Oleh: Martin Simamora
Ketika Kuasa Maha Raja Di Bumi Melangkahi Ketetapan Allah:
Ia Mengutus Punggung Tangan Untuk Bersabda
Ketika
Pesta Maha Raja Melangkahi Ketetapan Allah
Episode panjang Daniel didalam kerajaan Babel sang
penakluk kerajaan-kerajaan, menjadikannya sebagai sosok yang melayani beberapa
raja terkemuka dalam kerajaan tersebut. Sejarahnya dalam melayani para raja
terdahulu telah membuatnya sebagai seorang Ibrani yang sangat diperhitungkan
diantara para ahli jampi dan ahli sihir kerajaan walaupun ia sama sekali bukan
kedua-duanya, selain seorang yang mengenal dan mengabdi kepada satu-satunya
Yang Mahakuasa (YHWH). Episode kali ini merupakan salah satu episode dalam keseluruhan Alkitab (Kejadian-Wahyu) yang
secara frontal menyingkapkan kedaulatan Allah atas seorang maha raja dalam cara yang sangat keras dan dan memperlihatkan bahwa Ia adalah Allah yang tak surut kemuliaan dan kebenarannya sementara realitas umat Tuhan sangat pilu dalam penjajahan yang merupakan ketetapan. Ketetapan yang jika dilawan akan mendatangkan murka-Nya yang tak main-main, seperti ini:
Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik dan memberontak terhadap dia. TUHAN menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi.-II Raja-Raja 24:1-
Sebagai sebuah kerajaan yang begitu digjaya dan maha
raja yang memiliki kekuasaan yang melintasi berbagai kekuasaan dan wilayah di
muka bumi, maka salah satu momentum yang paling tepat untuk menunjukan
kebesarannya adalah pesta. Bukan pesta yang biasa tetapi yang kemegahannya
dikemilaukan dengan kehadiran orang-orang yang mulia dan pantas untuk masuk ke
dalam pesta sang maha raja:
Daniel 5:1Raja Belsyazar mengadakan perjamuan
yang besar untuk para pembesarnya, seribu orang jumlahnya; dan di hadapan
seribu orang itu ia minum-minum anggur.
Ini adalah sebuah pesta selazimnya pesta raja-raja
yang pasti akan menggambarkan kemuliaan dan kekuasaannya dimana segala kesenangan dan segala kemauan apapun
juga sejauh dalam jangkauan dan dominasi kekuasaannya akan terwujud tanpa ada
manusia yang dapat mencegah dan apalagi menasihatinya terkait etika, moralitas
dan apalagi spiritualitas. Inipun diperlihatkan dalam pesta maha raja
Belsyazar:
Daniel 5:2-4Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan
orang membawa perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh
Nebukadnezar, ayahnya, dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya
raja dan para pembesarnya, para isteri
dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian dibawalah
perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah
Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik
mereka minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa
dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.
Sangat lazim para
raja, para penakluk, maha raja untuk mengambil apapun juga yang paling
berharga, paling dimuliakan, paling disakralkan dan merupakan simbol-simbol
religiusitas sebuah penduduk dan wilayah taklukan sebagai bukti keberkuasaan
dan keberdaulatan, bahwa tidak ada satu bentuk kekuasaan dan kedaulatan apapun
dan siapapun termasuk yang divinitas dapat menahan dan mengalahkan
keberkuasaannya. Sehingga bisa dipandang semua perilaku kekuasaan para raja
yang semacam itu merupakan bahasa-bahasa kekuasaan yang mengatasi segala kuasa
di bumi dan di sorga. Bagi maha raja Belsyazar, sebagaimana
ayahnya-Nebukadnezar para tuhan di daerah taklukannya hanyalah sebuah kuasa
setinggi isapan jempol saja yang jikapun benar berkuasa pasti tak mahakuasa
sehingga mampu secara nyata berkuasa atas dirinya. Ini mencuat dalam pesta
tersebut bahwa spiritualitas semacam ini telah menjadi bagian integral dalam
pestanya: Dalam kemabukan anggur, Belsyazar menitahkan orang membawa
perkakas dari emas dan perak yang telah diambil oleh Nebukadnezar, ayahnya,
dari dalam Bait Suci di Yerusalem, supaya raja dan para
pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu. Kemudian
dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci,
Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para
gundik mereka minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji
dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.
Kita harus memahami bahwa perkakas-perkakas bait Allah tersebut bukan
saja berharga karena terbuat dari emas murni yang adalah perkakas bait Allah, tetapi sangat terkait dengan
seorang raja Israel pilihan Allah yang berhak mendirikan bait Allah (ITawarikh 29) dan yang kesohorannya membahana di kolong langit (I Raja-Raja 10) pada eranya.
Nebukadnezar bukan saja berhasil menaklukan
kerajaan Yehuda namun secara simbolik menaklukan kebesaran raja Israel,
Salomo. Sekarang mari kita memperhatikan catatan sangat penting berikut ini:
IIRaja-Raja 24:10-13 Pada waktu itu majulah
orang-orang Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem dan kota itu
dikepung. Juga Nebukadnezar, raja Babel, datang menyerang kota itu, sedang
orang-orangnya mengepungnya. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan
raja Babel, ia sendiri, ibunya, pegawai-pegawainya, para pembesarnya dan pegawai-pegawai
istananya. Raja Babel menangkap dia pada tahun yang kedelapan dari
pemerintahannya. Ia mengeluarkan dari sana segala barang perbendaharaan
rumah TUHAN dan barang-barang perbendaharaan istana raja; juga dikeratnya emas dari segala perkakas
emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait TUHAN seperti yang telah difirmankan TUHAN.
Pada teks ini ada 2 hal yang sangat penting dan sekaligus yang sangat
penting namun sama sekali tak memiliki makna apapun juga bagi Belsyazar bin Nebukadnezar yaitu
perkakas emas yang dibuat Salomo berdasarkan instruksi TUHAN. Tak memiliki
makna yang bagaimanapun juga karena pada era Nebukadnezar telah dikerat untuk
diambil emasnya. Sebagaimana telah saya katakan pada bagian terdahulu, bahwa orang akan
cenderung segera berpikir bahwa dengan perampasan perkakas bait Allah, pasti
Allah akan murka, namun tidak sama sekali sepertinya Dia memang tidak berkuasa
sama sekali. Salomo dan perkakas yang dibuat berdasarkan firman, inilah yang
dalam pesta Belsyazar telah diperlakukan
seperti ini: Kemudian dibawalah perkakas
dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di
Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka
minum dari perkakas itu; mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari
emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu, tanpa satupun dan apapun
dapat mencegah atau setidaknya menasihati maha raja yang sedang dilanda mabuk
itu.
Belsyazar sendiri memiliki dasar kemaharajaan yang tak main-main, karena
ia sendiri mewarisi reputasi kuasa kemaharajaan yang di tangan Nebukadnezar,
ayahandanya, telah menaklukan Mesir untuk mengakhiri era keadidayaannya:
IIRaja-Raja24:7 Raja Mesir tidak lagi keluar
berperang dari negerinya, sebab raja Babel telah merebut
segala yang termasuk wilayah raja Mesir mulai dari sungai Mesir
sampai ke sungai Efrat.
Sehingga memang pesta yang luar biasa tersebut merupakan selebrasi
kemuliaan dan kemahakuasaannya yang sangat berdasar untuk dilakukannya sebagai
seorang maharaja di muka bumi ini. Siapakah yang berani melawannya dan siapakah
yang sanggup menyentuh hidup sang maha raja?
Sang
Maharaja Melangkahi Ketetapan Allah, IA Bersabda Melalui Jari-Jari Tangan
Manusia Menulis Di Dinding Untuk Menyatakan Kesudahan Jiwanya
Pesta penuh kuasa dan unjuk kedaulatan itu,
sekonyong-konyong berubah menjadi horor yang begitu mencekam jiwa. Siapakah
yang akan berpikir dalam sebuah pesta di kerajaan sebuah negara adi daya
satu-satunya setelah menghempaskan Mesir berkeping-keping,kini harus menjadi
maha raja yang begitu ketakutan melihat
satu hal yang menghempaskan kesukannya dan melucuti kemahakuasaannya.
Perhatikan teks berikut ini:
Daniel 5:5-6 Pada waktu itu juga tampaklah jari-jari
tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dian, dan raja melihat punggung
tangan yang sedang menulis itu. Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya
menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya
berantukan.
Sebagaimana kita telah ketahui, pesta ini tanpa
disadari sang Maharaja telah menghadirkan YHWH dalam cara yang mustahil dapat
dipahami oleh Belsyazar. Teks di atas ini sangat signifikan untuk menjadi
sentral peristiwa yang akan menentukan kesudah hidup sang maha raja: jari-jari
tangan manusia menulis pada kapur dinding istana raja, di depan kaki dia.
