Gagasan-Gagasan
Salah Mengenai Yesus Kristus (1)
Oleh: Wayne Jackson
Christian
Courier
Tanpa perlu
dipertanyakan, Yesus dari Nazaret adalah tokoh yang paling mendominasi dalam
sejarah manusia. Siapakah dia Atau dalam kata-kata Sang Rabi itu sendiri saat
mengajukan pertanyaan kepada para pemimpin komunitas Yahudi, ”Apakah pendapatmu
mengenai Sang Kristus?”
"Apakah
pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?"- Matius 22:42
Setiap refleksi
intelektualitas yang dilakukan setiap orang pasti akan berurusan dengan
pertanyaan ini.
Data yang tersedia
terkait dengan identitas Yesus adalah definitif. Ia adalah sang Kristus, Anak
Allah:
Memang
masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang
tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah
dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya
kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.- Yohanes 20:30-31
Namun sayangnya, ada
sejumlah opini salah mengenai dirinya dalam dunia pemikiran relegius.
Yesus Tidak Pernah Ada
Seaneh hal tersebut
terdengar, beberapa pihak, dalam berbagai upayanya yang begitu sukar untuk
menyingkirkan Sang Kristus ini, menyangkal bahwa ia pernah hidup di muka bumi
ini. Gagasan ini telah diajukan oleh seorang Sejarawan Jerman bernama Bruno
Baur, jelang pertengahan abad ke 19. Dalam era kita,pada buku The Great Soviet
Encyclopedia (Moscow,1952), dalam dua baris kalimat dibawah “Yesus,”
menyebutkan “nama mitologis pendiri Kekristenan.” Satu pakar mencatat bahwa ini
menyingkapkan lebih banyak mengenai bias si penulis daripada penilaian historis
mereka (Metzger,1965,78).
Lagi, seorang bidat
Pentakostal, yang menjadi seorang skeptik, telah mengafirmasikan bahwa ia “diyakinkan
bahwa kisah Yesus hanyalah sebuah mitos” (Barker,1992,359-360). Betapa ini
merupakan sebuah sudut pandang yang tak mempedulikan informasi. Pandangan
semacam ini telah mengabaikan sejumlah bukti berikut ini:
►Ada
ribuan salinan manuskrip Yunani Perjanjian Baru (dalam bentuk fragmen atau
keseluruhan), beberapa diantaranya berdiri dalam baying-bayang para rasul
Kristus sendiri, yang menyaksikan eksistensi Yesus Kristus.
►Sejarawan
Yahudi, Josephus dua kali menyebut Kristus (Antiquities 18.3.3;20.9.1). Talmud
Babel merujukan pengadilan Yesus oleh Sanhedrin, dan pada eksekusinya pada
malam Paskah. Pakar terkemuka Yahudi dari Hebrew University, Joseph Klausner,
dalam bukunya yang tenar, Jesus of Nazareth, memiliki sebuah bagian yang
ekstensif mendemonstrasikan bukti Ibrani eksistensi Kristus (1989.17-54). Ia
sama sekali tidak mempersengketakan semua bukti eksistensi Kristus tersebut.
►Ada
beberapa sumber Roma yang mendokumentasikan kesejarahan Yesus. Pliny, gubernur
Bithynia, telah menuliskan sebuah surat kepada raja Romawi Trajan (sekitar 112 M)
yang didalam surat itu ia merujukan fakta bahwa orang-orang Kristen berkumpul
pada sebuah hari tertentu untuk menyembah Kristus seolah ia adalah seorang dewa
(Epistle X.96). Sejarawan Tacitus, dalam buku catatan sejarahnya “Annals”
(sekitar 115 M), berkomentar terkait satu “Kristus” yang telah dijatuhi hukuman
mati oleh Pontius Pilatus (XV.44). Akhirnya, Seutonius (sekitar 120M),
sekretaris kaisar Hadrian (sehingga ia memiliki akses pada catatan-catatan
resmi kerajaan), menyebutkan penyingkiran orang-orang Yahudi tertentu
sehubungan dengan kontroversi sekitar “Chrestus” (Vita Claudii XXV.4)-sebuah
insiden yang menguatkan kesaksian pada catatan Lukas dalam Kisah Para Rasul 18:2 : Di Korintus ia berjumpa dengan seorang
Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia
dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan
Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
Walaupun ia tidak
menerima Yesus sebagai Putera Allah, Klausner menyingkapkan bahwa argumen-argumen
yang disampaikan pihak-pihak yang menyangkal bahwa ini adalah
referensi-referensi untuk Yesus dari Nazaret; ia berpendapat ada bukti
kesejarahan untuk eksistensi Kristus dan pengaruhnya yang begitu luas dlam
tahun-tahun perdana sejarah Kristen (1989,60-62).
Sebuah Makhluk Roh, Bukan Daging
Muncul di era purba
periode Perjanjian Baru ada pada akhirnya berkembang sebuah gerakan yang
dikenal sebagai Gnosticism. Terminologi ini mencakup serangkaian sekte yang
menganjurkan sejumlah gagasan-gagasan menyimpang pada kebenaran-kebenaran biblikal.
Banyak pakar diyakinkan bahwa ada sejumlah peringatan Perjanjian Baru
sehubungan perkembangan kesalahan-kesalahan bidat ini. Bandingkan dengan 1
Timotius 6:20-21:
Hai
Timotius, peliharalah apa yang telah dipercayakan kepadamu. Hindarilah omongan
yang kosong dan yang tidak suci dan pertentangan-pertentangan yang berasal dari
apa yang disebut pengetahuan, karena ada beberapa orang yang
mengajarkannya dan dengan demikian telah menyimpang dari iman. Kasih karunia
menyertai kamu!
Satu cabang filsafat
ini dikenal sebagai “Doketisme”-berasalh dari terminology Yunami dokein, yang
bermakna “terlihat.” Bidat-bidat ini meyakini bahwa Yesus tidak sungguh-sungguh
seorang manusia berdaging dan berdarah; ia semata “terlihat” menjadi manusia.
Gagasan ini menyerang tepat pada jantung injil. Implikasinya, bidat ini
menyangkal kebenaran-kebenaran seperti: inkarnasi (Yohanes 1:14), kebangkitan
sang Juruselamat (1Korintus 15:1-4), dan keimamatan agung Anak Allah (Ibrani
2:17-18). Ideologi salah ini, untuk saat ini, tidak lagi dianut secara serius
oleh gerakan signifikan manapun.
Kristus, Yang Pertama/Sulung Telah Diciptakan
Mereka yang
berafiliasi dengan Masyarakat Menara Pengawas menyatakan bahwa Pribadi kedua
Sang Ilahi (Godhead), Yesus Kristus, bukanlah benar-benar Ia kekal. Sebaliknya
diklaim, ia adalah “yang pertama dari ciptaan-ciptaan Allah…ia memiliki sebuah
permulaan (Reasoning from Scripture,1985,409).
Tidak ada basis bagi
teori fanatik ini, sebagaimana fakta-fakta berikut ini menyingkapkannya.
Sejumlah nas Alkitab
menyatakan bahwa kekekalan sang Firman yang telah menjadi daging (Yohanes
1:14). Nabi Yesaya mendenominasikannya sebagai “kekal” :
Sebab
seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita;
lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.- Yesaya 9:6
Nabi Mikha
mendeklarasikan bahwa eksistensinya
telah ada “sejak kekekalan” itu ada (Mikha 5:2).
Ketika rasul Yohanes
mengafirmasikan: “Pada mulanya adalah Firman” (Yohanes 1:1), ia menuliskan
sebuah kalimat bentuk imperfect yang merujukan “keberlangsungan eksistensi
sebelum waktu eksis” (Bernard,1928,2).
Kristus dirujukan
sebagai “sang Alpa dan sang Omega” (Wahyu 21:6;22:13), yang mana ekspresi
tersebut diaplikasikan pada Allah pada mulanya dalam dokumen yang sama:
Aku
adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang
akan datang, Yang Mahakuasa.- Wahyu 1:8
Frasa ini membentuk
sebuah “pernyataan kuat akan kebenaran dan kekekalan ketuhanan Yesus Kristus”
(Vos 1975,111).
Tetapi “Saksi-Saksi
Yehovah” berpendapat bahwa karena Yesus disebut “Yang pertama dari segala
ciptaan” (Kolose 1:15), dan “permulaan dari ciptaan” (Wahyu 3:14), ia pasti
memiliki sebuah permulaan didalam waktu, karena itu, ia tidak kekal.
Argumen-argumen ini invalid.
Pertama,
terminologi “permulaan” (arche) dalam teks ini adalah sebuah rujukan bagi
Kristus sebagai “penyebab pertama” dari penciptaan (Danker,2000,138;
Thayer,1958,77). Sebagaimana telah dicatat Robertson: “not the first of
creatures ... but the originating source of creation” (1933, 321). Dalam Wahyu
22:13, Yesus dirujukan sebagai “permulaan” dan “akhir.” Jika “permulaan”
bermakna bahwa ia pasti memiliki sebuah permulaan dari sesuatu, maka demikian
juga “akhir” bermakna bahwa ia akan disudahi atau diakhiri pada puncaknya.
Seperti itukah?
Kedua,
terminologi “yang pertama atau yang sulung” tidak sedang menyiratkan sebuah
asal-usul bagi sang Juruselamat. “Yang sulung” digunakan secara sering dalam
makna “urutan,” yaitu sang “pemimpin” (Liddell & Scott,1869,1400). Adam
Clarke telah menunjukan bahwa orang-orang Ibrani bahkan merujukan Jehovah, Sang
Bapa, sebagai “Yang sulung dari semua dunia” untuk menekankan secara tajam
fakta bahwa Ia telah menghasilkan segala sesuatu (n.d.,516). Bahkan bukan hanya
rekan-rekan Menara Pengawal yang berpendapat bahwa Bapa memiliki sebuah
permulaan. Lama setelah Kristus hadir di bumi (sebagaimana diyakini oleh
Saksi-Saksi Menara Pengawal), seorang nabi telah menyatakan:” Aku (Bapa) juga
akan membuat (future tense) ia [Kristus] sulungku” (Maz 89:27). Begitu nyata
bahwa terminologi “yang sulung” merujuk pada ranking, ketimbang sebuah kronologi permulaan atau asal.
Kristus Adalah Seorang Malaikat
Teori salah lainnya
bercorak “Saksi-Saksi Yehovah” adalah klaim bahwa Yesus harus diidentifikasikan
dengan Mikael, sang malaikat utama (Reasoning,1985,218). Mempertimbangkan bukti
Perjanjian Baru medemonstrasikan bahwa
Kristus bukan sebuah malaikat. Pertimbangkanlah logika yang tak dapat ditolak
ini:
Pertama,
malaikat-malaikat menolak disembah (Wahyu 22:8,9). Tetapi Yesus menerima untuk
disembah (Matius 8:2;9:18;14:33). Yesus, karena itu, bukan seorang malaikat.
Menyembah malaikat adalah dosa (Kolose 2:18). Jika Kristus adalah semata
malaikat, Ia seharusnya menghardik mereka yang menyembah dirinya, namun ia
tidak pernah menghardiknya:
Dan
orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya: "Sesungguhnya
Engkau Anak Allah."- Matius 14:33
Kedua,
seluruh bab pertama Surat Ibrani adalah sebuah argument yang membuktikan bahwa
Yesus bukan kelas malaikat. Sebagai contoh: Allah tidak pernah berkata kepada
malaikat:”Engkau adalah anak-Ku, pada hari ini Aku telah memperanakan Engkau”
(Ibrani 1:5); dan ia membuat pernyataan mengenai Kristus. Secara jelas, Kristus
bukan seorang malaikat. Juga, semua malaikat harus menyembah Yesus:
Dan
ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah
Dia."-Ibrani 1:6
Tetapi yang disembah
pasti seorang yang superior, bukan dalam kesetaraan (dalam hal ini malaikat tak
mungkin menyembah malaikat). Untuk sebuah diskusi yang lebih mendalam terkait
gagasan-gagasan salah ini, sebagaimana diusung oleh para penganjur Menara Pengawal,
bacalah Jehovah’s Witnesses And The Doctrine Of The Deity Of Christ (1979).
Diterjemahkan
dan diedit oleh: Martin Simamora
Solus
Chritus
Soli
Deo Gloria
Rujukan
untuk Artikel ini:
-Allen, Steve. Steve Allen On The Bible,
Religion, & Morality. Buffalo, NY: Prometheus. 1990.
-Anderson, J.N.D., Editor (1950), The
World’s Religions._ Grand Rapids, MI: Eerdmans Publishing Co. 1950.
-Danker, F. W. A Greek-English Lexicon of
the New Testament. Chicago, IL: University of Chicago. 2000.
-Barker, Dan. Losing Faith in Faith.
Madison, WI: Freedom From Religion Foundation. 1992.
-Bernard,
J. H. The Gospel According to John. Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark.
1928.
-Clarke, Adam Clarke’s Commentary New York,
NY: Abingdon Press), VI. n.d.
-Jackson, Wayne. Jehovah’s Witnesses And
The Doctrine Of The Deity Of Christ. Pasadena, TX: Haun. 1979.
-Jackson,Wayne. The Biblical Doctrine of
the Godhead. Montgomery, AL: Apologetics Press. 1994.
-Klausner, Joseph (1989), Jesus of
Nazareth. New York, NY: Bloch Publishing Co. 1989.
-Liddell, H. G. & Scott, Robert. A
Greek-English Lexicon. Oxford, England: Clarendon Press. 1869.
-Metzger, Bruce. The New Testament—Its
Background, Growth, and Content. New York, NY: Abingdon Press. 1965.
-Reasoning from the Scriptures. Brooklyn,
NY: Watch Tower Bible and Tract Society, 1985.
-Robertson, A. T. Word Pictures in the New
Testament. Nashville: Broadman. VI. 1933.
-Schonfield, Hugh J. The Bible Was Right.
New York: Signet Key Books. 1959.
-Schonfield, Hugh J. The Passover Plot. New
York, NY: Bantam Books. 1965.
-Smith, F. LaGard. After-Life – A Glimpse
of Eternity Beyond Death’s Door. Nashville, TN: Cotswold. 2003.
-Thayer, J.H. A Greek-English Lexicon of
the New Testament Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark. 1958.
-Vos, J. G. Zondervan Pictorial
Encyclopedia of the Bible, Merrill Tenney, Ed. Grand Rapids, MI: Zondervan.
Vol. 1. 1975.
No comments:
Post a Comment