Oleh : Martin Simamora
Menguji Pengajaran
Joseph Prince
“Pengakuan Dosa—Apakah
Bagi Orang Percaya?” (5- Selesai)
Galatia 1:15 "Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, |
Bacalah
lebih dulu bagian 4
Pada
bagian sebelumnya kita telah meninjau
sebuah pernyataan Joseph Prince yang
mendiskreditkan baik Rasul Yohanes dan tulisan yang diilhamkan oleh Allah
dengan mengungkapkan bahwa baginya
epistel 1 Yohanes 1:8-10 merupakan kontroversial bagi kasih karunia. Prince berupaya memosisikan dirinya sebagai pemilik
kebenaran yang lebih baik daripada Yohanes, ini terlihat nyata, terutama kala dia
mendiskreditkan kebenaran yang terkandung didalam ayat 9 “Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni
segala
dosa kita dan menyucikan kita
dari segala
kejahatan. “ Apa pentingnya memperhatikan hal menyimpang dan menyesatkan seperti ini?
Apakah ini hal yang terlampau dibesar-besarkan atau bagi Yesus ini bukan
perkara besar? Kita akan meninjau hal ini sejenak , sebelum kita memasuki
ulasan untuk menit-menit yang baru pada video khotbah. Mari kita memperhatikan pernyataan Yesus Kristus
terkait penyesatan dan penyesat :
Pernyesatan dan Penyesat
Menurut Yesus
Dapat dipastikan, mengacu pada nas berikut ini, penyesatan dan penyesat bukan hal yang remeh dan tidak pernah disikapi oleh Yesus secara lunak. Dengan kata lain, bagi Yesus penyesat dan penyesatan adalah hal yang teramat berbahaya :
- Lukas 17:1-2 “(1) Yesus berkata kepada
murid-murid-Nya: "Tidak mungkin
tidak akan ada penyesatan, tetapi celakalah orang yang
mengadakannya. (2) Adalah lebih baik baginya jika sebuah batu
kilangan diikatkan pada lehernya, lalu ia dilemparkan ke dalam laut, dari
pada menyesatkan salah satu dari orang-orang yang lemah ini.”
- Matius 18:6-7 “(6) Tetapi barangsiapa
menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini yang percaya kepada-Ku,
lebih
baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia
ditenggelamkan ke dalam laut.(7) Celakalah dunia dengan segala
penyesatannya: memang penyesatan harus
ada, tetapi celakalah orang yang
mengadakannya.
- Markus 9:42 “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut.”
Bandingkan dengan Matius 24:24 “Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!”
Poin-poin penting dari pernyataan Yesus
Kristus diatas tersebut:
- Penyesatan PASTI ada
- CELAKALAH yang mengadakannya
- Terkait si penyesat : lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan DIIKATKAN pada lehernya lalu ia DITENGGELAMKAN ke dalam laut
Tidak ada sama sekali kasih apalagi belas kasih bagi si penyesat;
tidak ada sama sekali bahasa lemah lembut terlontar dari mulut Yesus; tidak ada
sama sekali ruang untuk bersikap santai dan manis terhadap si penyesat. Yesus
tidak pernah sama sekali bersikap lunak terhadap orang yang menyesatkan
orang-orang yang percaya kepadanya. Lebih dari sekedar tegas, Yesus
bahkan menetapkan apa yang lebih baik bagi si penyesat , yaitu KEMATIAN!
Sehingga
kita dapat memahami, jika para rasul Kristus
mengekspresikan sikap yang teramat keras terhadap penyesat dan
penyesatan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam
nas-nas berikut ini:
Galatia 1:8-9 “(8) Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.(9) Seperti yang telah kami katakan dahulu, sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.”Bandingkan dengan : 2 Korintus 11:13-15 “(13) Sebab orang-orang itu adalah rasul-rasul palsu, pekerja-pekerja curang, yang menyamar sebagai rasul-rasul Kristus.(14) Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.(15) Jadi bukanlah suatu hal yang ganjil, jika pelayan-pelayannya menyamar sebagai pelayan-pelayan kebenaran. Kesudahan mereka akan setimpal dengan perbuatan mereka.”Titus 3:10 “Seorang bidat yang sudah satu dua kali kaunasihati, hendaklah engkau jauhi.”
