Apa yang Paling Kita Butuhkan Dalam Perjalanan
Hidup Di Bumi Ini?
Oleh:
Blogger Martin Simamora
A. Berkat Terbesar Sepanjang Masa Dari Tuhan
Bagi Umat-Nya
Dalam
kehidupan manusia secara global, kehidupan ini akan diukur dengan dua hal saja:
pertama dengan berkat dan kedua dengan kesialan atau kerugian atau malapetaka
dan seterusnya. Ini adalah dua hal alami yang senantiasa terjadi di muka bumi
dan karenanya dalam segala upaya yang dilakukan manusia akan mengejar yang
pertama untuk meluputkan diri dari yang kedua. Dalam kitab Suci bahkan hal ini
diungkapkan bahkan dalam cara yang melampaui pengetahuan manusia…manusia tak
dapat menyelami apa sebetulnya yang ada dan sedang berlangsung di dunia ini,
serta siapakah sumber segala berkat dan sumber segala kuasa atas apapun yang
telah, kini dan boleh terjadi di muka bumi ini. Mari kita membaca ini:
Ayub
1:5-10 Setiap kali, apabila hari-hari pesta telah berlalu, Ayub memanggil
mereka, dan menguduskan mereka; keesokan harinya, pagi-pagi, bangunlah Ayub,
lalu mempersembahkan korban bakaran sebanyak jumlah mereka sekalian, sebab
pikirnya: "Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki
Allah di dalam hati." Demikianlah dilakukan Ayub senantiasa. Pada suatu
hari datanglah anak-anak Allah menghadap TUHAN dan di antara mereka datanglah
juga Iblis.Maka bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Dari mana engkau?"
Lalu jawab Iblis kepada TUHAN: "Dari perjalanan mengelilingi dan
menjelajah bumi."Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau
memperhatikan hamba-Ku Ayub? Sebab tiada seorangpun di bumi seperti dia, yang
demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."
Lalu
jawab Iblis kepada TUHAN: "Apakah dengan tidak mendapat apa-apa Ayub takut
akan Allah?Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta
segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang
dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Tidakkah
ketika kita membaca teks ini, kita melihat Ayub begitu menyadari semacam bahaya
dan resiko-resiko yang tak boleh dianggapnya sepi??Ia melakukan yang terbaik
dan dalam penuh hormat bahwa dosa bukanlah hal yang boleh dianggap remeh…ia berpikir
dan yakin jika dosa memiliki korelasi
ketat terhadap berkat atau kutuk. Walau
faktanya, ia akan mengalami serangkaian kontradiksi-kontradiksi yang menyakitkan
dalam hidupnya berupa semacam ilusi takut akan Tuhan mendatangkan kutuk
sehingga isterinya pun mengalami frustrasi sebagai akibat kegilaan situasi
hidup yang mengurung kehidupan mereka tanpa sebuah kejelasan:"Masih
bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
(Ayub 2:9). Apakah anda sedang berada dalam situasi ini?
Komplikasi
hidup manusia terkait berkat adalah kala ukurannya adalah kehidupan jasmaniah.
Ini sangat sukar, bukan perkara mudah semudah mulut berujar sementara hati
menginginkannya juga. Sebuah Mazmur menunjukan betapa manusia memiliki
kecenderungan memformulasikan: hidup kudus atau takut akan Tuhan berelasi
dengaan berkat atau kutuk yang manakala realita hidup bersabda berbeda maka
baginya Tuhan dan berkat adalah ilusi hidup yang menjadi fakta hidup yang
sangat menggetirkan jiwa dan pengharapan. Mari kita memperhatikan ini:
Mazmur
Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka
yang bersih hatinya.Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku
tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat
kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan
gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak
kena tulah seperti orang lain. Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan
berpakaian kekerasan. (Mazmur 73:1-6)
Sia-sia
sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda
tak bersalah. Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
(Mazmur 73:13-14)
Pernahkah
anda melihat atau barangkali mengalami realita semacam ini sehingga masuk ke
ranah abu-abu bahwa takut akan Tuhan adalah sebuah kehidupan yang belaka ilusi,
melihat fakta orang-orang tak bertuhan memiliki kehidupan yang nyata begitu
diberkati? Kalau saya boleh menjawab ini: bahkan ada yang karena ini, ia
benar-benar meninggalkan Tuhan.
Tetapi
pada Asaf, kita melihat bahwa berkat Tuhan bukanlah sebuah dunia berkat materialistik,
bahkan sebetulnya selama di dunia ini kalaupun Tuhan memberkati hidup seorang
umat-Nya dalam takaran-takaran material yang begitu istimewa sesuai dengan
maksud-Nya, tujuan terbesar dan berkat terbesar sepanjang hidup adalah berkat
rohani yaitu berada dalam persekutuan dengan Bapa. Perhatikan bagian Mazmur
Asaf ini:
sampai aku masuk ke dalam tempat kudus
Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya di tempat-tempat licin
Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis
oleh karena kedahsyatan! (Mazmur 73:17-19)
Sekarang,
kita melihat semacam kemewahan yang tak hanya glamor tetapi tak terbayangkan
sebab tak mungkin ada di dunia ini. Apakah itu? Ini: sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah! Siapapun boleh dan
dapat membangun tempat termewah dan terkhusus di bumi ini, tetapi pasti tak
mungkin dapat membangunkan sebuah tempat kudus di mana Allah bersemayam!
Sementara realita hidup Asaf masih di
dalam dunia yang penuh ketakadilan, penuh kontradiksi memilukan dan meletihkan
jiwa sehingga memiliki resiko untuk berkata: sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh
tanganku, tanda tak bersalah (Mazmur 73:13) atau hidup dalam persekutuan
dengan Bapa, Asaf memiliki kekayaan yang tak mungkin dimiliki oleh siapapun
jika bukan karena memiliki Allah yaitu: dapat masuk ke dalam tempat kudus
Allah!
Saudara-saudaraku,
hidup ini kerap bukan hanya kontradiktif dengan apa yang diharapkan namun kerap
dapat membunuh jiwa yang sehat. Hidup ini memang tidak bebas dari tekanan dan stress
yang berkepanjangan. Faktanya seorang pemimpin pujian terdekat dengan Raja
Daud, seorang Pelihat dan seorang komposer bahkan dapat mengalami situasi
rohani yang nyaris membunuh jiwanya…jika saja Tuhan tidak membawanya masuk ke
dalam tempat kudus Allah!
Apakah
Tuhan tidak ingin melihat saya dan anda berbahagia? Jawabnya adalah sangat dan
ingin, namun pasti sesuai dengaan cara-Nya, maksud-Nya dan kemuliaan-Nya bukan
berdasarkan dunia beserta
filosofi-filosofinya.
Sementara
dunia memiliki formulasi: takut akan Tuhan maka diberkati Tuhan, faktanya
berkat-berkat Tuhan tidak dimulai dengan formulasi semacam itu. Senantiasa
berkat Tuhan—jikapun itu bahkan material--- datang kepadamu semata karena
pemberian Tuhan. Coba perhatikan kata-kata berkat ini:
Beginilah harus kamu memberkati
orang Israel, katakanlah kepada mereka: TUHAN memberkati engkau dan
melindungi engkau; TUHAN
menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. (Bilangan
6:23-26)
Di
dunia ini mustahil kita dapat hidup tanpa berkat, tetapi siapakah yang
memberkati akan menentukan tujuan akhir hidup ini. Berkat ini sama sekali tak
membicarakan semacam janji materialistik selain sebuah ikat janji Tuhan untuk senantiasa
mencintai dengan segenap kekuatan, kekuasaan dan kedaulatan-Nya. Inilah berkat
yang membuat kemuliaan dan kemegahan yang seperti apapun bukan saja menjadi
begitu buram tetapi begitu kehilangan sinar atau cahaya kemuliaannya.Ketika TUHAN menyinari
engkau dengan wajah-Nya maka ini adalah satu gambar bagaimana Ia sangat
berkenan dan sangat memberkati hidupmu dengan segenap kasih dan perhatian-Nya
yang besar kepadamu sebagai anak-anak-Nya. Ia tak hanya menyinarimu dengan
wajah-Nya, Ia juga menghadapkan wajah-Nya kepada-Mu untuk apa? Untuk memberikan
damai sejahtera yang akan menolong manusia berdosa untuk menikmati kasih dan kebaikan Tuhan. Saya tidak tahu bagaimana anda memandang ini sebagai sebuah
kemewahan yang benar-benar membuat jiwamu berbangga dan mengakibatkan lahirnya
pengucapan syukur sepanjang masa, membuatmu setiap kali membuka mata maka
inilah satu-satunya Harta yang ingin segera engkau lihat dan engkau peluk dan
begitu kuatir jika sampai meninggalkannya?
Berkat
ini pada Kitab Bilangan tersebut bahkan tidak berdasarkan formulasi: takut akan
Tuhan maka diberkati secara material dan jasmaniah, tidak tetapi berdasarkan
kasih Allah yang besar dan yang menyediakan cara pengampunan yang tak dapat
diadakan oleh manusia dalam cara apapun. Perhatikan titah Allah sebelum titah
berkat itu:
Maka
haruslah imam mengolah yang seekor menjadi korban penghapus dosa dan yang lain
menjadi korban bakaran, dan mengadakan pendamaian bagi dia, oleh karena dia
telah berdosa dengan berada dekat mayat. Pada hari itu juga ia harus
menguduskan kepalanya (Bilangan 6:11)
Tahukah
anda bahwa bahkan imam penitah berkat itu sendiri bahkan bukanlah manusia tanpa
dosa dan tak mungkin menguduskan dirinya dihadapan Allah oleh-Nya sendiri
selain Allah sendiri harus menghapuskan dosanya dengan “korban penghapus dosa”.Sebetulnya inilah kontradiksi itu dan
mengapa kontradiksi menyakitkan bisa dialami pada manusia, sebab Tuhan
memberkati manusia saat manusia itu sendiri masih berdosa dan tak dapat
menghapuskan dosanya sendiri dihadapan Allah. Bukankah saya dan anda begitu
bergantung pada “korban penghapus dosa” yang bekerja secara kekal yaitu: Yesus
Sang Mesias?
Ultimat
berkat Tuhan dan juga satu-satunya berkat Tuhan yang dikehendaki-Nya adalah
persekutuan hidup antara diri-Nya dengan umat-Nya, perhatikan ini:
Ulangan
30:19-20 Aku memanggil langit dan bumi menjadi saksi terhadap kamu pada hari
ini: kepadamu kuperhadapkan kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah
kehidupan, supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,dengan mengasihi
TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut pada-Nya, sebab hal itu
berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk memberikannya kepada mereka."
Begitu
cermat Allah menunjukan bahwa sementara Ia berbicara mengenai berkat-berkat
jasmaniah dan berkat-berkat material, namun mahkotanya adalah berkat rohani
yang kekal dan terindah: persekutuan dengan-Nya : “Pilihlah kehidupan, supaya
engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu,dengan mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut
pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk tinggal
di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada”.
Dan
karena TUHAN berurusan dengan manusia berhakekat dosa yang dipilihnya untuk
masuk ke dalam persekutuan dengan-Nya, maka janji berkat ini tidak dimulai
karena sudah baik atau mencapai kekudusan tertentu sehingga layak menerima
berkat dan sah untuk menjadi anak-anak Allah, bukan itu. Sebaliknya berdasarkan
janji Allah dengan sumpah demi diri-Nya sendiri kepada nenek moyang mereka.
Bukankah kita juga telah menerima keselamatan dari dan dalam Kristus
berdasarkan janji kuno kepada nenek moyang manusia yaitu: Adam dan Hawa seperti
ini Aku akan mengadakan permusuhan antara
engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya
akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya."
(Kejadian 3:15)
B.IA akan Senatiasa Memberkati Kita:
Penting Untuk Mengerti Kerja dan Kuasa Serta Apakah Tujuan Berkat-Nya
Dalam
sebuah catatan menakjubkan terkait berkat teragung Tuhan yaitu persekutuan
hidup bersama-Nya, kita akan melihat mengapa kita sangat membutuhkan berkat-Nya
sementara kita masih hidup dalam dunia yang penuh kontradiksi yang bahkan
setajam apa yang digambarkan Mazmur Asaf tadi. Perhatikan ini:
Sementara
aku berbicara dan berdoa dan mengaku dosaku dan dosa bangsaku, bangsa Israel,
dan menyampaikan ke hadapan TUHAN, Allahku, permohonanku bagi gunung kudus
Allahku, sementara aku berbicara dalam doa, terbanglah dengan cepat ke arahku
Gabriel, dia yang telah kulihat dalam penglihatan yang dahulu itu pada waktu
persembahan korban petang hari. Lalu ia mengajari aku dan berbicara dengan aku:
"Daniel, sekarang aku datang untuk memberi akal budi kepadamu untuk
mengerti. Ketika engkau mulai menyampaikan permohonan keluarlah suatu firman,
maka aku datang untuk memberitahukannya kepadamu, sebab engkau sangat dikasihi.
Jadi camkanlah firman itu dan perhatikanlah penglihatan itu! (Daniel 9:21-22)
Lalu
katanya kepadaku: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan
perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan
untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena
perkataanmu itu. Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari
lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari
pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di
sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.Lalu aku datang untuk
membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang
terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu." (Daniel
10:11-14)
Apakah
berkat terbesar adalah dapat memiliki persekutuan dengan Allah sementara
didalam dunia ini tetap harus berhadap-hadapan dengan serangkaian komplikasi
yang begitu panjang: aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada
hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu.
Sebagaimana
Asaf dan Daniel, kita melihat adalah begitu penting untuk mengerti bagaimana Tuhan
memimpin kita untuk menjalani kehidupan di dunia yang penuh kontradiksi dan
bahkan kekacauan demi kekacauan, bahwa berkat-Nya bertujuan membawa kita sampai
pada tujuan yang ditetapkan-Nya yaitu berada dalam persekutuan-Nya,dan mengerti
sekalipun berbagai kekacauan dapat melingkupi dan menghambat namun itu semua
tak berkuasa untuk menggagalkan persekutuan kita dengan Allah untuk menikmati
berkat-berkat-Nya. Satu hal penting, setiap kali kita berdoa untuk mendapatkan
pengertian dan kehendak Tuhan atas situasi-situasi pelik..walau jawabannya
dapat lama tetapi Tuhan pasti menjawab: Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri
dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari
pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku.
Tuhan
pasti menolong adalah sebuah kepastian! Itu adalah natur-Nya bagi umat-Nya
bahkan bagi mereka yang tinggal di pulau-pulau hingga di ujung-ujung bumi:
janganlah
takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;
Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau
dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan. Sesungguhnya, semua
orang yang bangkit amarahnya terhadap engkau akan mendapat malu dan kena noda;
orang-orang yang membantah engkau akan seperti tidak ada dan akan binasa; engkau
akan mencari orang-orang yang berkelahi dengan engkau, tetapi tidak akan
menemui mereka; orang-orang yang berperang melawan engkau akan seperti tidak
ada dan hampa.Sebab Aku ini, TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan
berkata kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."
(Yesaya 41:10-13)
Kembali,
perlukah semacam prasyarat yang harus saya dan anda miliki lebih dahulu
menerima berkat agung Tuhan? Jawabnya tidak, bahkan dalam kasus spesifik
Israel, bangsa ini bahkan tidak berada dalam posisi yang membanggakan dihadapan
Allah. Coba anda perhatikan bagaimana Allah memanggil bangsa pilihannya ini?
Janganlah
takut, hai si cacing Yakub, hai si ulat Israel! Akulah yang
menolong engkau, demikianlah firman TUHAN, dan yang menebus engkau ialah Yang
Mahakudus, Allah Israel. Sesungguhnya, Aku membuat engkau menjadi
papan pengirik yang tajam dan baru, dengan gigi dua jajar; engkau akan mengirik
gunung-gunung dan menghancurkannya, dan bukit-bukitpun akan kaubuat seperti
sekam. Engkau akan menampi mereka, lalu angin akan menerbangkan mereka, dan
badai akan menyerakkan mereka. Tetapi engkau ini akan bersorak-sorak di dalam
TUHAN dan bermegah di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel. Orang-orang sengsara
dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka
kering kehausan; tetapi Aku, TUHAN, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah
orang Israel Aku tidak akan meninggalkan mereka. (Yesaya 41:11-17)
Berkat
Tuhan memiliki tujuannya sendiri kala seorang atau sebuah bangsa diberkati,
apakah dan bagaimanakah tujuan itu tergenapi…sepenuhnya dalam kedaulatan dan
pemerintahan TUHAN.
Sehingga
saya dan anda pasti membutuhkan berkat TUHAN dari tahun ke tahun termasuk 2020,
sebab berkat bagi saya dan anda adalah Tuhan, Yang memerintahkan berkat dan
berkat-Nya yang memerintah dalam kehidupan kita sesuai dengan maksud dan
tujuan-Nya.
Apakah doa berkatmu bagi
anak-anakmu dan keluargamu? Apakah doa berkatmu bagi diri dan keluargamu?
Saya ingin mengutipkan berkat ini bagi kita semua:
Hai
yang tertindas, yang dilanggar angin badai, yang tidak dihiburkan!
Sesungguhnya, Aku akan meletakkan alasmu dari batu hitam dan dasar-dasarmu dari
batu nilam. Aku akan membuat kemuncak-kemuncak tembokmu dari batu delima,
pintu-pintu gerbangmu dari batu manikam merah dan segenap tembok perbatasanmu
dari batu permata. Semua anakmu akan menjadi murid TUHAN, dan besarlah
kesejahteraan mereka; engkau akan
ditegakkan di atas kebenaran. Engkau akan jauh dari pemerasan, sebab engkau
tidak usah lagi takut, dan engkau akan jauh dari kekejutan, sebab ia tidak akan
mendekat kepadamu. Apabila orang menyerbu, itu bukanlah dari pada-Ku; siapapun
yang menyerbu engkau, ia akan rebah melawan engkau. Sesungguhnya, Akulah yang
menciptakan tukang besi yang menghembus api dan menghasilkan senjata menurut
kecakapannya, tetapi Akulah juga yang menciptakan pemusnah untuk merusakkannya.
Setiap
senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil, dan setiap orang yang
melontarkan tuduhan melawan engkau dalam pengadilan, akan engkau buktikan
salah. Inilah yang menjadi bagian hamba-hamba TUHAN dan kebenaran yang mereka
terima dari pada-Ku, demikianlah firman TUHAN. (Yesaya 54:11-17)
Dalam
memasuki tahun 2020 sementara kita menyiapkan diri seoptimalnya dalam
perencanaan dan resolusi, tak ada yang bisa kita lakukan sebab kita tak
berkuasa menciptakan ruang,waktu, materi..dan masa depan bagi diri kita
sendiri, selain Tuhan yang memberkati untuk mengadakannya bagi kita semua,
tepat sebagaimana Tuhan memberkati kita dengan berkat keselamatan dalam yesus
kristus melalui nenek moyang kita Adam dan hawa sementara mereka berada dalam
kutuk & murka Allah, akibat dosa diusir dari taman eden! Karena
itu marilah kita berseru mendeklarasikan pemuliaan baginya:
Sola Gratia
Solus christus
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment