Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
YUNUS 1:17-2:10
Bacalah
lebih dulu bagian 3
Yunus 1:17-2:10 - “(1:17) Maka atas penentuan TUHAN datanglah
seekor ikan besar yang menelan Yunus; dan Yunus tinggal di dalam perut ikan itu
tiga hari tiga malam lamanya. (2:1) Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya,
dari dalam perut ikan itu, (2:2) katanya: ‘Dalam kesusahanku aku berseru kepada
TUHAN, dan Ia menjawab aku, dari tengah-tengah dunia orang mati aku berteriak,
dan Kaudengarkan suaraku. (2:3) Telah Kaulemparkan aku ke tempat yang dalam, ke
pusat lautan, lalu aku terangkum oleh arus air; segala gelora dan gelombangMu
melingkupi aku. (2:4) Dan aku berkata: telah terusir aku dari hadapan mataMu.
Mungkinkah aku memandang lagi baitMu yang kudus? (2:5) Segala air telah
mengepung aku, mengancam nyawaku; samudera raya merangkum aku; lumut lautan
membelit kepalaku (2:6) di dasar gunung-gunung. Aku tenggelam ke dasar bumi;
pintunya terpalang di belakangku untuk selama-lamanya. Ketika itulah Engkau
naikkan nyawaku dari dalam liang kubur, ya TUHAN, Allahku. (2:7) Ketika jiwaku
letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku
kepadaMu, ke dalam baitMu yang kudus. (2:8) Mereka yang berpegang teguh pada
berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia, yang mengasihi mereka
dengan setia. (2:9) Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban
kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!’
(2:10) Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan
Yunus ke darat”.
I) Penjelasan tentang ay 2-9.
Kalau
dilihat sepintas lalu, maka ay 2-9 itu kelihatannya adalah doa Yunus di
dalam perut ikan itu:
1) Ay 1
mengatakan bahwa Yunus berdoa dari dalam perut ikan.
2) Ay 2-9
terletak sebelum ay 10, dimana ikan itu memuntahkan Yunus.
Tetapi kalau kita
mempelajari dengan lebih teliti, maka kesimpulannya akan lain:
a) Ay 2-9 berbentuk puisi. Apakah dalam
perut ikan Yunus masih bisa membuat puisi?
b) Kata-kata kerja yang ada dalam bentuk lampau
(past tense), seperti:
1. Ay 2:
‘Ia menjawab aku’ dan ‘Kaudengarkan
suaraku’. Kata kerja yang saya garis bawahi itu ada dalam past tense (= bentuk lampau).
2. Ay 6:
‘Engkau naikkan nyawaku dari dalam liang kubur’. Kata ‘Engkau naikkan’ juga ada dalam past tense (= bentuk lampau).
Catatan: dalam bahasa Ibrani subyek dan kata kerja pada
umumnya tergabung menjadi satu kata.
c) Seluruh bagian ini tidak berbentuk permintaan,
tetapi syukur atas pertolongan Tuhan.
Karena
itu, kesimpulannya adalah: ay 2-9 sebetulnya adalah doa syukur Yunus setelah ia keluar dari dalam perut ikan,
tetapi di dalam doa itu dimasukkan juga pikiran-pikiran / doa Yunus ketika ia
ada di dalam perut ikan. Karena itu, dari doa syukur ini kita bisa mempelajari
pengalaman Yunus ketika ia berada di dalam perut ikan.
II) Apa yang dialami Yunus di dalam perut ikan.
1) Penderitaan.
Pada
pelajaran yang lalu kita sudah mempelajari bahwa apa yang dialami oleh Yunus
ini, dimana ia ditelan oleh seekor ikan besar dan tinggal selama 3 hari dalam
perut ikan itu, adalah suatu fakta historis atau merupakan suatu peristiwa yang
betul-betul terjadi! Karena ini adalah
sesuatu yang betul-betul terjadi, ini jelas merupakan suatu penderitaan hebat
bagi Yunus. Bayangkan gelapnya, kotornya, baunya, dan pengapnya keadaan di
dalam perut ikan itu.