Perhatikan bahwa di depan kaku dian adalah penjelas bagi siapakah jari-jari
tangan manusia tersebut, bahwa Ia adalah YHWH itu sendiri. Kaki dian sendiri
merupakan perkakas suci dalam Bait Allah Salomo:
IRaja-Raja 6:11-13Kemudian datanglah firman TUHAN
kepada Salomo, demikian: Mengenai rumah yang sedang kaudirikan ini, jika
engkau hidup menurut segala ketetapan-Ku dan melakukan segala peraturan-Ku dan
tetap mengikuti segala perintah-Ku dan tidak menyimpang dari padanya, maka Aku
akan menepati janji-Ku kepadamu yang telah Kufirmankan kepada Daud, ayahmu, yakni
bahwa Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel dan tidak hendak
meninggalkan umat-Ku Israel."
IRaja-Raja 7:48-49 Salomo membuat juga segala
perlengkapan yang ada di rumah TUHAN, yakni mezbah emas dan meja emas tempat
menaruh roti sajian, kandil-kandil dari emas
murni, lima di sebelah kanan dan lima di sebelah kiri, di depan
ruang belakang; kembang-kembangnya, lampu-lampunya dan sepit-sepitnya, dari
emas;mpat menaruh roti sajian; (baca juga II Tawarikh 4:19-22)
Kaki dian atau kandil-kandil atau menorah yang juga
dibuat oleh Salomo dan menjadi perkakas bait suci Yerusalem, sejatinya dibuat
pertama kali oleh nabi Musa berdasarkan sabda Allah:
Keluaran 25:31-40 Haruslah engkau membuat kandil
dari emas murni; dari emas tempaan harus kandil itu dibuat, baik kakinya baik
batangnya; kelopaknya—dengan tombolnya dan kembangnya—haruslah seiras dengan
kandil itu. Enam cabang harus timbul
dari sisinya: tiga cabang kandil itu dari sisi yang satu dan tiga cabang dari
sisi yang lain. Tiga kelopak
yang berupa bunga badam pada cabang yang satu—dengan tombol dan kembangnya—dan
tiga kelopak yang serupa pada cabang yang lain—dengan tombol dan kembangnya--;demikianlah
juga kaubuat keenam cabang yang timbul dari kandil itu. Pada kandil itu sendiri
harus ada empat kelopak berupa bunga badam—dengan tombolnya dan kembangnya. Juga harus ada satu tombol di bawah sepasang
cabang yang pertama, yang timbul dari kandil itu, dan satu tombol di bawah yang
kedua, dan satu tombol di bawah yang ketiga; demikianlah juga kaubuat keenam
cabang yang timbul dari kandil itu. Tombol dan cabang itu harus timbul dari
kandil itu, dan semuanya itu haruslah dibuat dari sepotong emas tempaan yang
murni. Haruslah kaubuat pada kandil itu tujuh lampu dan lampu-lampu itu
haruslah dipasang di atas kandil itu, sehingga diterangi yang di depannya. Sepitnya
dan penadahnya haruslah dari emas murni. Dari satu talenta emas murni haruslah
dibuat kandil itu dengan segala perkakasnya itu. Dan ingatlah, bahwa engkau
membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas
gunung itu.”
Dari manakah datangnya tangan itu dan siapakah dia,
dengan demikian, terjelaskan oleh kandil atau kaki dian tersebut. Bahwa Allah
melalui tangan manusia itu turun ke
dalam kerajaan manusia yang sangat berkuasa, yang tak mengenal Allah yang
mahakuasa dan satu-satunya yang benar untuk menyatakan dirinya dan bersabda
menyatakan kehendaknya dan pemerintahannya yang kekal dan tak ada yang dapat
menahannya. Perhatikan ini:
Daniel 5:17Kemudian Daniel menjawab raja:
"Tahanlah hadiah tuanku, berikanlah pemberian tuanku kepada orang lain!
Namun demikian, aku akan membaca tulisan itu bagi raja dan memberitahukan
maknanya kepada tuanku.
Daniel 5:25-28Maka inilah tulisan yang tertulis itu:
Mene, mene, tekel ufarsin. Dan inilah makna perkataan itu: Mene: masa
pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri; Tekel: tuanku
ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan; Peres: kerajaan tuanku
dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."
Punggung
tangan itu menuliskan apa yang
hendak dikatakan Allah dan apakah yang menjadi kehendak-Nya. Tetapi apakah yang
menjadi latar belakang kedatangan punggung tangan yang tak diundang dan
mendatangkan horor ketakutan yang menggentarkan (Daniel 5:5-6) maha raja di
muka bumi tersebut, adalah ini sebagaimana dikemukakan Daniel:
Daniel 5:18-Ya tuanku raja! Allah, Yang Mahatinggi, telah
memberikan kekuasaan sebagai raja, kebesaran, kemuliaan dan keluhuran kepada
Nebukadnezar, ayah tuanku. Dan oleh karena kebesaran yang telah
diberikan-Nya kepadanya itu, maka takut dan gentarlah terhadap dia orang-orang dari
segala bangsa, suku bangsa dan bahasa; dibunuhnya siapa yang dikehendakinya
dan dibiarkannya hidup siapa yang dikehendakinya, ditinggikannya siapa yang
dikehendakinya dan direndahkannya siapa yang dikehendakinya. Tetapi ketika ia menjadi tinggi hati dan keras kepala, sehingga
berlaku terlalu angkuh, maka ia dijatuhkan dari takhta kerajaannya dan
kemuliaannya diambil dari padanya. Ia dihalau dari antara manusia
dan hatinya menjadi sama seperti hati binatang, dan tempat tinggalnya ada di
antara keledai hutan; kepadanya diberikan makanan rumput seperti kepada lembu,
dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai ia mengakui, bahwa Allah,
Yang Mahatinggi, berkuasa atas kerajaan manusia dan mengangkat siapa yang
dikehendaki-Nya untuk kedudukan itu. Tetapi tuanku, Belsyazar, anaknya, tidak
merendahkan diri, walaupun tuanku mengetahui semuanya ini. Tuanku meninggikan
diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang
kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para
gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji
dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak
dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah,
yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku. Sebab
itu Ia menyuruh punggung tangan itu dan dituliskanlah
tulisan ini.
Mengapa Allah sampai perlu mengutus punggung tangan
itu kedalam dunia kerajaan Babel sang penguasa segala bangsa? Karena Allah
hendak menyatakan bahwa Dialah yang memberikan kuasa sedemikian dahsyat kepada
Bebel, termasuk kepada Nebukadnezar, ayah Belsyazar yang mampu menekuk Mesir
hingga pupus kemuliannya di muka bumi ini, tapi ketika raja-dalam hal ini
Belsyazar- menjadi tinggi hati dan keras kepala sehingga berlaku terlalu angkuh maka Allah telah
memiliki ketetapannya sendiri yang tak dapat dibatasi dan dikekang oleh
kehendak bebas sang maha raja. Di hadapan Allah tak ada kehendak bebas untuk
menentang Allah dan tak ada semacam demokrasi terhadap kekudusan dan
kebenaran-Nya selain ketetapan Tuhan yang akan menjungkirbalikan kemegahan
kehendak sang maha raja: menjatuhkannya dari takhta kekuasaan pemerintahannya
yang sangat berdaulat mengatasi segala bangsa, dan merampas kemuliannya sebagai
maha raja. Itulah inti yang hendak dinyatakan Allah yang tak dapat dilihat itu
melalui punggung tangan yang wujudnya dan sabdanya dapat dilihat dan dapat
dibaca dihadapan kaki dian tersebut!
Bagaimanakah Allah menunjukan bahwa Dialah pemberi
kuasa dan Sang Penentu berdaulat penuh atas batasan-batasan kekuasaannya nyata
terlihat dari sabda Allah yang dinyatakan oleh punggung tangan tersebut, pada
bagian yang ini:
“Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di
sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta
para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur
dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari
tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau
mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan
menentukan segala jalan tuanku”
Pada malam itu sang maha raja Belsyazar tewas
sebagai kehendak Tuhan yang dinyatakan melalui punggung tangan tersebut:
Daniel 5:30 Pada malam itu juga terbunuhlah
Belsyazar, raja orang Kasdim itu.
Ia dihalau dari antara manusia dan
hatinya menjadi sama seperti hati binatang, dan tempat tinggalnya ada di antara
keledai hutan; kepadanya diberikan makanan rumput seperti kepada lembu, dan
tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai ia mengakui, bahwa Allah, Yang
Mahatinggi, berkuasa atas kerajaan manusia dan mengangkat siapa yang
dikehendaki-Nya untuk kedudukan itu.- Daniel 5:21
Soli Deo Gloria
Catatan-Catatan
-Belshazzar’s
Feast and The Fall of Babylon: https://bible.org/seriespage/chapter-5-belshazzar%E2%80%99s-feast-and-fall-babylon
-Daniel 5
Commentary- Precept Austin :
-Daniel 5: https://bible.org/seriespage/daniel-5
-The Sovereignty of God in History: https://bible.org/seriespage/sovereignty-god-history
-The Belshazzar of Daniel And The Belshazzar of
History:
-Nabonidus, Belshazzar,And The Book of Daniel: An
Update :
-
No comments:
Post a Comment