Oleh: Martin Simamora
YEDIJA:
“Dikasihi Allah Karena Karunia-Nya Pada Manusia Yang Berada Dalam
Kebinasaan, Bukan Karena Manusia Memperjuangkan Kebenarannya(6.G-3)”
Bacalah lebih
dulu: “Tinjauan Pengajaran Pdt.Dr.Erastus Sabdono Pada Keselamatan Di Luar Kristen (6.G-2)”
Israel, eksistensinya,
tidak pernah sama sekali dilestarikan oleh hukum Taurat atau keamanan janji
keselamatan dari Allah melalui satu-satunya keturunan yang akan meremukan
kepala iblis [Kejadian 3:15] kepada Adam dan Hawa, kemudian kepada Abraham dan
Musa [Kisah Para Rasul 3:18-25], pada penggenapannya, juga tidak sama sekali bergantung pada ketaatan orang-orang
Israel, pun perihal ini telah dinyatakan injil Matius dalam cara yang sangat tajam, sebab
menyingkapkan kejahatan Daud atas panglima perangnya sendiri demi memiliki
isteri panglima tersebut. Mari perhatikan injil Matius:
Matius1:1-6
Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham
memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan
saudara-saudaranya, Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah
dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram, Ram
memperanakkan Aminadab, Aminadab memperanakkan Nahason, Nahason memperanakkan
Salmon, Salmon
memperanakkan Boas dari Rahab, Boas memperanakkan Obed dari Rut, Obed
memperanakkan Isai, Isai memperanakkan raja Daud. Daud memperanakkan Salomo dari isteri Uria,
Injil
Matius tetap mencatat Salomo atau Yedija adalah anak dari isteri Uria atau
isteri orang lain yang diinginkannya dan direbutnya melalui sebuah konspirasi
keji untuk membunuh Uria agar Batsyeba dapat dimilikinya.
Yesus Kristus anak
Daud. Salomo adalah benih Daud yang sudah dinyatakan kebinasaannya oleh nabi
Natan namun demi janji-Nya sendiri, IA telah menyingkirkan kemurkaan-Nya.
Jikalau TUHAN tidak menyayangkannya dari
murka-Nya maka mustahil Mesias akan lahir dari trah Daud.
Perhatikanlah janji-Nya kepada nabi Yeremia, dalam kemurkaan-Nya yang menyala-nyala:
Yeremia
33:17-20-26 Sebab beginilah firman
TUHAN: Keturunan Daud tidak akan terputus duduk di atas takhta kerajaan kaum
Israel! Dan
keturunan imam-imam orang Lewi tidak akan terputus mempersembahkan korban
bakaran di hadapan-Ku dan membakar korban sajian dan mengorbankan korban
sembelihan sepanjang masa." Firman TUHAN datang
kepada Yeremia, bunyinya: Firman TUHAN datang kepada
Yeremia, bunyinya: maka juga perjanjian-Ku dengan
hamba-Ku Daud dapat diingkari, sehingga ia tidak mempunyai anak lagi yang
memerintah di atas takhtanya; begitu juga perjanjian-Ku dengan orang-orang
Lewi, yakni imam-imam yang menjadi pelayan-Ku. Seperti
tentara langit tidak terbilang dan seperti pasir laut tidak tertakar,
demikianlah Aku akan membuat banyak keturunan hamba-Ku Daud dan orang-orang
Lewi yang melayani Aku." Firman TUHAN datang kepada
Yeremia, bunyinya: Tidakkah kauperhatikan apa yang
dikatakan orang-orang ini: Kedua kaum keluarga yang dipilih TUHAN itu telah
ditolak-Nya? Dengan demikian mereka menghina umat-Ku, dianggapnya bukan suatu
bangsa lagi. Beginilah firman TUHAN: Jika Aku tidak menetapkan perjanjian-Ku
dengan siang dan malam dan aturan langit dan bumi, maka juga Aku pasti akan menolak keturunan Yakub dan hamba-Ku Daud, sehingga berhenti mengangkat dari
keturunannya orang-orang yang memerintah atas keturunan Abraham,
Ishak dan Yakub. Sebab Aku akan memulihkan keadaan
mereka dan menyayangi mereka."
