Benarkah
Mesias Memiliki Kesehakekatan Dengan Bapa: Memahami Sang Firman Turun Menjadi
Manusia
Sebuah refleksi yang disusun untuk menuntun mereka keluar dari
konsepsi Corpus Delicti & Yesus adalah Allah yang dilantik
Oleh:
Martin Simamora
1.Fundamental Iman Kristen Adalah
Sang Firman Turun Menjadi Manusia
Orang
Kristen percaya Yesus Kristus adalah Sang Firman yang berinkarnasi atau turun kedalam dunia menjadi
manusia sehingga dalam hal inilah Yesus adalah Allah. Menunjukan bahwa saat
Sang Firman menjadi manusia, Sang Firman itu sendiri tetap Ia adalah Ia yang
kekal dan berdaulat penuh sebagai sang Firman dalam Ia mengambil rupa manusia
bagi diri-Nya sendiri. Dalam hal inilah orang Kristen menyatakan bahwa Yesus
adalah Allah ketimbang Yesus adalah bagian dari Bapa atau Yesus semacam
kepingan dari Bapa. Namun ini karena begitu janggalnya, maka siapapun diluar
kebenaran iman Kristen ini akan berpikir bahwa Yesus adalah bagian atau semacam
kepingan lebih kecil daripada Bapa sehingga bisa berpikir jika Sang Firman
turun ke dalam dunia, Siapakah yang memerintah Alam semesta dan segenap isinya
secara sempurna? Lebih jauh lagi, jika demikian, siapakah yang akan
mendengarkan doa-doa dalam sebuah kesempurnaan; kepada siapakah Yesus berdoa
dan kepada siapakah ia mentaati? Menjawab ini, siapapun harus mengetahui
bahwa Allah Bapa masih memenuhi alam
semesta dan masih memerintah secara total seluruh ciptaan, dan Ia sedang
menyingkapkan hakekat moral-Nya kepada umat manusia dalam rupa manusia dengan
cara mengakibatkan Sang Firman berinkarnasi menjadi Yesus Sang Kristus. Dalam
Alkitab pada Perjanjian Baru kita akan menjumpai firman yang menyatakan hal
demikian, perhatikan ini:
Ibrani
1:1-3Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara
berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada
zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya,
yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia
Allah telah menjadikan alam semesta. Ia
adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang
ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.
Lukas
1:26,31-32 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah
kota di Galilea bernama Nazaret, Sesungguhnya engkau
akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi
besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi.
Ibrani
1:6 Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata:
"Semua malaikat Allah harus menyembah Dia."
Ibrani
10:5Karena itu ketika Ia masuk ke dunia,
Ia berkata: "Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki--tetapi Engkau telah menyediakan tubuh bagiku--.
Yesus
adalah Sang Firman yang menjadi manusia. Tetapi apakah artinya, bagimu?
Ini akan sangat
menentukan siapakah Yesus dan bagaimana relasinya dengan Ia sebelumnya adalah
Sang Firman yang diperintahkan Bapa turun ke dalam dunia ini.
Alkitab
memang tidak secara gamblang menyatakan Yesus adalah Allah karena sentral
pemberitaan Alkitab adalah Sang Firman menjadi manusia. Itu sebabnya ketimbang
Alkitab berlimpah dengan kesaksian Yesus adalah Allah secara gamblang, Alkitab
secara berlimpah memberikan kesaksian bahwa Yesus sama sekali tak kehilangan
natur atau hakekatnya adalah Sang Firman dalam Ia telah menjadi manusia. Ini
sebetulnya hal yang sangat signifikan dan sangat tak ternilai kemuliaan sebab
dari sinilah Yesus dapat secara tepat dipahami sebagaimana Alkitab menghendaki.
Siapapun yang melepaskan diri dari presentasi Alkitab ini akan kehilangan
fundamental iman Kristen yang sangat mahal
untuk mampu dimiliki manusia secara begitu saja kecuali Roh Kudus
menolong dan membantunya masuk kedalam persekutuan iman yang benar bersama
dengan orang-orang kudus sejati di sepanjang abad.
Karena
itulah, dalam Alkitab, kita banyak menjumpai Yesus bekerja atau melakukan
perbuatan-perbuatan yang secara eksklusif dimiliki, disandang dan dalam
otoritas Allah saja. Sementara Yesus begitu dibedakan dengan Bapa, tetapi
Alkitab menunjukan kesehakekatan Yesus dengan Bapa dalam perkataan dan
perbuatannya selama di bumi. Sehingga Alkitab dalam menyatakan Yesus adalah
Allah tidak dalam cara menyatakan secara langsung Yesus adalah Allah sebab
pemberitaannya adalah Sang Firman menjadi manusia yang tetap memiliki
kesehakekatan semulanya dalam kekekalan yaitu Sang Firman yang tak kehilangan
Diri-Nya dalam kemuliaan dalam Ia menjadi manusia dalam cara mujizat-mujizat
dan bagaimana Bapa meneguhkan dan bersaksi bagi Yesus selama di dunia. Salah
satu kesaksian Bapa mengenai siapakah Yesus dapat kita lihat dalam episode semacam ini:
Matius
16:15-17Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah
Aku ini?" Maka jawab Simon Petrus: "Engkau
adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya:
"Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
Perkataan-perkataan
dan perbuatan-perbuatannya memberikan kesaksian bahwa Sang Firman tidak
kehilangan Diri-Nya secara absolut dalam Ia telah menjadi manusia walau Ia tak
bersaksi secara terbuka Aku adalah Allah. Coba perhatikan perkataan dan
perbuatan Yesus yang menunjukan bahwa Sang
Firman dalam menjadi manusia tidak kehilangan Diri-Nya sama sekali dalam Ia
telah mengambil rupa manusia:
Markus
2:5-7Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu:
"Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!" Tetapi di situ
ada juga duduk beberapa ahli Taurat, mereka berpikir dalam hatinya: Mengapa
orang ini berkata begitu? Ia menghujat Allah. Siapa yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah sendiri?
Sehingga
dapat dimengerti sekalipun orang percaya bahwa Yesus adalah Sang Firman yang
turun kedalam dunia, tetapi percaya bahwa Yesus sendiri adalah Allah dapat
menjadi sebuah problem yang mahabesar. Penyataan ahli taurat yang disingkapkan
Yesus (sebab seharusnya tak dapaat diketahui): siapa yang dapat mengampuni dosa
selain dari pada Allah sendiri? Merupakan representasi raksasa problem bagi
siapapun untuk percaya bahwa Yesus pada hakekatnya adalah Allah. Tak terkecuali
jika ada pendetamu bahkan berpikira bahwa Yesus menjadi Allah karena dilantik
dan merupakan rekayasa konsili Nikea. Tidak perlu heran, karena ini adalah
problem yang dijumpai sejak masa hidup Yesus dan telah diselesaikan oleh Yesus
di tempat:
Markus
2:10-12 Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa
mengampuni dosa" --berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu--:Kepadamu
Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!
Dan
orang itupun bangun, segera mengangkat tempat tidurnya dan pergi ke luar di
hadapan orang-orang itu, sehingga mereka semua takjub lalu memuliakan Allah,
katanya: "Yang begini belum pernah kita lihat."
Tetapi
jangan salah dan keliru, walau demikian adanya, Yesus sangat serius
mengkomunikasikan bahwa Sang Firman dalam menjadi manusia sama sekali tidak
kehilangan Diri-Nya dalam kebenaran bahwa itu bersifat faktual bukan belaka
kredo dan apalagi sangkaan-sangkaan tak berdasar divinitas atau keilahian yang
sehakekat dengan Bapa-bukan keilahian yang sehakekat dengan makhluk-makhluk
sorgawi seperti Kerubim atau malaikat-malaikat lainnya. Yesus menunjukan
dirinya berbeda dari Bapa namun sehakekat, berbeda dengan malaikat dan tidak
sehakekat, sama dengan manusia dan memiliki hakekat kemanusiaan yang sama
dengan semua manusia namun sekeligus tidak kehilangan hakekat Ia adalah Sang
Firman sementara di dalam dunia ini dalam rupa manusia. Mari perhatikan bagaimana
Yesus mengkomunikasikan substansi ini secara teramat serius dan sekaligus
menjadi kesukaran yang mahatinggi bagi manusia itu sendiri:
Markus
4:35-41Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka:
"Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka
meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan
mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga
menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur
masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu
itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya
membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau
kita binasa?" Iapun bangun, menghardik angin itu dan
berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan
danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa
kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak
percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan
berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga
angin dan danaupun taat kepada-Nya?"
Yohanes
6:61-62Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya
bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan
itu menggoncangkan imanmu? Dan bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana
Ia sebelumnya berada?
Apa
yang terpenting di sini adalah:
-Yesus
Kristus bukan seorang keturunan Allah
-Yesus
Kristus bukan seorang tuhan yang lain disamping Allah
-Yesus
Kristus bukan seorang malaikat
Namun:
Yesus Kristus adalah sehakekat dengan Allah dalam ia adalah Sang Firman yang benar-benar
menjadi manusia.
2.Problem Divinitas
yang Tak Sederhana
(Ini hanyalah sebuah
sisipan yang bernilai untuk studi lanjutan)
Kata divinitas- dalam bahasa Inggris:
divinity- berasal dari kata latin divus yang bemakna ‘lesser god’ atau ‘tuhan
yang lebih rendah’ akan digunakan untuk menunjukan natur seorang makhluk
supernatural yang berdiam di sorga. Kata “ke-Allahan” dalam Kolose 2:9 berasal
dari kata latin ‘deus’ atau deity atau keilahian, akan digunakan untuk
menunjukan natur diri Allah yang self existent atau ada secara unik karena
dirinya sendiri saja dan memiliki supremasi yang mahatinggi. (Dalam Alkitab
versi King James digunakan kata “Godhead” yang bermakna “Ketuhanan”). Alasan
untuk ini adalah, karena banyak ayat-ayat yang digunakan atau dikutip oleh
orang-orang Kristen untuk membuktikan ketuhanan Kristus hanya akan membuktikan keilahian Kristus, namun
ayat-ayat tersebut tidak akan dapat secara mudah menyakinkan
pengajaran-pengajaran yang sewarna dengan seorang penganut Saksi-Saksi Yehovah
dan Mormon yang memiliki Alkitabnya tersendiri yang mengajarkan bahwa Yesus
kosubstansial dengan Allah Mahatinggi. Kita pun perlu memperhatikan bahwa juga
ada ayat-ayat dimana malaikat-malaikat dan para pemimpin umat Allah disebuh
‘anak-anak Allah’ dan ‘tuhan’. Sehingga kita harus memperhatikan dengan
ayat-ayat lainnya agar dapat menjaga kejernihan konteks yang melingkupi kata
atau gelar tersebut.
3.Bukti Dari
Perjanjian Lama
Sejumlah
teks atau ayat dalam perjanjian lama menunjukan bahwa Mesias atau Kristus lebih
dari sekedar seorang manusia. Nabi Mikah menyebutkan kelahiran Juruselamat di
Bethlehem. Tetapi nabi tersebut
menambahkan asal-usul Juruselamat tersebut dari “hari-hari Purba”, Mikah 5:2 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang
terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang
yang akan memerintah Israel, yang
permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala. Jadi orang seperti apakah Juruselamat yang
sedang digambarkan oleh nabi Mikah ini dalam bahasa yang lazimnya disematkan
kala sedang membicarakan Allah saja? Coba bandingkan dengan ini:
Mazmur
74:12 Namun Engkau, ya Allah adalah Rajaku dari zaman purbakala, yang melakukan
penyelamatan di atas bumi.
Mazmur
90:2 Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan
dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah
Yesaya
43:13 Juga seterusnya Aku tetap Dia, dan tidak ada yang dapat melepaskan dari
tangan-Ku; Aku melakukannya, siapakah yang dapat mencegahnya?"
Yesaya
63:16 Bukankah Engkau Bapa kami? Sungguh, Abraham tidak tahu apa-apa tentang
kami, dan Israel tidak mengenal kami. Ya TUHAN, Engkau sendiri Bapa kami;
nama-Mu ialah "Penebus kami" sejak dahulu kala.
Tetapi
benarkah Perjanjian Lama sungguh-sungguh menubuatkan bahwa Mesias atau Kristus
adalah Dia yang sehakekat dengan Allah? Nabi Zakharia menubuatkan seorang
mesias yang tak mudah untuk dipahami karena
penggambarannya yang begitu unik:
Bahwa
Mesias itu adalah adalah seorang manusia yang akan memasuki Yerusalem sebagai raja juruselamat:
Zakharia
9:9 Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai
puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah
lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.
Bahwa
Mesias itu adalah TUHAN yang masuk ke dalam dunia sebagai Raja yang masuk ke
Yerusalem:
Zakharia
14:9 Maka TUHAN akan menjadi Raja atas seluruh bumi; pada waktu itu TUHAN
adalah satu-satunya dan nama-Nya satu-satunya.
Dalam
sebuah nubuat mesianik yang penting, nabi Yesaya menggambarkan
Mesias sebagai sehakekat dengan Allah dalam ragam pengatributan yang hanya
bekerja bagi Allah saja: kemuliaan Allah, firman Allah, tangan Allah, Allah
sendiri:
Yesaya
40:3-11 Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan
untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!
Setiap
lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang
berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk
menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan
dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri
telah mengatakannya." Ada suara yang berkata: "Berserulah!"
Jawabku: "Apakah yang harus kuserukan?" "Seluruh umat manusia
adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput
menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan
nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering,
bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya."
Hai
Sion, pembawa kabar baik, naiklah ke atas gunung yang tinggi! Hai Yerusalem,
pembawa kabar baik, nyaringkanlah suaramu kuat-kuat, nyaringkanlah suaramu,
jangan takut! Katakanlah kepada kota-kota Yehuda: "Lihat, itu
Allahmu!" Lihat, itu Tuhan ALLAH, Ia datang
dengan kekuatan dan dengan tangan-Nya Ia berkuasa. Lihat, mereka yang menjadi
upah jerih payah-Nya ada bersama-sama Dia, dan mereka yang diperoleh-Nya
berjalan di hadapan-Nya. Seperti seorang gembala Ia
menggembalakan kawanan ternak-Nya dan menghimpunkannya dengan tangan-Nya;
anak-anak domba dipangku-Nya, induk-induk domba dituntun-Nya dengan hati-hati.
Bandingkanlah
nubuat ini dengan apa yang disaksikan
oleh injil dalam Alkitab anda. Maukah anda membuka dan mempelajarinya? Jika ya,
bacalah dalam perbandingan pada Matius 3:3, Lukas 3:4-6, Markus 13:31, Yohanes
10:11.
Nabi
Yesaya selanjutnya mengumandangkan nubuat-nubuat mesianik penting lainnya,
mulai dari Yesaya 52:7 hingga Yesaya 53:12. Nabi Yesaya di sini menggambarkan
Sang Mesias adalah:
-Hamba
Allah: Yesaya 52:13 dan Yesaya 53:11
-Keselamatan
dari Allah & Tangan Kekuasaan-Nya: Yesaya 52:10, Yesaya 53:1
Bandingkan
dengan Yohanes 12:37-38: Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di
depan mata mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya
genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tuhan, siapakah yang
percaya kepada pemberitaan kami? Dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan
dinyatakan?"
