Oleh:
Martin Simamora
Tuhan
Penentu Waktu dan Masa Atas Segala Sesuatu
Salomo, anak Daud dan satu-satunya manusia fana yang memiliki kebijaksanaan dari TUHAN (1
Raja-Raja 3:5,bandingkan dengan 1 Raja 3:16) dan seorang yang luar biasa pandai bahkan memiliki ilmu-ilmu tentang pepohonan dan binatang (1
Raja 4:29 dan, Amsal 30:24-31), menuliskan hikmat-Nya pada Pengkhotbah:
Pengkhotbah 3:1 Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Apa yang hendak dikatakan
Salomo kepada kita mengenai hal ini? Apakah manusia tidak sama sekali berkuasa
atas masa dan waktu untuk setiap peristiwa? Apakah manusia berkuasa untuk
memutar ulang waktu? Apakah manusia berkuasa untuk menahan 1/seribu waktu?
Apakah manusia berkuasa untuk menentukan kapan tepatnya datang sebuah dirinya
untuk tertawa atau berduka? Tidak sedikitpun manusia
berkuasa.
Manusia hanya harus
menjalaninya dan berjuang melalui kesedihan dan kesukaran-kesukaran atau
bersyukur atas gelak tawa dan keriangan-keriangan serta kedukaan dan kesedihan yang dijumpainya dalam dan selama perjalan hidupnya:
Pengkhotbah 7:14 Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
Tuhan penentu masa dan waktu atas
segala waktu, dalam hal ini tidak hendak menyatakan manusia sebagai tak berdaya dan kemudian berpikir dengan demikian betapa
dungunya diriku kalau begini. Tidak demikian! MENGAPA? Sebab yang sedang dibicarakan bukan sama sekali domain manusia!
Masa
dan waktu adalah domain Tuhan sebab sedikitpun manusia tidak bisa mengalungkan
tali kekang pada leher waktu dan masa!
Berbicara waktu dan masa memang
bukan sesuatu yang dapat dipungut atau dikendalikan oleh manusia.
Masa dan waktu diadakan oleh Tuhan bagi manusia agar
manusia dapat beraktifitas, dapat bekerja , dapat merencanakan dan dapat
membangun apa yang diimpikan untuk
diwujudkan. Namun dalam hal itu, pun manusia harus menghadapi juga kesedihan,
kemalangan, kerugian sama seperti kegembiraan, kebahagiaan dan keuntungan
sebab kedua-duanya dijadikan Allah. Maksudnya, waktu dimana ada kemalangan atau
watu dimana terjadi kegembiraan pada kedua waktu itu Tuhanlah yang menciptakannya dan tidak ada
yang namanya kemalangan atau kebahagiaan
di luar waktu yang Tuhan ciptakan bagi manusia. Waktu yang Tuhan adakan
berisikan kebahagiaan dan kemalangan yang harus siap dihadapi oleh manusia.
Ini pada rasa dan pikiran
manusia memang kabar yang tidak terlalu menyenangkan, tetapi seharusnya menjadi
kabar yang menyukakan juga, sebab inilah dasar bagi kita untuk berseru atau berdoa meminta tolong atau mencari pertolongannya dalam kesedihan
atau dalam kemalangan atau dalam kerugian sebab ternyata Tuhan berkuasa
baik pada MASA dan WAKTU gembira dan pada MASA dan WAKTU malang:
- 1 Tawarikh 16:11 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!
- Mazmur 4:1 Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah, yang membenarkan aku. Di dalam kesesakan Engkau memberi kelegaan kepadaku. Kasihanilah aku dan dengarkanlah doaku!
- Mazmur 145:18 TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.
- Amsal 15:29 TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar didengar-Nya.
- Matius 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."
- Lukas 18:1 Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
- Lukas 6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah.
- Roma 8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
- Filipi 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.
- Kolose 4:2 Bertekunlah dalam doa dan dalam pada itu berjaga-jagalah sambil mengucap syukur.
- 1 Tes 5:17 Tetaplah berdoa.
Manusia secara natural akan selalu menghadapi baik
tawa dan duka di dalam waktu yang Tuhan ciptakan dan adakan dimana segala
peristiwa terjadi dalam waktu dan masa yang telah dia tentukan selama manusia itu hidup.
Beginilah Salomo menggambarkan realita hidup sesungguhnya yang dijalani oleh
setiap manusia:
Pengkhotbah 3:2-8 (2) Ada waktu untuk lahir, ada waktu untuk meninggal, ada waktu untuk menanam, ada waktu untuk mencabut yang ditanam;(3) ada waktu untuk membunuh, ada waktu untuk menyembuhkan; ada waktu untuk merombak, ada waktu untuk membangun;(4) ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari;(5) ada waktu untuk membuang batu, ada waktu untuk mengumpulkan batu; ada waktu untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk;(6) ada waktu untuk mencari, ada waktu untuk membiarkan rugi; ada waktu untuk menyimpan, ada waktu untuk membuang;(7) ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara;(8) ada waktu untuk mengasihi, ada waktu untuk membenci; ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.
Perang Irak - antiwar.com |
Coba
lihat dan dengarkan berita di tv atau radio; coba baca berita di internet atau
surat kabar; coba tengok di lingkunganmu; coba lihat perjalanan hidup anggota-anggota keluargamu. Bukankah
tawa dan sedih merupakan kealamian hidup dalam waktu yang Tuhan ciptakan ini?
Dan
Pengkhotbah menyatakan bahwa dalam semuanya itu TUHAN ada didalamnya, TUHAN
tidak pernah tersingkir atau tidak ada dalam baik peristiwa menyenangkan atau
mendukakan. JIKA TUHAN TERSINGKIR dalam SALAH SATU PERISTIWA saja (apakah menyedihkan atau menyenangkan) maka tidak ada dasar bagi
anda dan saya untuk berdoa dan berseru dan mengandalkan Dia sebagai sumber
pertolongan.
Jika Tuhan bukan penentu
masa dan waktu atas setiap jenis peristiwa, maka musthail Daud dapat bermazmur
seperti ini:
Mazmur 23:4-5 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.
Dalam 2 peristiwa malang
itu, Daud tetap berkata satu hal: TUHAN adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku- Maznur 23:1.
Jangan pernah berpikir Tuhan
meninggalkanmu sendirian kala kemalangan mendera atau memburumu, bahkan tanpa
ada jedah (bandingkan dengan Mazmur 73); juga jangan berpikir untuk tidak
berdoa sebab berpikir apalagi yang mau diandalkan darinya, sebab Dia tidak
berbuat sesuatu apapun untuk mencegahnya.
Tuhan adalah penentu atas waktu dan masa untuk warna hidup yang
bagaimanapun: sedih atau bahagia.
Karena Dia adalah pemilik
masa dan waktu sekaligus penentunya maka Dia adalah pemelihara perjalanan hidup
kita untuk aman! Perhatikan Yesus sang Kristus, anak Daud (Matius 1:1, Matius 1:20, Matius 22:41-46 Yesaya 11:1-16, Yeremia 23:5-8):
- Matius 10:29 Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekorpun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu.
- Matius 10:30 Dan kamu, rambut kepalamupun terhitung semuanya.
- Matius 10:31 Sebab itu janganlah kamu takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
- Matius 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
- Matius 6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
- Matius 6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
- Matius 6:29namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
- Matius 6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?
- Matius 6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
Apakah
paceklik, apakah panen, apakah kemarau, apakah penghujan, apakah kekeringan,
apakah kebanjiran, apakah untung besar, apakah untung kecil apalagi rugi memang
adalah hal-hal yang harus dihadapi sebab
semua itu memang sebuah keniscayaan untuk terjadi. Manusia memang bisa dan harus berupaya
untuk meluputkan dan sekeras-kerasnya untuk mencegahnya, namun tetap tak
berdaya atas waktu dan masa atas setiap peristiwa yang sepenuhnya didalam gengaman tangan Tuhan. Dalam hal inilah manusia
memiliki dasar kuat untuk berharap pada,
berdoa pada, dan mengandalkan pada Tuhan. Tak ada dasar lain untuk tidak menyandarkan diri pada-Nya.
Karena Dia berdaulat atas
segala sesuatu dan Dia adalah pemelihara orang percaya maka inilah dasar yang kokoh untuk percaya
bahwa dalam segala hal, Tuhanku adalah Tuhan yang dapat diandalkan.
Dalam segala hal saya dan anda harus teguh dalam pengharapan dan tidak menjadi patah semangat dalam mengatasi masalah apapun sebab Dia mengatasi segala masa dan waktu dimana setiap peristiwa terjadi.
Selamat membaca dan
merenungkannya.
Amin
No comments:
Post a Comment