F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

1 Pendeta Kemarin Sore Adalah Karbitan?



Orang Muda Perlu Bangkit Melawan Ragam Penyesatan Sementara Ia Masih Muda Dan Memerlukan Bimbingan
Oleh: Blogger Martin Simamora

A. Introduksi
Dalam sebuah program tayang langsung atau live di media sosial  yang dipandu oleh pendeta Gilbert L dengan bintang tamunya pendeta Erastus Sabdono, dalam video yang dapat dinikmati di facebook termasuk versi yang sudah dilengkapi dengan tanggapan langsung, seperti oleh pendeta Esra Soru,dikatakan oleh pendeta Gilbert sebagai prolognya dalam tayangan youtube tersebut... yang saya rangkumkan dalam sejumlah poin berikut ini:
            -pendeta baru tahun lalu
            -pendeta karbitan
            -baru tahun lalu/kemarin sore
            -aktif di youtube
Lalu segera ia memperkenalkan pendeta Erastus sebagai sosok yang istimewa dalam relasi yang sangat personal dan empatik:
            -kakak kelas
            -mentor
            -dosen pembimbing di seminari dimana pendeta Gilbert juga belajar
Secara lugas dan gamblang, tujuan pendeta Gilbert hendak mengatakan bahwa pendeta Erastus bukanlah seorang pendeta baru atau baru menyeruak ke permukaan tahun lalu dan apalagi karbitan. Introduksi ini walau  semula terlihat hendak melakukan komparasi atau tinjauan, dan saya berharap akan muncul semacam tanggapan atau jawaban terhadap pihak yang dianggap sebagai pendeta karbitan, atau kemarin sore, ternyata tidak karena kemudian pendeta Gilbert segera memoderasi perbincangan ini sebatas apa yang dianggapnya “sama” atau memiliki “kesamaan saja”. Dengan kata lain, terhadap mereka yang ditudingnya sebagai pendeta baru tahun lalu atau pendeta karbitan dengan pemikiran teologisnya yang kemudian secara tak langsung diklasifikasikan sebagai “karbitan”, menjadi tak muncul atau dikandaskan begitu saja dengan menegakan terlebih dahulu bahwa semua pendeta karbitan yang muncul di medsos tak layak untuk masuk dipanggung acara tersebut.Ini sangat disayangkan sebab menjadi tak “both side coverage” sementara terlanjur mengemukakan “perbedaan” dan “kesamaan”. Artikel ini tidak akan menyentuh apa yang dibicarakan setelah ini. Sebab menarik untuk memperkirakan siapakan mereka yang dikategorikan oleh pendeta Gilbert Lumoindong sebagai pendeta karbitan yang secara langsung dikomparasikannya dengan pendeta Erastus Sabdono yang memang seorang pendeta senior yang sangat dihormati oleh pendeta Gilbert.

Tetapi berbicara pelayan-pelayan firman yang lebih muda atau baru muncul dan berhubungan dengan menghadapi perbedaan teologi yang masuk ke wilayah begitu berbeda dengan injil Kristus sebagaimana diajarkan para rasul, kita perlu merujuk rasul Paulus,sebagai referensi bagaimana seharusnya bersikap, pernah menuliskan dalam sebuah surat kepada Timotius, begini:

1 Timotius 4:6-Dengan selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita, engkau akan menjadi seorang pelayan Kristus Yesus yang baik, terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini.

1 Timotius 4:10  Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.

1 Timotius 4:11-12Beritakanlah dan ajarkanlah semuanya itu. Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

1 Timotius 4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.


Nasihat ini adalah dari seorang yang boleh dikatakan memiliki “kaliber” otoritas dalam iman dan pengajaran yang sangat istimewa dalam kasih karunia Tuhan, sehingga untuk dibandingkan terhadap penerima surat yang bersifat memberikan semangat dan dorongan untuk tampil secara berani dan kokoh adalah sebuah pembandingan yang tak tepat dalam variable-variabel apapun yang mungkin dapat dimunculkan. Tetapi apa yang kita sangka tak pernah terjadi, sebaliknya yang tak terpikirkan itulah yang disampaikan rasul Paulus. Walaupun ia seorang muda tetapi ia diperintahkan atau didorong untuk berani mengajar, jelas sebagai seorang yang muda, Timotius masih belum memiliki jam terbang yang teruji baik dalam keteladanan dan dalam pengajaran. Itu sebabnya dalam ia didorong berani untuk tampil mengajar, juga ia diingatkan untuk: awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Ya..benar, Timotius bisa jadi sangat belum matang dalam emosi dan karakter tetapi jelas bertumbuh dan dapat diandalkan. Mengapa sampai rasul Paulus teguh dan tak bimbang terhadap Timotius walau ia masih muda walau dalam usia yang siap? Satu-satunya dasar kepercayaan Paulus terhadap Timotius adalah pondasi yang dimiliki oleh Timotius yaitu: terdidik dalam soal-soal pokok iman kita dan dalam ajaran sehat yang telah kauikuti selama ini! Jadi Timotius memiliki pondasi berupa legacy atau waris berupa pokok-pokok iman dan ajaran sehat yang turun dari para rasul Kristus. Ini merupakan karakteristik yang sangat khas dalam transmisi verbal dan tulisan mengenai pokok-pokok iman dan ajaran sehat. Rasul Yohanes pun demikian:

1Yohanes 1:1-4 Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.

Kembali kepada Timotius tadi, rasul Paulus jelas tak menuding Timotius sebagai anak karbitan! Walau faktanya bisa saja didiskreditkan dan dihempaskan secara binal dengan melabelkan yang lebih muda dan baru muncul sebagai anak karbit yang tak pantas untuk mengajar orang dan apalagi melawan penyesatan yang dihasilkan dari ajaran setan-setan (1Tm 4:1-2). Rasul Paulus terhadap Timotius bagaikan raksasa setidak-tidaknya dari segi kemumpunian dalam mengajar, berapologetika  yang menjelajah dunia filsafat kuno yang sangat agung dan besar pesonanya:

Kolose 2:8 Hendaklah kalian berhati-hati, jangan sampai ada yang memikat kalian dengan falsafah-falsafah manusia yang tidak berguna, melainkan hanya menyesatkan. Falsafah-falsafah itu bukan dari Kristus, melainkan dari pendapat manusia saja dan dari roh-roh penguasa dunia.

Kisah Para Rasul 17:17-18 Karena itu di rumah ibadat ia bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang yang takut akan Allah, dan di pasar setiap hari dengan orang-orang yang dijumpainya di situ. Dan juga beberapa ahli pikir dari golongan Epikuros dan Stoa bersoal jawab dengan dia

Rasul satu ini  begitu intensif menghadapi para filsuf yang begitu kaya dengan pemikiran-pemikiran adiluhungnya yang jika tak waspada bisa membalikan situasi secara mudah dan cepat. Bahkan rasul Paulus yang mengetahui kekuatan sengat filsafat adiluhung ini pun berkata agar “berhati-hati, jangan sampai ada yang memikat.” Nampak sekali filsafat ini begitu menampakan keharmonian yang memikat dengan spiritualitas yang terlihat tinggi sehingga hanya bisa dibedakan jika seorang itu terdidik dalam ajaran-ajaran pokok yang telah disampaikan oleh para  rasul baik verbal/lisan dan tertulis sebagaimana dapat kita jumpai dalam epistel yang memiliki akar yang kuat pada injil.

Orang muda atau pendeta yang memang baru muncul jelas tidak bisa begitu saja dituding sebagai karbitan,  harus dibuktikan terlebih dahulu. Paling tidak sebagaimana sebuah sinode menerbitkan surat pastoral yang menunjukan apa-apa saja kesesatan pengajaran seorang pendeta sampai disimpulkan sangat berlawanan dengan ajaran gereja universal sebagaimana diajarkan oleh Yesus Kristus, para rasul dan yang dipelihara dan dijaga oleh para bapa gereja.

Timotius mendapatkan penugasan yang luar biasa untuk terjun secara langsung menghadang penyesatan yang bergerak progresif:
1Timotius1:3-6 Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman. Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas. Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.

Sebuah ajaran memiliki sebuah sumber otoritas yaitu pertama-tama dan satu-satunya adalah Kristus yang kemudian diamanatkan oleh Kristus kepada para rasulnya untuk disampaikan atau diajarkan semuanya kepada segala bangsa yang dimuridkan. Jadi setiap penyimpangan tidak boleh dan terlarang untuk didiamkan dan dilabelkan sebagai “perbedaan itu biasa” sebagaimana disiratkan oleh pendeta Gilbert. Seharusnyalah “perbedaan teologis” tidak boleh ditelantarkan sebagai belaka “biasa dalam dunia akademik.” Kita harus tahu bahwa Kristus bukan produk akademik sehingga perbuatan dan perkataannya sangat tidak boleh dikemas sebagai produk buah pikiran dengan label akademik, sehingga biasa jika pada akhirnya melahirkan beragam perspektif baik dalam koridor sabda Kristus hingga yang benar-benar lepas dari apa yang disabdakan Kristus.

Pendeta Gilbert Lumoindong mungkin tidak terlalu menganggap penting  peringatan Paulus ini sebab sangat tak sopan diimplementasikan dalam kekinian atau kekontemporeran baik dalam perkataan dan perbuatan:
Galatia 1:6-10 Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia. Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia. Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia? Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

Jadi kembali mengenai pendeta yang dianggap karbitan dalam konteks  tayangan perbincangannya dengan pendeta Erastus Sabdono dengan variable “perbedaan” dan “kesamaan” (teologis), sebetulnya jika saja pendeta Gilbert mau meluangkan waktu dalam tayangan tersebut memberikan ulasan singkat dan deskriptif, tentu saja tidak akan menjadi sebuah bola liar baru terkait siapa saja sih mereka dan apakah hubungannya dengan pendeta Erastus Sabdono yang diangkatnya dalam bingkai “pendeta karbitan dan perbedaan dan atau kesamaan teologia pada pendeta Erastus Sabdono?”


B. Membungkam Kekritisan Terhadap Pandangan Teologis Pendeta Erastus Sabdono Seharusnya Bukan dengan Melabelkan Mereka Sebagai Pendeta Karbitan
Tentu saja jika memang benar kekritisannya itu  kacau dan dalam perilaku tidak gentleman maka sangat bisa dipahami jika pendeta Gilbert mungkin geram dan mengecam mereka karbitan yang hanya mau menjadi tenar saja. Tetapi pak Gilbert, saya sangat mengharapkan melalui bapak bisa terbangun sebuah dialog yang konstruktif  untuk mengurai kekusutan problem teologis yang pertama kali diangkat secara formal oleh sinode gerejanya sendiri. Bagi yang tahu dan pernah mendengar dan mempelajari materi buku,rekaman dan audio terkait ajaran-ajaran teologis yang kontroversial tentunya mengharapkan agar problem ini tidak semakin menimbulkan polemik, perselisihan  hingga perpecahan tajam sebab semakin lama sumber perbedaan itu terletak pada siapakah Yesus Kristus? Menarik misalnya kalau pak Gilbert mau mengangkat pokok pikiran satu ini:

‘Ketika Tuhan Yesus berinkarnasi menjadi manusia, pemerintahan jagad raya dikendalikan sepenuhnya oleh Allah Bapa. Hal ini menunjukan supermasi dan keunggulan Allah Bapa. Tanpa siapa pun, bahkan tanpa Allah Anak, Bapa bisa menjalankan roda pemerintahan jagad raya (bumi dan sorga). (Diktat Kuliah Sistematika Theologi: TRITUNGGAL, Dr.Erastus Sabdono, hal.21)

