Oleh: Martin Simamora
Mencintaiku Hingga Ke Keabadian Sebab Ia “Matahari Cintaku”
(Refleksi)
Mencintai bukan
sekedar berkata “I love you,” atau “aku cinta kamu” namun itu menantikan
pewujudannya. Anak-anak muda memadu kasihnya,
tentu saja bukan sekedar untuk saling mengasihi namun untuk saling
memiliki bukan untuk sesaat namun untuk hingga akhir hayat di dalam sebuah
pernikahan yang suci. Terlepas dari apapun hal yang dapat memisahkannya, namun
tak ada satu pun yang ingin dicintai sesaat
saja untuk kemudian dikecewakan, dilukai dan tidak lagi terlalu dicintai
karena mungkin tidak lagi cantik atau ganteng dan tidak lagi seksi atau tegap,
itulah dunia manusia yang begitu lemah dalam mewujudkan dan mempertahankannya
dalam sebuah kelanggengan yang melampaui kematian dirinya sendiri.
Bagaimana dengan
Yesus Sang Kristus itu?
Dengan satu
pernyataan paling singkat, saya dapat mengatakan bahwa cintanya adalah “Matahari
Cinta,” sebab cintanya senantiasa hangat, senantiasa menggelora, senantiasa
memberikan kehidupan. Tanpanya, pada hakikatnya kematian yang ada. Lagian
siapakah yang dapat hidup tanpa Allah mengasihinya? Yesus menyabdakan
pewujudan kasih Allah yang begitu besar itu, begini: “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Ku, jangan tinggal
di dalam kegelapan- Yoh 12:46.” Ingatlah baik-baik, semua ini terjadi
karena cinta, bukan sembarang cinta dan bukan apapun jenisnya yang dapat
dipahami dunia ini, sebab datangnya dari Allah yang menyatakan dan
mewujudkannya di dalam Sang Kristus (Yohanes 3:16). Itulah perwujudan Cinta yang dijanjikan Yesus untuk
digenapinya sendiri!
Ia
Yang Selalu Ingin Berada Di Dekatku
Berapa lama anda
mencintai berjuta rasanya? Tentu kala itu melandamu maka dia dan hanya dia saja
yang ada dibenakmu, di senyumanmu, di bahagiamu, di tawa riangmu, sebab dalam
hal itu, ia saja sumber semangat hidupmu. Tetapi pernahkah anda merasa bosan
atau merasa dijengkelkan atau merasa dikecewakannya, sehingga ada kalanya anda
menjaga jarak. Bagaimana dengan para suami dan isteri? Tentulah kehidupan
berumah tangga itu senantiasa sebuah kehidupan mencintai yang harus bergerak
maju menuju kedewasaan sehingga bisa saling menerima dalam keapa-adaan pasangan dan dirinya masing-masing. Mencintai
pasanganmu (isterimu atau suamimu) berarti memberikan kehidupan, merawat,
menopang, menguatkan, memberikan tuntunan, mendidik mendoakannya hingga ia
didalam hubungan saling mencintai dan saling mengasihi itu melihat bahwa benar Kristus
adalah pemerintahan tertinggi didalam kehidupan percintaan suami –isteri itu;
bahkan baik suami dan isteri dibentuk dan dididik didalam berbagai dinamik
didalam bahtera rumah tangga itu, hanya jika Yesus sungguh nahkodanya maka boleh berharap penuh percaya diri akan kokoh
walau badai hebat melanda. Saya tidak akan berbicara ini, tetapi memang relasi
ini pun dipakai oleh Kristus untuk menggambarkan kemembaraan dan kemuliaan
kekal cintanya (satu yang tak mungkin
dimiliki oleh cinta manusia adalah kekekalan, apakah rasanya dicintai hingga
kekekalan? Saya pun menantikannya kelak…. Berjumpa dengan dia yang begitu
mencintaiku!), misal pada episode semacam ini dan perhatikan yang saya
tebalkan dan garisbawahkan:
Markus
2:19-20 Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa
sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai
itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan
datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan
berpuasa.
Matius
25:1 Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga
seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.
Perhatikan juga
kesaksian nabi Yohanes Sang Pembaptis:
Yohanes
3:29 Yang empunya mempelai perempuan,
ialah mempelai laki-laki;
tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang
mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu.
Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.
perhatikan juga Wahyu Kristus dalam kitab Wahyu:
Wahyu
19:7-9 Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena
hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia. Dan
kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan
dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang
benar dari orang-orang kudus.) Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah:
Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya
lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari
Allah."
Wahyu
21:2 Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga,
dari Allah, yang berhias bagaikan
pengantin perempuan yang berdandan untuk
suaminya.
Wahyu
21:9 Maka datanglah seorang dari ketujuh malaikat yang memegang ketujuh cawan,
yang penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir itu, lalu ia berkata kepadaku,
katanya: "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."
Setiap orang percaya-gereja-Nya
disebutnya sebagai “pengantin perempuan,” yang sedang menantikan sebuah
pernikahan di dalam kekekalan bersama-Nya. Tahukah anda apakah yang sangat luar
biasa di sini? Ia tetap mengasihimu
sekalipun anda tak lagi bisa mengasihi didalam ekspresi-ekspresi otentik di
dunia ini sebab anda telah meninggal dunia! Kemuliaan yang paling mulia
yang dapat anda capai dalam mencintai Yesus tak akan pernah sama sekali mulia di
hadapan Yesus, sebab anda akan berhenti (tak pernah kekal) didalam perbuatan mencintai itu kala anda tak berdaya
harus menghadapi kematian di dalam Yesus. Sementara Ia abadi mencintaimu
sementara anda meninggalkan dunia ini! Dia tetap mengasihi saya dan anda
sekalipun meninggal dunia sebab sebetulnya anda adalah “pengantin perempuan-Nya.” Itu sebabnya mengapa begitu penting untuk
sungguh-sungguh mengenali diri ini memang benar para pecinta sejati Tuhan bukan
gombal, bahwa anda bukan sekedar Kristen karena anda ke gereja, aktivis gereja,
atau bahkan karena lahir di dalam
keluarga Kristen namun begitu miskin dalam pengenalan dan kedewasaan didalam
Tuhan, sebab kedewasaan adalah buah
alami paling fundamental didalam sebuah relasi; dan bila anda memang betul
berelasi dengan Kristus maka tak terhindarkan kedewasaan adalah hal yang
dikerjakan oleh Bapa, sebab keberbuahan adalah target utama Bapa (bacalah
Yohanes 15:1-8). Mengapa Alami? Sebab Bapa tidak akan tinggal diam
untuk memastikan anda berkehidupan yang produktif mencintai
kehendak-Nya [ bacalah Yohanes 15:2,8 setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah…
Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan
dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku."]
Tahukah anda bahwa kedekatan
yang tak terpisahkan dengan setiap orang yang dikasihinya begitu dekat
bahkan ia mencintai saya dan anda
didalam segenap kelemahan, dalam setiap ketakbedayaan dan dalam setiap
kebebalan kita. Dengan kata lain, tak pernah sama sekali saya dan anda itu dicintai berdasarkan sebuah
keunggulan yang bagaimanapun. Cobalah untuk merenungkan salah satu ayat yang
paling mesra dari Yesus bagiku dan anda:
Matius
11:27-29 Semua telah diserahkan
kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan
tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu
berkenan menyatakannya. Marilah kepada-Ku, semua
yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah
kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
rendah hati dan jiwamu akan mendapat
ketenangan.
Pada hakikatnya kita semua adalah
orang-orang yang letih lesu dan berbeban berat akibat ketakberdayaan manusia
untuk melaksanakan hukum-hukum kudus Allah - manusia mati terhadap kehendak
kudus Allah. Ini bukan jenis letih lesu dan berbeban berat yang bisa ditanggulangi
dengan beristirahat, meminum makanan bergizi dan dibantu multivitamin, atau
bahkan dapat dipulihkan melalui pendekatan psikologis oleh para psikolog.
Tidak, tidak sama sekali. Sekaligus hendak menunjukan bahwa permasalahan bukan
pada hukum-hukum kudus Allah, namun pada
ketakberdayaan manusia untuk mendekati kekudusan Allah itu sehingga dapat
dikenakan sempurna, sebab pada dasarnya manusia mati terhadap kehidupan kudus
otentik yang lahir dari Allah.
Perhatikan bagaimana
dikatakan Yesus: semua yang diserahkan
Bapa kepadanya akan mendatanginya dan diberikan-Nya kelegaan. Ini sebuah cara bagaimana pembebasan oleh Bapa itu
terwujud didalam Kristus; bagaimana
terjadinya pembebasan dari tekanan
tuntutan hukum-hukum kudus Allah beserta konsekuensi kekekalan dari kegagalan
itu; Ia memerdekakan mereka untuk menjadi milik dirinya sendiri karena Bapa
telah menyerahkan mereka pada Yesus. Dan begitulah terjadinya, Ia menggantikan relasi manusia dengan hukum-hukum Allah-Taurat kepada
relasi baru yang dibangunkannya: relasi mereka dengan dirinya sebagai Sang
Pemberi Kelegaan! Dia adalah
pencipta relasi itu dengan berkata dan bertindak: “pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah pada-Ku dengan sebuah akibat
yang begitu luar biasa: jiwamu dan jiwaku mendapat ketenangan,
dari sebelumnya berbeban berat dan letih lesu.
Sekalipun ini menjadi begitu spesial
bagi bangsa Israel sebab hanya bangsa inilah yang menerima hukum-hukum kudus
Allah, namun tak terhindarkan bahwa apa yang terjadi pada Israel adalah
representasi semua hakikat manusia: tak berdaya untuk memenuhi kehendak kudus
Allah dalam hukum-hukumnya.
Anda bisa kembali
membaca penjelasan rasul Paulus terkait ini:
Roma
2:11-16 Sebab Allah tidak memandang
bulu. Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa
tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan
dihakimi oleh hukum Taurat. Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat
yang benar di hadapan Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang
akan dibenarkan. Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat
oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka,
walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi
diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum
Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi
dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada
hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi
segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
Jadi sesungguhnya dan
sejatinya, manusia-manusia yang dicintai
Yesus atau diserahkan Bapa kedalam tangan Yesus untuk menerima kelegaan jiwa adalah
manusia-manusia yang memerlukan pembebasan dari hukuman kekal akibat
ketakberdayaan memenuhi kehendak kudus Allah berdasarkan hukum-hukumnya. Dengan kata lain, siapapun yang dikasihi Allah didalam
Kristus-didalam keberimanannya kepada Kristus, pada hakikatnya memang sebelumnya orang-orang yang didurhakai Allah.
Perhatikanlah ini:
Roma
8:1-4 Demikianlah sekarang
tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang
memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum
maut. Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya
oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di
dalam daging, supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak
hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Semua tanpa kecuali berada dibawah penghukuman. Apa yang
menyebabkan terjadinya: “demikianlah sekarang tidak ada
penghukuman?” Apakah karena aku begitu baiknya dibandingkan dengan yang
lain?; apakah karena anda begitu tekunnya berbuat baik sehingga dilantik
menjadi anak-anak Allah? Tidak! Hanya karena anda berada di dalam Kristus. Bagaimana bisa anda dapat datang kepada
Kristus sehingga berada di dalam Kristus? Apakah karena anda lebih berhikmat
dibandingkan dengan yang lain, apakah karena anda lebih tekun mempelajari
kitab-kitab suci dan lebih gigih menyelaraskan diri dengan kehendak Allah itu?
