Dia
Yang Telah Menyatakan Diri Dalam Rupa Manusia Adalah Keagungan Rahasia Ibadah
Kita
Oleh:
Blogger Martin Simamora
A.Natal
Natal
sebagai perayaan yang kudus dan mulia, bukan sebuah selebrasi atas sebuah
momentum mahapenting yang telah terjadi dan telah berlalu dalam sejarah
manusia. Kalau kita memperhatikan sebuah catatan kecil namun begitu penting
dalam sebuah epistel, ini begitu nyata jika natal bukan sama sekali sebuah
perayaan yang kudus dan mulia yang hanya memerlukan pengenangan dan refleksi
spiritual belaka. Kenyataannya adalah: natalnya Sang Kristus adalah jantung
hidup iman Kristen, perhatikan ini: Dan
sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: "Dia, yang telah menyatakan
diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya
kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa yang tidak
mengenal Allah; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan."
(1Tim 3:16). Dikatakan agunglah rahasia ibadah kita, dikatakan demikian, sangat
berkaitan erat dengan salah satu pribadi
Tritunggal Kudus: Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia.
Epsitel ini berbicara tentang kehidupan dan penyelenggaraan kehidupan persekutuan jemaat Tuhan dalam sebuah tatanan yang sama
sekali kehidupannya tak bersumber dari kecakapan keorganisasian dan
individual-individual pemimpinnya,melainkan pada siapakah yang menjadi sentral
dan pelembaganya, yaitu Dia yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia.
Natalnya Kristus, dengan demikian, tidak dirayakan sebagai sebuah titik
momentum dalam sebuah sejarah tetapi dihidupi bahkan dalam setiap aspek
kehidupan Kristen mulai dari kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat hingga
didalam gereja baik sebagai organisasi dan tubuh Kristus universal.
Injil
Yohanes menunjukan bahwa Natal, bukan
semacam perayaan yang bersifat festival yang meriah pada momennya dan perlahan
meredup disepanjang waktu kedepan hingga datang lagi saat semacam ini. Coba
kita membaca injil ini:
Pada
mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu
adalah Allah.Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu
dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala
yang telah dijadikan. (Yohanes 1:1-3)
Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran (Yohanes 1:13)
Ada
sebuah Hidup yang datang, ada kehidupan yang tercipta dan tanpa Kristus tidak
ada Hidup itu. Natal, karenanya, ketika dirayakan akan menjadikan sebuah
deklarasi bahwa dunia kini adalah dunia yang akan senantiasa membutuhkan
Juruselamat yang memberikan Terang dan Hidup. Pemberitaan natal pada injil
Yohanes menyingkapkan kebutuhan dunia dan problem manusia yang abadi dan kekal
jika saja Yesus tak datang untuk memberikan kasih karunia kepada siapa yang
diberikan-Nya masuk kedalam persekutuan dengan-Nya. Perhatikan kembali ini:
Dalam
Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di
dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. (Yohanes 1:4-5)
Natal
adalah sebuah pengharapan dalam arti secara total dan absolut hanya akan
terwujud dalam tindakan kuasa yang berlangsung dalam pemerintahan Allah yang
begitu berotoritas dihadapan dunia dan dihadapan pemerintahan Kegelapan di
dunia ini. Kita bisa melihat bahwa natalnya Kristus adalah sebuah pendirian
pemerintahan Allah yang menaklukan pemerintahan kegelapan atas dunia manusia
secara gamblang dikemukakan oleh injil Yohanes:Terang itu bercahaya di dalam
kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya… jadi ini adalah hukum absolut
dan berlaku kekal! Terang itu tak hanya bercahaya…ada banyak terang bisa
bercahaya dengan begitu kemilau dan cemerlang, tetapi satu-satunya Terang yang
memiliki kuasa pemerintahan yang bisa menekuk kerja kuasa kegelapan sedemikian
rupa hingga tak berdaya..hanya ada pada Firman yang telah menjadi manusia:
kegelapan itu tak menguasainya.
Malaikat
Gabriel pun menunjukan ini pada pemberitaan natalnya Sang Mesias, perhatikan
ini:
Lukas
1:30-33Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau
beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan
akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia
akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah
akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan
menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya
tidak akan berkesudahan."
Karena
Sang Mesias bukan berasal dari dunia dan tidak ;pernah baru menemukan tujuan
dirinya dalam hidupnya di dunia ini saat dalam dunia ini tetapi berasal dari
Allah dan memiliki tujuan dirinya semenjak dalam kekekalan dalam kesehakekatan
Firman dengan Bapa, maka kemuliaan dirinya pun tak berasal dari apa yang harus
pertama-tama diperjuangkannya hingga mati-mati di kayu salib yang kesuksesannya bersifat probabilitas karena faktor kemanusiaan yang fluktuatif, tetapi kala Ia menggenapkan apa yang menjadi kehendak
Bapa-Nya sebagaimana dalam Kitab Suci. Dan kehidupan diri Sang Mesias yang
memiliki kuasa penggenapan semacam inilah yang ditegakan oleh Kristus,
perhatikan hal-hal berikut ini:
Yohanes
5:39-40Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya
kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi
kesaksian tentang Aku,namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh
hidup itu.
Matius
5:17-18"Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum
Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan
untuk menggenapinya.Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum
lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan
dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Lukas
24:26-27Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam
kemuliaan-Nya?"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang
Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab
nabi-nabi.
Lukas
24:44Ia berkata kepada mereka: "Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan
kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi
semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi
dan kitab Mazmur."
Sementara
kita memiliki keterbatasan untuk bisa masuk kedalam finitas Firman yang telah
menjadi manusia dan relasi eksklusif dan merupakan satu-satunya propertinya
dengan Kitab suci dalam relasi menggenapi,
tetapi kita tahu secara pasti, dengan demikian, kemuliaan diri dalam dimensi
divinitas termulia yang dimilikinya bersama dengan Bapa, bukan semacam
achievement atau pencapaian yang dimiliki kala ia sudah mencapai sejumlah “key
performance indicators”, tidak begitu. Karena menggenapi disini merupakan
sebuah bangunan tunggal yang tegak diatas dasar firman tertulis-Kitab Suci maka
sejak itulah menggenapi adalah terwujudnya Sabda Allah secara tak bercela oleh
Sang Penggenap Sabda yang memiliki hakekat yang tak berbeda dan bukan pada
level menyerupai, tetapi sebuah kehakekatan yang tunggal. Jadi dalam hal ini
Kristus adalah Sang Penggenap. Relasi ini secara agung ditunjukan oleh injil
Yohanes:
Tidak
seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di
pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya. (Yohanes 1:18)
Relasi
Sang Penyabda dan Sang Penggenap pun ditunjukan Kristus dalam konteks Ia
bekerja memenuhi kehendak Bapa dengan karakter “KehendakMu yang jadi, bukan
Aku.” Perhatikan ini:
Maka
Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak
tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat
Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan
Anak.- (Yohanes 5:19)
Injil
Yohanes menyebut Dia adalah Firman yang menjadi manusia... merupakan sebuah
penegasan relasi antara mesias dan Bapa bukan sama sekali sebuah pencapaian
yang harus dikejar karena Firman ketika menjadi manusia maka Yesus kehilangan
ingatan atau semacam kesadaran yang dahulu dimilikinya saat bersama dengan
Bapa.Sebaliknya sementara di bumi dan telah menjadi manusia, ia bahkan tetap
memiliki kesadaran yang sama sewaktu bersama dengan Allah. Bahkan ini merupakan
soalan yang prinsip untuk ditegaskannya, perhatikan ini:
Yohanes
6:61-62 Yesus
yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal
itu, berkata kepada mereka: "Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?Dan
bagaimanakah, jikalau kamu melihat Anak Manusia naik ke tempat di mana Ia
sebelumnya berada?
Yohanes
5:36-37 Tetapi
Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes,
yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku
melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang
memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. Bapa
yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah
mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,
Bahwa
Kristus adalah rumah kediaman berlangsungnya ibadah kita terhadap Allah
adalah benar sebab didalam Kristus saja
terdapat persekutuan hidup dan otentik dengan Bapa. Apa yang tak mungkin
diadakan oleh manusia, mungkin oleh Firman yang telah menjadi manusia.
B.Natal Bukan Isu Corpus
Delicti, dan Tak Pernah Kehilangan Kesadarannya Sebagaimana Sewaktu Dengan
Allah Sebagai Konsekuensi Alami Ia Keturunan Adam
Sementara
topik B ini tak sederhana untuk dijelaskan, namun saya akan paparkan sejumlah
hal penting terkait Yesus. Pertama, sekalipun memang Yesus adalah Firman yang
menjadi manusia dan berada dalam “bloodline” Adam, namun Kristus sama sekali
tidak dikuasai kegelapan. Keunikan
Kristus yang telah Natal itu merupakan pondasi penting dalam pengajaran
gereja perdana dan para rasul Kristus, perhatikan ini:
Roma
5:12-15 Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu
orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada
semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.Sebab sebelum hukum Taurat
ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak
ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam
sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara
yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang
akan datang.Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab,
jika karena pelanggaran satu orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut,
jauh lebih besar lagi kasih karunia
Allah dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang,
yaitu Yesus Kristus.
Galatia
3:12-14 Tetapi
dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup
karenanya.Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib!"Yesus Kristus telah membuat ini, supaya
di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga
oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.
Dasar-dasar
epistel ini adalah siapakah Kristus menurut-Nya sebagaimana disampaikan kepada
para murid-muridnya untuk diteruskan melalui pengajaran kepada bangsa-bangsa
lain untuk dimuridkan, sebagaimana amanat Agung dan sebagaimana Pentakosta
telah melengkapi mereka dengan kuasa pemberitaan injil ke seluruh dunia.
Sehingga
Natal bukan Corpus Delicti sebab Kristus bukan datang sebagai sosok manusia
yang kehilangan kesatuannya dengan Bapa sehingga ia nyaris kehilangan semua
kemuliaan divinitasnya dan kesadarannya bersama dengan Bapa. Bukan, sehingga
tak perlu Sang Kristus harus berjuang keras mematikan keinginan dagingnya dan
memenuhi kehendak Bapa agar pertama-tama Ia sah menjadi Anak Bapa, sehingga
menjadi teladan atau corpus delicti bagi siapa yang mau menjadi anak-anak Bapa
yang sah. Tak ada dan tak mungkin karena dosa bukan soal corpus delicti yang
tak kuat dihadapan Iblis.
Natal
bukan memperingati kelahiran Kristus yang kehilangan kesadaran/ memori dan
segala propertinya saat bersama-sama dengan Allah. Sebab malaikat Gabriel tak
mengatakan demikian, pun pekerjaan-pekerjaan yang ditunjukannya dihadapan orang
banyak menunjukan bahwa Ia dan Bapa adalah satu..sebuah problem keras bagi
siapapun dalam menyoal kesehakekatan Anak dengan Bapa dalam Tritunggal
Mahakudus.
Jadi
Kristus apakah yang sedang anda rayakan? Awasi dan hati-hatilah dengan khotbah
yang masuk ke telinga dan merasuki jiwamu! Perhatikan ini sebagaimana
peringatan rasul Paulus:
Tetapi
aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati
kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan
kelicikannya.Sebab kamu sabar saja, jika ada seorang datang memberitakan Yesus
yang lain dari pada yang telah kami beritakan, atau memberikan kepada kamu roh
yang lain dari pada yang telah kamu terima atau Injil yang lain dari pada yang
telah kamu terima.- 2 Kor 11:3-4
Ada
saatnya untuk sabar/diam, namun ada saatnya untuk bersuara untuk menyatakan
kebenaran sebagaimana menjadi kepedulian rasul Paulus: Sebab kamu sabar saja, jika ada
seorang datang memberitakan Yesus yang lain dari pada yang telah kami
beritakan, atau memberikan kepada kamu roh yang lain dari pada yang telah kamu
terima atau Injil yang lain dari pada yang telah kamu terima- 2 Korintus 11:4
Merry Christmas,
Sang Terang Telah Datang, Kegelapan Tak Menguasainya!
Anchor of Life & Its Associates,
Martin Simamora, Shinta Sigalingging & Natan
No comments:
Post a Comment