F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 Memandang Yesus Kristus Dalam Alkitab : Nabi Mikha, Nabi Zakharia & Nabi Yesaya (1)


Benarkah Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi Manusia

Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh: Martin Simamora



1.Fundamental Iman Kristen Adalah Sang Firman  Turun Menjadi Manusia
Orang Kristen percaya Yesus Kristus adalah Sang Firman yang  berinkarnasi atau turun kedalam dunia menjadi manusia sehingga dalam hal inilah Yesus adalah Allah. Menunjukan bahwa saat Sang Firman menjadi manusia, Sang Firman itu sendiri tetap Ia adalah Ia yang kekal dan berdaulat penuh sebagai sang Firman dalam Ia mengambil rupa manusia bagi diri-Nya sendiri. Dalam hal inilah orang Kristen menyatakan bahwa Yesus adalah Allah ketimbang Yesus adalah bagian dari Bapa atau Yesus semacam kepingan dari Bapa. Namun ini karena begitu janggalnya, maka siapapun diluar kebenaran iman Kristen ini akan berpikir bahwa Yesus adalah bagian atau semacam kepingan lebih kecil daripada Bapa sehingga bisa berpikir jika Sang Firman turun ke dalam dunia, Siapakah yang memerintah Alam semesta dan segenap isinya secara sempurna? Lebih jauh lagi, jika demikian, siapakah yang akan mendengarkan doa-doa dalam sebuah kesempurnaan; kepada siapakah Yesus berdoa dan kepada siapakah ia mentaati? Menjawab ini, siapapun harus mengetahui bahwa  Allah Bapa masih memenuhi alam semesta dan masih memerintah secara total seluruh ciptaan, dan Ia sedang menyingkapkan hakekat moral-Nya kepada umat manusia dalam rupa manusia dengan cara mengakibatkan Sang Firman berinkarnasi menjadi Yesus Sang Kristus. Dalam Alkitab pada Perjanjian Baru kita akan menjumpai firman yang menyatakan hal demikian, perhatikan ini:

Ibrani 1:1-3Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.

Lukas 1:26,31-32 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.

Ibrani 1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."

Ibrani 10:5Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.


Yesus adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Tetapi apakah artinya, bagimu? 


Ini akan sangat menentukan siapakah Yesus dan bagaimana relasinya dengan Ia sebelumnya adalah Sang Firman yang diperintahkan Bapa turun ke dalam dunia ini.

Alkitab memang tidak secara gamblang menyatakan Yesus adalah Allah karena sentral pemberitaan Alkitab adalah Sang Firman menjadi manusia. Itu sebabnya ketimbang Alkitab berlimpah dengan kesaksian Yesus adalah Allah secara gamblang, Alkitab secara berlimpah memberikan kesaksian bahwa Yesus sama sekali tak kehilangan natur atau hakekatnya adalah Sang Firman dalam Ia telah menjadi manusia. Ini sebetulnya hal yang sangat signifikan dan sangat tak ternilai kemuliaan sebab dari sinilah Yesus dapat secara tepat dipahami sebagaimana Alkitab menghendaki. Siapapun yang melepaskan diri dari presentasi Alkitab ini akan kehilangan fundamental iman Kristen yang sangat mahal  untuk mampu dimiliki manusia secara begitu saja kecuali Roh Kudus menolong dan membantunya masuk kedalam persekutuan iman yang benar bersama dengan orang-orang kudus sejati di sepanjang abad.