Tidak, sama sekali tidak. Karena Yesus menyatakan bahwa siapapun yang datang kepadanya bermula
dari tindakan Bapa-Nya menyerahkannya kepada dirinya, berdasarkan itulah ia memberikan
kelegaan atau pembebasan dari tuntutan-tuntutan kudus hukum yang oleh
pelanggaran telah mendatangkan hukum dosa dan hukum maut.
Apakah
dengan demikian, kemudian saya dan anda menjadi terlepas dari kehidupan dalam
kehendak Allah yang kudus? Tidak sama sekali, sebab: “Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di
dalam daging, supaya tuntutan
hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi
menurut Roh.”
Sebuah
kehidupan yang datang dari Kristus! Karena Yesus
mencintai saya dengan cinta abadi yang tak dapat dipisahkan, semenjak ia memasangkan kuknya (yang enak itu) kepada saya
dan anda, dalam sebuah cara: Ia
memasangkan pada dirinya sendiri bersama-sama dengan saya dan anda, dan anda dan saya belajar darinya! Ini adalah sebuah persekutuan
berdasarkan cinta yang menyelamatkan dan memelihara; inilah
cinta yang menolong saya dan anda untuk memiliki kehidupan yang kudus, tak
berlawanan dengan kehendak hukum-hukum kudus Allah, sekaligus anda
menggenapinya berdasarkan Kristus yang memimpin anda berjalan!
Ingat, Yesus berkata di dalam kebersamaannya dengan saya dan anda: belajarlah pada-ku dan jiwamu -
jiwaku akan mendapatkan ketenangan!
Yesus adalah pewujudan bagaimana kasih-Nya yang agung itu
terwujud. Dan Ia datang kepadaku
sebagai Matahariku- Bapa menyerahkanku kepada Matahari-Nya yang merupakan
kemuliaan Allah itu sendiri:
Ibrani
1:3 Ia adalah cahaya
kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan
firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,
Yohanes
9:4-5 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang;
akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang
dunia."
Bahkan kala Yesus di
dunia ini, sekalipun matahari bersinar terik, Yesuslah yang menerangi dunia ini sebab tak ada terang
di bawah kolong langit ini yang sanggup mengatasi ketakberdayaan manusia
terhadap kehendak kudus Allah.
Yesus sedang berkata
kepada dunia ini, Ia menempatkan dirinya lebih tinggi, lebih mulia dan lebih
kemilau daripada terangnya sinar matahari pada siang hari kala sedang berada di
dalam dunia ini. Menunjukan bahwa keberadaannya akan menjangkau segenap bulatan
bola dunia ini. Adakah manusia yang dapat mengalahkan terangnya dan kemilaunya
sinar matahari di siang hari? Adakah yang sanggup menatap matahari secara
sempurna tanpa mengalami kerusakan mata? Begitulah Yesus, bahkan Ia tak dapat
disandingkan dengan matahari di siang hari. Demikianlah ia mengatakan bahwa
sekalipun siang hari dan matahari bersinar, pada dasarnya dunia ini gelap
adanya,lihatlah ini:
Yohanes
8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang
dunia; barangsiapa mengikut Aku,
ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai
terang hidup."
Bagi Yesus tak ada
terang yang terang selain dirinya, itu bukan
opininya atau belaka persepsi, tetapi sabdanya yang menelanjangi hakikat
segenap manusia di dunia ini.
Bukan opini, sebab cintanya kepadaku semata dikarenakan Ia
tak sedikit saja melihat terang pada manusia-manusia di dunia ini, Ia datang untuk memberikan dirinya begitu
saja kepada yang dikasihi-Nya berdasarkan kasih karunia Bapa yang kekal.
Cintanya kepadaku kekal bahkan tetap mencintaiku sekalipun tubuhku sudah
membusuk dan terurai di dalam tanah.
Tak usah kuatir anda
akan dilupakan-Nya karena sudah tak dapat memuji dan menyembah-Nya sebab tak
lagi hidup di dunia ini.
Maukah anda
dicintai-Nya?
Segala Kemuliaan
Hanya Bagi Tuhan
No comments:
Post a Comment