Tuhan sendiri yang
menyatakan bahwa keamanan janji akan kedatangan Mesias melalui bangsa Israel,
bukan melalui hukum Taurat atau berdasarkan ketaatan bangsa Israel terhadap hukum
Taurat. Jika bukan berdasarkan janji, maka pastilah Daud harus binasa, yang
berarti “berhenti mengangkat dari keturunannya orang-orang yang memerintah atas
keturunan Abraham, Ishak dan Yakub.”
Karena bukan
berdasarkan ketaatan pada hukum Taurat, namun berdasarkan pada janji maka
Mesias dapat hadir ke dunia ini melalui keturunan Daud. Pada injil Matius,
silsilah ini ditutup dengan sebuah pesan yang kuat bahwa jika bukan karena
janji-Nya, pasti Isrel sudah binasa:
Matius
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas
keturunan dari Abraham sampai Daud, empat
belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke
Babel sampai Kristus.
Bukan
Karena Ketaatan Pada Hukum Taurat Maka Lestari, Tetapi Karena IA Telah Berjanji
Menggenapinya
Apakah ketaatan pada hukum
Taurat yang memastikan atau menggenapi rencana Allah bahwa Mesias harus datang dari
Israel? Bukan sama sekali, tetapi karena janji-Nya. Lihatlah bagaimana injil
Matius malah menunjukan dalam penghukuman atau dalam kemurkaan Tuhan yang
begitu berapi-api, tidak sama sekali menggagalkan janji-Nya atas Israel:
-Empat
belas keturunan sampai pembuangan ke Babel
-Empat
belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus
Dari
Daud dan setelahnya, Israel terus merosot dan berakhir sebagai bangsa buangan!
Tuhan membuang bangsa ini ke dalam penguasaan bangsa lain untuk dijajah dan
diperbudak hingga sama sekali tak bias menjadi pilot project manusia yang
dikehendaki Tuhan, selain menjadi tontonan bangsa lain bagaimana bangsa itu
dihukum. Apakah dengan demikian, janji kedatangan Mesias dari Daud dan dari
bangsa Israel berakhir? Tidak namun secara khusus dicatat oleh injil Matius
bahwa janji-Nya tetap hidup dengan cara pemeliharaan-Nya yang ajaib demi
penggenapan maksud-Nya atau tujuan-Nya melalui bangsa ini: 14 keturunan dari
pembuangan ke Babel sampai Kristus. Janji Allah kepada Israel sebagaimana yang
disampaikan nabi Yeremia adalah era Israel dalam perbudakan Babel! [Yeremia1:1-3
Inilah perkataan-perkataan Yeremia bin
Hilkia, dari keturunan imam yang ada di Anatot di tanah Benyamin. Dalam
zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda, dalam tahun yang ketiga belas dari
pemerintahannya datanglah firman TUHAN kepada Yeremia. Firman itu datang juga dalam zaman
Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia
bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk
Yerusalem diangkut ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima].
Mari
sejenak kita sekilas melihat bagaimana Israel jatuh ke tangan Babel:
2Raja-Raja
24:1-20 Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim
menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik
dan memberontak terhadap dia. TUHAN menyuruh
gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram, gerombolan-gerombolan
Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim; Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk membinasakannya sesuai
dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para hamba-Nya, yaitu
para nabi. Sungguh, hal itu terjadi kepada Yehuda
sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari hadapan-Nya oleh karena
dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang dilakukannya, dan
juga oleh karena darah orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya,
sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah,
dan TUHAN tidak mau mengampuninya.
Selebihnya dari riwayat Yoyakim dan segala yang dilakukannya, bukankah semuanya
itu tertulis dalam kitab sejarah raja-raja Yehuda? Kemudian
Yoyakim mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek
moyangnya, maka
Yoyakhin,
anaknya, menjadi raja menggantikan dia. Raja Mesir tidak lagi keluar
berperang dari negerinya, sebab raja Babel telah merebut segala yang termasuk
wilayah raja Mesir mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai Efrat. Yoyakhin
berumur delapan belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan tiga bulan lamanya
ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Nehusta binti Elnatan, dari
Yerusalem. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat
seperti yang dilakukan ayahnya. Pada waktu itu majulah orang-orang
Nebukadnezar, raja Babel, menyerang Yerusalem dan kota itu dikepung. Juga
Nebukadnezar, raja Babel, datang menyerang kota itu, sedang orang-orangnya
mengepungnya. Lalu keluarlah Yoyakhin, raja Yehuda, mendapatkan
raja Babel, ia sendiri, ibunya, pegawai-pegawainya, para pembesarnya dan pegawai-pegawai
istananya. Raja Babel menangkap dia pada tahun yang kedelapan dari
pemerintahannya. Ia
mengeluarkan dari sana segala barang perbendaharaan rumah TUHAN dan barang-barang
perbendaharaan istana raja; juga dikeratnya emas dari segala perkakas emas yang dibuat oleh Salomo, raja Israel, di bait
TUHAN seperti yang telah difirmankan TUHAN.
Ia
mengangkut seluruh penduduk Yerusalem ke dalam pembuangan, semua panglima dan
semua pahlawan yang gagah perkasa, sepuluh ribu orang tawanan, juga semua
tukang dan pandai besi; tidak ada yang ditinggalkan kecuali orang-orang lemah
dari rakyat negeri. Ia
mengangkut Yoyakhin ke dalam pembuangan ke Babel, juga ibunda raja,
isteri-isteri raja, pegawai-pegawai istananya dan orang-orang berkuasa di
negeri itu dibawanya sebagai orang
buangan dari Yerusalem ke Babel. Semua orang yang gagah perkasa,
tujuh ribu orang banyaknya, para tukang dan para pandai besi, seribu orang
banyaknya, sekalian pahlawan yang sanggup berperang, dibawa oleh raja Babel
sebagai orang buangan
ke Babel.
Kemudian raja Babel mengangkat Matanya,
paman Yoyakhin, menjadi raja menggantikan dia
dan menukar namanya menjadi Zedekia. Zedekia
berumur dua puluh satu tahun pada waktu ia menjadi raja dan sebelas tahun
lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hamutal binti Yeremia,
dari Libna. Ia
melakukan apa yang jahat di mata TUHAN tepat seperti yang dilakukan Yoyakim.
Sebab oleh
karena murka Tuhanlah terjadi hal itu terhadap Yerusalem dan
Yehuda, yakni bahwa Ia sampai membuang mereka dari hadapan-Nya. Zedekia
memberontak terhadap raja Babel.
Generasi
Israel setelah Salomo atau Yedija, semakin lama semakin merosot sehingga Tuhan
menghukum mereka dan menghendaki kebinasaannya:
“TUHAN
menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram,
gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim;
Ia menyuruh mereka melawan Yehuda untuk
membinasakannya sesuai dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan
perantaraan para hamba-Nya, yaitu para nabi. Sungguh, hal
itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka
dari hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang
dilakukannya, dan juga oleh karena darah
orang yang tidak bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat
Yerusalem penuh dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya”
Dan
ketidaktaatan pada kehendak kudus Tuhan dalam hukum Taurat itu, bukan sekedar
dibuang dan dihina tetapi dibinasakan dalam sebuah penistaan akan hidup itu
sendiri sebagaimana perbuatan dosa mereka, semacam ini: “darah orang yang tidak bersalah yang telah
ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh dengan darah orang yang
tidak bersalah.” Penghukuman Tuhan adil dan setimpal dengan
perbuatan jahat mereka:
2Raja-Raja
25:1-26 Maka pada tahun kesembilan dari pemerintahannya, dalam bulan yang
kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu, datanglah Nebukadnezar, raja Babel,
dengan segala tentaranya menyerang Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan
mendirikan tembok pengepungan sekelilingnya. Demikianlah kota itu terkepung
sampai tahun yang kesebelas zaman raja Zedekia. Pada tanggal sembilan bulan
yang keempat, ketika kelaparan sudah merajalela di kota itu dan tidak ada lagi
makanan pada rakyat negeri itu, maka dibelah oranglah
tembok kota itu dan semua tentara melarikan diri malam-malam melalui pintu
gerbang antara kedua tembok yang ada di dekat taman raja, sekalipun orang
Kasdim mengepung kota itu sekeliling. Mereka lari menuju ke Araba-Yordan.
