Oleh: Martin Simamora
TUHAN Tidak Mahatahu Karena Dia “Tidak Selalu Tahu??”
(Bagian 2A)
Bagaimana
Allah tahu hal itu, adakah
pengetahuan pada Yang Mahatinggi?(-Maz 73:11) Siapakah
yang Akan melihat kita
dan siapakah yang akan mengenal kita?(Yesaya 29:15)
Bacalah
lebih dulu bagian1
Dapatkah anda menjawab
pertanyaan di atas tersebut? Dan, sungguhkan TUHAN memang memiliki pengetahuan sempurna? Tahu setiap hal? Selalu tahu? Apa jawabmu, jika anda diminta menunjukan bagaimanakah wujud dan cara kerja kemahatahuan Allah itu? Apakah kitab suci menunjukannya?
Namun, nampaknya
kekristenan kontemporer menunjukan
sebuah gelagat yang kian bodoh dalam
beriman dan kian menjauhkan imannya
dari eksistensi TUHAN. Tidak mahatahu atau tidak harus tahu atau tidak harus
mahatahu, seolah ada sebuah bidang “blind spot” atau sebuah bidang yang sama
sekali tak dapat dilihat dan diketahui Tuhan sebagaimana halnya manusia. Pada
kesempatan ini, saya ingin menghadirkan sebuah kebodohan beriman yang beranjak
dari:
Yehezkiel 12:3Maka engkau, anak manusia, sediakanlah bagimu barang-barang seorang buangan dan berjalanlah seperti seorang buangan pada siang hari di hadapan mata mereka; pergilah dari tempatmu sekarang ke tempat yang lain seperti seorang buangan di hadapan mata mereka. Barangkali mereka akan insaf bahwa mereka adalah kaum pemberontak.
Berdasarkan
hanya sebuah kosa kata :”barangkali” dan
mengabaikan makna keseluruhan seluruh
kehendak dan maksud TUHAN dalam “firman yang datang” (Yeh 12:1) kepada
Yehezkiel, telah disimpulkan atau telah ditakar dalam takaran manusia bahwa TUHAN memang tidak mahatahu atau tidak harus
tahu dan atau mahatahu. Sebuah bentuk keangkuhan lainnya yang sedang menantang
Langit.Tidak terbayangkan seorang
Kristen bisa berbahagia menemukan hal yang tidak andal-sebab dikumandangkan
sebagai sebuah “iman”- dan “atribut” tak mulia ini lebih tepat disebut sebagai sifat rapuh
ketimbang sifat kokoh pada sebuah mahkluk. Sebelum
mencari tahu apakah benar Allah tidak mahatahu atau harus tahu. Saya
ingin mengajak para pembaca untuk mengenal siapakah Allah itu?
Siapakah AKU ADALAH AKU
Ketika
Allah menyatakan siapakah Dia melalui namanya, maka yang akan kita temukan
sebuah nama yang sebetulanya menyatakan bahwa dia sendiri satu-satunya dan tidak satu yang lain yang
dapat menjadi dia sendiri yang satu-satunya itu.
Keluaran 3:13-14Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?" Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu."
Dia
tidak perlu sebuah nama yang membedakan
dia daripada yang lain atau Dia tidak pernah kuatir akan ada yang lain dapat
berkata “AKU ADALAH AKU.” Adakah tuhan-tuhan lain yang dapat berkata “AKU
ADALAH AKU.”
AKU ADALAH AKU
adalah sebuah dominion atau kekuasaan
absolut tanpa tanding dalam segala aspek dan dalam segala ranah dan dalam
segala dimensi. AKU ADALAH AKU adalah sebuah kehegomonian yang berjaya dan
memerintah baik di sorga dan di bumi.
Taklah
mengejutkan kalau Yesus pun mengatakan hal ini dalam mengajarkan doaNya kepada
para murid:
Matius 6:10datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
βασιλεία – basileia atau
Kerajaan berbicara mengenai
kedaulatanNya atau kuasa kerajaanNya. Sekuat
atau setinggi apakah
kedaulatanNya itu? Seperti di sorga! Kehendak Allah adalah kedaulatan
Allah, itu adalah kuasa kerajaanNya yang
terwujud di dunia ini.
AKU ADALAH AKU
adalah berbicara eksistensiNya yang
selalu dan eksistensi TUHAN tidak dapat
digambarkan atau diperbandingkan dengan apapun dan dengan siapapun! Mengapa?
Sebab memang tidak ada yang dapat diperbandingkan pada dirinya. AKU ADALAH AKU,
tidakkah saya dapat berkata bahwa ini dapat menjadi sebuah nama yang teramat
arogan jikalau ini adalah nama sebuah mahluk ciptaan?
Taklah
mengejutkan kalau hanya Yesus
satu-satunya YANG dapat menyandingkan dirinya sebagai yang dapat
diperbandingkan dengan AKU ADALAH AKU. Injil Yohanes berkata demikian mengenai
Yesus:
Yohanes 1:1Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Dan
kemudian:
Yohanes 1:14“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita...”
Dan,
Yesus sendiri telah menyatakan DARIMANA
dia berasal:
Yohanes 6:38Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Sekalipun
Dia berada di dalam kemanusiaanNya dan dilahirkan dari seorang dara bernama Maria, yang melalui
proses persalinan yang dialami Maria, Allah telah turun dari sorga, Yesus berkata bahwa Dia datang dari sorga.
Itulah
sebabnya Yesus dapat memberikan jawaban yang mencengangkan kepada Filipus,
untuk sebuah pertanyaan yang paling berani ditanyakan di muka bumi ini kepada
seorang Yesus: Tunjukanlah Bapa itu kepada kami:
Yohanes 14:8Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami."NIV Philip said, "Lord, show us the Father and that will be enough for us."KJV Philip saith unto him, Lord, shew us the Father, and it sufficeth us.
Untuk
sebuah pertanyaan yang mahabesar hanya dapat dijawab oleh Dia yang mahabesar.
Untuk sebuah pertanyaan yang mustahil untuk dibayangkan jawabannya, hanya dapat
dijawab oleh Dia yang mengatasi kemustahilan yang bagaimanapun. Sang empuNya
NAMA sendiri yang sanggup menjawab hal itu:
Yohanes 14:9Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami.
Ini
adalah jawaban dari KerajaanNya yang
telah datang ke dunia ini, Sang Raja mulia telah memberikan jawabannya dan
jawabanNya pasti diamini oleh para malaikat di sorga sesemarak kala Sang Firman
itu datang ke dunia ini, dengan sebuah pujian yang mulia dalam kemegahan bala
tentara malaikat yang meninggalkan sorga untuk sesaat (bacalah Lukas 2:13-15),
dan kemuliaan itu kembali nampak dihadapan para murid dengan mendengarkan
firman yang berbunyi “Barangsiapa telah
melihat Aku, ia telah melihat Bapa.”[Bandingkan dengan Yohanes 5:19,
Yohanes 5:30, Yohanes 8:28, Yohanes 12:49, Yohanes 12:50)
Dan
tak ada yang pernyataan yang lebih kuat daripada ini:
Yohanes 14:10Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.
Sang
Firman berfirman! Dan ketika Sang Firman berfirman maka yang difirmankan Sang
Firman adalah firmanNya yang datang dari sang Bapa.
AKU
ADALAH AKU, tidak ada satu firman yang
dikatakan sebagai firman kudus TUHAN
yang keluar dari selain daripada Bapa. Bapa yang berdiam didalam Yesus Kristus
dan Yesus Kristus yang berdiam di dalam Bapa. Sebuah relasi yang tak satupun
dapat menyelaminya, selain percaya sebagaiman Yesus bertanya kepada kita: “Tidak
percayakah engkau?”
Jika
Yesus adalah Sang Firman yang berfirman, maka mutlak kita memperhatikan segala
firmanNya. Sebagaimana Yesus adalah sumber keselamatan dan penyelamat maka
pastilah firmannya adalah satu-satunya sumber keselamatan dalam segala hal.
Termasuk untuk menjawab, apakah benar Allah itu sungguh mahatahu?Sebagaimana
Daud menyatakan:
Mazmur 109:105Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.
Sekuat
apakah firmanNya itu sanggup menjadi sumber keselamatan bagi kita termasuk dari
kesalahan dan penyesatan itu? Menarik untuk mendengarkan Mazmur raja Daud berikut ini:
Mazmur 139:11-12Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan terang sekelilingku menjadi malam," maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.
Anda
boleh berada didalam kegelapan dan kefrustasian
bahkan kesesatan yang paling mematikan, namun jika Dia telah berfirman atas kehidupanmu maka apa yang
dapat bertahan dan perkasa menentangNya?
Ketika
Firman Tuhan menjadi pelita dan terang maka itu adalah tentang kemahatahuanNya
dan sekaligus kekuasaan perkasaNya:
Mazmur 139:10juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.
Seberapa
sempurna Dia menuntun? Seberapa kokoh Dia memegangmu? Apakah ada kemungkinan
Dia salah menuntun? Apakah ada kemungkinan Dia kehilanganmu oleh sebab
genggamannya mengendur? Sehingga ada sebuah ketakpastian didalamNya sebab
sekalipun Dia berkuasa, tetap Dia terbatas dalam kemahatahuanNya?
Bagaimana
menurut anda?
Daud
dalam sebuah situasi krisis tetap kritis untuk tidak terperdaya atas realita
tajam berduri yang sedang menindas bangsanya dengan berkata demikian:
Mazmur 44:21masakan Allah tidak akan menyelidikinya? Karena Ia mengetahui rahasia hati!
Saya
ingin menghadirkan Yeremia untuk mendampingi Daud. Mari kita dengarkan:
Yeremia 17:9-10Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?
Menurutmu
apakah TUHAN bisa tidak tahu apa yang menjadi isi hati manusia? Atau apakah
menurut anda TUHAN tidak harus tahu sampai sedemikian mendetailnya isi hati
manusia seolah TUHAN kurang kerjaan? Bisakah anda menjawab pertanyaan Yesaya
tersebut? Apakah TUHAN ada di dalam daftar pertanyaan anda? Atau anda sudah
menggantikan TUHAN dengan mesin detektor sebagai yang “maha tahu” ?
Mari
perhatikan jawaban Yeremia:
Yeremia 17:10Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya."
Perhatikan
kematahuan TUHAN membuat Dia dapat menetapkan dan memberikan balasan kepada
setiap orang dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.
Mengapa hati, batin? Sebab apa yang tampak dapat memperdayaimu dan dapat
mengecohmu. Kalau anda tidak memiliki sebuah informasi yang memadai maka anda
dapat dikecohkan oleh mitra bisnismu, misalnya. Atau jika anda tidak memiliki
informasi isi “batin” kandidatmu melalui sarana psikotest maka bisa jadi anda
terperdaya apa yang tampak di permukaan. TUHAN terlebih lagi, dengan
pengetahuanNya yang sempurna tanpa celah kesalahan dan kekeliruan sedikitpun
Dia pasti dalam apa yang diputuskanNya.
Saya akan menghadirkan Samuel,
untuk melihat hal ini:
1 Samuel 16:7Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."
Natur TUHAN dalam “melihat” adalah: melihat apa yang tidak dilihat manusia. Lebih tepatnya: TUHAN melihat apa yang mustahil untuk dilihat manusia. Manusia pada dasarnya tak sanggup melihat manusia lainnya secara benar; manusia atau anda pada dasarnya melihat apa yang dapat anda lihat dan tak dapat menembus kekedalaman jiwa manusia. Anda tak memiliki pengetahuan pada apa yang berada dibalik perkataan-perkataan manusia lain yang manis atau santu atau kasar atau ketus. Anda akan segera terperangkap dengan apa yang didengar oleh telinga anda dan yang dibaca oleh mata anda. Anda hanya sanggup menakar pada apa yang ditangkap oleh indera mata dan pendengar dan segenap persepsi inderamu, tanpa memiliki kualita menguji kedalaman batin. Hati manusia dapat licik selicik-liciknya dan anda pasti senantiasa menjadi korbannya. Anda hanya dapat menakar apa yang disampaikan oleh torehan tinta yang membentuk abjad dan kata dan merangkai kalimat, namun anda tak pernah tahu apa yang ada di dalam benak penulis kata dan perangkai kata, apalagi TUHAN yang berfirman dan kata dan kalimatnya dituliskan oleh nabi-nabiNya? Anda tak dapat melihat hati TUHAN di dalam segenap ekspresi-ekspresinya. Itulah keterbatasan kita dan menjadi dasar kebergantungan kita kepada firmanNya. Itulah sebabnya Yesus bertanya “tidak percayakah engkau?” Sebab Yesus sudah turun dari sorga dan berdiri dihadapan mereka.
TUHAN
tidak dapat sama sekali diperdayai atau dikecoh sebab pengetahuannya adalah
sebuah kemahatahuan yang sempurna bahkan dalam sebuah definisi yang tak
terjelaskan oleh akal manusia, bagaimana bekerja demikian? Saya menghadirkan
epistel Ibrani untuk melihat kemahatahuan Firman yang teramat sempurna:
Ibrani 4:12-13Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
KEMAHATAHUAN
sang Firman adalah sebuah “state of art”
sorga. Apa yang baru saja kita
baca pada Ibrani 4:12 dan terutama pada bagian kalimat yang saya tebalkan dan
garisbawahi merupakan sebuah deskripsi teramat agung dan mulia terkait
KEMATAHUAN TUHAN yang sempurna. KesempurnaanNya tergambar dalam sebuah ekspresi
yang membuat anda harus gentar tak bisa meremehkanNya, sebab sampah terbusuk
yang anda sembunyikan didalam jiwamu
telah dilihatNya sekarang ini!