Karena itulah, dalam Alkitab, kita banyak menjumpai Yesus bekerja atau melakukan perbuatan-perbuatan yang secara eksklusif dimiliki, disandang dan dalam otoritas Allah saja. Sementara Yesus begitu dibedakan dengan Bapa, tetapi Alkitab menunjukan kesehakekatan Yesus dengan Bapa dalam perkataan dan perbuatannya selama di bumi. Sehingga Alkitab dalam menyatakan Yesus adalah Allah tidak dalam cara menyatakan secara langsung Yesus adalah Allah sebab pemberitaannya adalah Sang Firman menjadi manusia yang tetap memiliki kesehakekatan semulanya dalam kekekalan yaitu Sang Firman yang tak kehilangan Diri-Nya dalam kemuliaan dalam Ia menjadi manusia dalam cara mujizat-mujizat dan bagaimana Bapa meneguhkan dan bersaksi bagi Yesus selama di dunia. Salah satu kesaksian Bapa mengenai siapakah Yesus dapat  kita lihat dalam episode semacam ini:

Matius 16:15-17Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.


Perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatannya memberikan kesaksian bahwa Sang Firman tidak kehilangan Diri-Nya secara absolut dalam Ia telah menjadi manusia walau Ia tak bersaksi secara terbuka Aku adalah Allah. Coba perhatikan perkataan dan perbuatan Yesus yang menunjukan  bahwa Sang Firman dalam menjadi manusia tidak kehilangan Diri-Nya sama sekali dalam Ia telah mengambil rupa manusia:

Markus 2:5-7Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?

Sehingga dapat dimengerti sekalipun orang percaya bahwa Yesus adalah Sang Firman yang turun kedalam dunia, tetapi percaya bahwa Yesus sendiri adalah Allah dapat menjadi sebuah problem yang mahabesar. Penyataan ahli taurat yang disingkapkan Yesus (sebab seharusnya tak dapaat diketahui): siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri? Merupakan representasi raksasa problem bagi siapapun untuk percaya bahwa Yesus pada hakekatnya adalah Allah. Tak terkecuali jika ada pendetamu bahkan berpikira bahwa Yesus menjadi Allah karena dilantik dan merupakan rekayasa konsili Nikea. Tidak perlu heran, karena ini adalah problem yang dijumpai sejak masa hidup Yesus dan telah diselesaikan oleh Yesus di tempat:

Markus 2:10-12 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu! Dan orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah, katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."

Tetapi jangan salah dan keliru, walau demikian adanya, Yesus sangat serius mengkomunikasikan bahwa Sang Firman dalam menjadi manusia sama sekali tidak kehilangan Diri-Nya dalam kebenaran bahwa itu bersifat faktual bukan belaka kredo dan apalagi sangkaan-sangkaan tak berdasar divinitas atau keilahian yang sehakekat dengan Bapa-bukan keilahian yang sehakekat dengan makhluk-makhluk sorgawi seperti Kerubim atau malaikat-malaikat lainnya. Yesus menunjukan dirinya berbeda dari Bapa namun sehakekat, berbeda dengan malaikat dan tidak sehakekat, sama dengan manusia dan memiliki hakekat kemanusiaan yang sama dengan semua manusia namun sekeligus tidak kehilangan hakekat Ia adalah Sang Firman sementara di dalam dunia ini dalam rupa manusia. Mari perhatikan bagaimana Yesus mengkomunikasikan substansi ini secara teramat serius dan sekaligus menjadi kesukaran yang mahatinggi bagi manusia itu sendiri:

Markus 4:35-41Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

Yohanes 6:61-62Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia sebelumnya berada?

Apa yang terpenting di sini adalah:
-Yesus Kristus bukan seorang keturunan Allah
-Yesus Kristus bukan seorang tuhan yang lain disamping Allah
-Yesus Kristus bukan seorang malaikat
Namun: Yesus Kristus adalah sehakekat dengan Allah dalam ia adalah Sang Firman yang benar-benar menjadi manusia.


2.Problem Divinitas yang Tak Sederhana
(Ini hanyalah sebuah sisipan yang bernilai untuk studi lanjutan)
Kata divinitas- dalam bahasa Inggris: divinity- berasal dari kata latin divus yang bemakna ‘lesser god’ atau ‘tuhan yang lebih rendah’ akan digunakan untuk menunjukan natur seorang makhluk supernatural yang berdiam di sorga. Kata “ke-Allahan” dalam Kolose 2:9 berasal dari kata latin ‘deus’ atau deity atau keilahian, akan digunakan untuk menunjukan natur diri Allah yang self existent atau ada secara unik karena dirinya sendiri saja dan memiliki supremasi yang mahatinggi. (Dalam Alkitab versi King James digunakan kata “Godhead” yang bermakna “Ketuhanan”). Alasan untuk ini adalah, karena banyak ayat-ayat yang digunakan atau dikutip oleh orang-orang Kristen untuk membuktikan ketuhanan Kristus hanya  akan membuktikan keilahian Kristus, namun ayat-ayat tersebut tidak akan dapat secara mudah menyakinkan pengajaran-pengajaran yang sewarna dengan seorang penganut Saksi-Saksi Yehovah dan Mormon yang memiliki Alkitabnya tersendiri yang mengajarkan bahwa Yesus kosubstansial dengan Allah Mahatinggi. Kita pun perlu memperhatikan bahwa juga ada ayat-ayat dimana malaikat-malaikat dan para pemimpin umat Allah disebuh ‘anak-anak Allah’ dan ‘tuhan’. Sehingga kita harus memperhatikan dengan ayat-ayat lainnya agar dapat menjaga kejernihan konteks yang melingkupi kata atau gelar tersebut.


3.Bukti Dari Perjanjian Lama
Sejumlah teks atau ayat dalam perjanjian lama menunjukan bahwa Mesias atau Kristus lebih dari sekedar seorang manusia. Nabi Mikah menyebutkan kelahiran Juruselamat di Bethlehem. Tetapi  nabi tersebut menambahkan asal-usul Juruselamat tersebut dari “hari-hari Purba”, Mikah 5:2 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Jadi orang seperti apakah Juruselamat yang sedang digambarkan oleh nabi Mikah ini dalam bahasa yang lazimnya disematkan kala sedang membicarakan Allah saja? Coba bandingkan dengan ini:

Mazmur 74:12 Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan penyelamatan di atas bumi.

Mazmur 90:2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah

Yesaya 43:13 Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?"

Yesaya 63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami; nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.


Tetapi benarkah Perjanjian Lama sungguh-sungguh menubuatkan bahwa Mesias atau Kristus adalah Dia yang sehakekat dengan Allah? Nabi Zakharia menubuatkan seorang mesias yang tak mudah untuk dipahami karena  penggambarannya yang begitu unik:

Bahwa Mesias itu adalah adalah seorang manusia yang akan memasuki  Yerusalem sebagai raja juruselamat:

Zakharia 9:9 Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

Bahwa Mesias itu adalah TUHAN yang masuk ke dalam dunia sebagai Raja yang masuk ke Yerusalem:

Zakharia 14:9 Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.

Dalam sebuah nubuat mesianik yang penting, nabi Yesaya menggambarkan Mesias sebagai sehakekat dengan Allah dalam ragam pengatributan yang hanya bekerja bagi Allah saja: kemuliaan Allah, firman Allah, tangan Allah, Allah sendiri:

Yesaya 40:3-11 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya." Ada suara yang berkata: "Berserulah!" Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya." Hai Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem, pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu, jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu Allahmu!" Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya; anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.

Bandingkanlah  nubuat ini dengan apa yang disaksikan oleh injil dalam Alkitab anda. Maukah anda membuka dan mempelajarinya? Jika ya, bacalah dalam perbandingan pada Matius 3:3, Lukas 3:4-6, Markus 13:31, Yohanes 10:11.

Nabi Yesaya selanjutnya mengumandangkan nubuat-nubuat mesianik penting lainnya, mulai dari Yesaya 52:7 hingga Yesaya 53:12. Nabi Yesaya di sini menggambarkan Sang Mesias adalah:
-Hamba Allah: Yesaya 52:13 dan Yesaya 53:11
-Keselamatan dari Allah & Tangan Kekuasaan-Nya: Yesaya 52:10, Yesaya 53:1

Bandingkan dengan Yohanes 12:37-38: Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan?"