Tetapi
tentara Kasdim mengejar raja dari belakang dan mencapai dia di dataran Yerikho;
segala tentaranya telah berserak-serak meninggalkan dia. Mereka
menangkap raja dan membawa dia kepada raja Babel di Ribla, yang menjatuhkan
hukuman atas dia. Orang menyembelih
anak-anak Zedekia di depan matanya, kemudian dibutakannyalah mata Zedekia, lalu
dia dibelenggu dengan rantai tembaga dan dibawa ke Babel.
Dalam
bulan yang kelima pada tanggal tujuh bulan itu--itulah tahun kesembilan belas
zaman raja Nebukadnezar, raja Babel--datanglah Nebuzaradan, kepala pasukan
pengawal, pegawai raja Babel, ke Yerusalem. Ia membakar rumah TUHAN, rumah raja
dan semua rumah di Yerusalem; semua rumah orang-orang besar dibakarnya dengan
api. Tembok sekeliling kota Yerusalem dirobohkan oleh semua tentara Kasdim yang
ada bersama-sama dengan kepala pasukan pengawal itu. Sisa-sisa rakyat yang
masih tinggal di kota itu dan para pembelot yang menyeberang ke pihak raja
Babel dan sisa-sisa khalayak ramai diangkut ke dalam pembuangan oleh
Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal itu. Hanya beberapa orang
miskin dari negeri itu ditinggalkan oleh kepala pasukan pengawal itu untuk
menjadi tukang-tukang kebun anggur dan peladang-peladang. Juga tiang-tiang
tembaga yang ada di rumah TUHAN dan kereta penopang dan "laut"
tembaga yang ada di rumah TUHAN dipecahkan oleh orang Kasdim dan tembaganya
diangkut mereka ke Babel. Kuali-kuali, penyodok-penyodok,
pisau-pisau dan cawan-cawan dan segala perkakas tembaga yang dipakai untuk
menyelenggarakan kebaktian, diambil mereka, juga
perbaraan-perbaraan dan bokor-bokor penyiraman, baik segala yang dari emas
maupun segala yang dari perak, diambil oleh kepala pasukan pengawal itu.
Adapun
kedua tiang, "laut" yang satu itu, kereta penopang yang dibuat oleh Salomo untuk
rumah TUHAN, tiada tertimbang tembaga segala perkakas ini. Delapan
belas hasta tingginya tiang yang satu, dan di atasnya ada ganja dari tembaga;
tinggi ganja itu tiga hasta dan jala-jala dan buah-buah delima ada di atas
ganja itu sekeliling, semuanya itu tembaga. Dan seperti itu juga tiang yang
kedua, disertai jala-jala. Lalu kepala pasukan pengawal itu menangkap Seraya,
imam kepala, dan Zefanya, imam tingkat dua dan ketiga orang penjaga pintu. Dari
kota itu ditangkapnya seorang pegawai istana yang diangkat mengepalai tentara,
dan lima orang pelayan pribadi raja yang terdapat di kota itu, dan panitera
panglima tentara yang mengerahkan rakyat negeri menjadi tentara, dan enam puluh
orang dari rakyat negeri yang terdapat di kota itu. Nebuzaradan,
kepala pasukan pengawal, menangkap mereka dan membawa mereka kepada raja Babel,
di Ribla. Lalu raja Babel menyuruh membunuh mereka di Ribla, di tanah Hamat.
Demikianlah orang Yehuda diangkut ke dalam pembuangan dari tanahnya. Tentang
rakyat yang masih tinggal di tanah Yehuda yang ditinggalkan oleh Nebukadnezar,
raja Babel, diangkatnyalah atas mereka
Gedalya bin Ahikam bin Safan. Ketika semua panglima tentara dengan
orang-orangnya mendengar bahwa raja Babel telah mengangkat Gedalya, maka
pergilah mereka kepada Gedalya, ke Mizpa, yaitu Ismael bin Netanya, Yohanan bin
Kareah, Seraya bin Tanhumet, orang Netofa itu, dan Yaazanya, anak seorang
Maakha, bersama dengan anak buahnya. Lalu bersumpahlah
Gedalya kepada mereka dan anak buah mereka, katanya kepada mereka:
"Janganlah kamu takut terhadap pegawai-pegawai orang Kasdim itu;
tinggallah di negeri ini dan takluklah kepada raja Babel, maka keadaanmu akan
menjadi baik." Tetapi dalam bulan yang ketujuh
datanglah Ismael bin Netanya bin Elisama, seorang yang asalnya dari keturunan
raja, dan sepuluh orang bersama-sama dengan dia; mereka membunuh Gedalya dan
orang-orang Yehuda dan orang-orang Kasdim yang ada bersama-sama dengan dia di
Mizpa. Maka
bangkitlah seluruh rakyat, dari yang kecil sampai yang besar, serta
panglima-panglima tentara, lalu larilah mereka ke Mesir, sebab mereka takut
terhadap orang Kasdim itu.
Ketika
nabi Natan menyatakan penghukuman maut atas Daud beserta Batsyeba, perempuan
yang merupakan ister Uria maka ada satu hal
yang tak tersingkirkan dan tak pernah disingkirkan oleh Tuhan bahkan
dalam IA sendiri menjamin keamanan penggenapan
datangnya Mesias melalui keturunan Daud melalui rahim seorang perempuan bernama
Batsyeba-isteri panglimanya yang dibunuhnya itu. Ini yang tak tersingkirkan:
2Samuel
12:10 Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai
selamanya, karena engkau telah menghina Aku dan mengambil isteri Uria, orang Het itu,
untuk menjadi isterimu.
Oleh
karena Daud telah mengambil istri orang
lain untuk menjadi isterinya maka pedang tidak akan menyingkir dari
keturunanmu sampai selamanya!
Jika
anda membaca saja 2 Raja-Raja 25 itu saja, maka anda akan melihat bagaimana
pembinasaan oleh pedang itu lekat dengan nama Salomo. Bahkan dalam pembuangan
itu, Bait Allah tidaklah ada gunanya bagi Tuhan untuk dipertahankan sebab Ia
tak berkenan untuk dijumpai, sehingga dalam episode yang begitu kelabu semacam
ini, pemandangan yang begitu memilukan harus terjadi:
“Juga
tiang-tiang tembaga yang ada di rumah TUHAN dan kereta penopang dan
"laut" tembaga yang ada di rumah TUHAN dipecahkan oleh orang Kasdim
dan tembaganya diangkut mereka ke Babel. Kuali-kuali,
penyodok-penyodok, pisau-pisau dan cawan-cawan dan segala perkakas tembaga yang
dipakai untuk menyelenggarakan kebaktian, diambil mereka, juga
perbaraan-perbaraan dan bokor-bokor penyiraman, baik segala yang dari emas
maupun segala yang dari perak, diambil oleh kepala pasukan pengawal itu.
Adapun
kedua tiang, "laut" yang satu itu, kereta penopang yang dibuat oleh Salomo untuk
rumah TUHAN, tiada tertimbang tembaga segala perkakas ini. Delapan
belas hasta tingginya tiang yang satu, dan di atasnya ada ganja dari tembaga;
tinggi ganja itu tiga hasta dan jala-jala dan buah-buah delima ada di atas
ganja itu sekeliling, semuanya itu tembaga. Dan seperti itu juga tiang yang
kedua, disertai jala-jala. Lalu kepala pasukan pengawal itu menangkap Seraya,
imam kepala, dan Zefanya, imam tingkat dua dan ketiga orang penjaga pintu.”
Bahkan
para imam turut serta disita!
Apakah
kemudian Israel sebagai bangsa dan kerajaan binasa total dalam murka Tuhan ini? Tidak, melalui bangsa yang
dipilih-Nya untuk membinasakan Israel, Ia pun menggunakannya untuk melestarikan
Israel:
2Raja-Raja
25:27-30 Kemudian dalam tahun ketiga
puluh tujuh sesudah Yoyakhin, raja Yehuda dibuang, dalam bulan yang kedua
belas, pada tanggal dua puluh tujuh bulan itu, maka Ewil-Merodakh, raja Babel, dalam
tahun ia menjadi raja, menunjukkan belas kasihannya kepada Yoyakhin, raja Yehuda, dengan melepaskannya dari
penjara. Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan
memberi kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan raja-raja yang
bersama-sama dengan dia di Babel; ia boleh mengganti
pakaian penjaranya dan boleh selalu makan roti di hadapan raja selama hidupnya.
Dan
tentang belanjanya, raja selalu memberikannya kepadanya, sekadar yang perlu
tiap-tiap hari, selama hidupnya.
Di
era Ewil-Merodakh kerajaan Israel
sejati dipulihkan, dari sebelumnya digantikan oleh boneka raja Babel yaitu
Zedekia-paman sang raja Yoyakhin. Ini bukan sebuah pemulihan yang membuatnya
menjadi “boneka” Babel, tetapi sebuah kerajaan dengan kedaulatan politik yang
kokoh diantara raja-raja dalam keimperiuman Babel:” Ewil-Merodakh berbicara baik-baik dengan dia dan memberi kedudukan kepadanya lebih tinggi dari pada kedudukan
raja-raja yang bersama-sama dengan dia di Babel.” Walau tentu saja tidak
dapat dikatakan sebagai kerajaan yang merdeka sepenuhnya karena bahkan untuk
kebutuhan sehari-hari sang raja masih berdasarkan belas kasih Ewil- Merodakh:”Dan tentang belanjanya, raja selalu
memberikannya kepadanya, sekadar yang perlu tiap-tiap hari, selama hidupnya.”
Ini
semua dapat terjadi karena demikianlah pemeliharaan Tuhan atas kerajaan Israel-cara-Nya
memelihara agar TAKHTA DAUD TAK TERPUTUSKAN bahkan sekalipun dalam penghukuman-Nya
yang membinasakan.
Kita
harus mengingat baik-baik, saat ayah Yoyakhin
yaitu raja Yoyakim dengan keperkasaannya hendak membela dan menjaga martabat
kerajaan dan kelestarian takhta Daud diluar kehendak Tuhan, maka Tuhan sendiri menjadi
lawan terkerasnya dan menggagalkan aksi heroik
tersebut:
2Raja-Raja
24:1-4 Dalam zamannya majulah berperang Nebukadnezar, raja Babel, lalu Yoyakim
menjadi takluk kepadanya tiga tahun lamanya; tetapi kemudian Yoyakim berbalik
dan memberontak terhadap dia. TUHAN
menyuruh gerombolan-gerombolan Kasdim, gerombolan-gerombolan Aram,
gerombolan-gerombolan Moab dan gerombolan-gerombolan bani Amon melawan Yoyakim;
Ia menyuruh mereka melawan
Yehuda untuk membinasakannya sesuai
dengan firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan para
hamba-Nya, yaitu para nabi. Sungguh,
hal itu terjadi kepada Yehuda sesuai dengan titah TUHAN untuk menjauhkan mereka dari
hadapan-Nya oleh karena dosa-dosa Manasye, setimpal dengan segala yang
dilakukannya, dan juga oleh karena darah orang yang tidak
bersalah yang telah ditumpahkannya, sebab ia telah membuat Yerusalem penuh
dengan darah orang yang tidak bersalah, dan TUHAN tidak mau mengampuninya.
Ketika
Ewil Merodakh mendatangi anak
Yoyakim, maka itulah cara-Nya untuk memulihkan Israel demi kelangsungan taktha
Daud dalam pedang akan memburu keturunan Daud sampai selama-lamanya. Kasih
Karunia senantiasa bekerja dalam bayang-bayang maut atau kegelapan bagi setiap
manusia.
Pada
dasarnya, ketika injil Matius mencatat penerus takhta Daud semacam ini: “Daud
memperanakkan Salomo dari isteri Uria,”
itu hendak menyatakan bahwa keselamatan bagi Israel dan bagi semua manusia, itu
sangat bergantung pada penggenapan janji keselamatan bagi manusia melalui
satu-satunya Mesias, oleh-Nya sendiri.
