Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
pembahasan I PETRUS 3:18-20 (1)
1Pet 3:18-20
- “Sebab
juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar
untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia,
yang telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah
dibangkitkan menurut Roh, (19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan
Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, (20) yaitu kepada roh-roh
mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap
menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, dimana hanya
sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu”.
Tidak usah diragukan lagi, ini merupakan suatu bagian Kitab Suci yang
sangat sukar, dan bahkan ini merupakan salah satu bagian yang paling sukar
dalam Kitab Suci. Sukarnya teks ini terlihat dari beberapa komentar di bawah ini:
William Barclay:
“this passage is one
of the most difficult in the New Testament, ... we are here face to face with one
of the most difficult passages, not only in Peter’s letter, but in the whole New
Testament” (= text ini adalah salah satu teks yang paling sukar dalam Perjanjian Baru, ... di sini kita berhadapan
dengan salah satu teks yang paling sukar, bukan hanya dalam surat Petrus,
tetapi dalam seluruh Perjanjian Baru) - hal 233,236.
Pulpit Commentary: “The literature of ver. 19 is a library”
(= Literatur tentang ay 19 merupakan suatu perpustakaan) - hal 161.
A. T. Robertson: “Luther admits that he does not know what
Peter means” (= Luther mengakui bahwa ia
tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Petrus)-‘Word Pictures in the New
Testament’, vol 6, hal 117.
Yang menjadi problem dalam
penafsiran teks ini adalah:
1.Terjemahannya.
3:18 - “Sebab
juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk
orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang
telah dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, tetapi yang telah
dibangkitkan menurut Roh,”.
KJV: ‘For Christ also hath once suffered for sins, the just for the unjust, that he might bring us to God, being put to death in the flesh, but quickened by the Spirit’ (= Karena Kristus juga telah menderita sekali untuk dosa-dosa, orang yang benar untuk orang yang tidak benar, supaya Ia bisa membawa kita kepada Allah, dibunuh dalam daging, tetapi dihidupkan oleh Roh).RSV: ‘For Christ also died for sins once for all, the righteous for the unrighteous, that he might bring us to God, being put to death in the flesh but made alive in the spirit’ (= Karena Kristus juga mati untuk dosa-dosa sekali untuk selamanya, orang benar untuk orang yang tidak benar, supaya Ia bisa membawa kita kepada Allah, dibunuh dalam daging tetapi dihidupkan dalam roh).NIV: ‘For Christ died for sins once for all, the righteous for the unrighteous, to bring you to God. He was put to death in the body but made alive by the Spirit’ (= Karena Kristus mati untuk dosa-dosa sekali untuk selamanya, orang benar untuk orang yang tidak benar, untuk membawa kamu kepada Allah. Ia dibunuh dalam tubuh tetapi dihidupkan oleh Roh).NASB: ‘For Christ also died for sins once for all, the just for the unjust, in order that He might bring us to God, having been put to death in the flesh, but made alive in the spirit’ (= Karena Kristus mati untuk dosa-dosa sekali untuk selamanya, orang benar untuk orang yang tidak benar, supaya Ia bisa membawa kita kepada Allah, setelah dibunuh dalam daging, tetapi dihidupkan dalam roh).
3:19-20 - “(19) dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan
Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara, (20) yaitu kepada roh-roh
mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap
menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, dimana hanya
sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu”.
KJV: ‘By which also he went and preached unto the spirits in prison; Which sometime were disobedient, when once the longsuffering of God waited in the days of Noah, while the ark was a preparing, wherein few, that is, eight souls were saved by water’ (= Oleh siapa Ia juga pergi dan berkhotbah / memberitakan kepada roh-roh dalam penjara; Yang dahulu tidak taat, pada waktu kesabaran Allah menunggu pada jaman Nuh, pada saat bahtera sedang disiapkan, dimana sedikit, yaitu delapan jiwa diselamatkan oleh air).RSV: ‘in which he went and preached to the spirits in prison, who formerly did not obey, when God's patience waited in the days of Noah, during the building of the ark, in which a few, that is, eight persons, were saved through water’ (= dalam siapa Ia pergi dan berkhotbah / memberitakan kepada roh-roh dalam penjara, yang dahulu tidak taat, pada waktu kesabaran Allah menunggu pada jaman Nuh, selama pembangunan bahtera, dalam mana sedikit, yaitu delapan orang, diselamatkan melalui air).
Catatan: kata ‘Injil’ sebetulnya memang tidak ada. Ini berbeda dengan 1Pet 4:6
yang memang menggunakan kata ‘memberitakan
Injil’, tetapi dalam bentuk pasif.
2. Siapa ‘roh’ pada akhir ay 18 itu? Ia pasti sama dengan ‘Roh’
yang memberitakan Injil pada ay 19a! Ada yang menganggap bahwa ini adalah ‘roh manusia Yesus’; ada pula yang
menganggap ini adalah ‘Roh ilahi Yesus /
Logos’; dan ada anggapan lain lagi yang mengatakan bahwa ini adalah ‘Roh Kudus’. Dan apakah Pemberitaan
Injil itu dilakukan melalui Nuh atau tidak?
3. Siapa ‘roh-roh yang di dalam
penjara’ yang menerima pemberitaan Injil itu? Setan, atau manusia? Kalau manusia, manusia yang mana? Semua orang yang
tidak percaya? Semua orang yang belum pernah mendengar Injil? Semua orang yang
tidak percaya pada jaman Perjanjian Lama? Semua orang kudus / beriman jaman
Perjanjian Lama? Orang-orang yang mati karena banjir pada jaman Nuh?
4. Dimana dan kapan terjadinya pemberitaan (Injil) kepada roh-roh dalam
penjara itu? Di dunia pada jaman Nuh,
atau di Hades / dunia orang mati pada masa antara kematian dan kebangkitan
Tuhan Yesus? Atau di Hades pada saat Yesus bangkit atau naik ke surga, atau di
Hades sampai pada saat ini? Dan apakah pemberitaan (Injil) itu terjadi pada
saat orang-orang itu sudah mati atau masih hidup?
Apakah pemberitaan (Injil) itu bisa mempertobatkan dan menyelamatkan atau hanya sekedar merupakan suatu proklamasi kemenangan saja yang sama sekali tidak bisa mempertobatkan?
Karena kesukaran-kesukaran ini maka muncul
bermacam-macam penafsiran tentang bagian ini:
1) Yang memberitakan kepada
roh-roh dalam penjara itu adalah Enoch
(= Henokh). Pemberitaan itu ditujukan
kepada malaikat-malaikat yang jatuh, dan dilakukan di Hades. Disamping itu
pemberitaan itu bukanlah pemberitaan yang bisa mempertobatkan, tetapi hanya
merupakan pengumuman tentang hukuman mereka.
William Barclay: “If we look at Moffatt’s translation, we find something quite
different. He translates: ‘In the flesh he (Christ) was put to death, but he
came to life in the Spirit. It was in the Spirit that Enoch also went and
preached to the imprisoned spirits who had disobeyed at the time when God’s
patience held out during the construction of the ark in the days of Noah.’ How
does Moffatt arrive at this translation? The name of Enoch does not appear in
any Greek manuscript. But in the consideration of the text of any Greek author,
scholars sometimes use a process called ‘emendation’. They think that there is
something wrong with the text as it stands, that some scribe has perhaps copied
it wrongly; and they, therefore, suggest that some word should be changed or
added. In this passage Rendel Harris suggested that the word ‘Enoch’ was missed
out in the copying of Peter’s writing and should be put back in” [= Jika
kita melihat pada terjemahan Moffatt,
kita mendapatkan sesuatu yang sangat berbeda. Ia menterjemahkan: ‘Dalam daging
Ia (Kristus) dibunuh, tetapi Ia hidup dalam Roh. Dalam Roh itu juga Enoch / Henokh pergi dan berkhotbah /
memberitakan kepada roh-roh yang dipenjara yang telah tidak taat pada waktu
kesabaran Allah bertahan selama pembentukan bahtera pada jaman Nuh’. Bagaimana
Moffatt bisa menterjemahkan seperti ini? Nama Enoch / Henokh tidak ada dalam manuscript Yunani manapun. Tetapi
dalam mempertimbangkan text dari seadanya pengarang Yunani, para ahli kadang-kadang
menggunakan suatu proses yang disebut ‘emendation
/ koreksi / perubahan / perbaikan’. Mereka beranggapan bahwa ada sesuatu yang
salah dengan text yang ada, bahwa penyalin mungkin telah menyalin secara salah;
dan karena itu mereka mengusulkan supaya beberapa kata diubah atau ditambahkan.
Dalam text ini Rendel Harris mengusulkan suatu pemikiran bahwa kata ‘Enoch / Henokh’ luput / hilang dalam
penyalinan dari tulisan Petrus dan harus dikembalikan] - hal 238.
Barclay lalu mengatakan bahwa bagian yang dipersoalkan
itu dalam bahasa Yunani adalah sebagai berikut:
EN HO KAI
TOIS EN PHULAKE
PNEUMASI(N) POREUTHEIS EKERUXEN
in which also
to the in prison spirits having gone he preached
William Barclay: “It was Rendel Harris’s suggestion that between KAI and TOIS the word
ENOCH had dropped out. His explanation was that, since most manuscript copying
was done to dictation, scribes were very liable to miss out words which
followed each other, if they sounded very similar. In this passage EN HO KAI
and ENOCH sound very much alike, and Rendel Harris thought it very likely that
ENOCH had for that reason been mistakenly omitted” [= Usul dari Rendel
Harris adalah bahwa di antara KAI dan TOIS (lihat anak panah) kata ‘Enoch
/ Henokh’ telah hilang. Penjelasannya adalah bahwa, karena kebanyakan
penyalinan manuscripts dilakukan dengan pendiktean, para penyalin sangat mudah
keluputan kata-kata yang berurutan, jika kata-kata itu bunyinya sangat mirip.
Dalam text ini EN HO KAI dan ENOCH bunyinya sangat mirip, dan Rendel Harris
menganggapnya sangat mungkin bahwa karena alasan itu maka kata Enoch
/ Henokh telah terhapus secara salah] - hal 239.
William Barclay: “What reason is there for bringing ENOCH into this passage at all? He
has always been a fascinating and mysterious person. ‘And Enoch walked with
God; and he was not; for God took him’ (Genesis 5:24). In between the Old and
New Testaments many legends sprang up about Enoch and famous and important
books were written under his name. One of the legends was that Enoch, though a
man, acted as ‘God’s envoy’ to the angels who sinned by coming to earth and
lustfully seducing mortal women (Genesis 6:2). In the Book of Enoch it is said
that he was sent down from heaven to announce to these angels their final doom
(Enoch 12:1) and that he proclaimed that for them, because of their sin, there
was neither peace nor forgiveness ever (Enoch 12 and 13). So then, according to
Jewish legend, Enoch did go to Hades and preach doom to the fallen angles. And
Rendel Harris thought that this passage referred, not to Jesus, but to Enoch,
and Moffatt so far agreed with him as to put Enoch into his translation” [=
Apa gerangan alasannya untuk membawa Enoch
/ Henokh ke dalam text ini? Ia selalu merupakan pribadi yang mempesonakan dan
misterius. ‘Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi,
sebab ia telah diangkat oleh Allah’ (Kej 5:24). Di antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru banyak dongeng muncul tentang Enoch / Henokh dan banyak kitab-kitab yang terkenal dan penting
ditulis atas namanya. Salah satu dongeng adalah bahwa Enoch / Henokh, sekalipun adalah seorang manusia, bertindak sebagai
‘duta / utusan Allah’ kepada para malaikat yang berdosa dengan datang ke bumi
dan dengan penuh nafsu membujuk para perempuan (Kej 6:2). Dalam Kitab Enoch / Henokh dikatakan bahwa ia diutus
untuk turun dari surga untuk mengumumkan kepada para malaikat ini nasib akhir
mereka (Enoch / Henokh 12:1) dan
bahwa ia memberitakan untuk mereka bahwa karena dosa mereka tidak ada damai
ataupun pengampunan selama-lamanya (Enoch / Henokh 12 dan 13). Kemudian menurut
dongeng Yahudi, Enoch / Henokh pergi
ke Hades dan memberitakan malapetaka kepada malaikat-malaikat yang jatuh. Dan
Rendel Harris beranggapan bahwa text ini menunjuk, bukan kepada Yesus, tetapi
kepada Enoch / Henokh, dan Moffatt
begitu menyetujuinya sehingga memasukkan Enoch
/ Henokh ke dalam terjemahannya] - hal 239.
Alasan penolakan terhadap penafsiran ini:
a)Tidak didukung oleh “manuscripts” manapun.
A. T. Robertson: “There is no manuscript for the conjecture, though it would relieve the
difficulty greatly” [= Tidak ada manuscript untuk dugaan ini, sekalipun ini
akan sangat mengurangi kesukaran / problem (tentang text ini)] - ‘Word
Pictures in the New Testament’, vol 6, hal 117.
b)Sama sekali tidak cocok dengan konteksnya yang membicarakan pekerjaan / penderitaan
Kristus.
William Barclay: “That is an extremely interesting and ingenious suggestion but without
doubt it must be rejected. There is no evidence for it at all; and it is not
natural to bring in Enoch, for the whole picture is of the work of Christ”
(= Itu merupakan usul yang sangat menarik dan pintar / penuh akal, tetapi tanpa
keraguan itu harus ditolak. Tidak ada bukti sama sekali untuk hal itu; dan
tidak wajar untuk memasukkan Enoch /
Henokh, karena seluruh gambaran adalah tentang pekerjaan Kristus) - hal
239-240.
c)Nama itu sebetulnya bukannya dibaca Enoch, tetapi dalam bahasa Yunani adalah Henokh,
dan dalam bahasa Ibrani adalah KHANOK, sehingga sebetulnya bunyinya berbeda
dengan kata Yunani EN HO.
Catatan:
Untuk bahasa Ibraninya lihat Kej 5:18-24.
Untuk bahasa Yunaninya lihat Yudas 14.
2) Roma Katolik menganggap
1Pet 3:18-20 ini sebagai dasar dari doktrin mereka tentang:
a) Api pencucian.
Barnes’ Notes: “this is the only passage in the New Testament on which the Romish
doctrine of purgatory is supposed to rest” [= dianggap / diduga bahwa ini
merupakan satu-satunya text dalam Perjanjian Baru di atas mana doktrin Roma
(Katolik) tentang api pencucian bersandar] - hal 1423.
Catatan: Saya tidak tahu apakah ini hanya merupakan dugaan dari Albert Barnes
saja, ataukah ia memang tahu bahwa Roma Katolik memang menggunakan teks ini sebagai dasar
dari doktrin tentang api pencucian. Tetapi dalam ‘Catechism of the Catholic Church’ yang dikeluarkan tahun 1992, hal
ini tidak ada.
Kalau memang teks ini dipakai sebagai dasar dari api pencucian, maka ini
jelas merupakan dasar yang sangat tidak kuat, karena tidak ada dasar untuk mengatakan
bahwa kata ‘penjara’ menunjuk pada ‘api pencucian’. Juga dalam doktrin
Roma Katolik sendiri tidak pernah diajarkan adanya pemberitaan (Injil) dalam
api pencucian, baik itu dilakukan oleh Yesus atau oleh siapapun juga.
Disamping itu seluruh doktrin tentang api pencucian
jelas harus ditolak karena bertentangan dengan penebusan yang sempurna yang
dilakukan oleh Kristus, yang dibuktikan dengan:
kata-kata ‘sudah selesai’ (Yoh 19:30).
kebangkitan Kristus dari
antara orang mati. Seandainya ada satu dosa saja
yang belum beres, maka Ia
tidak akan bisa bangkit, karena upah dosa adalah
maut (Ro 6:23).
Kenaikan Kristus ke surga dan
duduknya Ia di sebelah kanan Allah. Kalau
misiNya untuk menebus dosa
manusia belum beres, maka Ia pasti disuruh
kembali untuk menyelesaikannya.
Penebusan sempurna ini menyebabkan orang yang percaya
kepada Kristus diampuni semua dosa-dosanya, dan tidak mungkin dihukum, baik
dalam hidup yang sekarang ini maupun dalam hidup yang akan datang.
Ro 8:1 - “Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
b) Limbus Patrum, atau tempat penantian bagi orang-orang suci / percaya
jaman Perjanjian Lama, yang dibebaskan oleh Kristus setelah kematianNya menebus
dosa manusia.
Matthew Poole (hal 911) mengatakan bahwa teks ini tidak mungkin
dipakai sebagai dasar dari ajaran Roma Katolik tentang Limbus Patrum ini
karena:
Roh-roh dalam penjara ini
dikatakan ‘tidak taat’, dan karena
itu tidak
mungkin menunjuk kepada
orang-orang suci / percaya pada jaman Perjanjian
Lama.
Matthew Poole: “The spirits here mentioned were
disobedient, which cannot be said of the fathers of the Old Testament, who were
true believers” (= Roh-roh yang disebutkan di sini tidak taat, dan hal ini
tidak bisa dikatakan tentang bapa-bapa dari Perjanjian Lama, yang adalah
orang-orang percaya yang sejati) - hal 911.
Teks ini tidak mengatakan bahwa roh-roh yang di
dalam penjara itu
dibebaskan oleh Kristus.
Menurut ajaran Roma Katolik,
Nuh dan keluarganya pasti juga ada di Limbus
Patrum itu. Tetapi teks ini justru mempertentangkan
/ mengkontraskan Nuh
dan keluarganya
(1Pet 3:20 - 8 orang) dengan roh-roh yang ada di dalam
penjara itu.
3) Ini menunjuk pada pemberitaan
yang dilakukan oleh Yesus / roh dari manusia Yesus kepada roh-roh jahat di
Hades (ini bukan roh manusia tetapi setan). Pemberitaan ini bukanlah suatu penginjilan yang memungkinkan mereka
bertobat, tetapi hanya merupakan suatu proklamasi kemenangan atau pernyataan
hukuman.
Allan M. Stibbs (Tyndale): “Though He suffered the extreme penalty of sin for the unrighteous, and
was personally put to death in the flesh, He was nevertheless quickened in the
spirit. So He was at once able Himself to go and proclaim His triumph to the
rebellious and imprisoned evil spirits, who had involved men in sin and judgment”
(= Sekalipun Ia menderita hukuman yang sangat hebat dari dosa untuk orang yang
tidak benar, dan Ia sendiri dibunuh dalam daging, tetapi Ia dihidupkan dalam
roh. Jadi Ia segera bisa pergi sendiri dan memberitakan / memproklamirkan
kemenanganNya kepada roh-roh jahat yang memberontak dan dipenjara, yang telah
melibatkan manusia dalam dosa dan penghakiman) - hal 139.
Allan M. Stibbs (Tyndale): “In the phrase ‘quickened by the Spirit’ there is probably no reference
to the Holy Spirit. ‘Flesh’ and ‘spirit’ are each without an
article in the Greek and are best understood as
references, in strong contrast, to two constituent parts or successive
conditions of our Lord’s human nature ... we are told, not the His human spirit
went to Hades, there to await final judgment and the second death, but that His
human spirit enjoyed the benefit of being quickened, i.e. it entered into
fuller life ... In His quickened human spirit, before His body was raised from
the tomb, He was able to go where evil spirits are in prison, awaiting the
judgment of the great day (2Pet. 2:4,5; Jude 6), and to announce to them His
victory over death, and over the consequences to men of their evil-doing. He
thus made them aware that their own judgment was finally sealed (cf. Col.
2:14,15).” [= Ungkapan ‘dihidupkan oleh Roh’ mungkin tidak
menunjuk kepada Roh Kudus. Baik ‘daging’ maupun ‘roh’ tidak mempunyai kata
sandang dalam bahasa Yunani dan paling baik dimengerti sebagai petunjuk, dalam
kontras yang menyolok, kepada 2 bagian pokok atau kondisi yang berurutan dari
hakekat manusia Tuhan kita (maksudnya menunjuk
pada ‘tubuh’ dan ‘jiwa / roh’ dari manusia Yesus) ... kita diberitahu, bukan bahwa roh manusiaNya pergi ke Hades, dan
lalu menunggu penghakiman terakhir dan kematian kedua di sana, tetapi bahwa roh
manusiaNya menikmati manfaat dari dihidupkannya roh itu, yaitu masuk ke dalam
kehidupan yang lebih penuh ... Dalam roh manusiaNya yang dihidupkan, sebelum
tubuhNya dibangkitkan dari kubur, Ia bisa pergi ke tempat dimana roh-roh jahat
ada di penjara, menunggu penghakiman pada hari yang besar (2Pet 2:4-5;
Yudas 6), dan mengumumkan kepada mereka kemenanganNya atas kematian, dan
tentang konsekwensi dari tindakan jahat mereka terhadap manusia. Dengan
demikian ia membuat mereka sadar bahwa penghakiman mereka sendiri akhirnya
dipastikan (bdk. Kol 2:14-15)] - hal 141-142.
2Pet
2:4-5 - “Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat
dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian
menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari
penghakiman; dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya
menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia
mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik”.
Yudas 6 - “Dan
bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar”.
Kol 2:14-15 - “dengan
menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan
mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia
telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan
mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas mereka”.
Allan M. Stibbs (Tyndale): “The verb KERUSSEIN, ‘to herald’ or ‘proclaim’ (see Rev. 5:2), here
translated ‘preached’ is to be distinguished from EUANGELIZEIN, to proclaim
good tidings (see especially 4:6). Peter is not saying that Christ preached the
gospel. Rather He announced His triumph over evil, which was for the evil
spirits bad news” [= Kata kerja KERUSSEIN, ‘mengumumkan’ atau
‘memproklamirkan’ (lihat Wah 5:2), yang di sini diterjemahkan ‘berkhotbah
/ memberitakan’, harus dibedakan dari EUANGELIZEIN, ‘memberitakan kabar baik’ (lihat khususnya
4:6). Petrus tidak berkata bahwa Kristus memberitakan injil. Tetapi Ia
mengumumkan kemenanganNya atas kejahatan, yang bagi roh-roh jahat itu merupakan
kabar buruk] - hal 142.
Allan M. Stibbs (Tyndale): “Many have wished to interpret the phrase ‘the spirits in prison’ as a
reference to departed human spirits; but it fits in with the linguistic usage
of Scripture, and with the reference to the days of Noah, to understand it as a
reference to fallen angels. The word PNEUMATA, ‘spirits’, alone and without
qualification, is not thus used anywhere else in the Bible to describe departed
human spirits. Note, for example, ‘the spirits of just men’ (Heb. 12:23).
But the word is thus used of supernatural beings, both good and bad (see Heb.
1:14; Lk. 10:20)” (= Banyak yang ingin menafsirkan ungkapan ‘roh-roh dalam
penjara’ sebagai menunjuk pada roh-roh manusia yang telah mati; tetapi adalah
cocok dengan penggunaan bahasa dari Kitab Suci, dan dengan petunjuk pada jaman
Nuh, untuk mengerti ini sebagai petunjuk kepada malaikat-malaikat yang jatuh. Kata
PNEUMATA, ‘roh-roh’, sendirian dan tanpa pembatasan (maksudnya tak
dikatakan roh siapa), tidak digunakan
seperti itu dimanapun dalam Alkitab untuk menggambarkan roh-roh manusia yang
sudah mati. Perhatikan, sebagai
contoh, ‘roh-roh orang-orang benar’ (Ibr 12:23). Tetapi kata itu digunakan
seperti itu tentang makhluk-makhluk supranatural, yang baik maupun yang jahat
(lihat Ibr 1:14; Luk 10:20)] - hal 142-143.
Ada juga yang beranggapan (Dr. Knox Chamblin) bahwa
roh-roh jahat yang dimaksud adalah para malaikat yang jatuh dalam perzinahan
dengan manusia dalam Kej 6:2,4 dimana istilah ‘anak-anak Allah’ ditafsirkan sebagai ‘malaikat-malaikat’.
Alasan pandangan ini:
malaikat sering disebut ‘anak
Allah’ (Ayub 1:6 2:1 38:7
Daniel 3:25,28).
2Pet 2:4 dan Yudas 6 dianggap menunjuk pada saat ini. Tetapi
saya
menganggap bahwa ayat-ayat ini menunjuk pada kejatuhan pertama
dari
malaikat.
Dari perkawinan ini lahir ‘raksasa’
(Kej 6:4a).
Keberatan terhadap penafsiran golongan ke 3 ini:
a) Apakah benar yang pergi ke ‘penjara’ itu adalah roh dari manusia
Yesus? Ini sangat meragukan, tetapi ini tidak akan saya bahas di sini. Nanti
kita akan melihat lebih banyak tentang perdebatan dalam hal ini.
b) Ia berpendapat bahwa roh-roh
jahat itu betul-betul dipenjara, dalam arti dikurung dan tidak bisa pergi ke
mana-mana. Apakah itu memang merupakan arti dari Yudas 6 2Pet 2:4-5 dan Kol 2:14-15? Mari kita pelajari ketiga teks ini:
Teks pertama: Yudas 6 - “Dan
bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan
mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar”.
1. Kata-kata ‘Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat ... dengan belenggu abadi
di dalam dunia kekelaman’ tidak berarti bahwa setan betul-betul dikurung /
dipenjara di suatu tempat. Mengapa? Karena Kitab Suci secara jelas menunjukkan
bahwa setan masih bebas berkeliaran menggoda manusia (bdk.
1Pet 5:8 Yak 4:7).
Calvin: “We
are not to imagine a certain place in which the devils are shut up, for the Apostle simply intended to
teach us how miserable their
condition is, since the time they apostized and lost their dignity” (= Kita tidak boleh membayangkan suatu tempat tertentu didalam mana
setan-setan itu dikurung,
karena sang rasul hanya bermaksud untuk mengajar kita betapa
buruknya kondisi mereka sejak saat mereka memberontak / murtad dan
kehilangan martabat mereka).
