjalani dan menghadapi semua tantangan itu tidak sendirian tetapi diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Tuhan yang selalu menyertai kita (Matius 28 : 20b “ Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Juga lihat Roma 8:31-37.) sehingga apapun dan bagaimanapun kenyataan hidup yang harus kita lalui, tidak akan pernah kita kehilangan sumber kekuatan sejati untuk menghadapi dan melalui fakta yang ada didunia ini, sehingga kita mampu mengatasi dan melewatinya. Semua orang berharap 2013 akan lebih baik dan diatas semuanya itu , damai adalah hal yang paling didambakan. Sebagai bangsa dan rakyat Indonesia kita masih menyaksikan bahwa damai di negeri terasa semakin sulit ditegakkan. Berbagai aksi kekerasan ; antar kelompok, antar kampung, antar desa atau bahkan konflik yang lebih besar masih sangat kuat mewarnai negeri ini. Atas nama kepentingan, atas nama agama, atas nama politik tanpa disadari sebagai bagian dari warga bangsa Indonesia ada yang rela merobek damai antar sesama anak bangsa.
Apakah mungkin untuk tetap merindukan damai di dunia yang semakin tua dan semakin diwarnai dengan kekerasan?Ya..seolah nilai seorang manusia tidak ada bedanya dengan seekor hewan; bagaikan ayam atau seekor kucing, atau mungkin lebih bernilai daripada hewan? Entah bagaimana dunia menjelaskan masalah ini atau bagaimana dunia menawarkan damai, tetapi Alkitab memberikan sebuah kepastian didalam ketidakpastian. Alkitab menawarkan sebuah damai ditengah-tengah sulitnya mereguk damai, walau cuma setetes. Artikel berjudul “Apakah yang Dikatakan Alkitab Mengenai Damai?” akan memberikan jawaban kepada dunia yang mengalami kelangkaan Damai, ya..damai yang sejati, damai yang mengamankan jiwa dan pengharapan akan kebahagiaan didalam setiap diri insan manusia. Semoga anda telah memiliki damai sejati yang berasal dari Tuhan.
Salam dalam Kasih Kristus, biarlah Tuhan yang membawa dan menuntun kita menuju dan menjalani tahun 2013
Martin Simamora
Founder & Editor
Jawab
: Damai adalah sesuatu yang diinginkan setiap orang, namun nampaknya
hanya beberapa orang saja yang mendapatkannya. Apakah damai itu? Damai dapat
didefinisikan sebagai “ketenangan, harmoni, atau keamanan.” Bergantung pada situasi, damai dapat bermakna “kemakmuran”
atau “ dalam keadaan baik.” Berbagai bentuk kata “damai” dijumpai sebanyak 429
kali dalam alkitab versi King James. Ada berbagai jenis damai, termasuk damai yang palsu, damai dalam
jiwa, damai dengan Tuhan dan damai dengan manusia.
Dalam Perjanjian Lama, kata utama Ibrani untuk “damai”
adalah shalom, dan kata ini merujuk pada hubungan-hubungan antar manusia ( Kejadian 34:21), antar bangsa ( 1
Raja-Raja 5:12), dan antara Tuhan dengan manusia (Mazmur 85:8). Damai adalah
status yang dikehendaki di setiap area tersebut, dan shalom kerap dikaitkan
dengan kovenan atau sebuah janji yang
dipegang teguh. Sebuah sahabat yang sangat dikenal (secara harfiah, “sahabat
damaiku” dalam Mazmur 41:9) adalah orang
yang dengannya anda akan sangat nyaman, seorang teman yang dapat
dipercayai. “Damai” merupakan standard dalam memberikan salam ( 1 Samuel 25:6),
yang masih digunakan didalam banyak budaya pada hari ini.
Damai secara langsung berkaitan dengan tindakan-tindakan dan
sikap-sikap individual; tetapi pada puncaknya merupakan pemberian Cuma-Cuma dari
Tuhan ( Yesaya 45:7; Imamat 26:6; Yohanes 14:27). Kehadiran damai
mengindikasikan berkat Tuhan pada kepatuhan seorang manusia ( Yesaya 32:17;
Maleaki 2:5) dan iman ( Yesaya 26:3). Tidak ada damai pada mereka yang jahat (
Yesaya 48:22).
Sedemikian bernilainya damai itu, tidaklah mengejutkan untuk mendapatkan bahwa damai yang ditemukan adalah damai yang
palsu. Janji-janji damai yang omong kosong dapat digunakan untuk memanipulasi
orang-orang lain. Orang-orang mulutnya
penuh tipu muslihat mengucapkan kata-kata damai sementara juga secara
diam-diam merencanakan hal yang jahat ( Obaja 1:7). Antikristus akan mengkonfirmasi sebuah kesepakatan yang menghasilkan
damai sesaat , yang sekonyong-konyong hancur ketika dia
menyingkapkan warna-warna dirinya yang sesungguhnya ( Daniel 9:27). Para
guru-guru palsu memproklamasikan damai ketika Tuhan sebenarnya memproklamasikan
penghakiman ( Yehezkiel 13:10-16). Pada masa Yeremia, para pemimpin agama hanya
berhubungan dengan nabi-nabi palsu yang telah mendeklarasikan semua hal
baik-baik saja antara Tuhan dengan Israel :”Damai, damai,” kata mereka, ketika
tidak ada damai yang sesungguhnya ( Yeremia 6:14).
Dalam Perjanjian Baru, kata utama Yunani untuk
“damai” adalah eirene, dan kata ini merujuk pada istirahat dan
ketenangan. Sebuah fokus utama damai
dalam Perjanjian Baru adalah kedatangan Yesus Kristus, sebagaimana yang telah diumumkan oleh malaikat-malaikat
dalam Lukas 2:14 (“Damai diatas bumi…”). Yesaya telah memprediksi Mesias adalah
Pangeran Damai ( Yesaya 9:6), dan Dia
disebut Tuhan damai sejahtera dalam 2 Tesalonika 3:16. Damai sejahtera
melalui karya Kristus sehingga kita
dapat memiliki damai dengan Tuhan ( Roma 5:1), dan damai itu akan memelihara
hati dan pikiran kita aman ( Filipi 4:7).
Tuhan memerintahkan kita untuk mencari damai ( Mazmur 34:14;
Matius 5:9). Kita harus “melakukan upaya
apapun yang membawa pada damai” (Roma 14:19).
Tentu saja, akan ada beberapa
orang yang tidak menghendaki damai, tetapi kita masih harus melakukan upaya
kita yang terbaik berdamai dengan mereka ( Roma 12:18).
Orang-orang percaya memiliki sebuah kewajiban untuk “membiarkan
damai Tuhan memerintah” didalam hati mereka (Kolose 3:15). Ini bermakna kita
memiliki pilihan untuk percaya pada
janji-janji Tuhan (membiarkan damai-Nya memerintah) atau bergantung pada diri
kita sendiri dan menolak damai yang Dia sedang tawarkan. Yesus telah memberikan
kepada murid-murid-Nya damai berdasarkan
pada kebenaran bahwa Dia telah mengatasi duinia ini (Yohanes
14:27; 16:33). Damai adalah sebuah buah dari Roh, sehingga, jika kita
membiarkan Roh Tuhan memerintah didalam
hati kita, kita dapat membagikan damai dengan orang-orang lain; kita menjadi penghasil damai ( Yesaya 52:7) dan
pelayan-pelayan pendamaian ( 2 Korintus
5:18)
“What does the Bible Say about peace?” Got Questions.org |
diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment