F O K U S

Nabi Daud Tentang Siapakah Kristus

Ia Adalah Seorang Nabi Dan Ia Telah   Melihat Ke Depan Dan Telah Berbicara Tentang Kebangkitan Mesias Oleh: Blogger Martin Simamora ...

0 KEMATIANKU

Apa yang Terjadi Pada Seorang Saat  Kematian
Oleh: Wayne Jackson
Christian Courier

Ketika tubuh manusia mati, tubuh itu kembali ke debu atau tanah pembusukan (Kejadian 3:19; Pengkhotbah 12:&;2Korintus 5:1), di situlah tubuh itu menanti “hari akhir” sejarah bumi (Yohanes 6:44,54).Pada momen itulah tubuh akan dibangkitkan dalam sebuah bentuk baru, sebuah tubuh kekal (Daniel 12:2; Matius 10:28; 1Korintus 15:54). Tubuh manusia tidak “didaur ulang” secara beruntun dalam sebuah rangkaian tubuh-tubuh daging, sebagaimana digagaskan dalam agama-agama yang meyakini dogma “reinkarnasi”.


Tetapi bagaimana dengan orang yang ada dalam tubuh tersebut? Apa yang terjadi dengan jiwanya” Kemanakah itu akan pergi?


Bagaimana dengan Roh-Roh Orang Mati?
Tubuh telah dilengkapi oleh Sang Kreator dengan sebuah “jiwa” atau “roh”- terminologi-terminologi ini telah  kerap saling dipertukarkan pada pemakaiannya (bandingkan dengan Yohanes 12:27;13:21). Jiwa meninggalajn tubuh saat kematian (Kejadian 35:18; bandingkan dengan Yakobus 2:26) dan tetap dalam sebuah keadaan terpisah sampai kebangkitan umum.

Keadaan jiwa atau roh semacam ini disebuat Hades 10 kali dalam Perjanjian Baru. Hades berasal secara langsung dari kata bahasa Yunani menjadi bahasa Inggris, huruf demi huruf. Beberapa pihak mengatakan  kata tersebut berasa dari prefiks negatif  a (“tidak”) dan eido (“terlihat”), karena itu dimaknai sebagai “yang tak terlihat,”(dari sudut pandang orang yang masih hidup di bumi). Pada sisi lain ada yang mengatakan kata tersebut dari hado yang menyiratkan “semua menerima.”

Dalam Alkitab versi King James, terminologi Yunani hades diterjemahkan menjadi “neraka”, tetapi ini tidak benar. Hades adalah nama umum untuk keadaan semua roh orang yang telah meninggal, apakah orang benar atau orang jahat.

Roh Yesus ada di Hades, dibagian lain disebut sebagai “pangkuan Abraham” (Lukas 16:22) atau “Firdaus” (Lukas 23:43), sementara tubuhnya terbaring di dalam kubur (Kisah Para Rasul 2:27). Dalam teks berikutnya jiwa-jiwa yang tinggal di rumah dibedakan dari yang tinggal di kubur (dimana tubuh daging secara normal rusak) dengan terminologi “neither” (ini dalam alkitab versi KJV).

Seperti juga, orang kaya yang egois (disebutkan oleh Kristus) telah  menderita sengsasar di Hades (Lukas 16:23). Hampir serupa dengan ini, inilah keadaan yang sama dengan apa yang disebut “neraka,” tartarus, sebuah kondisi malaikat-malaikat pemberontak yang “telah dibelenggu oleh kegelapan” (2Petrus 2:4), dan telah disimpan hingga dibuang ke tempat utamanya dalam “neraka”,gehenna. Keadaan ini adalah tempat layak final bagi semua yang jahat-baik malaikat-malaikat jahat (termasuk Satan) dan manusia-manusia jahat (Matius 25:41; Wahyu 20:10).


Roh-Roh Disatukan dengan Tubuh-Tubuhnya
Pada saat Kristus datang kembali, semua tubuh akan dibangkitkan dari mati (Yohanes 5:28-29; Kisah Para Rasul 24:15). Ketika Tuhan turun dari surge ia akan membawa bersama dengannya roh-roh benar yang tubuh-tubuhnya “tidur” sebab mereka mati (1Tesalonika 4:14,16). Terkait ini, Hiebert menyatakan”:

“Those now in heaven in a disembodied state, will Christ bring with him” (1971, 200-201).

[“mereka yang saat ini di surge dalam sebuah keadaan tak bertubuh, akan dibawa Kristus bersamanya]

Dibagian lain dalam epistel atau surat ini, rasul Paulus mengatakan “kedatangan Tuhan kita Yesus dengan semua orang kudusnya” (1Tesalonika 3:13). Hampir semua ahli Nampak mempercayai bahwa “orang-orang kudus” mencakup malaikat-malaikat serta juga orang-orang yang telah ditebus Kristus, walau yang belakangan adalah makna umum dalam Perjanjian Baru. Lenski menyatakan  bahwa “tidak ada dukungan” untuk sebuah rujukan bagi malaikat-malaikat dalam nas ini  (1961, bandingkan dengan Vincent, 1972, 939). Dua teks itu (1Tesalonika 3:13;4:14) secara pasti saling melengkapi satu sama lain.

Terminologi “tidur” tidak pernah digunakan untuk jiwa-hanya untuk tubuh (Daniel 12:2; Yohanes 11:11 dst). “Hades” kemudian akan melingkupi maknanya (Wah 1:18;20:13-14), karena baik orang benar dan orang jahat akan ditentukan ke tujuan-tujuan final mereka dengan tubuh-tubuh mereka yang hancur (1Korintus 15:53-54) dan jiwa-jiwa yang kekal, disatukan kembali (Daniel 12:2; Matius 10:28; 2Korintus 5:1 dst).


Akankah yang Telah Diselamatkan Bersama Dengan Kristus Segera Setelah Kematian?
Akan tetapi, siapapun harus ingat, bahwa tak satu teks juga mengandung sebuah gambar penuh mengenai keadaan roh-roh manusia yang telah tak bertubuh ini. Kumpulan lengkap informasinya harus dirakit dari berbagai nas, yang masing-masing mengkontribusikan data-data terkandungnya masing-masing.

Salah satu diantaranya ada dalam Epistel Korintus Kedua, di surat ini Paulus telah mengafirmasikan 14 tahun sebelumnya telah “diangkat hingga ke langit ketiga” dan “masuk ke dalam Firdaus,” tak mengetahui apakah dalam keadaan bertubuh atau “sedang terpisah dari tubuh” (2Korintus 12:2 dst). Ada sebuah kedekatan yang nyata, atau hubungan, antara “langit ketiga” dan “Firdaus” (bandingkan dengan Wahyu 2:7;22:2). Sejumlah ahli memandang dua ekspresi  tersebut bersifat sinonim (Hodge, 1860, 282; Barnett, 1997, 562).

Karena itulah, orang tak seharusnya berpandangan, bahwa orang-orang Kristen yang meninggal tidak akan berjumpa Kristus sampai setelah Kristus. Pandangan yang demikian menyangkali kesaksian Perjanjian Baru, baik secara eksplisit dan implisit (Kisah Para Rasul 7:59; Fil 1:23;2 Kor 5:8; 1 Tes 4:14b,16a;5:10;Wahyu 6:9). Marilah kita  mempertimbangkan nas-nas ini untuk sesaat.

Doa Stefanus-Kisah Para Rasul 7:59
Sementara Stefanus sedang dirajami, ia telah memandang “ke dalam surga” dan telah melihat Yesus berdiri pada sebelah kanan Allah. Memanggil Kristus, ia mengajukan permintaan: “Tuhan Yesus, terimalah rohku” (Kisah Para Rasul 7:59). Tentu saja ia  mempercayai bahwa doanya dikabulkan, tepat sebagaimana Yesus telah melakukannya di bibir kematiannya (Lukas 23:46) dan bahwa jiwanya akan bersama dengan Tuhan.


Jauh Lebih Baik-Filipi 1:23
Selama masa 2 tahun dalam penjara (Kisah Para Rasul 28), Paulus menanti-nanti bagaimana permohonannya pada Kaisar akan dijawab (bandingkan dengan Kisah Para Rasul 25:11). Ia tak yakin (bandingkan dengan Fil 2:19-24). Tetapi satu hal ia tahu pasti.

Andaikata ia harus dihukum mati, keadaan non dunianya akan menjadi “jauh lebih baik” karena ia dapat “berada bersama dengan Kristus” (Fil 1:23). Preposisi “dengan” “tidak semata kedekatan yang bersifat ruang dengan Kristus tetapi komuni aktif dengan Kristus” (Harris, 1971, III.1207). Terkait ini, Gordon Fee berpendapat bahwa bahasa tersebut “sedang menyiratkan sebuah periode yang mana seorang sedang bersama dengan Tuhan dalam “eksistensi tanpa tubuh” (1995, 148).


Di Rumah Dengan Tuhan- 2Korintus 5:8
Serupa juga, Paulus mengatakan bahwa ketika orang Kristen “meninggalkan tubuh ini,” yaitu rohnya pergi meninggalkan tubuhnya (dan ia meninggal dunia), ia pada dasarnya sedang “ada di rumah dengan [pros] Tuhan” (2Kori 5:8). Preposisi pros dalam konteks ini, sebagaimana pada kasus Yohanes 1:1b terkait komuni pra-inkarnasi antara  sang Firman [Kristus] dan Allah, menyiratkan sebuah “komuni interpersonal dinamik, sebuah persekutuan mutual yang telah mapan” (Harris, op. cit., 1205).