Saya setuju dengan
kata-kata Calvin pada bagian awal kutipan di atas (yang saya garis bawahi),
tetapi tidak dengan bagian akhir kutipan itu. Saya lebih setuju dengan
pandangan Hoekema di bawah ini.
Anthony
Hoekema menghubungkan hal ini dengan Wah 20:1-3 - “Lalu aku melihat seorang malaikat
turun dari sorga memegang anak kunci jurang maut dan suatu rantai besar di
tangannya; ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya
seribu tahun lamanya, lalu melemparkannya ke dalam jurang maut, dan
menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi
menyesatkan bangsa-bangsa, sebelum berakhir masa seribu tahun itu; kemudian
dari pada itu ia akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya”.
Dan ia lalu
mengatakan bahwa:
Sejak
kedatangan Yesus yang pertama setan dibelenggu / diikat. Dasarnya:
Mat 12:28-29
- “Tetapi
jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan
Allah sudah datang kepadamu. Atau bagaimanakah orang dapat memasuki rumah seorang
yang kuat dan merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu
orang kuat itu? Sesudah diikatnya barulah dapat ia merampok rumah itu”.
Kata ‘diikat’ di sini dalam bahasa Yunaninya
menggunakan kata yang sama seperti yang digunakan dalam Wah 20:2.
Luk 10:17-18
- “Kemudian
ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: ‘Tuhan, juga
setan-setan takluk kepada kami demi namaMu.’ Lalu kata Yesus kepada mereka:
‘Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit’.”.
Yoh 12:31
- “Sekarang
berlangsung penghakiman atas dunia ini: sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan
ke luar”.
Kata ‘dilemparkan’ di sini menggunakan kata
dasar Yunani yang sama dengan kata ‘melemparkan’
dalam Wah 20:3.
‘Diikat / dibelenggu’ tidak
berarti bahwa ia dikurung dalam suatu tempat, tetapi hanya dibatasi
kekuasaan / aktivitasnya. Jadi ia tidak lagi sebebas dulu, tetapi ia masih
mempunyai kebebasan tertentu untuk menggoda dan menyerang manusia. Dan nanti menjelang kedatangan Yesus yang kedua kalinya ia
bahkan akan dilepaskan untuk sedikit waktu lamanya (Wah 20:3b).
2.‘Sampai penghakiman pada hari besar’.
Ini
menunjuk pada penghakiman akhir jaman, dimana setan akan dilemparkan ke neraka
(Wah 20:10) sehingga tidak lagi bisa menggoda / menyerang manusia.
Teks kedua: 2Pet 2:4 - “Sebab jikalau Allah tidak
menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke
dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap
untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman”.
Ayat
ini seolah-olah menunjukkan bahwa Allah sudah memasukkan setan ke dalam neraka.
Untuk ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Kata ‘neraka’
di sini diterjemahkan dari kata bahasa Yunani TARTARUS
yang hanya dipergunakan satu kali ini saja dalam Kitab
Suci. Karena itu sukar
diketahui artinya secara pasti.
Bagian ini tidak
boleh ditafsirkan seakan-akan setan sudah masuk neraka,
karena penafsiran ini akan bertentangan dengan
Mat 8:29 Mat 25:41
Wah 20:10 yang menunjukkan secara jelas bahwa
saat ini setan belum
waktunya masuk neraka. Itu baru akan terjadi pada
kedatangan Yesus yang
keduakalinya. Disamping itu, penafsiran bahwa setan
sudah masuk ke
neraka, bertentangan dengan 2Pet 2:4 itu
sendiri, yang pada bagian akhirnya
berbunyi: ‘dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam
gua-gua
yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari
penghakiman’.
Jadi,
mungkin bagian ini hanya menunjukkan suatu kepastian bahwa setan akan
masuk neraka.
Teks ketiga: Kol 2:14-15 - “dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan
hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakanNya dengan memakukannya
pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan
penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenanganNya atas
mereka”.
Saya berpendapat bahwa teks ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan roh jahat di dalam
penjara, karena teks ini hanya menunjukkan bahwa penghapusan
surat hutang melalui kematian Kristus, menyebabkan setan menjadi seperti orang
yang telah dilucuti senjatanya.
c) Tidak
benar bahwa kata ‘roh’ tanpa
penjelasan apapun, tidak pernah digunakan dalam Alkitab untuk menunjuk kepada
roh orang mati. Bandingkan dengan:
Pengkhotbah 12:7 -
“dan
debu kembali menjadi tanah seperti semula dan
roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya”.
Kis 7:59 - “Sedang mereka
melemparinya Stefanus berdoa, katanya: ‘Ya
Tuhan Yesus, terimalah rohku.’”.
Yak 2:26 - “Sebab seperti tubuh tanpa roh
adalah mati, demikian jugalah
iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.
d) Kalau ‘roh-roh yang di dalam penjara’
menunjuk kepada setan-setan, lalu mengapa dalam 1Pet 3:20a
dibicarakan tentang mereka yang tidak taat pada jaman Nuh? Dan mengapa sebagai
kontras dari ‘roh-roh yang di dalam
penjara’ itu, disebutkan 8 orang yang selamat (1Pet 3:20b)?
e) Tentang
penafsiran yang mengatakan bahwa roh-roh jahat itu adalah malaikat-malaikat
yang jatuh dalam perzinahan dalam Kej 6:2, saya beranggapan sangat tidak
masuk akal, karena:
1. Malaikat tidak
kawin (Mat 22:30).
2. Kej 6:2 itu mengatakan ‘mengambil istri’, bukan sekedar
melakukan hubungan seks. Ini lebih-lebih tidak mungkin dilakukan
oleh malaikat.
Jadi
saya menganggap bahwa istilah ‘anak
Allah’ menunjuk kepada ‘orang yang
percaya’, sedangkan ‘anak manusia’
menunjuk kepada ‘orang yang tidak
percaya’.
Sedangkan
penafsiran Kej 6:4 adalah sebagai berikut: kalau saudara membaca dengan
teliti maka saudara akan melihat bahwa tidak dikatakan bahwa ‘raksasa’ itu lahir karena perkawinan
tersebut. Yang dilahirkan bagi mereka adalah ‘orang-orang gagah perkasa’ dan ‘orang-orang kenamaan’ (Kej 6:4b). Lalu apa sebetulnya arti dari
kata ‘raksasa’ dalam Kej 6:4a?
KJV: ‘giants’ (= raksasa).
RSV/NIV/NASB:
‘the Nephilim’ [ini bukan terjemahan
tetapi transliteration (menuliskan
kata Ibraninya dengan huruf Latin)].
Terjemahan
‘giants / raksasa’ ini timbul karena:
diambil dari Septuaginta / LXX (Perjanjian Lama
yang sudah diterjemahkan
ke dalam bahasa Yunani) yang menterjemahkan
GIGANTES.
dihubungkan dengan Bil 13:33 yang dalam versi
NIV menterjemahkan
sebagai berikut:
“We saw the Nephilim there (the descendants of Anak come
from
the Nephilim). We seemed like grasshoppers in our own eyes, and we
looked
the same to them” [= Kami melihat orang-orang Nephilim di sana
(keturunan Anak datang / muncul dari orang
Nephilim). Kami kelihatan seperti
belalang dalam mata kami sendiri, dan kami
kelihatan sama bagi mereka].
Terjemahan ini
memang menunjukkan bahwa orang Nephilim itu pasti sangat besar / raksasa.
Tetapi ada
kemungkinan penafsiran yang lain: Kata bahasa Ibrani NEPHILIM berasal dari akar
kata NAPHAL yang bisa berarti:
‘to fall’ (= jatuh).
Mungkin semua
orang yang bertemu mereka jatuh tersungkur karena takut kepada mereka.
‘to fall upon / to attack’ (= menyerang).
Jadi, NEPHILIM
berarti penyerang, bandit, perampok.
Kedua arti ini bisa
digabungkan. Jadi, kata NEPHILIM menunjuk kepada perampok-perampok yang
ditakuti orang. Penafsiran ini lebih cocok dengan konteksnya dibandingkan dengan penafsiran di atas yang mengatakan bahwa
NEPHILIM adalah raksasa. Konteks Kej 6 ini
berbicara soal dosa manusia secara moral. Kalau
tahu-tahu Kej 6:4a ini berbicara tentang ukuran tubuh, itu tidak
sesuai dengan konteks atau tidak berhubungan dengan konteks. Tetapi kalau NEPHILIM diartikan peram-pok, itu sesuai dengan
konteks.
Selanjutnya Kej
6:4b menyebutkan tentang ‘orang-orang
gagah perkasa’ dan ‘orang-orang
kenamaan’. Istilah pertama menunjukkan orang-orang yang mempunyai kekuatan
fisik atau kepandaian berkelahi yang hebat, sedangkan istilah kedua menunjukkan
bahwa mereka terkenal karena jahatnya.
Jadi, arti
Kej 6:4 seluruhnya ialah: pada waktu itu sudah ada perampok-perampok
(‘raksasa’), tetapi lalu dengan adanya perkawinan campuran antara orang percaya
dan orang tidak percaya, lalu lahir orang-orang yang sejenis dengan
perampok-perampok itu. Jadi, perkawinan campuran itu menyebabkan orang berdosa
makin banyak!
Jadi
dari eksposisi Kej 6:2,4 ini terlihat bahwa
Kej 6:2,4 ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan 1Pet 3:19. Dan
satu hal lain lagi yang harus diperhatikan adalah bahwa dalam 1Pet 3:19
dikatakan bahwa ketidaktaatan itu terjadi pada saat Nuh mempersiapkan
bahteranya; sedangkan Kej 6:2,4 terjadi sebelum Tuhan memberitahu Nuh akan
terjadinya air bah.
4) Yesus berkhotbah melalui
rasul-rasul kepada orang-orang yang ada dalam penjara tubuh atau penjara dosa.
Pulpit Commentary: “Some commentators, as Socinus and Grotius, refer St. Peter’s words to
the preaching of Christ through the apostles. These writers understand 'PHULAKE" of the prison of the body, or the prison of
sin; and explain St. Peter as meaning that Christ preached through the apostles
to the Jews who were under the yoke of the Law, and to the Gentiles who lay
under the power of the devil; and they regard the disobedient in the time of
Noah as a sample of sinners in any age” [= Beberapa penafsir, seperti Socinus dan Grotius
menghubungkan kata-kata Petrus dengan pemberitaan Yesus melalui rasul-rasul.
Penulis-penulis ini menganggap bahwa "PHULAKE" (=penjara) adalah penjara
tubuh, atau penjara dosa, dan bahwa Petrus memaksudkan bahwa Kristus berkhotbah
melalui rasul-rasul kepada orang-orang Yahudi yang ada di bawah kuk hukum
Taurat, dan kepada orang-orang non Yahudi yang ada di bawah kuasa setan; dan
mereka menganggap ketidak-taatan pada jaman Nuh sebagai contoh dari orang-orang
berdosa dalam seadanya jaman] - hal 136.
Pulpit Commentary: “There is no necessity to refer the words, ‘spirits in prison,’ to
those who have passed into the unseen world; for in Scripture the ungodly are
constantly spoken of as in a state of imprisonment, bondage, captivity.
‘Spirits in prison’ may then be said to be a frequent designation of the
unredeemed on earth; indeed, the very word ‘redemption’ carries this idea. Some
may object that the context seems to imply that the spirits refer to are the
spirits of the dead. Not necessarily so. If we refer the expression not to
certain individuals, but to the whole lost race, the
difficulty vanishes. Christ did not preach to the same persons that were
disobedient before the Flood, but to the same race, the same spiritual
condition. But did Christ thus preach? Certainly, through his servants. It has
been said that the more correct title of the Acts of the Apostles would be the
Acts of the Risen Lord” (= Tidak ada keharusan untuk menghubungkan kata-kata
‘roh-roh yang di dalam penjara’ dengan mereka yang telah mati; karena dalam
Kitab Suci orang yang jahat / tidak percaya selalu digambarkan dalam keadaan
terpenjara, terbelenggu, dan ada dalam pembuangan. Maka, ‘roh-roh yang di dalam
penjara’ bisa dikatakan menunjuk kepada orang-orang yang tidak ditebus di bumi;
dan memang kata ‘penebusan’ membawa gagasan ini. Beberapa orang mengajukan
keberatan karena konteksnya kelihatannya menunjukkan bahwa roh-roh yang
dimaksudkan adalah roh-roh orang mati. Tidak harus demikian. Jika kita
mengarahkan ungkapan itu bukan kepada individu-individu tertentu tetapi kepada
seluruh umat manusia yang terhilang, maka kesukarannya hilang. Kristus tidak
memberitakan / berkhotbah kepada orang yang sama yang tidak taat sebelum Air
Bah, tetapi kepada ras yang sama, kondisi rohani yang sama. Tetapi apakah
Kristus berkhotbah / memberitakan seperti itu? Tentu, melalui
pelayan-pelayanNya. Ada yang mengatakan bahwa judul yang lebih benar dari Kisah
Para Rasul adalah Kisah Tuhan yang Bangkit) - hal 158-159.
Pulpit Commentary: “But why this reference to the days of Noah? If you look through
Peter’s Epistles, you will see that he seems to have regarded the Flood as a
dividing line between two worlds, which afford points of contrast. We have this
contrast here. The power of God over ‘spirits in prison’ was straitened
formerly, - after all the years through which his long-suffering waited, only
‘few, that is eight souls, were saved;’ but since Christ suffered for sins,
this is the record, ‘The same day there were added to the Church about three
thousand souls;’ and the record ends with the great multitude which no man can
number, standing before the throne, and before the Lamb” [= Tetapi mengapa
ini dihubungkan dengan jaman Nuh? Jika engkau melihat sepanjang surat-surat
Petrus, engkau akan melihat bahwa ia kelihatannya menganggap Air Bah itu
sebagai garis pemisah antara dua dunia, yang menghasilkan suatu kontras. Kita
mempunyai kontras itu di sini. Kuasa Allah atas ‘roh-roh dalam penjara’ dahulu
sangat kurang / sedikit, - setelah kepanjang-sabaranNya menunggu selama waktu
yang begitu lama, hanya ‘sedikit, yaitu 8 jiwa / orang yang diselamatkan’;
tetapi sejak Kristus menderita untuk dosa-dosa, inilah catatannya: ‘pada hari
itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa’ (Kis 2:31); dan catatan itu berakhir dengan suatu
kumpulan besar yang tidak dapat dihitung banyaknya, berdiri di hadapan takhta,
dan di hadapan Anak Domba (Wah 7:9)]
- hal 159.
Catatan: Dalam kedua suratnya, Petrus membicarakan tentang Nuh atau Air Bah
jaman Nuh pada ayat-ayat di bawah ini:
1Pet 3:20 yang sedang kita
bahas ini.
2Pet 2:5 - “dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia
purba, tetapi hanya
menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh
orang lain,
ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang
yang fasik”.
2Pet 3:6 - “dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu
telah binasa,
dimusnahkan oleh air bah”.
Keberatan terhadap pandangan ke 4 ini:
a) Kalau
Yesus memang melakukan pemberitaan Injil itu melalui rasul-rasul, mengapa kata ‘rasul-rasul’ sama sekali tidak muncul
dalam text tersebut?
b) Mengapa
sebagai contoh harus dipakai orang-orang jaman Nuh itu?
Bersambung ke bagian 2
No comments:
Post a Comment