2) Keadaan tanpa harapan.
a) Ay 2a
dan ay 2b adalah 2 kalimat pararel yang artinya sama. Jadi kesusahan Yunus
seperti dalam dunia orang mati. Artinya: ia merasa tidak ada harapan.
b) Ay 3:
ini hurufiah. Karena ia ditelan ikan lalu dibawa menyelam. Lagi-lagi
menunjukkan suatu keadaan yang tanpa harapan.
c) Ay 4a:
‘telah terusir aku dari hadapan mataMu’.
Orang yang merasa terusir dari hadapan Tuhan, pasti merasa bahwa dirinya tidak
punya harapan.
d) Ay 5-6a:
lagi-lagi menunjukkan keadaan yang tanpa harapan.
e) Ay 7:
‘jiwaku letih lesu di dalam aku’.
Ini menunjukkan keputus-asaannya karena merasa tidak ada harapan.
Dari
2 hal di atas ini kita melihat apa yang dialami orang yang sengaja tidak mau
taat kepada Tuhan. Ia mengalami penderitaan yang berat dan ia merasa tidak ada
harapan.
Memang,
kalau kita taat kepada Tuhan, kita juga akan menderita karena serangan setan.
Tetapi dalam penderitaan itu Tuhan menyertai kita dan akan menolong kita,
sehingga kita dapat menanggungnya.
Tetapi
kalau kita menderita karena tidak taat kepada Tuhan, penderitaan itu datang
sebagai hajaran dari Tuhan, sehingga tidak ada yang bisa menolong kita dan kita
akan merasakan penderitaan itu sebagai sesuatu yang tidak bisa kita tanggung.
Tetapi
bagaimanapun juga, semua hajaran ini diberikan oleh Tuhan, bukan karena Ia
benci kepada Yunus, tetapi justru karena Ia cinta kepada Yunus dan karena Ia
ingin Yunus bertobat melalui penderitaan itu. Bandingkan dengan ayat-ayat di bawah ini:
1. Maz 119:67 - “Sebelum aku tertindas, aku menyimpang, tetapi sekarang aku berpegang
pada janjiMu”.
2. Maz 119:71 - “Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar
ketetapan-ketetapanMu”.
3. Maz 119:75 - “Aku tahu, ya TUHAN, bahwa hukum-hukumMu adil, dan bahwa Engkau telah
menindas aku dalam kesetiaan”.
Tetapi
sekalipun hajaran itu diberikan dalam kasih, itu bisa tetap sangat menyakitkan,
dan bisa membuat kita sangat menderita. Karena itu dalam hidup saudara, kalau
saudara mendapat perintah Tuhan, bersikaplah bijaksana dalam memilih 2 pilihan ini:
a. Taat
pada Tuhan dan menderita karena serangan setan.
b. Tidak
taat kepada Tuhan dan menderita karena hajaran Tuhan.
Yunus
telah berlaku bodoh dan memilih pilihan yang kedua, tapi ia tidak tahan
menghadapi hajaran Tuhan!
III) Tindakan Yunus selanjutnya.
1) Bertobat.
Dalam
ay 9 ia bernazar kepada Tuhan bahwa ia akan mentaati perintahNya, dan
akhirnya ia betul-betul melakukannya (3:1-3). Ini adalah langkah yang
bijaksana!
Ay 9:
“Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan
kupersembahkan korban kepadaMu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan
adalah dari TUHAN!’”.
Pada
waktu saudara bertentangan dengan kehendak Tuhan,
saudara mungkin berharap supaya Tuhan yang
berubah. Tetapi ini tidak mungkin! Ia tidak akan berubah,
karena Ia memang tidak bisa berubah! Bandingkan Yun 1:1-2 dengan Yun 3:1-2
di bawah ini:
Yun 1:1-2 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepadaKu.’”.Yun 3:1-2 - “(1) Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian: (2) ‘Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.’”.
Perhatikan: apakah Tuhan berubah? Tidak! Karena itu
kalau saudara bertentangan dengan Tuhan / kehendak Tuhan, saudara yang harus berubah / bertobat!
Illustrasi:
Sebuah kapal sedang berlayar pada suatu malam dengan cuaca buruk. Dari kejauhan
tampak sebuah lampu yang kelihatannya berasal dari ‘kapal’ lain yang sedang
menuju ke arah kapal itu. Untuk menghindari tabrakan, kapten kapal lalu
memerintahkan untuk mengirim pesan ke ‘kapal’ itu, yang berbunyi: ‘Beloklah 10
derajat ke utara’. Tetapi ‘kapal’ itu bukannya belok 10 derajat ke utara,
tetapi sebaliknya mengirim pesan balasan: ‘Kamu yang belok 10 derajat ke
selatan’. Kapten kapal itu jengkel, dan mengirim pesan lagi: ‘Saya kapten, kamu
belok 10 derajat ke utara’. Pesan balasan: ‘Saya pelaut kelas satu, kamu belok
10 derajat ke selatan’. Kapten itu jadi sangat marah dan lalu mengirim pesan
lagi: ‘Ini kapal perang; kamu belok 10 derajat ke utara’. Pesan balasan: ‘Dan
ini mercu suar; kamu belok 10 derajat ke selatan’.
Kalau
kapten kapal itu waras, maka tentunya ia yang harus membelokkan kapalnya 10
derajat ke selatan, karena mercu suar itu benda yang tidak bisa bergerak.
Pada
waktu kehendak saudara dan kehendak Tuhan bertabrakan, ingatlah bahwa kehendak
Tuhan tidak bisa berubah, dan karenanya saudaralah yang harus mengubah kehendak
saudara, dan menyesuaikan kehendak saudara dengan kehendak Tuhan (bdk.
Mat 6:10b Mat 26:39,42).
Penerapan:
Karena itu, kalau saudara mengalami penderitaan yang tidak tertahankan, yang
disebabkan oleh kehidupan saudara yang bertentangan dengan kehendak Tuhan,
periksalah dimana saudara sudah berdosa! Mungkin karena saudara berzinah, tidak
memberikan perpuluhan, sombong, tidak mau melayani / memberitakan Injil, tidak
berdoa / bersaat teduh, berdusta / tidak jujur, suka membolos dalam kebaktian,
berjudi, mabuk-mabukan / menggunakan ganja / ecstasy dsb, main dukun / Gunung
Kawi / jimat, dsb. Bertobatlah dari hal-hal itu dan janganlah berharap bahwa
Allah yang akan berubah dan menyesuaikan diriNya dengan kehidupan saudara yang
berdosa itu!
2) Berdoa.
a)Yunus
berdoa di dalam perut ikan.
C. H. Spurgeon: “What a strange place for prayer! Surely
this is the only prayer that ever went up to God out of a fish’s belly. Jonah
found himself alive; - that was the surprising thing, that he was alive in the
belly of a fish; - and because he was alive, he began to pray. It is such a
wonder that some people here should continue to live that they ought to begin
to pray. If you live with death so near, and in so great peril, and yet you do
not pray, what is to become of you?” (= Betul-betul suatu tempat yang aneh
untuk berdoa! Pasti ini merupakan satu-satunya doa yang pernah naik kepada
Allah dari perut ikan. Yunus mendapatkan dirinya dalam keadaan hidup; -
merupakan suatu kejutan bahwa ia hidup dalam perut ikan; - dan karena ia hidup,
ia mulai berdoa. Merupakan sesuatu yang mengherankan bahwa sebagian manusia di
sini terus hidup supaya mereka mulai berdoa. Jika engkau hidup begitu dekat
dengan kematian, dan dalam bahaya yang begitu besar, dan engkau tidak berdoa,
apa yang akan terjadi denganmu?) - ‘Spurgeon’s
Expository Encyclopedia’, vol 12, hal 246.