Melihat fakta bahwa si penyesat dapat
menyamar sebagai :
- Rasul-rasul Kristus
- Malaikat terang
- Pelayan-pelayan kebenaran
Maka kita dapat memahami betapa pentingnya
bagi setiap orang percaya untuk memeriksa dan menguji pengajaran apa yang
disampaikan untuk didengar sebelum diterima sebagai selaras dengan kebenaran
yang disaksikan oleh Kristus. Perhatikan:
1 Yohanes 4:1,6 “(1) Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.... (6) Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.”
Apa yang paling harus
diwaspadai oleh gereja/jemaat/ orang percaya adalah : si penyesat yang
dapat tampil menyamar sebagai
rasul-rasul Kristus, malaikat terang dan pelayan-pelayan kebenaran bukan
sekedar satu atau dua orang tetapi
BANYAK dan pergi ke SELURUH dunia. Jadi
bukanlah mengada-ada jika orang percaya harus memiliki kepedulian dan
KEWASPADAAN yang BERALASKAN KEPADA KESAKSIAN DIDALAM KITAB SUCI.
- Apa yang paling berbahaya adalah KEMAMPUAN
si penyesat untuk tampil sebagai rasul-rasul Kristus, malaikat terang, dan
pelayan-pelayan kebenaran; sebuah fakta
yang menunjukan betapa sukarnya bagi orang percaya untuk dapat mengenalinya
hanya dengan pandangan mata; hanya dengan menyandarkan pada intuisi
manusiawimu, apalagi hanya berdasarkan pada karakter dan buah-buah kehidupan.
- MENGAPA? sebab telah dikatakan bahwa mereka DAPAT MENYAMAR sebagai rasul-rasul Kristus, malaikat terang dan pelayan-pelayan kebenaran. Maka satu-satunya cara yang dapat dilakukan adalah dengan menguji apa yang diajarkan; apakah injil yang berbeda. Hanya pemberitaan yang selaras dengan apa yang telah diberitakan oleh para rasul saja adalah yang berasal dari Allah : “barangsiapa mengenal Allah, ia mendengar kami.”
Jika demikian panduan yang diberikan oleh
para rasul Kristus bagi kita, masih
relevankah bagi kita untuk berkata
“mana mungkin dia penyesat sebab
dia masih memperkatakan Kristus dan dia memiliki buah-buah hidup yang unggulan
seperti karakter yang baik, jemaat yang bertumbuh, terjadi mujizat; sementara
anda tidak seujung kukunya dihadapan dia”. Camkan peringatan Yesus ini:
Markus 13:22 “Sebab Mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan
mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya
mungkin, menyesatkan
orang-orang pilihan.“
Sehingga perlukah menjadi heran jika si penyesat dapat memiliki jemaat yang besar; menghadirkan mujizat yang spektakuler; menghadirkan sebuah ibadah yang membuat siapapun yang masuk akan “terjamah?” Bisa, sehingga tidak perlu heran, namun perhatikan hal berikut dibawah ini, dan inilah yang menjadi dasar terutama dan satu-satunya untuk menguji kala semua orang berkata lihat buah-buahnya sebelum menuding dia si penyesat:
- PERHATIKAN,
rasul-rasul Kristus menetapkan satu Kriteria yang mutlak agar kita dapat secara pasti mengukur
:”barangsiapa mengenal Allah, ia mendengar kami
.“ Jika orang tersebut walaupun
berkhotbah mengenai Yesus namun tidak mendengar atau tidak selaras dengan
pengajaran para rasul, maka itulah tandanya apakah orang
tersebut penyesat atau bukan.
- “Mendengar kami” harus dipahami sebagai rasul-rasul yang mendengarkan kesaksian dari Kristus sebagai saksi hidup dan hidup dalam penerimaan pengajaran langsung oleh Yesus Kristus :
1 Yohanes1:1 “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada kamu.”
- Mendengarkan para rasul adalah mendengarkan perkataan atau pengajaran Yesus Kristus; membaca tulisan para rasul adalah membaca (mendengarkan) perkataan atau pengajaran Yesus secara langsung. Tidak ada hal lain selain apa yang telah kami dengar, telah kami lihat, telah kami saksikan, telah kami raba, telah dituliskan oleh para rasul kepada kamu. Inilah dasar “mendengar kami sama dengan adalah tanda Roh Kebenaran ada pada si pemberita/pengajar firman, jika bukan maka dia adalah si penyesat.
Sekarang bagaimana dengan Joseph Prince yang
menuding pengajaran Rasul Yohanes
memiliki bagian kontroversial dalam
epistel pertamanya itu? Mengacu penjelasan Rasul Yohanes sendiri maka secara
pasti dapat dikategorikan bahwa Joseph Prince adalah seorang penyesat!