Dalam Kitab Yeremia memang dalam penghukuman Israel melalui pembuangan Babel,
justru menegaskan pemberitaan keselamatan-Nya ini hendak ditujukan bagi semua
bangsa di dunia:
Yeremia
1:4Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: Sebelum Aku membentuk
engkau dalam rahim ibumu, Aku telah
mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.
Yeremia
1:9 Lalu TUHAN mengulurkan tangan-Nya dan menjamah mulutku; TUHAN berfirman
kepadaku: "Sesungguhnya, Aku
menaruh perkataan-perkataan-Ku ke dalam mulutmu.
Yeremia
1:10 Ketahuilah, pada hari ini Aku
mengangkat engkau atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan untuk mencabut
dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun
dan menanam."
Bukan
karena ketaatan Israel terhadap hukum Taurat
sehingga bangsa ini lestari atau terpelihara, atau bukan karena ketaatan Israel
maka rencana Allah atau kehendak Allah agar Mesias lahir dari bangsa ini,
tergenapi, bukan sama sekali! Tetapi karena Tuhan sendiri telah berjanji dan
menggenapi apa yang sudah dijanjikan-Nya. Tak ada bayang-bayang kegagalan
manusia yang dapat menggagalkan rencana-Nya, sebab IA tak pernah mengandalkan
manusia sejak semula.
Kehidupan
bayi Yesus sendiri dalam pemberitaan injil Matius diawali dengan sebuah
kehidupan sebagai keturunan Daud yang akan
diburu oleh pedang sampai selama-lamanya [2Samuel
12:10]:
Matius
2:13-15 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan
kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta
ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu,
karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka
Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu
menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes
mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi:
"Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
Kelahiran
Yesus dengan demikian hanya dapat menunjukan satu hal saja: Mesias dalam
kelahirannya sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya, telah digenapi-Nya bukan
berdasarkan ketaatan orang-orang Israel pada hukum Taurat. Hukum Taurat, dengan
demikian, dalam kaitannya dengan Yesus Kristus, tidak digunakannya untuk
menjadi dasar kebenaran bagi dirinya sendiri sebagai “bench mark” atau standard
pengukuran bagi diri sang Mesias untuk layak menjadi Anak Allah dan Penebus
Manusia di hadapan Allah, yang kemudian karenanya memberitakannya juga sebagai dasar pengukuran atau “benchmark”
kebenaran bagi setiap manusia jika ingin mendapatkan pembenaran di hadapan
Allah untuk dapat diangkat menjadi anak-anak Allah. Kebenaran yang dimiliki
pada diri Mesias dan diberitakannya itu, bukan berpijak pada kebenaran manusia
berdasarkan ketaatan pada hukum Taurat, tepat sebagaimana Daud dan Batsheba
diluputkan dari kebinasaan akibat dosa berdasarkan kasih karunia-Nya saja,
bukan dengan cara peremehan dosa oleh Allah tetapi memberikan kasih karunia
yang akan membenarkan mereka dihadapan Allah yang murka terhadap mereka, bahkan
harus diingat, kasih karunia pada Daud dan Batsheba begitu kudus dalam IA
berbelas kasihan, dengan: pedang tetap
memburu keturunan Daud sampai selama-lamanya. Ketika Injil Matius sebelum
masuk pada pemberitaan kelahiran Mesias, apa yang diberitakan oleh Matius adalah
kasih karunia Allah dalam penghukuman pedang yang memburu keturunan Daud
selama-lamanya akibat perbuatan-perbuatan jahat bangsa ini:
Matius
1:17 Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat
belas keturunan dari Daud sampai pembuangan
ke Babel, dan empat belas keturunan dari pembuangan ke Babel sampai Kristus.
Matius
1:18 Kelahiran
Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan
dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh
Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.
Mengandung
dari Roh Kudus, bukan dari ketaatan manusia pada hukum Taurat maka Maria
mengandung!
Bersambung
ke bagian 6.G-4
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
The cross transforms present criteria
of relevance: present criteria of relevance do not transform the cross
[dari seorang teolog yang saya lupa namanya]
No comments:
Post a Comment