Oleh: Martin Simamora
Menguji Pengajaran
Joseph Prince
“Pengakuan
Dosa—Apakah Bagi Orang Percaya?” (4)
Luke 22:44 And being in anguish, he prayed
more earnestly, and his sweat was like drops of blood falling to the ground. Photo : Travis Silva |
Bacalah lebih dulu bagian3
Apakah
yang sedang dilakukan Joseph Prince
dengan menyerongkan makna penulis epistel 1 Yohanes, pada “we” didalam
gaya bahasa pengandaian “if we” dan “but if we?” Ini bukan sekedar
melakukan interpretasi diluar konteksnya dengan cara memaksakan gagasan-gagasan asing kedalam
gagasan-gagasan asli penulis, tetapi lebih jauh lagi merupakan sebuah
pembangkangan yang begitu telanjang
terhadap tulisan yang diilhamkan
Allah, 2 Timotius 3:16-17 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat
untuk .” Jika Prince merobek apa yang dimaksudkan oleh
Allah melalui tulisan tersebut, masihkah Prince mengkhotbahkan tulisan yang
diilhamkan Allah? Jelas tidak, sebab apa yang dikhotbahkannya menjadi “ilham
manusia!” Bagaimana Prince memandang Alkitab? Apakah semata-mata sebuah buku
yang berisikan tulisan manusia yang historis namun tidak sepenuhnya “divine”
atau “tulisan yang diilhamkan Allah?” Caranya memperlakukan teks-teks Alkitab
mengindikasikan bagaimana dia memandang. Saya pertama-tama akan memberikan
sejumlah penekanan terkait “tulisan yang diilhamkan oleh Allah,”
sebelum kita menyentuh menit-menit yang
baru dari video khotbah ini.
Mari sejenak kita memperhatikan hal
berikut ini:
Alkitab mengindikasikan bahwa Allah mengekspresikan kebenaran-Nya
baik dalam Alkitab dan
perintah-perintah-Nya dalam memerintah alam semesta. Berikut ini merupakan contoh-contoh
untuk menolong memahaminya:
Perintah-perintah-Nya mengendalikan cuaca:
Mazmur 147:15-18(15) Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.(16) Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu. (17)Ia melemparkan air batu seperti pecahan-pecahan. Siapakah yang tahan berdiri menghadapi dingin-Nya? (18)Ia menyampaikan firman-Nya, lalu mencairkan semuanya, Ia meniupkan angin-Nya, maka air mengalir.
Allah menegakan regularitas-regularitas dalam alam semesta:
Mazmur 33:6Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.
Sekarang, kebenaran Allah
didalam Alkitab:
Mari kita mulai dari kesaksian penting dari Yesus Kristus
sendiri.
- Lukas 24:27 “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh
Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab
nabi-nabi.”
- Yohanes 5:39 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa
oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku,“
- Yohanes 12:37-41,45 “(37Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, (38) supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?" (39) Karena itu mereka tidak dapat percaya, sebab Yesaya telah berkata juga: (40) "Ia telah membutakan mata dan mendegilkan hati mereka, supaya mereka jangan melihat dengan mata, dan menanggap dengan hati, lalu berbalik, sehingga Aku menyembuhkan mereka." (41) Hal ini dikatakan oleh Yesaya, karena ia telah melihat kemuliaan-Nya dan telah berkata-kata tentang Dia. ... (44) Tetapi Yesus berseru kata-Nya: "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; (45) dan barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. “
Bandingkan dengan Yohanes 1:45 “Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.”
Jelas kita melihat bagaimana SEMUA yang tertulis dalam Alkitab
(PL) bertutur tentang Yesus sebagaimana telah dikatakan oleh Yesus sendiri. Sehingga
dapat dikatakan bahwa semua tulisan tersebut adalah tulisan yang diilhamkan
Allah, dan Yesus telah mengafirmasikannya!
Sekarang, bagaimana dengan tulisan-tulisan para rasul, epistel-epistelnya, apakah
merupakan tulisan yang diilham Allah sebagaimana dinyatakan 2 Timotius 3:16-17?
Mari sejenak kita memperhatikan hal-hal
berikut ini :
I Korintus 14:37 “Jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani, ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. “
Pemberitaan firman di era PB selalu menjangkarkan pemberitaan firman pada
diri Yesus Kristus mulai sejak sang Mesias itu dinubuatkan oleh para
nabi:
Kisah Para Rasul 3:18 “Tetapi dengan jalan demikian Allah telah menggenapi apa yang telah difirmankan-Nya dahulu dengan perantaraan nabi-nabi-Nya, yaitu bahwa Mesias yang diutus-Nya harus menderita. “
Kisah Para Rasul 3:24 “Dan semua nabi yang pernah berbicara, mulai dari Samuel, dan sesudah dia, telah bernubuat tentang zaman ini.”