Rasul Yohanes berkata :
“barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak
mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran
dan roh yang menyesatkan.”
Ketika Joseph Prince menyatakan bahwa 1 Yohanes 1:9 adalah bagian yang kontroversial terhadap Injil Kasih karunia maka dia juga sedang menyerang rasul-rasul Kristus yang lain dengan alasan kontroversial terhadap anugerah sebab, misalnya, pengajaran rasul Petrus dibawah ini juga akan dipandang sebagai kasih karunia yang tidak sempurna; senilai dengan cara pandang Prince :buat apa memohon pengampunan, toh sudah disucikan oleh darah Yesus Kristus :
2 Petrus 1:3-12 “(3)Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. (4) Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia.(5) Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,(6) dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan,(7) dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.(8) Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.(9) Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.(10) Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.(11) Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.(12) Karena itu aku senantiasa bermaksud mengingatkan kamu akan semuanya itu, sekalipun kamu telah mengetahuinya dan telah teguh dalam kebenaran yang telah kamu terima.
Jika Joseph Prince menuding 1 Yohanes 1:9
sebagai hal kontroversial atau berlawanan dengan Kasih Karunia, maka terlebih
lagi dengan epistel 2 Petrus, pasti akan dituding sebagai kontroversial dengan
kasih karunia sebab epistel ini jika dipahami secara serampangan dengan
mengabaikan konteks dan maksud penulis, sebagaimana telah
didemonstrasikan oleh Prince pada terhadap 1 Yohanes 1:9, jelas akan
kembali menerima tudingan negatif. Mengapa
kasih karunia masih membicarakan pentingnya penguasaan diri, membicarakan
pentingnya ketekunan, membicarakan kesalehan; bahkan nas ini memiliki sebuah
peringatan keras : “barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik,
karena lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah DIHAPUSKAN?”
Pasti bagi
Joseph Prince dan para pengikutnya teks semacam ini akan dianggap sebagai
kontroversial atau salah/ tidak benar sebab membuat kasih karunia bercampuraduk
dengan “taurat”. PERHATIKAN! Jika demikian cara pandang Joseph Prince maka
hampir dapat dipastikan seluruh epistel
dalam Alkitab menjadi cacat dimata Prince. Joseph Prince menjadi lebih
sempurna daripada para rasul, bahkan
lebih sempurna daripada Yesus Kristus sebagai sumber kebenaran bagi para
rasul Kristus. Saya memang tidak akan mengulas epistel ini pada jantungnya,
namun hanya menunjukan bahwa epistel ini akan segera berlawanan dengan
pengajaran Anugerah ala Prince.
Berangkali anda masih mempertanyakan saya, apakah memang benar hal menguji semacam ini bukan sesuatu yang kelewat batas atau apakah dasar yang lebih “terkini” ketimbang saat Yesus masih bersama-sama dengan para muridnya. Bagaimana jika ternyata Yesus hanya sekedar menunjukkan sikapnya terhadap si penyesat dan penyesatan, namun sama sekali tidak memiliki maksud agar anda melakukan pengujian? Mari kita perhatikan ini bagaimana Yesus Kristus menjawab pertanyaan semacam ini:Wahyu 2:2 “Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.”KJ “I know thy works, and thy labour, and thy patience, and how thou canst not bear them which are evil: and thou hast tried them which say they are apostles, and are not, and hast found them liars:”
Jelas terlihat bahwa Jemaat Efesus selain
memiliki kelemahan, dipuji untuk hal diatas tersebut yaitu memeriksa apakah mereka yang menyebut
dirinya rasul, memang benar demikian
atau bukan. Ternyata bukan. Ini adalah hal yang baik dalam pandangan Yesus;
selaras dengan kecamannya terhadap penyesat dan penyesatan yang dia kemukakan
kepada para murid saat di bumi.
Sekarang, setelah saya menjawab dan
memberikan dasar agar para pembaca memahami
bahwa menguji adalah sebuah hal yang memang
perlu dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyesatan; hal yang
dikecam oleh Yesus dan bagi Yesus lebih baik bagi si penyesat untuk mati, mak kini kita kembali
meninjau menit-menit baru dan terakhir pengajaran Joseph Prince :
Injil Anugerah DUNIAWI Yang Bersentral Pada AKU, Bukan pada
Yesus Kristus
Alkitab LAI Yohanes 8:12 “Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."KJV John 8:12 “Then spake Jesus again unto them, saying, I am the light of the world: he that followeth me shall not walk in darkness, but shall have the light of life”
Joseph Prince menggunakan ayat ini sebagai “another proof beyond the shadow of any
doubt from Jesus own lips”; dia mengajukan Yohanes 8:12 sebagai sebuah
bukti dari mulut Yesus sendiri yang akan mengatasi keraguan yang bagaimanapun,
terkait kepastian orang percaya tidak
akan berjalan dalam kegelapan sekalipun melakukan dosa yang bagaimanapun. Perhatikan orientasi Prince yang bersentral pada
“kenikmatan”
anugerah bagi “daging” atau “kelemahan”
orang percaya sambil MENGABAIKAN HAL PENTING LAINNYA, yaitu YESUS DAN MENGIKUT DIA.
Dia menyatakan bahwa ayat ini adalah bukti
yang kokoh bahwa setiap orang percaya yang memiliki terang PASTI tidak akan
berjalan dalam kegelapan, sekalipun dalam suatu waktu perjalanannya, dia akan
dapat tergelincir jatuh atau melakukan
perbuatan dosa. DALAM HAL INI saya tidak membantahnya dan memang Rasul Yohanes
sendiri pun mengindikasikannya demikian. Cobalah membaca “ Apa Lagi Ini, “Sekali Selamat Tetap Selamat (?).“
Namun, karena orientasinya kepada kepentingan “daging” atau “kelemahan” orang percaya dengan cara MEMANIPULASI ANUGERAH dalam teks Yohanes 8:12 maka secara telak dia MENGABAIKAN SATU PERINTAH YESUS LAINNYA sebagai akibat terlampau menekankan “tidak akan berjalan dalam kegelapan .“ Padahal tidak dapat dipisahkan satu sama lain :“barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.”
Memang benar adanya, ada gereja
yang mengajarkan bahwa kala anda melakukan kesalahan atau tidak patuh maka anda akan berjalan
dalam kegelapan, dan jikalau sebaliknya maka kembali berjalan dalam terang.
Saya sudah memperlihatkan bahwa bahkan dalam 1 Johanes 1:9 yang dituding Prince sebagai
kontroversial pun tidak terbukti
sama sekali; Prince salah besar menuding Rasul Yohanes sebagai kontroversial terhadap Injil Anugerah.
Sementara Joseph Prince sukses membuktikan
bahwa shall not walk in the darkness sebagai sebuah fakta yang tak
dapat diguncangkan, Prince gagal
menangkap pesan utama Yesus bahwa SHALL NOT WALK IN THE DARKNESS
hanya dapat terjadi JIKALAU anda
MENGIKUT YESUS – HE THAT FOLLOWETH ME. Artinya anda tidak bisa hanya
MENGKLAIM namun APA YANG PENTING tidak
pernah anda alami-hampa dalam realita hidupmu; bahwa HANYA jikalau anda
MENGIKUT YESUS saja maka anda akan
benar-benar mengalami TIDAK AKAN BERJALAN DALAM KEGELAPAN. Prince tidak bisa mengabaikan MENGIKUT YESUS
kala bicara HE THAT FOLLOWETH ME
sebagaimana Yohanes 8:12 menyatakannya.
Bandingkan
perkataan Yesus yang dicatat oleh Rasul Yohanes dalam Injil Yohanes 8:12 dengan tulisan
Rasul Yohanes dalam:
1 Yohanes 2:3-4 “Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran.”
Motif Prince melakukan penekanan Shall
not walk in the darkness dan mengabaikan apa
yang harus terlebih dahulu terjadi :he that
followeth me, jelas memperlihatkan ketidakbersediaannya untuk
tunduk secara total pada apa yang dikehendaki oleh perintah Yesus yang harus
dituruti; memperlihatkan bahwa INJIL
ANUGERAH telah
diserongkan hanya pada perihal jaminan total bahwa orang percaya
tidak akan berjalan dalam kegelapan kala dia melakukan kesalahan atau dosa.
Injil Anugerah bukan pertama-tama bertutur
tentang sebuah dispensasi yang mahaluas dalam keagungan anugerah yang berada di
dalam Yesus Kristus; Injil Anugerah tidak boleh didedikasikan untuk menjadi
pelayan kelemahan daging dan hawa nafsumu sehingga engkau menjadi lemah dan
tidak pernah tumbuh menjadi orang percaya dewasa yang kokoh dan berakar; Yesus bukan dan tidak
boleh sama sekali dipikirkan menjadi pelayan dosa sekalipun
benar ada totalitas pengampunan didalam Yesus Kristus. tidak demikian!
