Oleh: Martin Simamora
Janganlah Kamu Menyangka! (2)
Bacalah
lebih dulu Bagian 1
Siapakah Yesus? Pertanyaan
ini seharusnya merekah tanpa dapat dicegah oleh sebab hal yang terdasar : Yesus
melakukan lebih dari sekedar koreksi
pemahaman namun juga berfirman kala berkata “ tetapi Aku berkata kepadamu” dengan sebuah kandungan yang
menitahkan apa yang seharusnya dipahami dan dilakukan terkait firman yang sudah
sejak lama telah dititahkan oleh Allah. Sebetulnya ini adalah momentum paling menyolok yang menyingkapkan keilahian Kristus yang
tak pernah surut bahkan didalam kemanusiaannya; Anak Manusia -(Ini tak bisa dimaknai sebagai manusia fana
belaka, namun juga sebagai “Yohanes
1:1.” Bandingkan
dengan Matius 8:20, Matius 12:8, Matius 12:32, Matius 12:40)-
bertitah didalam dia berfirman kepada orang banyak. Keilahian Yesus pada
dasarnya tak pernah mengalami reduksi kala Sang Firman mengambil rupa manusia
(Ibrani 2:17, Galatia 4:4, Roma 8:3, Yoh 1:14) dan bukti tercemerlangnya bukan
pada mujizat-mujizat spektakuler itu sendiri- (perlu dicamkan bahwa setiap mujizatnya
pun lahir dari firmannya atau ketika Sang
Firman atau Anak yang menitahkan sesuatu
agar terlaksana, misal: Yoh 2:7-11, Yoh 4:50, Luk 5:4, Markus 1:25, Mat
8:13, Lukas 7:14, Matius 8:26, Matius 8:32, Mat 9:2,6-7, Mat 9:22,24-25, Mat 9:28-29,
Luk 8:46,48, Luk 13:12-13)-namun kala Dia berfirman bahkan melakukan koreksi
atas pemahaman firman, sebab Dia sendiri adalah Sang Firman yang berfirman.
Demikianlah Yesus adanya, sehingga Dia dapat berkata tanpa sedikitpun keraguan
atas perkataan Yesus “tetapi Aku berkata kepadamu”
terhadap firman yang telah diterima oleh bangsa Yahudi. Sehingga Dia dapat juga
berkata “haruslah kamu sempurna seperti Bapamu sempurna.”
Jika anda tahu Siapakah
Yesus, maka anda akan memahami bahwa Yesus tidak sama sekali hendak berkata
bahwa itu (Matius 5:20, Matius 5:21-48) dipahami sebagai syarat-syarat
agar anda masuk Sorga. Sebab yang pertama-tama penting diingat sebelum kita
memasuki penjelasan adalah: ketika Firman menjadi manusia maka Dia mengetahui ketakberdayaanmu yang
memerlukan penyelamatanNya (bandingkan dengan Ibrani 2:17, Ibarani
2:18,Ibrani 4:15).
Jika anda tahu Siapakah
Yesus, maka anda juga seharusnya
akan memahami bahwa Yesus tidak sedang membuat anda memiliki kemerdekaan yang membuat anda bagaikan anak yang tak mengenal Bapa
atau memiliki hubungan dengan Bapa. Yesus tidak menginginkan anda
seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi tadi yang tak memiliki pengertian rohani atau tandus
dalam relasi dengan Tuhan,namun menilai diri kaya rohani sebab sukses memenuhi
atau menggenapinya. Yesus
sekalipun mengetahui kelemahan-kelemahan manusiawi manusia tidak
memberikan ruang kenormalan untukmu berdosa.
Perhatikan bagaimana
Yesus menyingkapkan secara tajam
bagaimana dosa bekerja didalam kedalaman jiwa manusia sebelum benar-benar
menjadi perbuatan dosa. Hal-hal yang tak dinilai sebagai kebenaran sehingga
orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tak pernah merasa dan menilai diri
membutuhkan Yesus sebagai Mesias
Penyelamat yang dijanjikan. Berpikir bisa menebus diri sendiri dengan memenuhi
kehendak hukum Taurat atau kitab para
nabi. Hal yang keliru sama sekali seperti pada cuplikan yang sekali lagi saya
sajikan berikut ini:
Matius 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Manusia
hanya sanggup menghakimi apa yang
terlihat dan kerap apa yang dipikir bukan sebagai sebuah dosa, faktanya
dosa. Moralitas manusia atau hati nurani manusia sekalipun dapat memberikan
pertimbangan-pertimbangan moral namun jelas bukan standard kudusmu untuk
selaras dengan Tuhan. Itu problem sangat mematikan bagi manusia. Perhatikan
bagaimana Yesus begitu keras dan mematikan mengecam “berzinah di dalam hati,”
dengan membaca ayat 29.
Perhatikan bagaimana Yesus
menekankan kasih adalah dasarmu beribadah. Kasih kepada sesamamu. Bukan
sekedar betapa baiknya dan benarnya anda di dalam memuji Tuhan dan betapa
benarnya anda menjelaskan firman atau betapa baiknya anda menjalankan atau
memenuhi kebenaran-kebenaran itu. Anda pikir, anda
sudah setiap detik dapat menemukan kelemahan dan kegagalan anda dan
memperbaikinya. Coba perhatikan ini sebagai sebuah perenungan:
Matius 5:23 -24Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Dari 2 poin yang
baru saja kita soroti ini, pada dasarnya menggambarkan keadaan manusia
yang begitu rapuh terhadap kelemahan pada dirinya sendiri dan tak berdaya. Manusia sanggup menipu dirinya tak berzinah
padahal berzinah. Manusia sanggup untuk
tetap saja berbakti kepada Tuhan dan
mengabaikan hati nuraninya sebab
berpikir ibadahnya lebih tinggi daripada
memulihkan atau mengusahakan pengakhiran permusuhan dengan saudaranya. Manusia tak berdaya atas
kelemahannya bahkan didalam beribadah
kepada Tuhan!
Mengapa
Yesus berkata :
Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Mengapa?
Kita
telah mengetahui bagaimana kehidupan keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang
Farisi. Mereka hanya terlihat baik atau
benar secara lahiriah seperti: mereka memang tidak membunuh secara aktual,
namun pada dasarnya mereka sudah membunuh melalui perbuatan marah terhadap
saudaranya. Mereka memang tidak berzinah
secara lahiriah, namun mereka sudah berzinah sebab mereka didalam mata
dan pikirannya memiliki keinginan-keinginan dosa didalam diri mereka. Ini
adalah hal-hal yang tak dapat dilihat oleh mata manusia namun terlihat jelas
dalam pandangan Tuhan. Dan sekalipun demikian, mereka menilai diri mereka benar
dan tak memerlukan Yesus sebagai Mesias Penyelamat mereka. Perhatikan betapa
celakanya manusia yang berpikir bahwa dirinya dapat mengejar kesempurnaan pada
dirinya sendiri. Lihat dan timbang hal ini:
Ibrani 4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Matius 6:7-8 Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.
Yeremia 16:17 Sebab Aku mengamat-amati segala tingkah langkah mereka; semuanya itu tidak tersembunyi dari pandangan-Ku, dan kesalahan merekapun tidak terlindung di depan mata-Ku.
Amsal 5:21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.
Yesus pada dasarnya ketika
berkata “tetapi aku berkata kepadamu”
sedang menekankan apa yang dilihat oleh Tuhan adalah apa yang bukan merupakan
nilai penting bagi manusia. Kala manusia mengejar kesempurnaan pada apa yang
dapat dilakukan untuk sesempurna-sempurnanya, maka hal kritisnya adalah: dapatkah
setitik saja anda mendekati apa yang Tuhan dambakan, oleh upayamu sendiri untuk
sesempurna-sempurnanya? Saya
tidak sedang membicarakan agar orang Kristen menjadi apatis terhadap
kelemahannya sehingga tidak membangun sebuah kehidupan yang terarah kepada
Kristus sebagai kebenaran dan kekudusanmu. Bukan demikian. Mengejar kesempurnaan bukanlah solusi atas kelemahanmu
dan mengejar kesempurnaan bukanlah solusi untuk menebus ketakberdayaanmu.
Ketakberdayaanmu tak dapat ditebus oleh segala upayamu sebagai manusia-manusia
yang tak berdaya atas kelemahanmu.
Segala langkahmu diawasi
Tuhan. Tuhan mengamati segala tingkah langkahmu. Semua dirimu tidak tersembunyi
dari pandangan Tuhan. Kesalahanmu yang
bagaimanapun bahkan yang tak terpikirkan olehmu sebagai kesalahan pun tak terlindung dari Tuhan. Dan
ini semua adalah Tuhan yang mengamatimu. Pertanyaannya:
seberapa
sempurna dirimu mengatasi dirimu untuk memenuhi kesempurnaan Bapa?
