F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

1 Hyper Fantasia: Apakah Yesus yang Memberkati adalah JIN?


Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah
Oleh: Blogger Martin Simamora
Sometimes I think we know more about outer space than we do our own minds,” … newscientist.com



A. Sang Firman adalah Allah yang Lebih Rendah, dan Dalam Dalam Kodrat Manusianya  Bernatur Dosa, Benarkah?
Ada banyak cara atau paradigma yang bisa dibangun  atau dirancang untuk mengokohkan atau membuktikan kebenaran sebuah premis. Misal premis: Yesus yang memberkati adalah Yesus jin, Yesus adalah saudara setan?Lucifer, Yesus adalah Sang Firman dalam kodrat manusianya  bernatur dosa sehingga ia harus lebih dulu berjuang habis-habisan, sehingga mustahil ia adalah Tuhan dan apalagi sehakekat dengan Tuhan. Ya…bisa dengan pradigma yang sangat spekulatif berdasarkan sejumlah variabel “common sense” yang dimunculkan sebagai bahan baku untuk membangun kerangka berpikirnya, hingga hal yang jauh lebih teknis yang bergerak dari basis-misal-  gramatika Yunani yang menyoal “theos” dan “ho theos”, atau bahkan kombinasi keduanya yang dirancang sedemikian rupa menjadi sebuah hipotesis yang terlihat brilian, tak peduli apakah sudah pernah diuji dan dibuka untuk sebuah uji tesis?

Judul yang saya pilih memang merupakan sebuah pilihan yang jenaka sebab “jin” sendiri sama sekali tak mungkin disandingkan dengan Yesus Anak Maria yang lahir di Bethlehem yang diberitakan oleh bala tentara Malaikat, apalagi berdasarkan pra asumsinya yang mengatakan Yesus yang memberkati dan yang menyelamatkan maka pasti bukan Yesus yang sejati. Yesus sejati adalah yang membawamu pada rangkaian penderitaan demi penderitaan. Tentu saja ini benar-benar melawan hakekat dari Bapa itu sendiri dan Sang Firman. Apakah anda akan mengatakan doa berikut ini adalah sebuah mantra untuk memanggil Yesus Jin…
           
Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.            
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya  dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Mat 6:9-13)

Pikirkanlah dan renungkanlah sebelum membaca lebih lanjut blog ini:


Konsekuensi fundamental dan merusak jiwa untuk dapat menerima sabda Kristus seperti Mat 6:9-13 via paradigma bahwa Sang Firman lebih rendah daripada Bapa dan dalam Sang Firman itu kodrat manusia maka bernatur dosa adalah tidak main-main, sangat destruktif hingga kekedalaman jiwa pendengarnya. Sebab, ini akan memunculkan begitu banyak derivatifnya mulai dari yang terlihat brilian hingga yang amat jenaka.

Memang benar, sebuah paradigma yang kompleks, pelik dan amat teknis memerlukan sebuah jembatan yang benar-benar variatif agar mampu dicerna oleh berbagai derajat kemampuan anggota jemaatnya untuk menerimanya. Gol utamanya adalah bagaimana konsepsi yang lebih praktis dapat menjadi jembatan gagasan sehingga sedemikian rupa setiap paradigama yang lebih teknis, pelik dan memerlukan keahlian tertentu dapat dipahami jemaatnya atau setiap telinga pendengarnya, tak peduli bahwa ternyata ketika diuji pada hal paling mendasar menimbulkan konsekuensi yang fatal, yaitu: seharusnya berpantang untuk mengacu Alkitab dan terlarang untuk menyebut Yesus Tuhan dan alamat doa. Akal sehat siapapun harusnya setuju dan dengan demikian tidak terjebak dalam sebuah kemelut spiritual diantara dua dunia: fantasi.

Ketika siapapun menganalisa pembukaan injil Yohanes dan membidik secara tajam pada  theos  dan ho theos, seharusnya juga memperhatikan kontennya, sebab konten akan menjadi sebuah identitas yang memandu pengertian seharusnya pada hal teknis tersebut, sebab Kristen tidak dibangun diatas leksikal, lingusitik dan gramatika. Semisal gramatika sebuah bahasa manusia di dunia ini. Kalau  percaya bahwa theos dan ho theos menunjukan semacam hirarki sehingga menjadi benar Kristus tak sehakekat dengan Bapa maka itu juga berarti begitu mengabaikan ini: “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan,”  yang merupakan “content” pemandu untuk menarik keluar pengertian apakah yang sebetulnya dikomunikasikan dalam gramatika dan bahasa tersebut.

Kalau Sang Firman adalah sumber segala sumber yang ada didunia ini termasuk segala ciptaan yang ada di semesta dan di sorga, maka tidak menjadi soal jika Allah bersabda melalui salah satu atau sejumlah ciptaannya baik secara tak langsung atau secara langsung. Misal secara tak langsung:

Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. (Maz 19:1-2)

hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Matahari untuk menguasai siang; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Bulan dan bintang-bintang untuk menguasai malam! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. (Mazmur 136:7-9)

           
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi (Mazmur 1:1)

Secara langsung melalui Sang Firman yang mengambil tubuh manusia baginya sendiri:
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan TUHAN dinyatakan?(Yesaya 53:1)…Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah (Yesaya 53:9-10)

           
Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:4-5)

Sang Firman tidak lebih rendah atau tidak berhakekat nyaris serupa dalam kehakekatannya terhadap Bapa, tetapi secara jitu sehakekat. Surat Ibrani secara sangat hati-hati berupaya menunjukan bahwa memang Sang Firman adalah Allah dan dalam menjadi manusia tidak kehilangan dan tidak mengalami kesurutan akan kesehakekatan dengan Bapa. Mari perhatikan ini:

Ibrani 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan

Harus diperhatikan bahwa ini tidak hendak menekankan bahwa Yesus manusia adalah sebuah abstraksi atau hendak mengatakan bahwa aspek manusia Yesus adalah jahat sebab tubuh mengandung “evil desires” sehingga perlu diatur agar Yesus jangan ditekankan kemanusiaannya. Tidak demikian, sebaliknya baik injil dan surat Ibrani justru secara terbuka menunjukan kemanusiaan Yesus secara total. Perhatikan ini:

Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat (Ibrani 2:9)
           
Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka (Ibrani 2:14)

Perhatikan bagian-bagian yang saya tekankan dengan huruf tebal dan garis bawah, begitu jelas ia memang mengalami semacam perendahan atau penurunan dibandingkan saat Ia ada bersama-sama dengan Allah. Tetapi jika kita mau jujur maka walau ia dibandingkan dengan : malaikat dan keadaanya mendapat bagia darah dan daging sehingga benar-benar rendah…sama sekali tak kehilangan kesehakekakatannya dengan Bapa. Mengapa? Sebab malaikat tak mungkin dan tak berkuasa untuk: mengalami maut bagi semua manusia via penderitaan. Kita juga harus paham bahwa ini adalah sebuah pekerjaan yang mendatangkan kemuliaan Allah dalam penderitaan tersebut: dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat (Ibrani 2:9). Bagaimana mungkin dalam  penderitaan dan maut yang masih menyelimutinya terjadi pemahkotaan padanya oleh Bapa? Penjelasannya hanya satu: Ia secara jitu, presesi, lengkap, sempurna, mulia dan agung telah mengerjakan pekerjaan yang hanya mungkin dikerjakan dalam kuasa dan otoritas yang hanya dimiliki Bapa. Dalam hal ini Kristus memilikinya bahkan turut masuk kedalam dunia maut!

Kemanusiaan Yesus memang benar-benar total namun bagi sebuah kemanusiaan yang tak terpisahkan dari kesehakekatannya dengan Bapa maka konsekuensi alaminya adalah: ketika maut menyengat tubuh Kristus yang telah masuk kedalam kematian itu maka Maut berjumpa dengan tubuh Kristus yang berkuasa memusnahkan sengat maut itu sekali dan selama-lamanya (bandingkan dengan Ibrani 2:9,14).

Relasi tubuh Yesus terhadap dunia manusia dan dosa bukan menjadikan Yesus bagian dari sandera dunia ini oleh karena Yesus menggunakan tubuh ciptaannya sendiri, tetapi adalah ini: dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut (Ibrani 2:15).

Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana bisa tubuh Kristus tidak menjadi bagian perhambaan maut dan sebaliknya tubuh Kristus menghancurkan perhambaan maut atas segenap manusia? Surat Ibrani menjelaskannya begini:
           
Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku (Ibrani 10:5)

Yesus Sang Mesias sendiri berkali-kali menjelaskan bahwa Manusia Yesus tidak datang dari dunia ini tetapi dari Bapa-Nya yang membawanya masuk ke dalam dunia ini:
           
Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. (Yohanes 8:23)

           
Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (Yohanes 17:14) [Walaupun di sini “bukan dari dunia” memiliki sebuah perbedaan tajam antara para murid dan diri Yesus, namun justru di sini menunjukan bagaimana Manusia Yesus memang memiliki otoritas untuk melepaskan para murid-Nya dari belenggu maut dan masuk kedalam persekutuan dengan-Nya yang secara otentik bukan dari dunia ini]

Kalau anda  dapat secara “jenius” mengkritisi secara tajam..setajam silet mengajukan sejumlah pra-asumsi berdasarkan kemanusiaan yang “sample”-nya adalah dirimu, diriku dan semua diri manusia..bukan sama sekali sampling dari tubuh Kristus yang mampu membangkitkan manusia dari kubur dengan tubuh yang menjadi mayat berhari-hari, mengapa tidak juga menggunakan kejeniusan anda untuk juga mengkritisi pada basis yang sama: jika demikian apakah mungkin bagi Yesus untuk tetap saya imani sebagai Tuhan dan anda jadikan alamat doa…apalagi anda percaya bahwa Yesus hingga kini belum dilantik menjadi tuhan atau bahkan mesias, bagaimana anda merawat rasionlitas iman, spiritualitas dan kebertuhanan anda. Rawatlah rasionalitas anda agar tidak terjebak dalam logika yang terjebak dalam hyperfantasia.


B.Kemanusiaan Yesus Tidak Berkodrat Dosa
Jadi bagaimana sebetulnya relasi manusia Yesus terhadap dosa, berdasarkan kesaksian Kristus, perbutannya dan karya Allah yang dikerjakannya di salib dan didalam dunia maut. Kita harus paham bahwa dalam kematiannyalah  manusia Yesus secara aktif bekerja menaklukan maut melalui tubuhnya yang datang dari Bapa bagi Sang Firman untuk secara bersama-sama mengerjakan dan mewujudkan berita keselamatan dari Allah yang telah diberitakan oleh para nabi kudus-Nya selama berabad-abad. Rasul Paulus dalam Surat Roma menunjukan relasi manusia Yesus terhadap dosa yang didasarkannya pada apa yang dilakukan Yesus pada kayu salib dan dalam dunia maut  atau kematian itu sendiri:
Roma 5:12 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.

Roma 5:14 Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.

Roma 5:15 Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.

Karena Yesus adalah manusia penggenap profetik atau Sabda dalam Kitab Suci:
Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan percaya akan apa yang Kukatakan?" (Yohanes 5:46-47)

Maka jelas bahwa tubuh Kristus memang didesain Allah untuk melayani satu saja: mengerjakan firmannya. Ini justru adalah konsekuensi bukan saja logis tetapi merupakan natur manusianya yang membungkus Sang Firman yang bersemayam didalamnya. Setiap spekulasi hormonal dan beragam hasrat yang lazim bekerja pada saya dan anda harus lebih dulu menyangkal natur manusia Yesus (karena Taurat bagi manusia bukan bagi Allah) adalah penggenap Kitab Suci.

Manusia Yesus jelas-jelas adalah pelayan firman “by nature” (ini tidak kita miliki!!!!) sebagai Ia berhakekat sebagaimana Bapa dan Roh sekaligus manusia sejati, itu sebabnya jiwa kudusnya tercermin dalam  jiwa manusianya  saat berinteraksi dengan taurat..bagaimana seharusnya taurat itu hidup dalam jiwa seorang manusia dalam standar kekudusan sebagaimana adanya Allah dan sebagaimana adanya taurat dalam benak Allah. Perhatikan ini dalam sebuah “sequence”:

Matius 5:17"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Matius 5:21-22 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.

Matius 5:27-29 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

Dua natur Yesus muncul seketika dalam sebuah kesetaraan yang mulia sebagai sebuah pasangan yang menunjukan kesehakekatannya dengan Allah sekalipun ia untuk sesaat lamanya lebih rendah daripada malaikat. Pertama: Jelas hanya Allah saja yang dapat menggenapkan setiap sabda-Nya sendiri; kedua: jelas terlihat apa yang terkandung dalam hasrat-hasrat jiwanya yang begitu latensi dihadapan manusia, telah diperlihatkan: tetapi aku berkata Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah. Natur manusia Yesus apakah berdosa atau apakah ada sedikit saja kemungkinan untuk berdosa, jelas terlihat dari pernyataan semacam ini yang dipasangkannya dengan: Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka. Jika anda jeli saja, maka ketika anda membaca: jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah,  maka inilah kualitas ketakbercelaannya! Jadi memang Yesus tak mungkin dan tak memiliki potensi untuk punya hasrat seksualitas yang cemar bagaimanapun juga. Dan mahkota kekudusan dan ketakmungkinan Yesus untuk berdosa dalam jiwa dan pikiran ada terletak pada bagaimana didalam Kristus juga berdiam murka Allah terhadap dosa: karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

Ini adalah sumber dan narasumber terbaik mengenai kemanusiaan Yesus dan naturnya.



C.Yesus yang Memberkatimu, Menggembalakanmu dan Mengasihimu Bukan Jin, Tetapi Ia adalah Allah Yang Kasih dan Mengasihi
Bagaimanakah Yesus menggambarkan karakternya atau jiwanya terhadap semua orang yang dikasihinya atau adalah murid-murid/tebusan-tebusan-Nya? Perhatikan saja sabdanya sendiri:

Yohanes 10:10-11 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan. Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;

Matius 18:19-20 Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Matius 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

Yohanes 2:7-11 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan merekapun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu merekapun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu--dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya--ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang." dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

Kristus tidak pernah menegakkan semacam hukum bahwa setiap muridnya yang sejati adalah jika sudah melalui penderitaan-penderitaan, tidak sama sekali. Mengikut Yesus memang penuh tantangan dan dapat saja pada satu waktu menyebabkan kesukaran dari yang bersifat sosial hingga keamanan atau keselamatan jiwa. Namun jelas bukan sebuah syarat untuk menjadi pengikut Yesus, selain ini:

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah. (Yohanes 3:16-18)

Teladan Yesus bagi kita adalah jelas: Ia begitu taat pada firman, memang tak mungkin kita taat pada level menggenapi sebab kitab suci memang dirancang dan dituliskan Allah hanya untuk satu manusia: Yesus Kristus sebagaimana Yesus sendiri berkata:

Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." (Lukas 24:44)

Meneladani Yesus harus sebatas diri sebagai murid, sebab murid mustahil lebih besar dari guru dalam hal relasi kita dengan Sang Penggenap, perhatikan ini:
           
Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. (Lukas 6:39-40)

Kalau anda percaya bahwa anda belum tamat dalam mengikut Yesus, maka jangan arogan untuk mengatakan Yesus yang memberkati adalah Yesus Jin. Ini adalah sebuah jiwa yang sedang menantang Tuhan dan sabda-Nya.

           
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya." "Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan?- Lukas 6:45-46

SOLI DEO GLORIA

1 comment:

  1. If you're trying to lose pounds then you certainly need to start using this totally brand new custom keto meal plan diet.

    To create this keto diet, licensed nutritionists, fitness trainers, and top chefs have united to provide keto meal plans that are productive, convenient, price-efficient, and delightful.

    From their launch in early 2019, 1000's of people have already transformed their figure and well-being with the benefits a certified keto meal plan diet can offer.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-tested ones provided by the keto meal plan diet.

    ReplyDelete

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9