Interaksi yang dinyatakan nabi Yesaya di sini adalah sebuah interaksi yang sangat bersifat fisik. Tangan kekuasaannya di sini merupakan sebuah interaksi yang sangat otentik di dunia ini: Mesias masuk ke dalam dunia. Tangan Tuhan menunjukan bahwa tidak ada intervensi manusia terkait keselamatan manusia bagi siapa yang akan diselamatkannya. Dunia  benar-benar tak berdaya bahkan, karena  kala tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan, nabi Yesaya menunjukan “siapakah yang akan percaya dengan berita semacam ini.” Berita yang meletakan kedaulatan Tuhan secara absolut dan meletakan ketololan berita ini dalam pandangan atau hikmat manusia, hikmat manusia terhadap berita keselamatan. Injil Yohanes memberikan representasi yang mengerikan: Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya. Apakah anda bagian dari ketololan ini sehingga dalam kekristenanmu anda masih menciptakan semacam religiolitas keselamatan dalam label-label: standard-standar kesucian hidup yang akan menentukan pasang surut probabilitas keselamatanmu, sehingga keselamatanmu adalah nilai standard sucimu. Sebuah penyalahgunaan ayat-ayat suci  memang menjadi andalanmu untuk membuatmu masuk kedalam nubuat nabi Yesaya ini: Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?

Lucu, menggelikan dan ironis, tetapi begitulah yang terjadi.



Itu sebabnya Yesus sendiri sebagai tangan Allah yang dinyatakan memang mengalami rejeksi yang keras dan ia harus secara sendiri dan secara fisik mengalami rejeksi yang membawanya masuk ke dalam penderitaan. Keadilan tak ada didalam hati manusia pun terkuak dalam dan melalui Yesus. Natur manusia dibawah pemerintahan Satan terkuak dalamnya dalam Ia telah menjadi manusia. Sehingga keadilan hanya datang dari Allah saja sebab mana mungkin manusia memiliki keadilannya sendiri. Inilah natur manusia dalam pemerintahan Satan dan ini hanya terungkap kala Allah mengirimkan tangan kekuasaan-Nya kedalam dunia ini:

Yesaya 59:10- Kami meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah tidak punya mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu senja, duduk di tempat gelap seperti orang mati. Kami sekalian meraung seperti beruang; suara kami redup seperti suara burung merpati; kami menanti-nantikan keadilan, tetapi tidak ada, menanti-nantikan keselamatan, tetapi tetap jauh dari kami. Sungguh, dosa pemberontakan kami banyak di hadapan-Mu dan dosa kami bersaksi melawan kami; sungguh, kami menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami: kami telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN, dan berbalik dari mengikuti Allah kami, kami merancangkan pemerasan dan penyelewengan, mengandung dusta dalam hati dan melahirkannya dalam kata-kata. Hukum telah terdesak ke belakang, dan keadilan berdiri jauh-jauh, sebab kebenaran tersandung di tempat umum dan ketulusan ditolak orang. Dengan demikian kebenaran telah hilang, dan siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi korban rampasan. Tetapi TUHAN melihatnya, dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada hukum. Ia melihat bahwa tidak seorangpun yang tampil, dan Ia tertegun karena tidak ada yang membela. Maka tangan-Nya sendiri memberi Dia pertolongan, dan keadilan-Nyalah yang membantu Dia.

Ada banyak lagi ayat-ayat mesianik dalam perjanjian lama  yang menyatakan bahwa Mesianik memiliki kesehakekatan dengan Allah dalam Ia sendiri bukan Bapa yang datang ke dunia ini dan masuk kedalam Yerusalem. Perhatikan dan pelajari: Yeh 34:11-17; 24 (bandingkan dengan Luk 19:10; Yoh 10:14–16; Mat 25:32), Yes. 24:21-23; Isa. 60:19; Mikha 3:1; 4:5-7.




4.Bukti dari Kesaksian Yesus Sendiri
Sementara para ahli konservatif setuju bahwa Yesus tidak secara gambling menyatakan dirinya adalah mesianik yang sehakekat atau adalah Allah, namun ia walau manusia secara gamblang tanpa berteka-teki menyatakan dirinya sendiri:

A.Anak Manusia yang memiliki otoritas dan kuasa untuk:
-Mengampuni dosa manusia: Mat 9:6; Mark 2:10; Luk 5:24
-Membangkitkan orang mati: Yoh 5:21,28;  bandingkan dengan Fil 3:21
-Membangkitkan dirinya sendiri dari kematian: Yoh 2:19; 10:18
-Memberikan kehidupan kekal bagi manusia-manusia berdasarkan kehendaknya sendiri: Yoh 17:2; Mat 25:34, 46
-Menyatakan siapakah manusia yang diselamatkannya dan siapakah manusia yang ditolaknya: Luk 12:8–9; Mat 10:32–33
-Memiliki kerajaan yang tak berasal dari dunia ini: Yoh 18:36-37
-Memiliki kuasa lebih tinggi daripada hukum Taurat dan Sabat: Mat 12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5

Pernyataan-pernyataan Yesus semacam ini akan membuat siapapun tersesat jika Sang Firman menjadi manusia dimaknai sebagai Ia kehilangan takhta pemerintahannya sebagai Sang Firman dan tak memilikinya semenjak itu hingga kini. Akan tersesat untuk memahaminya jika memahami  mesias memiliki kerajaan yang bukan berasal dari dunia ini sebagai semacam rivalitas dengan Allah. Ketika gagal maka tak heran dalam kekristenan sendiri Yesus Kristus bahkan hanya digambarkan sebagai teladan corpus delicti dalam basis moralitas dan perilaku suci namun bukan Juruselamat yang tetap memiliki takhta kekekalan dalam Sang Firman itu telah menjadi manusia. Ketika Yesus diteladani sebagai teladan corpus delicti maka memang menjadi omong kosong  untuk percaya bahwa Yesus memiliki kuasa mengampuni dosa. Karena kuasa ini secara absolut menghanguskan ajaran corpus delicti yang merupakan invensi manusia yang bahkan tak mau tunduk kepada kemesianikan dan pemerintahan kerajaan-Nya yang tak berasal dari dunia ini.

Apalagi untuk percaya dengan pernyataan Yesus yang ini: “Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat” (Mat 12:8) Sebab ini adalah glorifikasi dirinya bahwa Ia memiliki pemerintahan yang sehakekat dengan Bapa sendiri. Bukankah ia seharusnya dihukum rajam mati dalam melakukan penistaan semacam ini? Teolog R.C. Sproul terkait hal ini memberikan komentar sebagai berikut: “The Sabbath was not merely a piece of Sinaitic legislation, but a creation ordinance given by the Lord of Creation” (1999:40 Sproul, R. C. 1999. Who is Jesus? Orlando, Florida: Ligonier Ministries.). Sehingga klaim Yesus menjadi Tuhan atas Sabat tidak hanya membuat dirinya seorang dengan otoritas yang lebih tinggi daripada Hukum Musa, itu menjadikannya seorang berotoritas atas bumi yang telah diciptakan ini.(tetapi ini tidak selalu menjadi ayat yang meyakinkan yang berdasarkan ayat ini kita mengulas sebuah kasus, khususnya kepada mereka yang tidak familiar dengaan konsep Sabat).

Harus dicatat bahwa atribut-atribut yang Yesus kenakan pada dirinya dalam terminologi Anak Manusia merupakan atribut-atribut yang hanya mungkin dilekatkan pada Allah. Apa sajakah itu, akan diulas pada bagian selanjutnya.

Bersambung ke bagian 2


Diterjemahkan dan dituliskan kembali oleh: Martin Simamora, berdasarkan: Presenting The Deity of Christ from The Bible- Rick Brown, International Journal of Frontier Missions, dan berbagai sumber lainnya.

Soli Deo Gloria
Solus Christus

No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9