Sekali lagi, saya tidak sedang mendorong-dorongkan keapatisan, namun untuk
melihat sebuah realita yang sebetulnya sedang disingkapkan oleh Yesus.
Ketika Yesus berkata bahwa Aku
datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab-kitab para nabi, namun untuk
menggenapinya. Maka sebetulnya Yesus sedang menunjukan situasi final manusia: TAK
MUNGKIN dalam derajat apapun menggenapi tuntutan moral Tuhan yang kudus! Anda sudah melihatnya
bersama saya didalam 6 poin yang
menunjukan Dia satu-satunya Penggenap. Sekaligus vonis final ketidakberdayan
manusia untuk memenuhinya. Dia datang
dalam keberadaan manusiapun juga sedang menunjukan situasi final manusia
terhadap kuasa dosa yang mencengkramnya. Perhatikan hal ini seksama:
Ibrani 2:9-18 Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia. Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah--yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan--,yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan. Sebab Ia yang menguduskan dan mereka yang dikuduskan, mereka semua berasal dari Satu; itulah sebabnya Ia tidak malu menyebut mereka saudara, kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji Engkau di tengah-tengah jemaat," dan lagi: "Aku akan menaruh kepercayaan kepada-Nya," dan lagi: "Sesungguhnya, inilah Aku dan anak-anak yang telah diberikan Allah kepada-Ku." Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut. Sebab sesungguhnya, bukan malaikat-malaikat yang Ia kasihani, tetapi keturunan Abraham yang Ia kasihani. Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa. Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.Ibrani 4:15 Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Yesus
adalah Sang Logos yang menjadi manusia. Dia satu-satunya Anak yang dikasihi
Bapa:
Matius 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Matius 12:17- supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap."Matius 17:5 Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."Markus 1:11 Lalu terdengarlah suara dari sorga: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."Lukas 3:22 dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan."Yohanes 5:20 Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.Yohanes 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nyapun tidak pernah kamu lihat,Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Untuk
apa saya menyajikan sederet ayat diatas mengenai siapakah Yesus? Hal
terpenting yang hendak saya kemukakan bahwa: Yesus sejak semula sudah berada
didalam posisi BERKENAN KEPADA BAPA; Yesus sejak semula sudah berada didalam
posisi DIKASIHI BAPA; Yesus sejak semula sudah berada didalam posisi ANAK.;
Yesus sejak semula berada didalam posisi HARUS DIDENGARKAN.
Tanpa kualitas-kualitas
kekal semacam ini yang tak juga surut kala Sang Logos menjadi manusia, mustahil
dan tak berdasar bagi Yesus untuk berkata: “Aku datang untuk menggenapi Hukum
Taurat dan Kitab para nabi.”
Menyajikan ayat-ayat yang
menyingkapkan siapakah Yesus,akan menegaskan kehadiran Sang Logos yang berelasi
secara kasih yang kekal dengan Bapa merupakan jantung penjelasan untuk memahami mengapa Bapa
berkata : berkenan kepada Sang Logos dan tetap sama BERKENAN kala
Sang Logos telah menjadi manusia; juga menjelaskan mengapa Bapa tetap berkata MENGASIHI Sang
Logos sekalipun telah menjadi manusia ; juga menjelaskan mengapa
RELASI Bapa tetap kuat dan semulia
terhadap Sang Logos sekalipun Dia telah menjadi
manusia yang tercermin dengan menyebutnya ANAK, sebuah deklarasi sebagaimana
Bapa memiliki relasi intim dengan Sang Logos maka demikian juga kala Dia
menjadi Anak. Tak
ada sebuah kesurutan bagaimanapun. Kemanusiaan yang membalut Sang Logos tidak membuat Bapa memiliki asumsi bagaimanapun bahwa Sang Logos yang
telah berinkarnasi itu akan memiliki kemungkinan-kemungkinan tercemar oleh
dunia yang jahat. Sehingga dalam hal ini Bapa tidak menunggu kesuksesan
Anak agar membuat Yesus berkenan kepadaNya. Sejak semula Yesus sudah
memiliki keberkenannya. Bahkan Sang Logos sekalipun menjadi manusia tidak
sedikitpun mengalami pergesersan kesekehendakan dirinya dengan Bapa, perhatikan
hal ini:
Yohanes 12: 27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
Mengetahui hal ini maka kita
menjadi memahami apa yang menjadi dasar penulis Kitab Ibrani 2:9-18 yang telah
saya sajikan di atas. Dan memahami mengapa Ibrani 14:5 “Sebab Imam Besar yang kita punya,
bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan
kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” adalah sebuah
keniscayaan yang tak perlu melahirkan keraguan yang bagaimanapun!
Jika Yesus berdosa, maka mustahil dia adalah Penggenap hukum Taurat dan kitab para nabi. Jika Yesus sedikit saja (di dalam pikiran dan hatinya) telah berzinah atau telah berdosa maka Yesus membutuhkan seorang penebus lainnya.
Sekarang, setelah kita tahu
siapakah Yesus dan mengapa Dia dengan demikian dapat berkata bahwa dia adalah
Sang Penggenap, maka kita telah dapat menjawab- secara lebih tajam- terkait apakah
Yesus sedang mensyaratkan pengejaran
kesempurnaan agar masuk ke dalam
kerajaan Sorga? Ketika berkata:
Matius 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Pada bagian atas tadi kita
sudah melihat bahwa Yesus sedang menyingkapkan kehidupan religius
mereka yang sama sekali tanpa memiliki relasi dengan Allah sehingga apa yang
dilakukan sama sekali bertentangan dengan apa yang diharapkan oleh Yesus, sama
sekali!
Jika anda membaca Matius 5:3
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga.
Maka kita tahu bahwa ketika
Yesus berkata sebagaimana Matius 5:20, maka
jelas bahwa kehidupan keagamaan
yang tidak lebih baik pada hali Taurat dan ahli Farisi itu pasti bertemali
erat dengan “miskin di hadapan Allah” sebagai empunya Kerajaan Sorga.
Sebuah kondisi yang sama sekali mencegah kita untuk melakukan interpretasi yang
berkata: “saya harus berjuang memenuhi
tuntutan Yesus di dalam Matius 5:21-47”.
Perintah-perintah atau firman-firman Yesus yang begitu mulia melahirkan perbuatan-perbuatan rohani (bukan terutama lahiriah atau apa yang diupayakanmu). Matius 5:3 adalah Lukas 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Yesus tidak menitahkan sederet perbuatan untuk dilakukan agar masuk atau menjadi empunya Kerajaan Allah. Atau Sorga. Yesus berkata “BERBAHAGIALAH.” Matius 5:3 adalah Yakobus 2:5 Dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! Bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikan-Nya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia?
Kehidupan beragama seperti
apakah yang Yesus kecam pada ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi itu? Kita telah melihat Yesus sedang menunjukan betapa MISKIN mereka
didalam jiwa mereka untuk hidup didalam perintah-perintah itu atau pada dasarnya
mereka tak pernah sedikit saja berdaya! Rohani mereka tak merana kala mereka
beribadah sekalipun sedang dalam permusuhan dengan saudaranya. Rohani
mereka tak merana sekalipun mereka
sedang memandangi perempuan lain dan menginginkanya. Mereka berpikir memiliki
kerohanian yang kaya dihadapan Allah sebab sudah berhasil tidak membunuh, sudah
berhasil tidak meniduri perempuan lain, sudah berhasil memenuhi seluruh
kehendak Tuhan dan merasa diri pantas dan berhak masuk ke sorga. Padahal Yesus
sudah memvonis mereka tidak akan masuk kedalam sorga.
Apa
yang menjadi masalah mereka dan juga orang-orang Kristen yang merasa sanggup
secara rohani oleh upayanya sendiri ke
sorga adalah :
(1)mereka merasa kaya secara
rohani dihadapan Tuhan, padahal tidak. Bandingkanlah dengan Matius 5:3. Teks
ini adalah sebuah keberadaan manusia yang hanya dapat ditolong oleh Tuhan.
(2)Jika anda memperhatikan
perkataan Yesus pada Matius 5:2-16 sama sekali tidak membicarakan bagaimana
anda memenuhi tuntutan Hukum Taurat atau kitab para nabi. Perhatikan
ucapan-ucapan berbahagia ini:
- Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (5:3)
- Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. (5:4)
- Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.(5:5)
- Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. (5:6)
- Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. (5:7)
- Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.(5:8)
- Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.(5:9)
- Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.(5:10)
- Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (5:11)
- Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu." (5:12)
Anda tak akan menemukan apa
yang anda bayangkan. Perhatikan pada hal-hal apa Yesus berkata “ Berbahagialah.”
Saya meminta anda untuk mengarahkan mata
anda pada tulisan-tulisan berwarna ini.
Ini adalah firman Yesus, Sang Logos yang menjadi manusia
sedang bersabda! Inilah pengajaran benar yang diucapkan Yesus dan menjadi
kebenaran tertinggi yang HARUS DIDENGARKAN. Bukankah Bapa berkata bahwa apa
yang dikatakan Yesus harus DIDENGARKAN.
Tak seperti yang anda bayangkan, apakah ini bermakna Yesus apatis terhadap upaya manusia untuk mengejar perbaikan demi perbaikan? Perhatikan: mengejar kesempurnaan karakter atau moral atau tabiat bukan sebuah solusi untuk menebus keberdosaan dan kebobrokan moralmu. Upaya semacam ini hanya menegaskan betapa memang anda sungguh bobrok sebab sebentar anda sukses dan sebentar kemudian anda gagal. Bahkan kepada anda yang setulus apapun. Problemnya adalah anda tak memiliki kekuatan sejati untuk menolong dirimu sendiri. ANDA BUKAN ORANG YANG MEMILIKI KEKAYAAN ROHANI pada dirimu sendiri sehingga anda memiliki kapasitas untuk menggenapi kesempurnaan yang Tuhan tuntut. Ketika Yesus berkata “BERBAHAGIALAH orang YANG MISKIN DIHADAPAN ALLAH” maka ini sebuah realita bahwa yang diperlukan oleh manusia adalah sebuah pertolongan dari Tuhan. Jika anda miskin dihadapan Allah dan anda mengakuinya maka pertolongan dari TUHAN yang akan menyelamatkan situasi rohanimu. Tak seperti orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang merasa dapat memenuhi atau menggenapi tuntutan hukum Taurat, Yesus berkata anda tak satupun dapat memenuhi tuntutan hukum Taurat atau kitab para nabi.
Kembali, tak jenuh saya angkat, apakah
Yesus dengan demikian mengajak anda untuk hidup suka-sukamu dan dengan demikian
boleh berpartisipasi didalam dosa-dosa atau kenazisan? Tidak!
Anda
tidak diperintah untuk berlaku demikian. Lantas apakah yang Yesus perintahkan? Perhatikan
hal ini:
Matius 5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.Matius 5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
Matius 5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."
Tahukah saudara-saudari,
anda baru saja membaca sebuah firman Yesus yang luar biasa! Bagaimana bisa orang-orang miskin dihadapan Allah dapat
menjadi terang? Bagaimana
mungkin anda yang tak sempurna namun menjadi terang? Jawabnya: terang itu bukan anda tetapi Yesus!
Sang Logos adalah Terang Allah bagi manusia-manusia yang
gelap. Dengan menjadi manusia dan sama
seperti kita maka Sang Logos menjadi
mungkin memberikan terangnya kepada manusia yang dikehendakinya. Perhatikan hal ini:
Yohanes 1:4 Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu begitu berkuasa sehingga tak ada apapun yang dapat membuat terang itu tak efektif bekerja bahkan didalam diri manusia yang tak sempurna atau miskin rohani di hadapan Allah:Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya
Yesus memanggil orang-orang
yang miskin rohani dihadapan Allah untuk menjadi terang yang “diletakan di atas”
sehingga menerangi banyak orang. Terang itu sendiri memberikan terang kepada manusia-manusia yang miskin
rohani sehingga efektif menjadi garam dan terang dunia. Jantung keefektifan itu bukan pada seberapa sempurna anda melakukan
pengejaran-pengejaran kesempurnaan karakter, moral tabiat dan rohani pada
dirimu sendiri. Sebab, seperti telah saya katakan, semuanya itu bukan sama
sekali solusi untuk mengatasi keberdosaanmu dan kebobrokanmu. Orang berdosa harus memiliki kuasa mengatasi dosa untuk
dapat menaklukan dosa, diluar itu semata kesia-siaan dan semakin
menunjukan betapa bobroknya anda dan akan menyudutkan anda pada ketakberdayaan
bahkan hingga rambutmu memutih pun tak akan anda menjadi kaya rohani dihadapan
Allah sehingga pantas masuk ke dalam kerajaan sorga.
Yesus
memberikan solusi atas ketakberdayaanmu:
Yohanes 8:12 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Anda harus memiliki terang
hidup sebagai solusi ketakberdayaanmu dalam menebus dirimu sendiri dari
kelemahan tabiatmu, kelemahan moralmu, kelemahan karaktermu. Hanya dengan demikian anda tidak akan
berjalan dalam kegelapan. Ini bukan karena anda sukses menebus
kelemahan jiwamu namun karena anda mempunyai terang hidup yaitu Yesus.
Sesuatu yang Yesus kerjakan bagimu bukan
olehmu. Hadapi realita ini dan berendah hatilah untuk mendengarkan Yesus.
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment