Relasi
Eksklusif & Divinitas Antara Nabi Musa dan Yesus Sang Nabi Yang Akan Datang
Oleh: Martin Simamora
A.Kesaksian Kitab Musa Mengenai Christmas
atau Kelahiran Kristus
Yesus
Sang Kristus sendiri mengenai dirinya dan Nabi Musa kala ia bersaksi mengenai
dirinya atau siapakah dirinya berkata begini: Sebab jikalau kamu percaya kepada Musa,
tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab ia telah menulis tentang Aku. Tetapi
jikalau kamu tidak percaya akan apa yang ditulisnya, bagaimanakah kamu akan
percaya akan apa yang Kukatakan?" (Yohanes 5:46-47), Nabi Musa menjadi
sebuah pondasi utama dalam kitab suci yang secara langsung membicarakan sosok
mesias yang dinanti-nantikan. Sang Kristus bahkan menegaskannya dalam bahasa
yang menutup satu kemungkinan bahwa ada keraguan dalam kebenaran yang sedang
dikatakannya dengan berujar: Sebab
jikalau kamu percaya kepada Musa, tentu kamu akan percaya juga kepada-Ku, sebab
ia telah menulis tentang Aku. Musa dikemukakan Kristus menuliskan
kedatangan dirinya dalam cara yang sangat khusus dan menjadi jantung kehidupan
kitab suci yang dituliskannya. Jika demikian mari kita memperhatikan sejumlah
cuplikan dari Kitab Musa:
Ulangan
18:15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan
bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang
harus kamu dengarkan.
Nubuat
diatas begitu personal dalam sebuah ekspresi yang begitu eksklusif pada jati
diri mesias yaitu: sama seperti aku. Ini bukan saja bahwa nabi yang akan datang
itu seorang yang juga seharusnya Yahudi tetapi juga memiliki relasi divinitas
yang dibangunkan oleh TUHAN antara Musa dan nabi yang akan datang. Nubuat ini
begitu personal karena TUHAN sendiri mengadakannya dalam sebuah cara meletakan
satu elemen yang begitu spesifik dan begitu absolut yaitu dari antara
saudara-saudaramu dan sama seperti diri Musa. Itu sebabnya juga Kristus,
kemudian, menggenapkan relasi elementer yang absolut itu bahkan dalam bagaimana
Ia menggenapi maksud Bapa didalam dan melalui dirinya saja. Perhatikan ini:
Yohanes
3:14 Dan sama seperti Musa
meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,
Yesus
Sang Mesias sendiri memang menunjukan bahwa dirinyalah yang dimaksudkan oleh
Musa, perhatikan berikut ini:
Matius
13:57 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana, kecuali di tempat asalnya
sendiri dan di rumahnya."
Pada
masyarakat secara umum, Yesus Sang Kristus itu pun diakui sebagai nabi yang
dinubuatkan nabi Musa:
Lukas
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
Kristus
secara umum adalah nabi yang memenuhi ketentuan nubuat yang diucapkan nabi
Musa, bahkan lebih besar! Dalam sebuah surat kepada jemaat Ibrani di
perantauan, pun relasi antara Sang Mesias dan nabi Musa menjadi batu pondasi
yang bersifat divinitas untuk menjadi dasar kebenaran bagi Yesus Sang Mesias
adalah Mesias dari Allah:
Ibrani
3:1-6 Sebab itu, hai saudara-saudara yang kudus, yang mendapat bagian dalam panggilan
sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar yang kita akui, yaitu Yesus, yang setia kepada Dia
yang telah menetapkan-Nya, sebagaimana
Musapun setia dalam segenap rumah-Nya. Sebab Ia dipandang layak mendapat
kemuliaan lebih besar dari pada Musa, sama seperti ahli bangunan lebih
dihormati dari pada rumah yang dibangunnya. Sebab setiap rumah dibangun oleh
seorang ahli bangunan, tetapi ahli bangunan segala sesuatu ialah Allah. Dan
Musa memang setia dalam segenap rumah Allah sebagai pelayan untuk memberi
kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,tetapi Kristus setia
sebagai Anak yang mengepalai rumah-Nya; dan rumah-Nya ialah kita, jika kita
sampai kepada akhirnya teguh berpegang pada kepercayaan dan pengharapan yang
kita megahkan.
Bagaimana
gereja purba setia kepada kitab suci pun terlihat dari bagaimana relasi antara
Musa dan Juruselamat dunia sebagai satu kesatuan utuh dan divinitas yaitu
bertemunya penubuat dan Sang Penggenap Nubuat di bumi ini dalam
pemberitaan-pemberitaan kebenaran Sang Juruselamat.
Relasi
eksklusif dan divinitas yang demikian memang menjadi kunci akseptasi bangsa
Yahudi akan kedatangan Juruselamat Dunia ini-Sang Nabi yang dinantikan. Ketika
Nabi Yohanes Pembaptis tampil, ia pun sempat diduga sebagai Sang Nabi tersebut
namun ia menolaknya secara total:
Yohanes
1:22-25 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami harus
memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang dirimu
sendiri?" Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang
gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya."
Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang Farisi.Mereka
bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis, jikalau engkau
bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?"
Kisah
Natal yang lebih jauh di atas ini merupakan momen penting menjelang Juruselamat
Dunia dan Nabi yang akan datang itu masuk pada saat yang telah ditetapkan-Nya
bagi Sang Nabi untuk menggenapi nubuat Nabi Musa. Nabi Yohanes Pembaptis
sendiri menyadari bahwa dirinya sedang menggenapi satu keping bagian besar
nubuat nabi Yesaya yang menegaskan nubuat nabi Musa mengenai nabi yang akan
datang tersebut. Nabi Yohanes Sang Pembaptis menjawab bahwa ia bukanlah nabi
yang akan datang itu!
Ia
mengatakan bahwa dirinya bukan sebab ia sangat tahu siapakah nabi yang akan
datang itu sebagaimana ia menggambarkan kedivinitasan Sang Nabi:
Yohanes
1:26-27Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi
di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal, yaitu Dia, yang datang
kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak."
Manakala
Ia melihat pada-Nya maka kesaksian divinitas Sang Nabi menjadi lebih sempurna
bagi jiwanya untuk mengutarakannya kepada orang banyak saat itu:
Yohanes
1:29 Pada
keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata:
"Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.
Sekarang
Nabi Yohanes Pembaptis dihadapan Sang Nabi yang dinubuatkan Nabi Musa secara
lebih terang dan lengkap dibandingkan dengan Nabi Musa mampu menyingkapkan
divinitas, kuasa dan otoritas Sang Nabi bukan saja atas bangsa Israel tetapi
semua bangsa di dunia, dan Sang Nabi yang dinubuatkan itu merupakan Sang
Penebusa dosa manusia jika saja turut menerima
bagian yang diberikan oleh Kurban Anak Domba tersebut.
Yesus
Sang Kristus dan Sang Nabi memang kemudian memiliki kuasa dan otoritas yang
hanya mungkin dimiliki oleh satu-satunya nabi yang akan datang itu sehingga
saat itu jiwa-jiwa setiap manusia diyakinkan bahwalah dialah dia yang
dinantikan itu: Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang
telah diadakan-Nya, mereka berkata: "Dia ini adalah benar-benar nabi yang
akan datang ke dalam dunia." (Yohanes 6:14).
Siapakah
Kristus menjadi sentral pembicaraan dan sementara banyak yang yakin dan percaya
bahwa dialah nabi yang akan datang itu, ada juga yang tidak mengakuinya:
Beberapa
orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata:
"Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata:
"Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias
tidak datang dari Galilea! (Yohanes 7:40-41)
Sementara
Yesus memang lahir di Bethlehem sebagaimana kitab suci menyatkannya, ia
faktanya tidak tumbuh besar di sana:
Karena
Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan Daud dan dari
kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal. (Yohanes 7:42)
Matius
2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja
Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem
Matius
2:13-21 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan
kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta
ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya
Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di
sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan
Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." Ketika Herodes tahu,
bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu
ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak
yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya
dari orang-orang majus itu. Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi Yeremia: "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat
sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka
tidak ada lagi." Setelah
Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir,
katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke
tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu
Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah
Israel.
Memerlukan waktu yang
panjang bagi keluarga Yesus untuk dapat menginjakkan kakinya di tanah Galilea:
Tetapi setelah didengarnya, bahwa
Arkhelaus menjadi raja di Yudea menggantikan Herodes, ayahnya, ia takut ke
sana. Karena dinasihati dalam mimpi, pergilah
Yusuf ke daerah Galilea. Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota
yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan
oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. (Matius 2:22-23)
Dengan situasi yang
demikian dapat dipahami perdebatan asal-usul daerahnya adalah pokok soal yang
sangat penting.
Nabi Musa, diri Sang
Mesias dan Kitab Suci adalah hal yang sangat esensial dan begitu terintegrasi
pada diri dan pengajaran Sang Mesias, bahkan nama Nabi Musa diletakan Sang
Mesias dalam sebuah relasi dimana dirinya memiliki kedivinitasan yang melekat
pada dirinya untuk menentukan apakah yang benar dan tidak benar terkait
pelaksanaan hukum Musa. Perhatikan hal berikut ini:
Yohanes 7:19-23Bukankah Musa yang
telah memberikan hukum Taurat kepadamu? Namun tidak seorangpun di antara kamu
yang melakukan hukum Taurat itu. Mengapa kamu berusaha membunuh Aku?" Orang
banyak itu menjawab: "Engkau kerasukan setan; siapakah yang berusaha
membunuh Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Hanya satu perbuatan
yang Kulakukan dan kamu semua telah heran. Jadi: Musa menetapkan supaya kamu
bersunat--sebenarnya sunat itu tidak berasal dari Musa, tetapi dari nenek
moyang kita--dan kamu menyunat orang pada hari Sabat! Jikalau seorang menerima
sunat pada hari Sabat, supaya jangan melanggar hukum Musa, mengapa kamu marah
kepada-Ku, karena Aku menyembuhkan seluruh tubuh seorang manusia pada hari
Sabat.
Tak ada ahli Taurat dan
bahkan Mahkamah Agama yang dapat membantah perkataan Kristus yang menautkan
dirinya begitu saja dengan Nabi Musa beserta hukum-Nya. Ini mencengangkan bagi
orang banyak sehingga menimbulkan dugaan yang meyakinkan bahwa dialah Mesias
itu dan nabi yang akan datang itu. Mari perhatikan ini: Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan
apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia
adalah Kristus? (Yohanes 7:26).
B.Akankah Ada Christmas yang
Lain, Haruskah Kami Menantikan Kelahiran Mesias yang Lain?
Jangan pernah berpikir
bahwa manusia berdosa mampu mengenali kebenaran Mesias sekalipun mereka
menekuni Kitab Suci dan begitu memegang teguh Kitab Musa. Kristus sendiri
pernah secara tajam menyatakan ini:
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci,
sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak
mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. (Yohanes 5:39-40)
Manusia tak berkuasa
mengenalinya walau melihat dan walau memiliki telinga untuk mendengar, karena
mata dan telinga tak berkuasa untuk menyelamatkan jiwa dari kebinasaan seperti
yang diratapi oleh Kristus tetapi
walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak
mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu.
Begitulah situasi
manusia saat sang Kristus Natal dan saat
sang Kristus memasuki waktu-Nya untuk menggenapi kitab suci. Sehingga tak
mengherankan jika pemikiran mungkinkah kita perlu memikirkan kelahiran atau
natalnya mesias yang lain pun telah hadir dalam benak banyak orang walau mereka
pada saat yang sama berpendapat, jika demikian maka mesias lain yang harus
dinantikan harus membuktikan dirinya lebih besar dari pada Kristus yang
berkuasa untuk memberikan hidup bagi manusia. Perhatikan pemikiran tersebut
dalam catatan injil ini:
Yohanes 7:31 Tetapi di antara orang banyak itu ada banyak yang percaya kepada-Nya
dan mereka berkata: "Apabila Kristus datang, mungkinkah Ia akan mengadakan lebih banyak mujizat dari pada yang
telah diadakan oleh Dia ini?"
Terhadap spekulasi
bahwa Yesus bukanlah mesias dan nabi yang akan datang seperti dinubuatkan oleh
nabi Musa, beginilah jawaban Yesus bagi mereka semua:
Yohanes 7:7:33-34 Maka kata Yesus: "Tinggal sedikit
waktu saja Aku ada bersama kamu dan sesudah itu Aku akan pergi kepada Dia yang
telah mengutus Aku. Kamu akan mencari Aku, tetapi tidak akan bertemu dengan
Aku, sebab kamu tidak dapat datang ke tempat di mana Aku berada."
Yesus menegaskan bahwa
Dialah Nabi yang akan datang itu dan tidak akan ada lagi mesias yang perlu
dinantikan sebab tidak ada selain Allah yang mampu memberikan kehidupan kekal
dari-Nya bersama-Nya dan tak akan ada yang dapat menemukan-Nya kecuali Ia
mendapatkan manusia tersebut. Perhatikan ini juga:
Yohanes
7:37-40 Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang
kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh
Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup." Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya
kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan. Beberapa
orang di antara orang banyak, yang mendengarkan perkataan-perkata itu, berkata:
"Dia ini benar-benar nabi yang akan datang." Yang lain berkata:
"Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan, Mesias
tidak datang dari Galilea!
Tidak
semua manusia mau kehidupan Allah sehingga memiliki keselamatan dilepaskan dari
pemerintahan maut. Tak peduli begitu limpahnya mujizat dari Yesus sendiri,
faktanya manusia lebih menyukai kegelapan daripada hidup. Demikian juga yang
mau percaya kepada Yesus Sang Juruselamat, dalam hal itu sekalipun, tak ada satupun
bagian dari dirinya sendiri dapat berkontribusi untuk memiliki dan
mempertahankan keselamatan dan pemerintahan sabda yang menyelamatkan bagi dirinya, mengapa? Kerelaan hatinya, ketaatan dirinya dan kesungguhan untuk mau diubahkan bahkan tak berkuasa mempertahankan pemerintahan Sang Sabda yang menebus dirinya, mengapa? Sebab Yesus berkata
bahwa keselamatan adalah kuasa dan pemerintahan sabda dirinya sendiri yang
diberikan kepada siapa ia berikan: Barangsiapa haus, baiklah ia datang
kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh
Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup." Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang
akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya.
Natal
adalah Sang Firman dalam daging yang datang kedalam dunia untuk membawa
kehidupan dan pemerintahan kehidupan-Nya di dunia ini sehingga barangsiapa yang
percaya dapat masuk kedalam persekutuan dengan Sang Firman dan Roh sehingga
memiliki kehidupan dari Bapa.
Solus Christus
Soli Deo Gloria
Sola Gratia
No comments:
Post a Comment