Interaksi
yang dinyatakan nabi Yesaya di sini adalah sebuah interaksi yang sangat
bersifat fisik. Tangan kekuasaannya di sini merupakan sebuah interaksi yang
sangat otentik di dunia ini: Mesias masuk ke dalam dunia. Tangan Tuhan
menunjukan bahwa tidak ada intervensi manusia terkait keselamatan manusia bagi
siapa yang akan diselamatkannya. Dunia
benar-benar tak berdaya bahkan, karena kala tangan kekuasaan
Tuhan dinyatakan, nabi Yesaya menunjukan “siapakah yang akan percaya
dengan berita semacam ini.” Berita yang meletakan kedaulatan Tuhan secara
absolut dan meletakan ketololan berita ini dalam pandangan atau hikmat manusia, hikmat manusia terhadap berita keselamatan. Injil
Yohanes memberikan representasi yang mengerikan: Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat di depan mata
mereka, namun mereka tidak percaya kepada-Nya, supaya genaplah
firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya. Apakah anda bagian
dari ketololan ini sehingga dalam kekristenanmu anda masih menciptakan semacam
religiolitas keselamatan dalam label-label: standard-standar kesucian hidup
yang akan menentukan pasang surut probabilitas keselamatanmu, sehingga
keselamatanmu adalah nilai standard sucimu. Sebuah penyalahgunaan ayat-ayat
suci memang menjadi andalanmu untuk
membuatmu masuk kedalam nubuat nabi Yesaya ini: Tuhan, siapakah yang percaya
kepada pemberitaan kami?
Lucu,
menggelikan dan ironis, tetapi begitulah yang terjadi.
Itu
sebabnya Yesus sendiri sebagai tangan Allah yang dinyatakan memang mengalami
rejeksi yang keras dan ia harus secara sendiri dan secara fisik mengalami
rejeksi yang membawanya masuk ke dalam penderitaan. Keadilan tak ada didalam hati
manusia pun terkuak dalam dan melalui Yesus. Natur manusia dibawah pemerintahan
Satan terkuak dalamnya dalam Ia telah menjadi manusia. Sehingga keadilan hanya
datang dari Allah saja sebab mana mungkin manusia memiliki keadilannya sendiri.
Inilah natur manusia dalam pemerintahan Satan dan ini hanya terungkap kala
Allah mengirimkan tangan kekuasaan-Nya kedalam dunia ini:
Yesaya
59:10- Kami
meraba-raba dinding seperti orang buta, dan meraba-raba seolah-olah tidak punya
mata; kami tersandung di waktu tengah hari seperti di waktu senja, duduk di
tempat gelap seperti orang mati. Kami sekalian meraung
seperti beruang; suara kami redup seperti suara burung merpati; kami
menanti-nantikan keadilan, tetapi tidak ada, menanti-nantikan keselamatan,
tetapi tetap jauh dari kami. Sungguh, dosa pemberontakan kami
banyak di hadapan-Mu dan dosa kami bersaksi melawan kami; sungguh, kami
menyadari pemberontakan kami dan kami mengenal kejahatan kami: kami
telah memberontak dan mungkir terhadap TUHAN, dan berbalik dari mengikuti Allah
kami, kami merancangkan pemerasan dan penyelewengan, mengandung dusta dalam
hati dan melahirkannya dalam kata-kata. Hukum telah terdesak
ke belakang, dan keadilan berdiri jauh-jauh, sebab kebenaran tersandung di
tempat umum dan ketulusan ditolak orang. Dengan demikian
kebenaran telah hilang, dan siapa yang menjauhi kejahatan, ia menjadi korban
rampasan. Tetapi TUHAN melihatnya, dan adalah jahat di mata-Nya bahwa tidak ada
hukum. Ia melihat bahwa tidak seorangpun yang tampil, dan Ia tertegun karena
tidak ada yang membela. Maka tangan-Nya
sendiri memberi Dia pertolongan, dan
keadilan-Nyalah yang membantu Dia.
Ada
banyak lagi ayat-ayat mesianik dalam perjanjian lama yang menyatakan bahwa Mesianik memiliki
kesehakekatan dengan Allah dalam Ia sendiri bukan Bapa yang datang ke dunia ini dan
masuk kedalam Yerusalem. Perhatikan dan pelajari: Yeh 34:11-17; 24 (bandingkan
dengan Luk 19:10; Yoh 10:14–16; Mat 25:32), Yes. 24:21-23; Isa. 60:19; Mikha
3:1; 4:5-7.
4.Bukti dari
Kesaksian Yesus Sendiri
Sementara
para ahli konservatif setuju bahwa Yesus tidak secara gambling menyatakan
dirinya adalah mesianik yang sehakekat atau adalah Allah, namun ia walau
manusia secara gamblang tanpa berteka-teki menyatakan dirinya sendiri:
A.Anak
Manusia yang memiliki otoritas dan kuasa untuk:
-Mengampuni
dosa manusia: Mat 9:6; Mark 2:10; Luk 5:24
-Membangkitkan
orang mati: Yoh 5:21,28; bandingkan dengan Fil 3:21
-Membangkitkan
dirinya sendiri dari kematian: Yoh 2:19; 10:18
-Memberikan
kehidupan kekal bagi manusia-manusia berdasarkan kehendaknya sendiri: Yoh 17:2;
Mat 25:34, 46
-Menyatakan
siapakah manusia yang diselamatkannya dan siapakah manusia yang ditolaknya: Luk
12:8–9; Mat 10:32–33
-Memiliki
kerajaan yang tak berasal dari dunia ini: Yoh 18:36-37
-Memiliki
kuasa lebih tinggi daripada hukum Taurat dan Sabat: Mat
12:8; Markus 2:28; Lukas 6:5
Pernyataan-pernyataan
Yesus semacam ini akan membuat siapapun tersesat jika Sang Firman menjadi
manusia dimaknai sebagai Ia kehilangan takhta pemerintahannya sebagai Sang
Firman dan tak memilikinya semenjak itu hingga kini. Akan tersesat untuk
memahaminya jika memahami mesias
memiliki kerajaan yang bukan berasal dari dunia ini sebagai semacam rivalitas dengan Allah.
Ketika gagal maka tak heran dalam kekristenan sendiri Yesus Kristus bahkan
hanya digambarkan sebagai teladan corpus delicti dalam basis moralitas dan
perilaku suci namun bukan Juruselamat yang tetap memiliki takhta kekekalan
dalam Sang Firman itu telah menjadi manusia. Ketika Yesus diteladani sebagai
teladan corpus delicti maka memang menjadi omong kosong untuk percaya bahwa Yesus memiliki kuasa mengampuni
dosa. Karena kuasa ini secara absolut menghanguskan ajaran corpus delicti yang
merupakan invensi manusia yang bahkan tak mau tunduk kepada kemesianikan dan
pemerintahan kerajaan-Nya yang tak berasal dari dunia ini.
Apalagi
untuk percaya dengan pernyataan Yesus yang ini: “Karena Anak Manusia adalah
Tuhan atas hari Sabat” (Mat 12:8) Sebab ini adalah glorifikasi dirinya bahwa Ia
memiliki pemerintahan yang sehakekat dengan Bapa sendiri. Bukankah ia
seharusnya dihukum rajam mati dalam melakukan penistaan semacam ini? Teolog R.C.
Sproul terkait hal ini memberikan komentar sebagai berikut: “The Sabbath was
not merely a piece of Sinaitic legislation, but a creation ordinance given by
the Lord of Creation” (1999:40 Sproul, R. C. 1999. Who is Jesus? Orlando,
Florida: Ligonier Ministries.). Sehingga klaim Yesus menjadi Tuhan atas Sabat
tidak hanya membuat dirinya seorang dengan otoritas yang lebih tinggi daripada
Hukum Musa, itu menjadikannya seorang berotoritas atas bumi yang telah
diciptakan ini.(tetapi ini tidak selalu menjadi ayat yang meyakinkan yang
berdasarkan ayat ini kita mengulas sebuah kasus, khususnya kepada mereka yang
tidak familiar dengaan konsep Sabat).
Harus
dicatat bahwa atribut-atribut yang Yesus kenakan pada dirinya dalam terminologi
Anak Manusia merupakan atribut-atribut yang hanya mungkin dilekatkan pada
Allah. Apa sajakah itu, akan diulas pada bagian selanjutnya.
Bersambung ke bagian 2
Diterjemahkan dan
dituliskan kembali oleh: Martin Simamora, berdasarkan:
Presenting The Deity of Christ from The Bible- Rick Brown, International
Journal of Frontier Missions, dan berbagai sumber lainnya.
Soli
Deo Gloria
Solus
Christus
No comments:
Post a Comment