- Alkitab KJV Galatian 2:17 “But if, while we seek to be justified by Christ,
we ourselves also are found sinners, is therefore Christ the minister
of sin? God forbid.
“
Alkitab LAI Galatia 2:17 “Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak. “
- Colossians 2:7 “Rooted and built up in
him, and established in the faith, as ye have been taught,
abounding therein with thanksgiving.”
Kolose 2:7 “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
- 1 Corinthians 1:8 “Who shall
also confirm you unto
the end, that ye may be blameless
in the day of our Lord Jesus Christ.”
1 Korintus 1:8 “Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus.”
Ketika anda membaca 1 Yohanes 2:3-4, itu juga bukan soal apakah anda berjalan dalam
terang atau tidak, tetapi apakah anda seorang percaya yang sejati atau tidak;
apakah anda seorang yang SUNGGUH-SUNGGUH mengenal dia atau tidak. Ini lebih
daripada sekedar ucapan atau pengakuan tanpa kenyataan; ini terkait realita
yang lahir dari semestinya seorang yang memang memiliki terang.
Jika hanya dimulut saja maka dia seorang pendusta.
Pun demikian dengan Yesus kala berkata dalam
Yohanes 8:12 memiliki nada yang sama; bahwa berkata tidak akan berjalan dalam
kegelapan bukan sekedar pengakuan di mulut
tetapi sebuah realita baru yang lahir oleh MENGIKUT
YESUS. Ada sebuah kehidupan yang
TEARAH yang TERTUJU kepada Yesus dengan
mengikut Yesus, dimana dalam proses itu manusia yang MENGIKUT YESUS meninggalkan “kehidupan lama di dunia fana”
menuju
kepada “kehidupan baru sekalipun di dunia fana” dalam pimpinan/panduan Yesus Kristus.
Makna sejati mengikut Yesus sebagaimana
dimaksud oleh Yesus akan menggeser orientasi manusia yang diselamatkan semata kepada kepentingan atau manfaat yang dinikmati oleh diri sendiri dan demi
diri sendiri kepada kepentingan dan
kemuliaan Yesus Kristus dalam kehidupanmu? Mari kita lihat sejumlah bukti secara cepat menurut catatan
injil-injil :
- Matius 8:22 “Tetapi Yesus berkata kepadanya:
"Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati
mereka."
- Matius 9:9 “Setelah Yesus pergi dari situ, Ia
melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata
kepadanya: "Ikutlah Aku." Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia.”
- Markus 2:14 “Kemudian ketika Ia berjalan
lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata
kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia.”
- Lukas 5:27-28 “Kemudian, ketika Yesus pergi
ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di
rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah
Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.
- Yohanes 1:43,45, “Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!"... Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.".... Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!"
PERHATIKAN! Yesus
berkata kepada semua yang dia datangi/pilih : “Ikutlah Aku!” Segera
terjadi perubahan dimana mereka secara
total MENGARAHKAN DIRI DAN PANDANGAN HIDUP MEREKA KEPADA YESUS; dunia dengan
segala kepentingan dan kenikmatannya tidak lagi menjadi hal yang menggusarkan
diri mereka. Lihatlah seorang yang
bernama Lewi, setelah Yesus berkata kepadanya “Ikutlah Aku!” Maka inilah
yang terjadi “Maka
berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia
.“
Yesus telah menjadi orientasi dan sentral kehidupan
orang yang telah dipanggilnya;
sebuah panggilan yang penuh kuasa atas diri orang yang telah dipanggil, sebab
sanggup memberikan perubahan total bahwa dahulu hidupnya tertuju dan dikuasai
oleh kepentingan daging dan dunia, kini setelah dipanggil tertuju dan dikuasai
oleh Yesus atau terang itu. Tahukah anda inilah sebenarnya yang terjadi
dibalik “shall not walk in the darkness” bahwa anda membutuhkan sebuah
keadaan hidup yang mengikut Yesus; bahwa anda memerlukan Yesus yang memanggilmu
agar dari dalam hidupmu lahir kehidupan yang dipimpin terang sesuai dengan
kehendak Yesus.
Jadi ketika Prince hanya menekankan SHALL NOT WALK IN THE DARKNESS dan mengabaikan HE THAT FOLLOWETH ME maka sesungguhnya Prince tidak sedang memberitakan pesan Yesus; Prince sedang mendiskon pesan Yesus dan membuat orang percaya kehilangan sumber kehidupan sejatinya yaitu Yesus yang akan menuntun atau menggembalakan kehidupan orang percaya untuk tertuju pada Yesus, mengikutnya oleh sebab telah DIPANGGIL dan akibat panggilan yang penuh kuasa maka anda MENGIKUTNYA dalam sebuah pengikutan yang ilahi sebab bermula dari panggilan yang ilahi atau divine oleh Yesus kepadamu.