Pokok pikiran ini menyatakan bahwa antara Bapa dan Anak Allah ada memiliki sebuah divisional yang mengakibatkan kebedaan kehakekatan disebabkan keterputusan sebagai konsekuensi alami “berinkarnasi menjadi manusia.” Kebedaan hakekat ini begitu tingginya sehingga Allah Anak ketika berinkarnasi menjadi manusia bukan sama sekali Tuhan bahkan, sebagaimana disiratkan dengan: hal ini menunjukan supermasi dan keunggulan Allah Bapa. Tanpa siapa pun bahkan tanpa Allah Anak Bapa bisa. Ini secara cepat berkontradiksi dengan Surat Paulus kepada Jemaat Kolose yang berbunyi:

Kolose 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Kolose 1:19-20 Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.

Bukankah ini sebuah perbedaan teologis yang serius pak Gilbert, yang seharusnya sangat bernilai dan sangat substansial dalam kehidupan beriman, kehidupan doa dan pondasi tunggal berdiri dan bertumbuhya kehidupan beriman seorang yang menyebut dirinya adalah pengikut dan murid Kristus. Saya berharap pak pendeta Gilbert mau melangkah kedalam problem ini agar jemaat yang “terlantar” (maksud saya mereka undur dan menjadi jemaat lain tetapi tetap mengalami luka spiritual yang tak mudah dan begitu saja dipulihkan untuk memandang dirinya dan Tuhannya). Andaikata pak Gilbert dan para pendeta lainnya mau melihat, mendengarkan dan mencoba berempati dengan problem iman yang tak begitu saja terselesaikan sementara mereka tidak lagi menjadi jemaat.

Masalahnya sama sekali bukan perbedaan teologis atau kemajemukan akademik pak Gilbert. Ini soal kehidupan beriman, kehidupan berdoa dan kehidupan tubuh Kristus yang jika diperhadapkan secara vis a vis maka mustahilah Kristus adalah kepala gereja/tubuh Kristus. Ada konsekuensi kompleks dan ini berdampak pada jemaat, sebab ini tidak terkurung dalam kompleks academica tetapi dalam jemaat lalu dibawa ke rumah-rumah dan lalu timbulah perdebatan dan bisa jadi secara terselubung perpecahan di rumah-rumah, persekutuan doa bahkan problem ini sampai dialami juga keluarga di Papua.

Sehingga karena ini sudah menahun, maka wajar tampillah sejumlah pendeta yang bahkan menggelar seminar secara khusus menjawab sejumlah problem teologis yang secara langsung memapari kehidupan beriman keluarga-keluarga. Ini adalah hal yang harus diluruskan sehingga jika ini sumbernya adalah miskomunikasi atau kegagalan meneruskan maksud sebuah ajaran atau lebih substantif lagi  karena memang demikian pengajarannya maka ada sebuah solusi yang mungkin bisa dimunculkan. Mengapa mereka muncul? Karena tidak ada yang mau mengambil tanggungjawab menjawab pertanyaan jemaat yang keluar, selain terbentuknya grup-grup di: WA, FB dan lain-lain.Sejumlah pendeta seperti pendeta Esra Soru,pendeta Muriwali Yanto Matalu dan pendeta Samuel T Gunawan, misalnya, mau menjawab berbagai problem yang timbul kepada jemaat dan siapapun juga.

Kita memerlukan keterbukaan dan kemauan lebih kuat untuk berdialog sehingga jika memang harus berbeda maka perbedaan itu dihadapi secara terbuka dan edukatif, sementara tetap harus tegas non kompromistis, sehingga jemaat pun bisa mencurahkan kegusaran-kegusaran terpendamnya secara langsung, dan bukan dibungkam.

Kiranya Tuhan menolong kita.

SOLI DEO GLORIA

1 comment:

  1. As reported by Stanford Medical, It is indeed the SINGLE reason this country's women get to live 10 years longer and weigh on average 19 kilos less than we do.

    (By the way, it is not about genetics or some secret-exercise and really, EVERYTHING about "how" they eat.)

    P.S, I said "HOW", and not "what"...

    Click this link to determine if this easy test can help you find out your true weight loss potential

    ReplyDelete

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9