A.T.Robertson telah menggambarkannya sebagai sebuah “percakapan tatap muka dengan Tuhan…sebuah hubungan hidup, percakapan yang intim” (1919,625). Sebagaimana ahli lainnya, mengomentari Surat Korintus Kedua 5:6-8, berpendapat:”Eksistensi secara tubuh tidak ada dariTuhan…persekutuan penuh hanya mungkin” tanpa “eksistensi tubuh ini” (Harris, op. cit., 1205).

Rasul ini merindukan sebuah relasi dengan Kristus sendiri secara intim, terbuka dan total. (Melick, 1991, 85).

Perhatikan, Charles Hodge dari Seminari Princeton, telah berpendapat seperti ini:
“The Christian’s heaven is to be with Christ, for we shall be like him when we see him as he is. Into his presence the believer passes as soon as he is absent from the body, and into his likeness the soul is at death immediately transformed; and when at the resurrection, the body is made like unto his glorious body, the work of redemption is consummated” (1860, 123).

[Surga Kristen harus bersama dengan Kristus, karena kita akan diserupakan sepertinya ketika kita memandangnya sebagaimana Ia adanya. Kedalam hadirat-Nya orang percaya masuk segera setelah ia meninggalkan tubuhnya, dan masuk kedalam keserupaannya jiwa orang itu pada kematiannya secara segera ditransformasikan; dan ketika pada kebangkitan, tubuh dibuat seperti pada tubuh kemuliaannya, karya penebusan digenapkan secara total” (1860, 123).]




Diterjemahkan dan diedit oleh dengan penuh pengucapan syukur dari jiwaku yang terdalam: Martin Simamora

Soli Deo Gloria
Solus Christus
Sola Gratia


Kutipan dan Referensi Untuk Artikel ini:
Barnett, Paul. Second Epistle to the Corinthians. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1997.
Bengal, John A. Gnomon of the New Testament. Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark. 3 Vols. 1877.
Boettner, Loraine. Immortality. Philadelphia, PA: Presbyterian & Reformed. 1956.
Danker, F.W. et al. Greek-English Lexicon of the New Testament. Chicago, IL: University of Chicago. 2000.
Dods, Marcus. The Expositor’s Greek Testament. W. Robertson Nicoll, ed. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1956.
Erickson, Millard J. Christian Theology – Second Edition. Grand Rapids, MI: Baker Academic. 1998.
Fee, Gordon. Paul’s Letter to the Philippians. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1995.
Godet, F. The Gospel of St. Luke. Edinburgh, Scotland: T. & T. Clark. 2 Vols. 1879.
Grundmann, Walter. Theological Dictionary of the New Testament. G. Kittel, ed. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 10 Vols. 1964.
Harris, M.J. “Prepositions.” The New International Dictionary of New Testament Theology. C. Brown, ed. Grand Rapids, MI: Zondervan. 1971.
Harris, R. Laird. Man — God’s Eternal Creation. Chicago, IL: Moody. 1971.
Hendriksen, William. Thessalonians, Timothy, Titus. Grand Rapids, MI: Baker. 1979.
Hiebert, D. Edmond. The Thessalonian Epistles. Chicago, IL. Moody. 1971.
Hodge, Charles. An Exposition of Second Corinthians. New York, NY: Robert Carter & Brothers. 1860.
Knight, George W. The Pastoral Epistles. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1992.
Lenski. R.C.H. Colossians, Thessalonians, Timothy, Titus, Philemon. Minneapolis, MN: Augsburg. 1961.
Melick, Jr., Richard R. Philippians – The New American Commentary. Nashville, TN. 1991.
Morris, Leon. First & Second Thessalonians. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1991.
Morris, Leon. The Gospel of John – Revised. Grand Rapids, MI: Eerdmans. 1995.
Robertson, A.T. A Grammar of the Greek New Testament in the Light of Historical Research. London, England: Hodder & Stoughton. 1919.
Spicq, Ceslas. Theological Lexicon of the New Testament. Peabody, MA: Hendrickson. 3 Vols. 1994.
Stein, Robert. Difficult Passages in the New Testament. Grand Rapids, MI: Baker. 1990.
Tenney, Merrill. John – The Expositor’s Bible Commentary, Frank Gaebelein, ed. Grand Rapids, MI: Zondervan. 1981.
Terry, Milton S. Biblical Hermeneutics. New York, NY: Eaton & Mains. 1890.
Vincent, Marvin. Word Studies in the New Testament. Wilmington, DL: Associated Publishers. 1972.
Woods, Guy N. The Gospel According to John. Nashville, TN: Gospel Advocate. 1981.






No comments:

Post a Comment

Anchor of Life Fellowship , Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri - Efesus 2:8-9