Pulpit Commentary: “Never surely was prayer offered in so
strange a place as this! Men have often prayed upon the sea, but Jonah is
represented as praying from the ocean depths. ... No place is unsuitable for
prayer. ... in every place God may be sought and found” (= Pasti tidak
pernah ada doa yang dinaikkan di tempat yang seaneh ini! Manusia sering berdoa
di laut, tetapi Yunus digambarkan sebagai berdoa dari kedalaman lautan. ...
Tidak
ada tempat yang tidak cocok untuk doa. ... di setiap tempat Allah bisa dicari
dan ditemukan) - hal 45.
Pulpit Commentary: “Acceptable prayer proceeds from necessity.
There are those who have never prayed before, who have been driven to
supplication by their needs. And many, whose prayers have often been formal,
have learned to pray in earnest when they have been plunged into the
overwhelming ocean of affliction. None ask so urgently as those who are in
want; and one purpose of Providence in permitting men to suffer need may well
be this - to call forth entreaties and supplication which shall be sincere,
profound, and urgent” (= Doa yang bisa diterima muncul dari kebutuhan. Ada
orang-orang yang tidak pernah berdoa sebelumnya, yang telah didorong pada
permohonan oleh kebutuhan mereka. Dan banyak orang, yang selama ini doanya
bersifat formal, telah belajar berdoa dengan sungguh-sungguh pada waktu mereka
dimasukkan ke dalam lautan penderitaan / kesusahan yang meluap-luap. Tidak ada
yang meminta dengan begitu mendesak seperti mereka yang ada dalam kebutuhan;
dan satu tujuan dari Providensia dalam mengijinkan manusia untuk mengalami
kebutuhan mungkin adalah ini membangkitkan permohonan yang adalah
sungguh-sungguh, amat sangat, dan mendesak) - hal 45.
Tentang kata-kata ‘teringatlah aku kepada Tuhan’
dalam ay 7, Pulpit Commentary berkata: “External adversity may have prompted him to
a kind of remembrance which in his prosperity he had not cultivated” (=
Kesengsaraan lahiriah bisa mendesak seseorang pada sejenis ingatan yang tidak
akan ditumbuhkannya dalam kemakmurannya) - hal 47.
Tetapi bagaimana mungkin
Yunus bisa berdoa di dalam perut ikan?
Adam
Clarke menjawab dengan santai: “Very easily, if God so willed it” (=
Sangat mudah, jika Allah menghendakinya demikian) - hal 702.
Dan
ia menambahkan: “Some
men, because they cannot work a miracle themselves, can hardly be persuaded
that God can do it” (= Sebagian orang, karena mereka sendiri tidak bisa
mengerjakan mujijat, hampir tidak bisa diyakinkan bahwa Allah bisa
melakukannya) - hal 703.
b)Yunus
berseru kepada Tuhan (ay 2).
Barnes’ Notes mengutip kata-kata Agustinus: “Loud crying to God is not with the voice
but with the heart. Many, silent with their lips, have cried aloud with their
heart; many, noisy with their lips, could, with heart turned away, obtain
nothing. If then thou criest, cry within, where God heareth” (= Berteriak
dengan keras kepada Allah bukannya dilakukan dengan suara tetapi dengan hati.
Banyak orang bibirnya diam, tetapi berteriak keras dengan hatinya; dan banyak
orang lain yang ribut dengan bibirnya, tidak bisa bisa mendapatkan apa-apa
karena hatinya berpaling. Karena itu jika engkau berteriak, berteriaklah di
dalam, dimana Allah men-dengarkan) - hal 408.
c)Orang
yang berdosa harus bertobat dulu dari dosanya, baru berdoa.