Kisah Para Rasul 8:29 “(29) Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!"(30)Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?"(31) Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya.(32) Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya.(33) Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.(34) Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?"(35) Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.
Saya ingin menyorot lebih terang kisah
Filipus ini, agar para membaca memahami betapa didalam berkhotbah, didalam
menjelaskan firman, didalam menafsir, tidak boleh sama sekali anda melakukannya
secara sembarangan sehingga berlawanan sama sekali dengan maksud tulisan yang
diilhamkan oleh Allah. Ini, setidaknya ini bagi saya, merupakan salah satu contoh kudus yang harus menjadi cermin bagi
kita kala melakukan penafsiran, menginjili dan berkhotbah.
Apa yang menarik bagi saya secara pribadi
adalah bagaimana nas Yesaya 53:7 yang sedang dibaca oleh sida-sida itu menjadi
pijakan atau dasar bagi Filipus untuk memberitakan Injil. Tentu akan ada orang
yang bertanya, bagaimana bisa tulisan Yesaya dapat berhubungan dengan Yesus
yang memiliki jarak waktu teramat jauh dengan
kelahiran Yesus, apalagi tentang penderitaan Yesus? Bagaimana bisa Filipus mengidentifikasikan
nas Yesaya 53:7 adalah mengenai Yesus;
bagaimana bisa Filipus melakukan tafsir atas tulisan Yesaya sehingga secara pasti itu adalah mengenai Yesus?
- Hal pertama dan terutama, dasar bagi Filipus adalah : Roh yang berkata kepada Filipus; Roh yang menginspirasikan Filipus untuk dapat mengindentifikasikan bahwa nas Yesaya tersebut adalah tentang Yesus.
- Hal pertama dan terutama bagi kita sebagai pembaca Alkitab, untuk tidak meragukan penjelasan Filipus kepada sida-sida adalah : perkataan Yesus sendiri. Bukankah Yesus berkata : Lukas 24:27 “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.”
- Hal menarik yang tak kalah pentingnya, malah memiliki relevansi dalam hal “pengidentifikasian subyek” sebagaimana yang diangkat oleh Joseph Prince sendiri dan menjadi salah satu sorotan, adalah ini : “Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?“
Sementara Joseph Prince sendiri mengalami
kerancuan yang teramat fatal dalam bagaimana dia menyatakan “we” pada “if
we” dan “but if” sebagai bukan jemaat, tetapi orang lain. Kita telah
mengulasnya dan telah menunjukan kekeliruannya!
Tulisan yang diilhamkan oleh Allah hanya dapat dipahami jika kita juga tunduk kepada tulisan yang diilhamkan oleh Allah; kita tidak boleh memaksakan diri kita dan gagasan kita mencemari gagasan yang terkandung dalam tulisan yang diilhamkan oleh Allah sekalipun kita sedang mengalami kesukaran untuk memahaminya. Sida-sida itu menyadari dirinya tidak memahami apa maksud dari nas Yesaya tersebut; sida-sida itu tidak memahami siapakah yang menjadi subyek dalam tulisan itu, apakah orang lain atau diri Yesaya sendiri. Lantas, bagaimana bisa, Filipus tidak keliru menjelaskannya? Sebab Filipus berkata-kata atau menjelaskannya dalam tuntunan Roh. Sejak semula, sejak kemunculan Filipus dihadapan sida-sida merupakan inisiatif Roh dan dengan demikian setiap perkataan yang meluncur dari pikiran dan lidah Filipus berada dalam terang Roh Kudus; hal yang mutlak untuk memahami tulisan yang diilhamkan oleh Allah. Sebuah kebergantungan total pada Allah dalam memahami tulisan yang diilhamkan oleh Allah, adalah sebuah keharusan. Tanpa hal ini maka pemahaman dan penjelasan kita akan menjadi tersesat dan pemberitaan kita akan menjadikan pendengara tersesat dan jika kita mengabaikan ini maka penyesat adalah label yang tak terelakan! Jadi, jangan bermain-main dalam hal ini!
Hal fantastis yang tidak mungkin tidak
menjadi sebuah titik api perhatian
adalah “Maka mulailah Filipus berbicara dan
bertolak dari nas itu ia memberitakan
Injil Yesus kepadanya .“ Bagaimana bisa Yesaya adalah Injil
Yesus? Bagaimana bisa Perjanjian Lama adalah Injil?
Sekali lagi, bahwa
Perjanjian Lama adalah Kabar Baik karena Yesus sendiri telah mengatakannya :
- Lukas 24:27 “Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi.”
- Yohanes 5:39 “Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku,“
Catatan penting yang harus kita camkan dalam benak kita terkait fakta yang dikuakkan oleh Yesus sendiri di dalam seluruh Kitab Perjanjian Lama, dan menggandeng penjelasan Yesus sendiri dalam Yohanes 12:37-41,45 , adalah :
- “Ketika Yesus mengafirmasi bahwa semua nabi dalam Perjanjian Lama dan semua kitab Perjanjian Lama pada dasarnya bertutur tentang dirinya sendiri, dan bahkan nabi-nabi Perjanjian Lama telah melihat dan mengetahui rencana keselamatan Allah melalui Yesus Kristus, maka secara kokoh kita dapat mengatakan bahwa NABI-NABI PERJANJIAN LAMA percaya kepada FIRMAN yang BELUM BERINKARNASI sehingga TIDAK melihat dan TIDAK berjumpa secara jasmani dan langsung sebab baru AKAN datang ratusan tahun kemudian di Bethlehem; sementara UMAT PERJANJIAN BARU MODEREN percaya kepada FIRMAN yang SUDAH BERINKARNASI namun TIDAK melihat dan TIDAK berjumpa secara jasmani secara langsung sebab dia TELAH datang lebih dari 2000 tahun lalu, bahkan SUDAH naik ke Sorga."
- Kita juga dapat mengatakan bahwa: NABI-NABI PERJANJIAN LAMA percaya kepada karya penebusan dosa yang AKAN dilakukan oleh FIRMAN YANG AKAN BERINKARNASI sebagai SATU-SATUNYA KESELAMATAN YANG TELAH DISEDIAKAN DAN DITETAPKAN OLEH ALLAH; sementara UMAT PERJANJIAN BARU MODEREN percaya kepada karya penebusan dosa yang SUDAH dilakukan oleh FIRMAN YANG TELAH BERINKARNASI sebagai SATU-SATUNYA KESELAMATAN YANG TELAH DISEDIAKAN DAN DITETAPKAN OLEH ALLAH.
- Dapat dikatakan secara ringkas bahwa KITA menerima iman yang sama dan memiliki iman yang sama; kita sama–sama memiliki ALLAH yang mengasihi dan mewujudkan Kasih-Nya yang Agung itu melalui Anak-Nya yang tunggal itu. Apa yang membedakan hanya pada hal “AKAN” dan “SUDAH.” Namun baik itu bagi ”AKAN” dan “SUDAH,” hal yang terpenting adalah memiliki iman kepada Allah yang melakukannya-mewujudkan rancangan keselamatan yang telah dia tetapkan sejak mulanya. Inilah iman menjadi jantung keselamatan bagi orang percaya/ kristen. Anugerah Allah yang agung.
Hal terakhir ini juga
menjawab pertanyaan, apakah para nabi dalam Perjanjian Lama memiliki iman yang
berbeda atau pengimanan yang berbeda terhadap pengimanan yang dimiliki para
rasul atau umat Perjanjian Baru baik perdana dan moderen. Sekaligus menjawab
atau menyanggah pandangan para penganut
ANUGERAH ASING yang kerap meremehkan pentingnya PL dalam pemberitaan Injil !
Sekarang, kita kembali meninjau Joseph Prince
Apakah
benar 1Yohanes 1:9-10
kontroversial terhadap Injil Anugerah & apakah benar dapat
berindikasi “when you don’t sin you are walking in the light” dan “when you sin
you are now walking in the darkness?”
Hal penting dari video khotbah mulai dari
menit 02:13- : 04 :16
- 1 Yohanes 1:9-10 adalah hal kontroversial bagi injil anugerah. Kembali kekeliruan fatal ini dimulai dengan sebuah keyakinan tak berdasar karena pada bagian pertama epistel ini tidak menyebut ”little children” atau “anak-anakku.”
- Terkait “in the Light,” Prince sekali lagi melakukan kesalahan fatal dengan memaknainya sebatas “locatian, location, location.” Bukan sebagai sebuah persatuan yang bersifat “have fellowship one with another “ sebagaimana telah diulas pada bagian sebelumnya. Ini telah menjadi titik kekeliruan fatal untuk mengatakan bahwa terkait 1 Yohanes 1:9-10 menjadi hal kontroversial (negatif terhadap anugerah). Saya setuju bahwa segala aspek hidup orang Kristen yang bagaimanapun berlangsung didalam terang, bahkan ketika seorang Kristen jatuh kedalam dosa hal itu terjadi didalam terang. Saya juga setuju dengan maksudnya bahwa dalam berkata demikian dia tidak sedang mengundang jemaatnya untuk berbuat dosa; secara tegas dia menentang dosa. Namun menuding 1 Yohanes 1:9-10 sebagai hal kontroversial merupakan sebuah kesalahan yang sangat serius.
- Joseph Prince benar dalam menjelaskan 1 Yohanes 1:7, jika saja kita melupakan bahwa dia pernah berkata bahwa “we” pada “if we” dan “but if we” bukan orang percaya, sementara pada menit 3:36 dia mengindentifikasikan “we” dalam kalimat pengandaian “if” sebagai jemaat. Sebuah INKONSISTENSI pengajaran didemonstrasikannya dan hanya melahirkan sebuah pengajaran yang SALING MENGHANTAM seolah teks yang sedang diulas BUKAN TULISAN YANG DIILHAMKAN ALLAH.
- "Blood take care of sins", ini adalah salah satu hal yang ditekankan oleh Prince dari ayat 7 dan memang benar demikian BAGI JEMAAT. Tetapi membuat ayat 9-10 menjadi kontroversial adalah keliru. Prince, berdasarkan ayat 7, berpendapat tidak lagi berdasar ayat 9-10 untuk membicarakan pengakuan dosa. SEBAB baginya ini berimplikasi KETIDAKBERKENANAN atau KELUAR DARI TERANG; padahal tidak sama sekali! Sebuah kontroversi anugerah sebagaimana ujarnya!
Kita akan meninjau dan mengujinya
berdasarkan epistel Yohanes dan sejumlah epistel lainnya sebagai pembanding
yang bernilai penting untuk melihat apakah yang menjadi kesalahan Prince,
sampai-sampai menghakimi bagian-bagian tertentu dalam epistel Yohanes sebagai
kontroversial bagi Injil Anugerah.
Pertama-tama dan terutama, apa yang dapat dikatakan setelah kita secara
serius melihat betapa Kristus menjadi sentral dalam segala
pelayanan para nabi Perjanjian Lama dan pelayanan para rasul dan para murid
dalam Perjanjian Baru? Sederhana dan sangat prinsip : bahwa semua tulisan yang diilhamkan Allah tidak bisa dan tidak mungkin
dipahami dan diberitakan tanpa sebuah penundukan yang total terhadap
segala tulisan yang diilhamkan oleh Allah. Ya...sebagaimana yang telah
diteladankan oleh para murid yang kemudian menjadi para rasul dalam PELAYANAN dan
dalam PENGAJARAN kepada para jemaat dan kepada orang-orang yang belum percaya.
Mereka selalu saja mengalaskannya dalam kebenaran-kebenaran yang telah didengar dari Yesus dan secara
setia diajarkan dan diteruskan oleh para murid-murid dalam jemat-jemaat Kristus
dimana pengiriman epistel oleh para rasul adalah salah satu cara untuk
memelihara pengajaran yang benar dan lurus. Dalam menuliskan surat-surat yang
berisikan pengajaran, didikan, nasihat dan teguran, pun berlangsung dalam
inspirasi Roh sehingga tulisan-tulisan para rasul Yesus Kristus adalah tulisan yang
diilhamkan oleh Allah :
2 Timotius 3:16-17 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Sekarang, bagaimana dengan Joseph Prince? Apakah dia tunduk
kepada tulisan yang diilhamkan Allah,
dalam hal ini 1 Yohanes 1:6-7; apakah
dia secara setia tunduk kepada pengajaran para rasul-rasul Yesus Kristus, dalam
kasus ini terkait Epistel Yohanes? Kita sudah tahu bahwa Joseph
Prince menyimpangkannya! Sebagaimana saya
katakan sebelumnya pada seri sebelumnya, saya akan menyentuh 1 Yohanes 1:8-10,
sebab Prince menuding bagian ini adalah hal kontroversial bagi Injil Anugerah.
Mari kita lihat:
Alkitab bahasa Indonesia LAI 1Yohanes 1:8-10(8)Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. (9) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.(10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Alkitab bahasa Inggris KJV 1 John1:8-10(8) If we say that we have no sin, we deceive ourselves, and the truth is not in us.(9) If we confess our sins, he is faithful and just to forgive us our sins, and to cleanse us from all unrighteousness.(10) If we say that we have not sinned, we make him a liar, and his word is not in us.
Dengan melanjutkan hingga pada ayat 8-10 maka
kita dapat memastikan juga bahwa “we” pada “if we” dan “but if we” memang
jemaat, bukan orang yang lain seperti dimaksud oleh Joseph Prince.
Ayat 8-10
memiliki PENGIDENTIFIKASIAN UNIK yang memastikan bahwa “we” adalah orang
percaya :
- Kebenaran tidak ada di dalam kita (ayat 8)
- Firmannya tidak ada di dalam kita (ayat 10)
Pada kondisi yang bagaimana “we”
menjadi tidak memiliki kebenaran dan
firman? Pada kondisi :
- jika kita berkata bahwa kita tidak berdosa (atau orang suci pada dasarnya)
- jika kita berkata bahwa kita tidak ada berbuat dosa (atau orang suci pada dasarnya)
Jika kita berkata demikian maka kita TIDAK MEMILIKI baik kebenaran dan firmannya.
SEBALIKNYA dengan berkata atau mengakui bahwa kita berdosa dan ada berbuat dosa maka kita
MEMILIKI KEBENARAN DAN FIRMANNYA.
Sekarang pertanyaannya : apakah
orang yang TIDAK PERCAYA dapat
MEMILIKI FIRMANNYA? Tentu tidak! HANYA
orang yang percaya kepada Yesus saja memiliki firman. Coba bandingkan dengan :
- 1 Tesalonika 2:13 “Dan karena itulah kami
tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu
telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi--dan
memang sungguh-sungguh demikian--sebagai firman Allah, yang bekerja
juga di dalam kamu yang percaya “
- 1 Tesalonika 1:5 “Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. “
Sehingga memang dalam hal ini, Rasul
Yohanes sedang memperingatkan jemaat atau orang
Kristen untuk memiliki kehidupan yang DIHIDUPI OLEH FIRMAN; menegaskan
siapakah dan bagaimanakah kehidupan orang percaya yang memiliki terang dari
Kristus; Yohanes sedang menegaskan bahwa
ucapan dan tindakan harus selaras karena Kristuslah yang menjadi SUMBER kehidupan dalam terang. Firman yang
telah diterima melalui penyampaian atau pendeklarasian oleh Rasul Yohanes (
1Yohanes1:1,5) sungguh-sungguh hal yang memiliki
kehidupan dan memberikan kehidupan kepada mereka yang mendengarkan dan menerima firman.
Maka Yohanes menggunakan sebuah pengontrasan tajam dalam pengandaiannya:
MENGAKU
memiliki PERSEKUTUAN dengan Dia, NAMUN
Kita HIDUP DI DALAM KEGELAPAN . Lihat 1
Yohanes 1:6
Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
Perhatikan, apa yang sedang dikontraskan oleh
Rasul Yohanes? Apa yang dikontraskan adalah PERKATAAN atau PENGAKUANMU yang BERLAWANAN dengan KENYATAANNYA
dimana ORANG YANG MENGAKU DEMIKIAN DALAM
KESEHARIANNYA HIDUP DI DALAM KEGELAPAN.
JIKALAU, ini adalah gaya hidupmu maka kamu
hidup didalam DUSTA dan TIDAK MELAKUKAN
apa yang kamu akui.
Maka pada ayat selanjutnya Rasul Yohanes menekankan agar orang percaya
tidak sekedar memiliki pengakuan tetapi memiliki kehidupan yang dihidupi oleh
pengakuan itu sendiri :
1 Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”
Artinya
memang orang percaya itu MEMILIKI
kehidupan
di dalam terang, SEPERTI
Dia. SEHINGGA kita menjadi tahu bahwa apa yang
dituntut oleh Rasul Yohanes adalah agar orang Kristen tidak hidup dalam
KEHIDUPAN YANG MUNAFIK (akan menarik
untuk membaca khotbah oleh Charles H.
Spurgeon yang berjudul “Ketulusandan Kemunafikan” terkait hal ini yang dia angkat dari epistel yang
sama); bahkan memang Rasul Yohanes memang
menekankan KEHIDUPAN YANG TIDAK MUNAFIK :
1Yohanes 2:3-4 “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau
kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku
mengenal Dia,
tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”
Ketika membaca 1 Yohanes 2:3-4 segera menemukan penekanan yang sama persis dengan 1Yohanes1:6-7. Bahwa memang pada dasarnya Rasul Yohanes sedang menasihati jemaat agar hiduplah sebagai orang percaya yang memiliki firman; janganlah jadi orang MUNAFIK. Seorang yang MUNAFIK adalah PENDUSTA sebab ucapan dan tindakan berlawanan secara fontal tanpa malu-malu!
Bandingkan
dengan: perkataan
Yesus terkait hidup SELARAS, bukan MUNAFIK
- Yohanes 8:12 “
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut
Aku, ia tidak akan berjalan
dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.
- Matius 5:14-16 “(14)Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. (15) Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.(16) Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Yesus pun
menyatakan bahwa orang percaya adalah terang dunia dan HENDAKLAH BERSINAR.
Apakah ada “ lampu” yang tidak bersinar?
Hanya pendusta yang menjual lampu yang
tidak hidup. YESUS BUKAN PENIPU; jika Yesus berkata bahwa kamu adalah terang
maka memang kamu akan BERSINAR; terangmu
PASTI bercahaya karena yang BERKATA adalah YESUS dan terang itu adalah Yesus
sendiri, bukan dirimu!
Orang
percaya MEMILIKI TERANG YANG BUKAN MILIKNYA, terang itu adalah Yesus dan Dia
yang membuat orang percaya itu bersinar. Inilah inti berita anugerah bahwa kita
memiliki apa yang sebenarnya tidak dapat dan tidak pantas untuk dimiliki, yaitu
Yesus sebagai korban penebus dosa-dosamu. Memiliki Yesus berarti
memiliki keselamatan dari Allah. Dalam hal ini, itupun fakta sebab jika tidak
demikian maka Yesus adalah pendusta.
Sekarang,
mengapa Rasul Yohanes kemudian berkata :
1Yohanes 1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Kalau kita adalah orang percaya pasti mendapatkan pengudusan oleh darah Yesus
:
1 Yohanes 1:7 “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”
Mengapa Yohanes MASIH berbicara tentang mengaku dosa, sementara dia berbicara darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa ? Apakah pentingnya lagi MENGAKU DOSA??
PERHATIKAN
hal-hal MENDASAR INI ! Bahwa orang percaya masih dapat melakukan kesalahan dan
dosa, dan pasti demikian dengan saya dan anda. Apa yang terlarang untuk kita
lakukan adalah mengaku memiliki
persekutuan dan hidup didalam kegelapan bagaikan sebuah life style(1 Yoh 1:6). JIKALAU
ini adalah kenyataan pada dirimu maka anda bukan orang yang diselamatkan dan
memiliki terang!
Orang percaya didalam terang memang masih dapat tergelincir dalam kesalahan
atau dosa : “ Jika
kita berkata bahwa kita TIDAK BERDOSA,
maka kita menipu diri kita sendiri dan KEBENARAN TIDAK ADA DIDALAM KITA.
Perhatikan, jika anda berkata bahwa anda
TIDAK berdosa maka Yohanes berkata
: KEBENARAN TIDAK ADA DIDALAM KITA.
Apa sebenarnya yang hendak
ditekankan oleh Yohanes, terkait realita orang percaya yang diminta untuk hidup
konsisten dengan pengakuannya? Kita masih dapat berdosa itu adalah fakta; sebuah fakta yang sama
sebagaimana diungkapkan oleh Rasul Paulus :
Galatia 2:20 “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku. “
Perhatikan bahwa anda hidup
sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dimana Kristus (terang) hidup
didalam dirimu; namun demikian KINI masih dihidupi dalam daging; sebuah keadaan
yang masih dapat membuatmu mengalami kelemahan-kelemahan daging.
Ini bukan sebuah realita yang dapat membuat anda menjadi
kehilangan kasih karunia atau keluar dari terang manakala melakukan dosa. Tidak
demikian!
Bahkan tidak
demikian kala Rasul Yohanes menuliskan 1
Yohanes 1:9 sebagai hal
yang KONTROVERSIAL terhadap ANUGERAH. Perhatikan bagaimana hal ini tidak akan
terjadi. Yohanes pada dasarnya menuliskan
hal yang indah ini:
1 Yohanes 1:9 “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah SETIA dan adil, sehingga Ia akan MENGAMPUNI segala dosa kita dan MENYUCIKAN kita dari segala kejahatan.”
