Oleh : Martin Simamora
Ketika
Yesus Diberitakan Oleh Penyesat
2 Korintus 11:3-4 “(3) Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.(4) Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima.”
Penyesatan pasti
terjadi, demikianlah Yesus menegaskannya
(Lukas 17:1-2, Matius 18:6-7, Markus 9:42) dan jika Yesus memperingatkan dan
sekaligus mengecamnya lebih baik mati,
maka memang eksistensinya sangat
berbahaya.
Sebahaya apakah?
Paulus memberikan sebuah deskripsi yang tak main-main, mengapa penyesat bekerja dalam sebuah level bahaya
yang kebanyakan orang Kristen tidak menyadarinya :“disesatkan sama seperti Hawa diperdayakan
oleh ular.” Sebuah level
kelicikan yang tidak boleh dipandang remeh. Jika anda berkenan, bacalah “Menguji Pengajaran Joseph Prince– Bagian 5,” sehingga anda dapat mendapatkan
gambaran yang lebih baik mengapa Yesus
Kristus, dan juga Rasul Paulus memberikan sebuah peringatan yang luar biasa
kerasnya dan mengapa penyesat dan penyesatan ini dapat memperdaya orang-orang
Kristen. Sikap waspada yang sama juga patut ditujukan kepada Joel Osteen yang menyatakan “God ‘Absolutely’ Accepts Homosexuals,”sesuatu yang bertolak belakang dengan Alkitab, bacalah artikel ini yang terkait dengan
homoseksualitas untuk memahaminya.
Perhatikan, bahwa
sikap sabar terhadap penyesat dapat
menjadi titik awal penyesatan yang mematikan.
Bandingkan dengan Wahyu 2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.” Jika anda membacanya utuh maka kita akan mengetahui bahwa ini adalah bagian pujian Yesus terhadap jemaat Efesus.
Disesatkan Sama Seperti Hawa
Diperdayakan Oleh Ular
Mari kita lihat
sejenak bagaimana Hawa diperdaya oleh
ular:
Kejadian 3:1-5(1) Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"(2) Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,(3) tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."(4) Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,(5) tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
Sekarang bandingkan
dengan Apa yang Tuhan katakan kepada
manusia :
Kejadian 2:16-17 “(16) Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,(17) tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Paulus mengatakan
disesatkan sama seperti Hawa diperdayakan ular, sehingga dalam hal ini Paulus
sedang memperlihatkan bahwa melalui penyampaian firmanlah penyesat melakukan
penyesatan. Ular melakukan penyesatan
dengan memanipulasi firman yang sejati, dia menggunakan apa yang
difirmankan namun disampaikan dengan sebuah kelicikan.
Allah
berkata kepada manusia
|
Ular bekata
kepada manusia
|
|
1
|
Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas
|
Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan
kamu makan buahnya, bukan?
|
2
|
tetapi pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya
|
|
3
|
sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.
|
Sekali-kali kamu tidak akan mati, Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan
terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang
jahat
|
Penyesat melakukan pemelintiran dan penambahan apa
yang tidak ada. Allah berkata “semua boleh,” sementara penyesat
berkata “semua jangan.” Allah
berkata ada pohon yang tidak boleh
dimakan, sementara penyesat sama sekali tidak menyebutkan apa yang TIDAK
DIKEHENDAKI Allah. Allah berkata, jika yang dilarang dilakukan PASTI mati, sementara Penyesat berkata SEKALI-KALI TIDAK mati!
- Allah memberikan kebebasan atau kemerdekaan, pasti berpusat pada ketetapan-Nya yang harus dipatuhi, sementara itu si Penyesat mewartakan kebebasan atau kemerdekaan namun membuang keberpusatan kemerdekaan itu kepada ketetapan Allah yang harus dipatuhi.
- Allah dalam kebebasan yang diberikan kepada manusia tetap mengarahkan diri manusia untuk selalu tertuju kepada diri-Nya, sementara si Penyesat dalam mewartakan kebebasan atau kemerdekaan atas nama firman, telah membuang sentralitas Allah yang seharusnya menjadi pusat kemerdekaan manusia itu.