Pulpit Commentary: “Acceptable prayer is the offspring of a
submissive mind. Rebellion, and even murmuring, are incompatible with a
prayerful spirit. It proves that Jonah was not wholly bad that, in his
affliction, he did not resent the Lord’s treatment, he did not ‘kick against
the goad.’” [= Doa yang dapat diterima adalah keturunan dari pikiran yang
tunduk. Pemberontakan, dan bahkan sungut-sungut, tidak cocok dengan roh yang
berdoa. Merupakan bukti bahwa Yunus tidak sepenuhnya jelek bahwa dalam
penderitaannya, ia tidak marah pada perlakuan Tuhan, ia tidak ‘menendang ke
galah rangsang’ (bdk. Kis 26:14)]
- hal 45.
Kalau saudara berdoa tanpa bertobat, maka Tuhan tidak akan
men-dengar doa saudara.
- Amsal 28:9 - “Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengar-kan hukum, juga doanya adalah kekejian”.
- Yes 1:15 - “Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali ber-doa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah”.
- Yes 59:1-2 - “(1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaranNya tidak kurang tajam untuk mendengar; (2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu”.
d) Tetapi sekalipun seorang berdosa itu bertobat,
tidak selalu mudah baginya untuk berdoa!
Seringkali
setan lalu bekerja dengan berkata kepadanya bahwa ia mengalami semua
penderitaan itu justru karena ia berdosa terhadap Allah, dan Allah sedang marah
kepadanya dan tidak mau menerimanya lagi. Hal ini juga terjadi pada diri Yunus.
1. Ay
3b: ‘segala gelora dan gelombangMu’.
Ia
menyebut gelora dan gelombangMu, bukan hanya karena Tuhan yang membuat
dan menguasai semua itu, tetapi karena Tuhan mengatur semua itu untuk mengejar
Yunus. Kata-kata ini dikutip dari Maz 42:8. Apa yang diucapkan oleh Daud secara
kiasan dalam Maz 42:8 itu, oleh Yunus diterapkan bagi dirinya sendiri dalam
arti hurufiah.
2. Ay 4a:
‘telah terusir aku dari hadapan mataMu’.
Calvin: “when
he sought to pray, not only the door was closed against him, but there were
mountains, as it were, intervening, so that he could not breathe a prayer to
God” (= pada waktu ia berusaha untuk berdoa, bukan hanya pintu tertutup
baginya, tetapi juga di sana seakan-akan ada gunung-gunung yang menghalangi,
sehingga ia tidak bisa berdoa kepada Allah) - hal 78.
Calvin: “It
was a great thing that he cries to God from the bowels of the fish; but it was
far more difficult for him to raise up his mind in prayer, when he knew or
thought God to be angry with him: ... as it came to his mind that all evil he
suffered was inflicted by God, because he tried to shun his call, how was it
possible for him to penetrate into heaven when such an obstacle stood in his
way?” (= Merupakan hal yang besar bahwa ia berteriak kepada Allah dari
dalam perut ikan; tetapi jauh lebih sukar baginya untuk mengangkat pikirannya
dalam doa, pada waktu ia mengetahui atau mengira bahwa Allah marah terhadapnya:
... pada waktu ia menganggap bahwa semua bencana yang dialaminya diberikan oleh
Allah, karena ia berusaha untuk menolak panggilanNya, bagaimana mungkin baginya
untuk menembus surga pada saat halangan seperti itu menghalanginya?) - hal
77-78.
Calvin: “Jonah
... directed his prayers to God not without great struggle; he contended with
many difficulties; but however great the impediments in his way, he still
persevered and ceased not from praying” (= Yunus ... mengarahkan doa-doanya
kepada Allah bukan tanpa pergumulan yang hebat; ia berjuang dengan banyak
kesukaran; tetapi betapapun besarnya kesukaran / rintangan yang ada dalam
jalannya, ia tetap bertekun dan tidak berhenti dari doa) - hal 76.
Sekarang perhatikan apa
saja yang dilakukan oleh Yunus.
1.Ia berdebat melawan
pikiran yang diberikan oleh setan itu.
Ay 4a
adalah pikiran Yunus yang merupakan bujukan setan supaya Yunus tidak berdoa.