PERHATIKAN, Yohanes menautkan
PENGAKUAN DOSA dengan FAKTA bahwa Tuhan SETIA.
Apa yang menjadi sentral dalam tulisan Yohanes adalah KESETIAAN ALLAH bahwa jikalau MENGAKU
DOSA maka Allah MENGAMPUNI dan MENYUCIKAN. Pada 1 Yohanes 1:1-7
dituliskanya : “dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala
dosa.” Tentu hanya JEMAAT dan bukan
ORANG YANG LAIN –BUKAN PEMERCAYA yang dapat MENIKMATI PENYUCIAN DARI SEGALA YESUS.
Apakah Rasul Yohanes berkata : jika orang percaya berdosa-mengaku dosa maka Allah MENINGGALKAN orang percaya SEHINGGA orang percaya itu “kehilangan” atau “keluar” dari dalam terang? TIDAK! Sebaliknya Yohanes berkata bahwa ALLAH SETIA dan ADIL sehingga MENGAMPUNI dan MENYUCIKAN. PENYUCIAN memastikan orang percaya TIDAK KEHILANGAN KESELAMATAN saat dia tersandung dalam dosa; PENYUCIAN MEMASTIKAN orang percaya TIDAK KELUAR DARI DALAM TERANG.
Mengapa harus mengaku dosa? Yohanes menyentralkannya kepada KESETIAAN ALLAH
(1 Yohanes 1:9) dan agar HIDUP TAK
MUNAFIK ( 1 Yohanes 2:3-4). Sebagai
PEMBANDING YANG BERNILAI, mari kita merujuk pada Rasul Petrus juga memberikan
dasar mengapa kita harus hidup SELARAS dengan TERANG; Petrus menautkannya
dengan SIAPA KITA DIDALAM KRISTUS; mari kita perhatikan:
1 Petrus 1: 8- “(8)Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan,(9) karena kamu telah mencapai tujuan imanmu, yaitu keselamatan jiwamu.(10) Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu..... (13) Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus.(14) Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,(15) tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,(16)sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.(17) Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini.(18) Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas,(19) melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.(20) Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.(21) Oleh Dialah kamu percaya kepada Allah, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati dan yang telah memuliakan-Nya, sehingga imanmu dan pengharapanmu tertuju kepada Allah.(22) Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.(23) Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.(24) Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur,(25) tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.
Perhatikan kata atau kalimat yang berwarna ini
dan ini! Perhatikan dan lihatlah
betapa luar biasanya KASIH KARUNIA itu bagi orang percaya; namun perhatikanlah bahwa KASIH KARUNIA itu MEMAMPUKAN ORANG
PERCAYA UNTUK HIDUP SELARAS dengan KEBENARAN; MEMAMPUKAN ORANG PERCAYA UNTUK
TIDAK MUNAFIK.
Perhatikan bahwa Allah yang memanggil kamu telah memberikan kemampuan
kepadamu untuk menghidupi kehidupan baru yang dihasilkan
BUKAN dari benih yang fana namun OLEH FIRMAN ALLAH YANG HIDUP
DAN yang KEKAL; Sebuah kehidupan yang TIDAK MUNAFIK tetapi sebuah kehidupan
yang berbobot. INGAT bukan oleh
dirimu tetapi karena kamu TELAH DILAHIRKAN KEMBALI!
Sekali lagi, apakah Epistel Yohanes sedang membicarakan sebuah kehidupan yang dapat berjalan didalam terang JIKA TIDAK BERDOSA, dan berjalan didalam KEGELAPAN JIKA berdosa? TIDAK SAMA SEKALI, bahkan pada ayat 8-10 yang dituding kontroversi oleh Prince!Sebaliknya ini bebicara KEHIDUPAN SEJATI orang percaya yang masih dapat jatuh kedalam dosa NAMUN TIDAK MENJADI KEHILANGAN TERANG atau KESELAMATAN! Tidak sama sekali Rasul Yohanes berbicara sebagaimana ditudingkan Prince sehingga terkait 1 Yohanes 1:9 adalah KONTROVERSIAL seperti ditudingkan oleh Joseph Prince!
Jika benar Joseph Prince secara cermat mempelajari
epistel ini, maka sebetulnya ayat 9 merupakan wujud eksternal yang dapat
dilihat-disaksikan yang akan mempermuliakan Allah. Bagaimana wujud eksternal
yang dapat dialami dalam hidup sehari-harimu : “darah Yesus, Anak-Nya itu,
menyucikan kita dari pada segala dosa” dapat terwujud dalam kehidupan nyata
orang percaya? Maka Yohanes memberikan sebuah indikator PASTI yang mengafirmasi realita pada ayat 7
tersebut dalam cara yang dinyatakan pada ayat 9 “mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.”
Joseph Prince gagal melihat
sebuah hubungan yang megah antara ayat 7 dan ayat 9; bahwa ayat 7 menjadi dasar bagi
ayat 9; ayat 7 adalah fakta dan
sekaligus janji kekal yang menjangkau perjalanan hidup orang percaya yang masih
akan ditempuh; tanpa ayat 7 maka mustahil hanya BERMODALKAN PENGAKUAN maka anda
segera MENDAPATKAN PENGAMPUNAN & PENYUCIAN untuk SEGALA dosa, SEGALA kejahatan.
Anda tidak perlu memberikan
persembahan korban pengampunan dosa sebagaimana diatur dalam PERJANJIAN LAMA, misal : Imamat 4:1-5:13, Imamat
6:24-30. Yohanes tidak sama sekali memberikan syarat apapun sebagaimana
Perjanjian Lama menentukan. Begitu sederhana sebab apa yang dituntut oleh
Taurat telah tergenapi dalam Yesus Kristus, sehingga kita dapat mengalami
penyucian oleh Yesus saja (1 Yohanes 1:7). Ketika anda membaca SEGALA dalam
ayat 9 maka itu berbicara TOTALITAS dan KESEMPURNAAN pengampunan dan penyucian
HANYA DENGAN MENYANDARKANNYA PADA YESUS KRISTUS. Jadi pada ayat 9 adalah pengampunan dan penyucian yang sepenuhnya ANUGERAH dan tidak tunduk atau terikat lagi pada ketentuan taurat. Ini adalah sebuah demonstrasi yang sedemikian telanjangnya, memperlihatkan betapa besar anugerah didalam Yesus Kristus bagi orang yang percaya kepadanya.
Kala anda membaca "SETIA" dalam
ayat 9 terkait pengampunan, ingatlah bahwa kesetiaan itu didasarkan pada apa yang Yesus
telah lakukan (ayat 7); KESETIAAN ALLAH dalam
MENGAMPUNI dan MENYUCIKAN segala KEJAHATANMU adalah sebuah demonstrasi ANUGERAH
yang tak dapat ditemukan dan dilihat dalam Hukum Taurat.
Pengakuan dosa yang dituliskan oleh Rasul Yohanes merupakan demonstrasi nyata bahwa orang-orang percaya secara terus menerus bergantung dan dihidupi oleh anugerah dalam Yesus Kristus dan karya keselamatan-Nya.
Berbuat baik dan menjauhi yang
jahat bukan ANTI
ANUGERAH dan MENCAMPURADUKAN Anugerah
dengan Taurat; Bahwa antara mulut yang mengaku dan perbuatan memiliki
pertautan yang selaras dengan kehendak
Yesus.
Jika kita kembali BERCERMIN pada “tulisan
yang diilhamkan oleh Allah, “maka tak salah dan sangat tepat diungkapkan
bahwa TIAP-TIAP MANUSIA KEPUNYAAN ALLAH DIPERLENGKAPI UNTUK SETIAP PERBUATAN
BAIK. Ini bermakna bahwa perbuatan-perbuatan baikmu bukan datang dari dirimu
sendiri tetapi datang dari Allah sebagai PEMILIK DIRIMU; anda DIPERLENGKAPI,
menunjukan bahwa Allah yang “membekali” dalam dirimu segala hal yang baik dan
mulia. Maka hiduplah dalam terang
Kristus dan berjalanlah untuk melakukan perbutan baik sebab anda dan saya TELAH
diperlengkapi UNTUK HAL ITU. Hal yang baik dan mulia sebab berasal dari Allah,
bukan dari dirimu pertama-tama.
2 Timotius 3:16-18 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik.”
1Yohanes 2:3-4 “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau
kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku
mengenal Dia,
tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”
AMIN
Bersambung ke bagian 5
Rujukan
:
- Innerancy And The Gospel, A God Centered Approach To The Challanges of Harmonization, Vern Sheridan Poythress
- Innerancy And World View, Answering Modern Challanges To The Bible, Vern Sheridan Poythress
No comments:
Post a Comment