Ketika Prince HANYA menekankan SHALL NOT WALK IN THE DARKNESS tanpa juga
menekankan he
that followeth me sebagai sebuah SATU KESATUAN dalam Yohanes
8:12 maka Prince sedang mengajarkan sebuah kenikmatan daging terselubung dalam
pengajarannya yang mengatasnamakan Injil Anugerah; sebab sebuah pengabaian
terhadap MENGIKUT YESUS akan menghasilkan sebuah orientasi pada diri sendiri;
pada kedagingan yang tidak dikuasai oleh sebab perubahan orientasi hidup
sebagai akibat dipanggil untuk mengikut Yesus. Sebuah penyelewengan anugerah
yang laten dan halus telah membius khalayak dalam sebuah gelombang yang meninabobokan.
Ini tidak
boleh terjadi sebab hanya akan menghasilkan orang-orang Kristen yang tidak
berakar didalam Kristus,palsu; dikatakan palsu sebab mereka hanya tahu
mengklaim tanpa mengetahui bahwa SHALL NOT WALK IN THE DARKNESS bukan sebuah
kondisi yang dapat berlangsung tanpa sebuah perubahan total;
perubahan total yang terjadi akibat panggilan penuh kuasa atas diri manusia yang dipanggil.
Jadi ketika
epistel 1 Yohanes berbicara tanda maka hal ini didasarkan pada apa yang terjadi dengan orang percaya yang telah
dipanggil; sebuah perubahan
yang terus menerus pasti terjadi pada orang yang benar-benar dipanggil;
ini bukan sebuah Anugerah campuran dan MEMERIKSA DIRI APAKAH
SELARAS yang dimaknai sebagai mencampurkan Kasih Karunia dengan Taurat.
Bagaimanapun Yesus sendiri telah memperlihatkan antara
panggilan dan perubahan adalah sebuah pasangan yang tak terpisahkan bagaikan
MENGIKUT DIA dan TIDAK AKAN BERJALAN DALAM KEGELAPAN.
Dengan kata lain, tanpa sebuah koreksi yang serius dalam mengajar jemaat terkait Injil Anugerah maka Prince hanya akan menghasilkan Injil Anugerah yang telah didiskon-Injil yang lain; dia telah mendiskon Epistel 1 Yohanes dengan menuding 1 Yohanes 1:9 sebagai kontroversial dan juga melakukan pendiskonan dengan HANYA menekankan SHALL NOT WALK IN THE DARKNESS dan mengabaikan HE THAT FOLLOWETH ME! Ini adalah akhir dari ulasan video Confession of Sins – Is It For Believer?
Selamat mempelajari dan merenungkannya sehingga orientasi hidup kita bukan kepada daging atau kelemahan kita, tetapi kepada kuasa kemenangan atas kelemahan kita oleh pengikutan kita terhadap Yesus, dan tentu saja jangan mau disesatkan dan jauhilah si penyesat: “Jika Prince berkata bahwa didalam terang anda tidak akan pernah sama sekali berjalan dalam kegelapan sekalipun anda berdosa didalam terang itu; maka dia pun wajib berkata bawa didalam Dia tidak ada dosa!” Sehingga jemaat dapat bertumbuh dalam pengenalan yang benar sesuai dengan kehendak Yesus yang memimpin kehidupan orang-orang yang telah dipanggil-Nya.
1Yohanes 3:3 “(3)Setiap
orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
(4) Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa
ialah pelanggaran hukum Allah.(5) Dan kamu tahu, bahwa Ia
telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di
dalam Dia tidak ada dosa.(6) Karena itu setiap orang
yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap
berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.(7) Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan
kamu.
Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah
benar;(8) barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab
Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah
Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan
perbuatan-perbuatan Iblis itu.(9) Setiap orang
yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih
ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.(10) Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap
orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga
barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
AMIN
SELESAI
Rujukan
:
-
Innerancy And The Gospel, A God Centered Approach To The Challanges of Harmonization, Vern Sheridan Poythress
- Innerancy And World View, Answering Modern Challanges To The Bible, Vern Sheridan Poythress
Berikutnya,
nantikanlah: “Yesus Fantasi”
No comments:
Post a Comment