- Si Penyesat mengatakan bahwa “ Injil Kasih Karunia” tidak lagi menuntut bagaimana dirimu hidupmu selaras dengan apa yang Yesus kehedaki dan menjadi teladan bagi dunia yang bengkok dan tetap menjauhkan diri dari dosa atau mengarahkan diri kepada Kristus. Ini tidak perlu dipusingkan sebab jika demikian maka ini seperti hidup dibawah Taurat, yang memperjuangkan kebenaran diri sendiri. Dosa, oleh karena darah Yesus Kristus telah membereskannya maka tidak perlu lagi memusingkannya, sehingga tulisan yang diilhamkan Allah pada 1 Yohanes 1:9 dinyatakan kontroversi bagi Injil Kasih Karunia, sebab Rasul Yohanes masih “memusingkan” soal dosa. Saya sudah menjelaskan perihal ini, bacalah dan pelajarilah perihal ini mulai dari bagian pertama “ Menguji Pengajaran Joseph Prince.”
Ada cukup banyak yang
menilai bahwa kebebasan dalam Kasih
Karunia adalah sebuah kebebasan yang benar-benar bebas, bahkan termasuk dari peringatan untuk tetap menjaga diri atau menjauhkan diri
dari perbuatan dosa. Akibatnya si pengkhotbah atas nama Injil Kasih
Karunia melakukan sebuah modus operandi yang identik dengan ular terhadap
Hawa, yaitu melakukan pemelintiran dan penghilangan dari apa yang sebenarnya
dinyatakan. Cobalah membaca dan mempelajari “Artikel Pembuka Menguji Pengajaran Joseph Prince.”
Oleh sebab si
pengkhotbah menggunakan firman seperti halnya ular kepada Hawa namun dalam
penyampaiannya diserongkan, juga seperti
halnya ular kepada Hawa, maka memang daya tipunya sangat mematikan. Seperti
halnya Hawa yang diperdayai maka jemaatpun memakan muslihat si pengkhotbah!
Kemerdekaan Demi Diri Sendiri Versus Kemerdekaan Agar Menjadi Serupa Seperti
Kristus
Allah meberikan
kemerdekaan kepada manusia untuk boleh memakan
semua pohon dan hanya melarang satu saja pohon. Hanya satu saja yang
diminta oleh Allah berbandingkan dengan begitu melimpahnya kemerdekaan itu
untuk memuaskan hasrat lidah untuk mengecap apapun juga. Hanya satu larangan
namun memiliki kenikmatan berlimpah dan
tetap memiliki Allah dan memiliki
kehidupan Allah.
Ular, penyesat
membengkokkan semua itu dan kemudian menyampaikan sebuah kebenaran palsu atas
nama firman Allah. Ular berkata : tentulah Allah berfirman!
Tak aneh jika kita juga menemukan nada peringatan keras
terkait penyesatan :
Galatia 1:8-9 “(8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.(9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”
Apakah kita mendengar
tanpa membaca Alkitab kita? Apakah kita
meluangkan waktu untuk memeriksa apa yang telah didengar dan diajarkan? Seperti yang dilakukan oleh
sebuah jemaat yang sederhana ini :
Kisah Para Rasul 17 :11 “mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.”
Bagaimana kita
seharusnya memandang diri ini sebagai pengikut Yesus yang telah dibebaskan sehingga
memiliki kemerdekaan penuh didalam Dia? Kemanakah seharusnya kemerdekaan itu kita dedikasikan?
Apakah bagi Tuhan atau bagi diri sendiri? Apakah memuaskan hasrat hatiku atau
melayani kehendak penebus hidupku?
Memeriksa Sebuah Pengajaran Dengan
Kitab Suci- Alkitab
Apakah anda pernah menyelidiki Kitab Suci (Sekarang kita memiliki Alkitab) ketika misalkan anda mendengar bahwa “Mengikut Tuhan Tidak Perlu Menyangkal Diri dan Memikul Salib?”
Bagaimana jika kita
memeriksa pernyataan ini dalam terang
perkataan Yesus?
Mari kita melakukan
pemeriksaan terhadap pernyataan diatas dalam sebuah cara yang sederhana, yaitu
dengan memperhadapkan dengan Yesus sendiri :
- Markus 8:34 “(34)Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
- Matius 10:38 “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.”
- Matius 16:24 “Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”
- Lukas 9:23 “Kata-Nya kepada mereka semua: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
- Lukas 14:27 “Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.”
Yesus mengatakan
bahwa itu harus dilakukan SETIAP HARI
dan HARUS. Jelas terlihat bahwa dalam pengikutan kita dengan Yesus, mutlak bagi
Yesus agar setiap orang harus melakukan apa yang dikehendakinya. Bagaimana bisa
ada pengkhotbah atau penginjil atau hamba
Tuhan yang mengatakan tidak?
Sama halnya juga
dengan keyakinan para penganut “Grace Only yang ASING” yang menyatakan bahwa “didalam Injil Kasih Karunia, orang percaya tidak perlu lagi
diperingatkan akan perbuatan dosa dan penting untuk bertobat” sebab yang demikian adalah sebuah pola
dalam Perjanjian Lama. Saya sudah mengulasnya di sini.
Dan jelas terlihat bahwa pernyataan
semacam itu berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh para rasul Yesus Kristus.
Selain itu.
Yesus Kristus pun
tetap tidak pernah memandang remeh dan mendiamkannya sebagaimana terungkap
dalam kitab Wahyu. Mari
kita lihat bagaimana Yesus SELAIN memuji,
JUGA mengecam. Kita HANYA akan melihat bagian kecaman, untuk menyanggah
pandangan Grace Movement ala Joseph Prince yang menganggap hal semacam ini bukan Injil Kasih Karunia
Kecaman Yesus terhadap Jemaat Efesus
Wahyu 2:4-5 “Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.”
Perhatikan, selagi di
bumi, Yesus kepada setiap orang yang mau menjadi muridnya harus menyangkali
dirinya, memikul salibnya dan mengikut dia.
Tidak akan bisa menjadi pengikut Yesus tanpa penyangkalan diri, tidak akan bisa menjadi pengikut Yesus tanpa memikul
salib, tidak akan pernah terjadi, menjadi pengikut Yesus, tanpa Yesus tidak memperhatikan
pertumbuhan keberimanan para
murid-muridnya.
Yesus dalam kasus jemaat Efesus, selain MEMUJI, pun
MENCELA jemaat ini karena telah meninggalkan kasih yang semula; Yesus
katakan BETAPA DALAMNYA engkau telah jatuh.
Yesus berkata BERTOBATLAH dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.
Jadi jelas sekali bahwa bagi Yesus semua orang yang menjadi
miliknya pasti akan dididik, ditegur secara keras, dan sebuah sanksi yang tidak
main-main telah menanti jika tidak dipatuhi.
Jikalau mereka BENAR-BENAR JEMAAT TUHAN maka mereka pasti sanggup sebab
Yesus ada didalam mereka dan mereka ada didalam Yesus, seperti disaksikan
oleh Rasul Yohanes pada Injil Yohanes. Anda dapat membaca perihal ini dalam artikel ini.
Kecaman Yesus terhadap Jemaat Pergamus
Wahyu 2:14- “Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah. Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus. Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.
Jika
penyesatan adalah sebuah kecaman dari Yesus yang tidak main-main, maka ini
adalah dasar bagi setiap orang percaya untuk mewaspadai si penyesat dan
penyesatan! Jika anda menganggap
memperingatkan jemaat untuk jangan berbuat dosa, misal zinah adalah
MENCAMPURADUKAN ANUGERAH DENGAN TAURAT maka perhatikanlah betapa kerasnya Yesus
mengancam “Aku akan segera datang kepadamu dan Aku
akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.“
Kecaman Yesus terhadap Jemaat Tiatira
Wahyu 2:20 “Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala. Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya. Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu. Dan anak-anaknya akan Kumatikan dan semua jemaat akan mengetahui, bahwa Akulah yang menguji batin dan hati orang, dan bahwa Aku akan membalaskan kepada kamu setiap orang menurut perbuatannya.”
Jika
anda mengira Injil Kasih Karunia membuat dirimu tidak lagi dituntut untuk memenuhi apa yang menjadi kehendak
Allah, maka memang yang tersisa adalah anda menuruti kehendak Setan! Tidak area
abu-abu untuk ini. Sekali lagi kita melihat penyesat mendatangkan penyesatan
yang mematikan.
Kepada
jemaat-Nya, Allah memberikan peringatan, kesempatan untuk bergerak meninggalkan
kegelapan dan kembali ,mengikut dia. JIKALAU TIDAK, jikalau! Maka penghukuman yang datang dari Allah tidak main-main.
Apa
yang perlu menjadi catatan penting di sini bagi para PENGANUT GRACE ONLY yang ASING sebab mengabaikan apa yang
dituntut Yesus jika mau mengikut Yesus adalah : Allah yang menguji batin dan hati
orang. Ada sebuah tanggung jawab sebagai pengikut Kristus; anda memang
tidak memiliki kebenaran diri sendiri tetapi ketika anda dibenarkan oleh Bapa maka kehidupan anda tidak lagi mengikuti
dirimu sendiri tetapi menjadi pengikut Yesus yang dicirikan oleh penyangkalan
diri sendiri dan memikul salib.
Kecaman Yesus terhadap Jemaat Sardis
Wahyu 3:1- “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satupun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.”
Tetapi
ada jemaat yang sedemikian rusaknya sehingga tidak ada lagi yang dipuji, namun
Yesus tetap menunjukan bahwa dia masih mengasihi jemaat ini. Dia mengasihimu
dalam segala keberdosaanmu namun dia tidak mau kamu berdiam dan tinggal sebab
berpikir Kasih Karunia akan melindungimu. Kasih karunia justru terlihat kala
Yesus masih berkata AKU MENGASIHIMU KALA DIRIMU SANGAT BUSUK DALAM PENGIKUTANMU
DENGAN TUHAN. Mari kita lihat:
Kecaman Yesus terhadap Jemaat
Laodikia
Wahyu 3 :15-20 “Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Anda
mau melihat sehebat apa “kasih
setia Bapa terhadap orang-orang yang
telah diserahkan Bapa kepada Yesus
Kristus?” Bagi saya, pada Jemaat “busuk” (sebab tidak ada sedikit saja pujian dari Yesus untuk jemaat yang kaya ini) seperti Laodikia terdemonstrasi secara megah. Dalam kebejatan
yang sedemikian Yesus masih menghendaki restorasi total yang diinginkannya
karena kasih-Nya! Yesus menjadi penjamin bagimu untuk tetap selamat dan tak kehilangan keselamatan kala
moralitas dunia menyatakan mustahil! TENTU SAJA, asal
anda memang benar-benar domba kepunyaan-Nya!
Perhatikan!
Yesus terhadap fakta ini tidak bersegera bertindak tetapi
AKAN memuntahkan jemaat ini dari
mulutnya. Sebuah kemualan yang tak terkatakan melihat perilaku jemaat ini;
sebuah kejijikan yang membuat Yesus muntah melihat perilaku jemaat ini. TETAPI
lihat, Yesus TIDAK SEKETIKA MURKA.
Bahkan dia kepada yang sudah begitu menjijikannya masih bersedia
MENASIHATKAN dan MENYEDIAKAN JALAN KELUAR demi kebaikan jemaatnya.
Yesus
begitu setia merawat dan menjaga kehidupan domba-dombanya; dia memang bisa
diandalkan sebagai Gembala kita yang setia selalu mendidik kita. Bahkan
KASIHNYA TIDAK PUPUS!
Dapatkah
anda membayangkan Tuhan yang sudah begitu muak dan muntah melihat perilakumu
tetapi masih berkata BARANGSIAPA YANG KUKASIHI, IA KUTEGOR DAN KUHAJAR.
Perhatikan, motif Yesus adalah KASIH. Kalau Dia tidak mengasihi jemaat ini atau
dirimu atau diri saya maka mana mungkin Dia masih berkata YANG KUKASIHI.
Anda
mau melihat demonstrasi KASIH TANPA SYARAT? Lihatlah pada jemaat ini, jemaat
busuk dan menjijikan ini tetap tidak membuat Yesus kehilangan Kasih TETAPI JUGA
tidak bermakna sama sekali Yesus tidak akan menegor dan menghajarmu dengan
maksud engkau bertobat! Sebagai anak-anak Bapa kita memang memiliki kasih Bapa
yang luar biasa, sebuah kasih yang bahkan tak akan pupus dalam kebusukan yang
memuakan Yesus sekalipun. Tetapi sekali lagi jangan menyangka anda dapat mempermainkan
kasih yang agung seperti ini!
Bacalah
dan renungkanlah, sehingga anda tidak membiarkan dirimu disesatkan oleh
penyesat dengan penyesatannya. Tinggalkanlah
gereja dan pendeta yang memberikan pengajaran yang berbeda dengan apa yang diajarkan oleh
Yesus Kristus dan juga yang diajarkan oleh para rasul Kristus.
Ibrani
12:5-9
(5) Dan sudah lupakah kamu akan nasihat
yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku,
janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;(6) karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia
menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."(7) Jika kamu harus
menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat
anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?(8) Tetapi, jikalau kamu bebas dari
ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi
anak-anak gampang.(9) Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh
ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih
taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup?
Wahyu 3:19
Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan
Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Amin
Rujukan:
Pulpit Commentary, pada 2 Korintus 11
Bacalah Juga:
7 Jemaat Asia, Oleh Pdt. Esra Alfred Soru STh, MPdK
No comments:
Post a Comment