Tetapi Yunus tidak mau menuruti pemikiran itu, dan ia mendebatnya dengan
ay 4b.
Tetapi
ay 4b
dalam Kitab Suci Indonesia yang berbunyi: ‘Mungkinkah
aku memandang lagi baitMu yang kudus?’ merupakan suatu bagian yang salah
terjemahan!
Seharusnya
bunyinya adalah: ‘Tetapi aku akan
memandang lagi baitMu yang kudus’ (NIV: ‘yet
I will look again toward your holy temple’).
Jadi
ay 4b
itu bukan merupakan kalimat tanya yang menunjukkan keraguan Yunus apakah ia
bisa melihat Bait Suci lagi atau tidak. Sebaliknya ay 4b itu merupakan suatu
pernyataan yang menunjukkan keyakinan bahwa ia akan melihat Bait Suci lagi.
Disamping itu kata ‘tetapi’ pada
awal dari ay 4b
itu mengkontraskan ay 4a dengan ay 4b.
Jadi,
dengan kata-kata dalam ay 4b itu, Yunus meneguhkan dirinya untuk
tetap berdoa
Penerapan:
Kalau saudara berbuat dosa (apalagi dengan sengaja, dosa besar, dsb), maka pada
waktu saudara sudah sungguh-sungguh bertobat sekalipun, bisa saja saudara masih
takut untuk berdoa / berbakti kepada Tuhan / membaca Firman Tuhan, dsb. Saudara
merasa Allah masih tidak mau menerima saudara, atau saudara merasa bahwa dosa
saudara belum diampuni dsb. Itu adalah pikiran dari setan! Jangan membiarkan
pikiran semacam itu ada dalam kepala saudara! Saudara harus mendebat pikiran
itu! Saudara bisa menggunakan ayat-ayat Firman Tuhan untuk itu, misalnya: Ro 8:1 Ro 5:8-10
1Yoh 1:9 dsb.
2. Ia mengingat hal-hal yang bisa membangkitkan imannya.
Ay 4b,7:
‘baitMu yang kudus’. Ini simbol
kehadiran Allah! Bait Allah mengingatkan dia akan apa yang telah ia lakukan
bagi Allah, sebelum ia membangkang terhadap Allah. Ini menguatkan imannya dan
membantu mengatasi kesukarannya untuk berdoa.
Calvin: “by
speaking of the temple, he no doubt set the temple before him as an
encouragement to his faith. As then he had been cast away, he gathers
everything that might avail to raise up and confirm his hope. He had indeed
been circumcised, he had been a worshipper of God from his childhood, he had
been educated in the Law, he had exercised himself in offering sacrifices:
under the name of temple he now includes briefly all these things” (=
dengan membicarakan Bait Suci, tak diragukan lagi ia meletakkan Bait Suci itu
di hadapannya sebagai sesuatu yang menguatkan imannya. Karena pada saat itu ia
telah terbuang, ia mengumpulkan segala sesuatu yang berguna untuk membangkitkan
dan meneguhkan pengharapannya. Ia memang telah disunat, ia telah menjadi
seorang penyembah Allah sejak masa kanak-kanaknya, ia telah dididik dalam hukum
Taurat, ia telah mempersembahkan korban: sekarang di bawah nama Bait Suci ia
secara singkat mencakup semua hal-hal itu) - hal 80.
Calvin: “when
every access to God seems closed up against us, nothing is more useful than to
recall to mind, that he has adopted us from our very infancy, that he has also
testified his favour by many tokens, especially that he has called us by his
Gospel into a fellowship with his only-begotten Son, who is life and salvation”
(= pada waktu setiap jalan masuk kepada Allah kelihatannya tertutup bagi kita,
tidak ada yang lebih berguna dari pada mengingat bahwa Ia telah mengadopsi kita
sejak kita bayi, bahwa Ia juga telah menyaksikan perkenanNya dengan banyak
tanda, khususnya bahwa Ia telah memanggil kita dengan Injilnya kedalam persekutuan dengan Anak tunggalnya, yang
adalah hidup dan keselamatan) - hal 80-81.
Penerapan:
kalau saudara mengalami hal seperti ini, saudara bisa mengingat:
a. Saat
pertama saudara bertobat.
b. Baptisan
saudara.
c. Orang
yang menginjili saudara.
d. Semangat
yang berkobar-kobar pada waktu saudara bertobat.
Ini
bisa menguatkan iman saudara, sehingga saudara bisa berdoa kembali.
3. Membandingkan agamanya
dengan agama-agama kafir.
a. Ay 8: ‘Mereka
yang berpegang teguh pada berhala kesia-siaan, merekalah yang meninggalkan Dia,
yang mengasihi mereka dengan setia’.
KJV: ‘They that observe lying vanities forsake their own mercy’ (= Mereka yang mengikuti kesia-siaan yang dusta meninggal-kan belas kasihan mereka sendiri).
Ini
tentang agama-agama lain yang menyembah berhala; mungkin ini berhubungan dengan
para orang di kapal yang berteriak kepada allahnya masing-masing (1:5).
b. Ay 9:‘Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepadaMu; apa
yang kunazarkan akan kubayar. Kese-lamatan adalah dari TUHAN!’.
Ini
tentang agamanya sendiri.
Mengomentari
ay 8-9 ini Pulpit
Commentary berkata: “They who quit the Lord prepare for themselves a terrible fate. In God
is salvation; out of him is destruction” (= Mereka yang meninggalkan Tuhan
menyiapkan bagi diri mereka sendiri suatu nasib yang mengerikan. Di dalam Allah
ada keselamatan; di luar Dia ada kehancuran) - hal 47.
Calvin: “I
doubt not, therefore, but that Jonah here sets his own religion in opposition
to the false invention of men” (= Karena itu, saya tidak meragukan bahwa di
sini Yunus mempertentangkan agamanya sendiri dengan agama yang merupakan
penemuan palsu manusia) - hal 87.
Dengan
ini Yunus hendak menyakinkan dirinya bahwa agama yang ia pilih itu benar,
sedangkan agama lain itu sia-sia / salah. Atau dengan kata lain, ia berpikir:
‘Masakan saya tak diterima oleh Tuhan, padahal saya ikut agama yang benar /
saya datang kepada Tuhan dengan cara yang benar?’.
Penerapan:
saudara bisa juga membandingkan kristen dengan agama lain. Semua agama lain
berdasarkan perbuatan baik, tetapi kristen mengajarkan: saudara diterima
berdasarkan iman!! Jadi, jelas bukan karena saudara baik / saleh, maka saudara
diterima oleh Tuhan!
4. Dia berdoa dengan menggunakan ayat-ayat Kitab Suci yang ia ingat /
hafal.
Bandingkan doa Yunus dengan ayat-ayat Mazmur ini!
Ay 2 bdk. Maz 120:1.
Ay 3b bdk. Maz 42:8.
Ay 4a bdk. Maz 31:23.
Ay 5-6a bdk. Maz 69:2-3.
Ay 7a bdk. Maz 142:4.
Ay 8a bdk. Maz 31:7.
Ay 9b bdk. Maz 3:9.
C.
H. Spurgeon: “Here is a man inside a fish with a Book
inside of him; and it was the Book inside of him that brought him out from the
fish again” (= Di sini ada seseorang yang ada di dalam seekor ikan dengan
sebuah Kitab di dalamnya; dan Kitab yang ada di dalamnya itu yang membawa ia
keluar dari ikan itu lagi) - ‘Spurgeon’s Expository Encyclopedia’, vol 12, hal
247.
Saudarapun bisa melakukan hal yang dilakukan
oleh Yunus, misalnya dengan berdoa menggunakan ayat-ayat seperti:
a. Maz
9:19 - “Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk
selamanya hilang harapan orang sengsara”.
b. Maz
25:3 - “Ya, semua orang yang menantikan Engkau takkan mendapat malu”.
c. Maz
34:19 - “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan
orang-orang yang remuk jiwanya”.
d. Maz
103:8-9 - “(8) TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia. (9) Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia
mendendam”.
e. Yes
42:3 - “Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang
pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya”.
Catatan:
Kalau saudara berdoa menggunakan ayat-ayat Kitab Suci, saudara tidak perlu
mengutipnya secara persis, yang penting artinya sama.
IV) Sikap Tuhan.
1) Tuhan mendengar dan
menjawab doa Yunus (ay 2).
Pulpit Commentary: “There is no depth from
which he cannot lift us; no recess from which he cannot draw us forth; no
sorrow of which he cannot relieve us; no sin which he cannot pardon. Of how
many of God’s people may it be said, ‘They looked unto him, and were lightened,
and their faces were not ashamed’!” (= Tidak ada kedalaman dari mana Ia tidak
bisa mengangkat kita; tidak ada lubang dari mana Ia tidak bisa mengeluarkan
kita; tidak ada kesedihan dari mana Ia tidak bisa menolong kita; tidak ada dosa
yang Ia tidak bisa ampuni. Tentang banyak umat Allah bisa dikatakan: ‘Mereka
memandang kepadaNya, dan diterangi, dan wajah mereka tidak malu’!) - hal 47.
Catatan:
kutipan ayat dari Maz 34:6 versi KJV, yang agak berbeda dengan versi Kitab Suci
Indonesia.
2) Tuhan memerintahkan
ikan itu memuntahkan Yunus, dan ikan itu memuntahkan Yunus (ay 10).
Memang
Tuhan tidak memerintahkan kepada ikan itu seperti kalau Ia memerintah malaikat
atau manusia. Mungkin ini harus diartikan sebagai ‘mengatur’ (bdk. 1Raja 17:4,9).
Barnes’ Notes kutip kata-kata Chrysostom: “Wherefore God did not lead him straight
from the vessel to the city; but the sailors gave him over to the sea, the sea
to the vast fish, the fish to God, God to the Ninevites, and through this long
circuit brought back the fugitive; that He might instruct all, that it is
impossible to escape the Hands of God” [= Mengapa Allah tidak memimpinnya
langsung dari kapal ke kota (Niniwe); tetapi para pelaut menyerahkannya kepada
laut, laut kepada ikan yang besar, ikan kepada Allah, Allah kepada orang-orang
Niniwe, dan melalui perjalanan keliling yang panjang ini membawa kembali
buronan ini; supaya Ia bisa mengajar semua orang, bahwa merupakan sesuatu yang
mustahil untuk lolos dari tangan Allah] - hal 411.
Barnes’ Notes: “God had commanded the Prophet, and he
disobeyed. God, in some way, commanded the fish. He laid His will upon it, and
the fish forthwith obeyed; a pattern to the Prophet when He released him”
(= Allah telah memerintahkan sang Nabi, dan ia tidak taat. Allah, dengan cara
tertentu, memerintahkan ikan. Ia meletakkan kehendakNya padanya, dan ikan itu
mentaatinya dengan segera; suatu contoh bagi sang Nabi pada waktu Ia
membebaskannya) - hal 411.
Kesimpulan / penutup.
Pergumulan Yunus dalam perut
ikan tidak sia-sia, karena Tuhan mendengar dan menolongnya. Karena itu kalau
saudara mau bertobat, dan mendapatkan ada halangan, jangan putus asa dan lalu
berhenti dalam usaha saudara! Saudara harus terus bergumul sampai menang!
Maukah saudara melakukannya?
Calvin: “the
servants of God do not gain the victory without great struggle. We must fight,
and indeed strenuously, that we may conquer” (= pelayan-pelayan Allah tidak
mendapatkan kemenangan tanpa pergumulan yang hebat. Kita harus bergumul, dan
dengan hebat, supaya kita bisa menang) - hal 75.
Tuhan beserta saudara!
-AMIN-
No comments:
Post a Comment