Oleh:Robert Morgan
Menjadi
Tua Penuh Kasih Karunia: Lubang-Lubang Di Sepanjang Jalan yang Dilalui
Takut akan TUHAN itu suci,
tetap ada untuk selamanya;
hukum-hukum TUHAN itu benar, adil semuanya,
lebih indah dari pada emas,
bahkan dari pada banyak emas tua;
dan lebih manis dari pada madu,
bahkan dari pada madu tetesan dari sarang lebah.
Lagipula hamba-Mu diperingatkan oleh semuanya itu,
dan orang yang berpegang padanya mendapat upah yang besar.- Mazmur 19:9-11
Menjadi tua penuh kasih karunia adalah tesis yang
hendak menyatakan bahwa hari-hari terbaik orang Kristen adalah selalu atau
senantiasa berada di hadapan- Nya. Tubuhku boleh saja menua, itu pasti,
mengalami keausan dan kemerosotan, tetapi hanya untuk dibangkitkan pada satu
hari yang sedang mendekat segera dalam kemuliaan. Sementara roh-roh kita bertumbuh
semakin muda dan semakin lebih kuat. 2Korintus 4:16 berkata bagi kita, “karena itu jangan kehilangan semangat.
Walaupun secara tubuh fisik kita sedang semakin kehilangan daya dukung
kehidupannya, namun tubuh rohani kita sedang diperbarui dari hari ke hari.” Dan
Amsal4:18 berkata bagi kita “jalan orang benar berjalan seperti matahari terbit,
semakin lebih cerah dan lebih cerah…” (TEV).
Mazmur 92 berkata “Orang benar akan bertunas seperti
pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di
pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan
segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan
tidak ada kecurangan pada-Nya.”
Dan dalam Yesaya 46, Tuhan berjanji “Sampai masa
tuamu Aku tetap Dia dan sampai masa putih rambutmu Aku menggendong kamu. Aku
telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan
menyelamatkan kamu.”
Kita sedang diberikan contoh-contoh dalam Alkitab
orang-orang yang tetap bersinar dan kokoh dalam usia-usia emas mereka,
mendapati mereka dalam tahun-tahun paling akhir hidup mereka dalam keadaan yang
paling produktif bagi kerajaan Allah. Kita memiliki teladan orang-orang
seperti Kaleb dalam Perjanjian Lama; dan dalam Perjanjian Baru, rasul Paulus
yang memiliki hari-hari akhir kehidupannya telah didapati sebagai orang yang
tak dapat ditindas, pekerja keras, meluangkan banyak sekali waktu untuk
belajar, membaca dan menulis, dan bermurah hati. Tetapi ada satu nas mengenai
menjadi tua dalam Alkitab yang kelihatannya melampaui semua yang lainnya. Saya
telah menemukan satu bab dalam Alkitab yang menggambarkan proses menjadi tua
dalam terminologi-terminologi yang sangat melankolik dan sangat mengerikan.
Dengarkanlah cara Pengkhotbah12 menggambarkan proses menjadi tua:
Jadi ingatlah akan Penciptamu selagi engkau masih
muda, sebelum hari-hari dan tahun-tahun
malang itu datang ketika engkau akan berkata, “aku tidak menikmati
hidup.” Itu adalah ketika terang matahari, bulan dan bintang akan meredup
bagimu, dan awan-awan hujan tidak akan pernah berlalu. Mereka adalah
tangan-tanganmu, yang telah melindungimu, akan gemetar, dan kaki-kakimu, yang
sekarang kuat. Akan melemah. Gigimu akan terlampau sedikit untuk mengunyah
makananmu dan matamu akan terlampau redup untuk melihat secara jelas. Telingamu
akan menjadi tuli terhadap kebisingan di jalan. Engkau nyaris tak dapat
mendengar penggiling sedang menggiling atau musik sedang dimainkan, bahkan
ketika lagu seekor burung akan membangunkanmu dari tidur. Engkau akan takut
tempat-tempat tinggi, dan berjalan akan menjadi berbahaya. Rambutmu akan
memutih; engkau akan kesukaran untuk membawa dirimu sendiri berjalan, dan
seluruh hasrat akan lenyap. Kita sedang menuju tempat peristirahatan akhir
kita, dan kemudian akan ada ratapan di jalan-jalan. Rantai perak akan retak
putus, lampu emas akan jatuh dan pecah; tali di sumur akan putus, dan air di
teko akan ditumpahkan. Tubuh-tubuh kita akan kembali ke debu… (TEV)
Sementara memang benar bahwa kita menderita sejumlah
kemerosotan fisik sementara selagi kita menua, nas utama ini
mengelaborasikannya dalam penekanan yang sangat pada kemerosotan jasmani.; dan
nas tersebut tidak mengatakan apapun mengenai keuntungan-keuntungan dan
kesukaan-kesukaan menjadi tua; dan nas tersebut tidak menawarkan sama sekali
harapan sehubungan dengan kebangkitan.
Tidak di sini selain kemuraman dan kebinasaan! Mengapa? Saya tahu mengapa! Nas
ini dituliskan oleh seorang filsuf tua yang hari-hari kesudahannya digambarkan
dalam 1
Raja-Raja11- dan ketika anda melihat bagaimana ia menghabiskan masa tuanya,
kamu akan mengerti mengapa ia memilki sebuah pandangan masa tua yang begitu
mengerikan.
Salomo penulis Pengkhotbah, adalah anak Daud dan
Betsyeba. Pada kelahirannya, Tuhan telah berkata kepada Daud untuk menamakannya
Jedidiah, yang bermakna “dikasihi oleh Tuhan.” Tetapi, sementara ia seharusnya
dinamakan oleh kedua orang tuannya Jedidiah sebagai nama pribadi ( 2Sam 12:25),
Daud dan Betsyeba telah mengumumkannya kepada kerajaan sebagai Salomo, sebuah
nama yang berasal dari kata Ibrani Shalom-Damai.
Salomo adalah seorang pemuda yang sangat tajam dalam
mengamati, pikirannya brilian. Ketika ia menduduki takhta Israel menjelang
kematian ayahnya, Tuhan telah menampakn diri kepadanya di Gibeon, berkata,”minta
apapun yang kau inginkan aku berikan padamu.”
Salomo menjawab,”O Tuhan Allahku, engkau telah
membuat hambamu raja di tempat ayahku Daud. Tetapi aku hanya seorang anak kecil
dan tidak tahu siapa yang harus menjalankan tugas-tugasku. Berilah aku sebuah
hikmat dan hati yang dapat menimbang secara bijak untuk memerintah umatmu dan
untuk membedakan antara benar dan salah.” Lalu Tuhan telah memberikan Salomo
level-level hikmat dan pengetahuan yang luar biasa, dan hingga hari ini kita
menganggap Salomo adalah manusia terbijak yang pernah hidup.
1Raja-Raja 4 menggambarkan seperti ini:
Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan
pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi
laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi
segala hikmat orang Mesir. Ia
lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan
dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama
di antara segala bangsa sekelilingnya. Ia menggubah tiga ribu amsal, dan
nyanyiannya ada seribu lima. Ia bersajak tentang pohon-pohonan, dari pohon aras
yang di gunung Libanon sampai kepada hisop yang tumbuh pada dinding batu; ia
berbicara juga tentang hewan dan tentang burung-burung dan tentang binatang
melata dan tentang ikan-ikan. Maka
datanglah orang dari segala bangsa mendengarkan hikmat Salomo, dan ia menerima
upeti dari semua raja-raja di bumi, yang telah mendengar tentang hikmatnya itu.
Hari-hari Salomo berisikan Masa Emas Israel purba.
Bait Allah telah didirikan. Proyek-proyek pembangunan publik telah
dilaksanakan. Seni begitu berkembang. Pendidikan bertumbuh pesat. Perang-perang
telah dihentikan. Kemakmuran dunia dilimpahkan kedalam kerajaan ini. Para raja
di bumi berdatangan ke Yerusalem. Tidak pernah ada masa seperti ini, tidak
pernah dalam seluruh sejarah bumi-semua karena berkat-berkat dan kebaikan-kebaikan
Tuhan. Selama hari-hari ini, Salomo telah menulis kitab Amsal-Amsal yang
mencakup kitab Mazmur-Mazmur dalam Alkitab. Ia juga telah menulis Kidung Agung
dan kitab Pengkhotbah-kitab-kitab yang telah bertahan selama 3.000 tahun dan
telah dicakupkan dalam Kitab Suci.
Alexander Whyte seorang pendeta Skotlandia pernah
berkata, jika pernah ada kapal berlayar pada pagi yang cerah, itu adalah
Salomo.
Tetapi kutipan ini tak berhenti sampai di situ saja.
Mari saya bacakan bagi anda selanjutnya: jika pernah ada kapal berlayar pada
pagi cerah, tetapi semua yang tersisa dari kapal tersebut adalah sebuah kayu
dan dua pada pantai pada malam itu, kapal itu adalah Salomo. Sebuah kayu atau
dua kayu berharga yang langka, memang demikian; dan sejumlah diantaranya
dikerjakan dn dilapisi begitu kaya dengan perak dan emas-itu adalah Salomo.
Sedemikian luar biasanya terdengar, kehidupan Salomo
berakhir dalam kapal karam rohani, dan usia tuanya mengerikan, sendirian, tak
bahagia, dan secara jitu telah digambarkan dalam Pengkhotbah 12.
Mengapa? Apa yang telah terjadi? Ia telah memuati
kapalnya dengan kargo yang salah. Untuk memahami kisah Salomo, adalah penting
untuk mempelajari Ulangan 17.
Musa dalam nas ini, sedang mengantisipasi
waktu kala Israel akan kokoh tertanam di tanah airnya dan menghendaki seorang
raja. Musa berkata:
Apabila engkau telah masuk ke negeri yang diberikan
kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, dan telah mendudukinya dan diam di sana, kemudian
engkau berkata: Aku mau mengangkat raja atasku, seperti segala bangsa yang di
sekelilingku, maka hanyalah raja yang dipilih TUHAN, Allahmu, yang harus
kauangkat atasmu. Dari tengah-tengah saudara-saudaramu haruslah engkau
mengangkat seorang raja atasmu; seorang asing yang bukan saudaramu tidaklah
boleh kauangkat atasmu. Hanya, janganlah ia memelihara banyak kuda dan
janganlah ia mengembalikan bangsa ini ke Mesir untuk mendapat banyak kuda,
sebab TUHAN telah berfirman kepadamu: Janganlah sekali-kali kamu kembali
melalui jalan ini lagi. Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya
hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu
banyak. Apabila ia duduk di atas takhta kerajaan, maka haruslah ia menyuruh
menulis baginya salinan hukum ini menurut kitab yang ada pada imam-imam orang
Lewi. Itulah yang harus ada di sampingnya dan haruslah ia membacanya seumur
hidupnya untuk belajar takut akan TUHAN, Allahnya, dengan berpegang pada segala
isi hukum dan ketetapan ini untuk dilakukannya,…
Tuhan, di sini, telah memberikan 4 perintah kepada
raja-raja. Raja tidak boleh memiliki kuda-kuda dalam jumlah besar. Raja tidak
boleh mengambil banyak isteri, atau jika
ia melakukannya maka hatinya akan dituntun kepada kesia-siaan. Ia tidak boleh
mengakumulasikan perak dan emas dalam jumlah besar. Sebaliknya, raja harus
menyalin bagi dirinya sendiri sebuah salinan Firman Tuhan dan menjaganya agar
senantiasa dekat dengan dirinya, membacanya sepanjang hari-hari hidupnya.
Dengan kata lain, raja tidak boleh menjadi dipenuhi
dengn kuda-kuda, kepemilikan-kepemilikan, rumah-rumah, atau hasrat-hasrat seks.
Raja harus dikuasai keinginan atau hasrat kekudusan. Sekarang, dengan hal itu
dalam benak kita, mari kembali ke 1 Raja-Raja 10:
Berat emas yang diterima Salomo setiap tahun adalah
666 talenta (sekitar 25 ton!), tidak termasuk pendapatan-pendapatan dari para
pebisnis, pedagang dan dari semua raja Arabia dan gubernur-gubernur dari negeri…
Kemudian raja membuat sebuah takhta yang dilapisi
dengan gading dan dilapisi dengan emas murni….
Semua perangkat minuman raja dari emas, dan semua
perabot rumah tanggal di Istana berasal dari hutan Lebanon adalah emas murni.
Tidak ada yang terbuat dari perak, karena perak dianggap bernilai kecil pada
era Salomo. Raja memiliki armada kapal perdagangan di laut…sekali 3 tahun
kembali, membawa emas, perak, gading, kera-kera dan babon-babon.
Raja Salomo lebih besar dalam kekayaan-kekayaan dan
hikmat daripada semua raja di muka bumi. Seluruh dunia berupaya bertatap muka
dengan Salomo untuk mendengarkan hikmat Tuhan yang telah Tuhan tempatkan dalam
hatinya. Tahun demi tahun, setiap orang yang datang membawakan sebuah
hadiah-perangkat-perangkat dari perak dan emas, jubah-jubah, senjata-senjata
dan rempah-rempah dan kuda-kuda dan bagal-bagal. Salomo telah mengumpulkan
kereta-kereta dan kuda-kud; ia telah memiliki 1400 kereta dan 12.000 kuda…
Dan lihatlah bab 11:
Adapun raja Salomo mencintai banyak perempuan asing.
Di samping anak Firaun ia mencintai perempuan-perempuan Moab, Amon, Edom, Sidon
dan Het, padahal tentang bangsa-bangsa itu TUHAN telah berfirman kepada orang
Israel: "Janganlah kamu bergaul dengan mereka dan merekapun janganlah
bergaul dengan kamu, sebab sesungguhnya mereka akan mencondongkan hatimu kepada
allah-allah mereka." Hati Salomo telah terpaut kepada mereka dengan cinta.
Ia mempunyai tujuh ratus isteri dari kaum bangsawan
dan tiga ratus gundik; isteri-isterinya itu menarik hatinya dari pada TUHAN.
1 Raja-Raja 11 menjelaskan Pengkhotbah 12. Tahun-tahun
emas Salomo memang benar-benar keemasan-keemasan dalam makna yang paling
hurufiah, karena harta benda kekayaannya melimpah ruah dengan emas dan perak;
tetapi emas yang telah berkurang nilainya dan telah cemar oleh sebuah masa
hidup rohani yang ceroboh, dan pada akhir hidup Salomo telah mengkaramkan kebesaran
hidupnya, dan kita mendapati dirinya sendiri melukiskan tahun-tahun akhir
hidupnya sebagai “hari-hari malang dan tak berguna, sia-sia.”
Bersambung ke bagian 2
Diterjemahkan
dan diedit dari “Sermons on
Psalms-Robert Morgan”-Precept Austin oleh: Martin Simamora
Soli Deo Gloria
No comments:
Post a Comment