KEMAHATAHUANNYA
dengan demikian bukan dikurung pada obyek-obyek fisikalnya; KEMAHATAUANNYA
dengan demikian MENGURUNG TOTAL pada obyek-obyek non fisikal. Obyek fisikalnya
dapat saja berlari kemanapun dia mau; boleh saja berkonspirasi sejahat dan
selicik apapun berpikir bahwa TUHANpun dapat
tidak tahu sempurna rancangannya. ITU MUSTAHIL. Sang Firman dapat
memisahkan jiwa dan roh, tentu ini bukan peristiwa ajaib sebab TUHANLAH
penciptamu (Kejadian 1:27)! Ataukah, bukan. Pikirmu? Bukanlah peristiwa ajaib jika
firmanNya dapat membedakan pertimbangan dan pikiran hati manusia sehingga
pengetahuanNya sempurna sehingga KEMATAHUANNYA
adalah otentik sebab Dia adalah penciptamu dan Dia adalah pencipta alam
semesta ini! (Kejadian 1:1)
Tak
mengherankan jika Yesus berkata bahwa
Firmanlah yang akan menjadi hakim:
Yohanes 12:48Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.
Bisakah
anda membayangkan jika TUHAN tidak mahatahu atau kemahatahuannya lemah tak
penuh atau dia tidak harus tahu sempurna, akan seperti apakah penghakimannya di
akhir zaman? Pastilah tak sempurna sebab Dia tak senantiasa tahu dalam setipa
detailnya; pastilah tak sempurna sebab Dia tidak memiliki alat-alat bukti
sebagai dasar-dasar pertimbangan vonis pengadilan yang adil? Tidakkah dengan
demikian Iblis dapat menggugat setiap keputusan TUHAN sebab keputusanNya dibuat
berdasarkan informasi dan barang bukti yang tak sempurna?
Tetapi
puji Tuhan, sebab Firman yang menjadi
hakim di akhir zaman itu adalah hakim yang MAHA TAHU!
Dia
adalah TUHAN yang MAHATAHU sebab DIA ADALAH TUHAN YANG MAHAHADIR didalam
MAHATAHUNYA. Mari kita melihat kesaksian Daud:
Mazmur 139:7-9Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
KEMAHATAHUAN bersama-sama dengan KEMAHA-HADIRANNYA
mengurungmu oleh sebab pada dasarNya Dia adalah AKU ADALAH AKU!
Daud
lebih lanjut berkata bahwa KEMAHATAHUAN TUHAN atas dirinya bahkan sejak
penciptaannya oleh TUHAN di dalam kandungan ibunya dan bahkan hari-hari depan
baginya sudah berada didalam KEMAHATAHUAN TUHAN:
Mazmur 139:16mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya.
Sebelum
hari-hari itu ada, semua hari-hari yang akan dibentuk telah tertulis di dalam
kitabNya. Sebuah bentuk KEMAHATUAN berserta KEMAHA-HADIRAN beserta
KEMAHAKUASAAN yang hadir dan bekerja bersama-sama dalam sebuah paduan yang
terlampau besar dan tak tersentuh oleh manusia:
Mazmur 139:17Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya!
Secara
alami kita akan mengalami kesulitan memahami pikran TUHAN yang dapat kita
jumpai dalam kata dan kalimat di dalam kitab suci, terutama dalam
peristiwa-peristiwa yang tak mudah:
Mazmur 73:2Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir. Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka; mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain..... (9) Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi..... (11)Dan mereka berkata:"Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
Manusia
sebagaimana sebelumnya telah dikemukakan, hanya memiliki pengetahuan yang terbatas pada apa yang dapat dilihat, dapat
dialami dan dapat dipahaminya sebagai manusia. TUHAN tidak seperti manusia!
Jika manusia dapat salah hanya sekedar menilai manusia, sebab hanya sanggup
menilai apa yang tampak luarnya, lalu mengapa berani pasti benar kala menilai TUHAN
hanya berdasarkan apa yang tampak pada
kedua bola matamu yang semakin
tua semakin rabun?
Mazmur
73. Bukankah itu adalah realita sehari-hari anda dan saya,
setidak-tidaknya pada minggu-minggu ini?
Perhatikan sejenak keluhan Asaf atas realita di sekelilingnya:
(3)... kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.(4) Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;(5) mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.(6) Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.(7) Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
Coba
kita melihat pada negara kita saat ini, dan tuturkanlah dengan kata-katamu
sendiri. Berangkali ada diantara anda yang sudah pesimis dengan keadilan, ada
yang pesimis dengan kepolisian dan ada yang pesimis dengan KPK sebagai dua
lembaga penegak keadilan yang sama pentingnya dan sama dibutuhkan oleh kita
semua. Berangkali juga ada diantara kita yang mulai berpikir bahwa TUHAN
sepertinya tidak berbuat apa-apa atau sepertinya Dia tidak tahu apapun juga
yang sedang berlangsung.
Kalau
Asaf berkata nyaris tergelincir dengan apa yang sedang berlansung berlawanan
dengan apa yang menjadi pengharapan. Bagaimana dengan anda? Saya kuatir anda
saat ini sudah sama saja dengan para penjahat di dalam Mazmur 73, dengan
berkata: Allah tidak mahatahu atau Allah tidak perlu atau harus memiliki setiap
pengetahuan! Anda, jika demikian sudah
hidup dalam sebuah ketuhanan yang diluar AKU ADALAH AKU, anda sedang
bertuhan kepada tuhan-tuhan yang lemah. Kalau anda berkata TUHAN tidak harus
tahu atas setiap hal maka anda sama dengan
para orang fasik di era Asaf: “...adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
Dan
Ya...benar sekali ketika kita mencoba
sedikit saja memahaminya maka kepala ini akan sakit dan memusingkan kepala
sebab terlampau sukar sebab kita akan bertemu dengan konflik-konflik dan
ketaksesuaian-ketaksesuaian. Katanya Allah Mahatahu, tetapi kok dia membiarkan
kejahatan? Katanya lagi, Allah itu mahakuasa, tetapi kok dia tidak mencegah
kematian ratusan hingga ribuan nyawa manusia di dalam bencana alam, perang atau
kecelakaan pesawat terbang? Katanya lagi, Allah itu mahakasih, kok dia
membiarkan banyak anak remaja puteri
menjadi korban perkosaan di seluruh bola
dunia ini? Katanya lagi, Allah itu sungguh mengasihi Yesus, kok dia
membiarkannya mati menggenaskan di kayu salib? Begitulah sukarnya sehingga
melahirkan rentet pertanyaan yang
bersifat sindirian pada Tuhan, sebuah cermin frustrasi iman dan sebuah cermin bahwa Tuhan tidak pernah menjadi Tuhan
atas hidupnya.
Asaf
pun mengekspresikan kesukaran semacam ini:
Mazmur 73:16“Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,”
Allah
MAHATAHU bahkan didalam sebuah kehidupan kosmos yang kompleks dan nampak lazim.
Jika anda berpikir keseharian zaman ini diluar pengetahuan TUHAN maka anda
keliru besar. Perhatikan bagaiman sang Pelihat, Asaf ini terhenyak melihat KEMAHATAHUAN TUHAN YANG
BERDINAMIKA MEGAH DIDALAM KEMAHAKUASAAN DAN
KEMAHA-HADIRANNYA. Mari kita simak sejenak:
Mazmur73:17-20sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka. Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur. Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan! Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
Anda harus keluar dari kegelapan dunia dan masuk ke dalam terang, yaitu TUHAN. Sebab hanya didalam TUHAN anda bisa melihat realita sejatinya dan bukan realita yang memerdayaimu. Di dalam terang TUHAN maka kegelapan dunia akan lenyap dan didalam terangNya anda akan melihat bagaimana sebetulnya realita kosmos atau dunia yang membuat anda berpikiran TUHAN TIDAK MAHATAHU akan berhenti.
Tak
salah dan menjadi sungguh benar, ketika Sang Firman, Yesus Kristus mengatakan
DIRINYA ADALAH TERANG DUNIA:
Yohanes 8:12"Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Jika
anda tetap didalam dunia yang dikuasai kegelapan ini, maka anda tidak akan
dapat melihat KEMAHATAHUAN TUHAN, sebab didalam gelap anda tidak dapat melihat
apapun juga. Anda perlu berada di dalam TUHAN. Kecuali anda didalam TUHAN maka
anda akan berkata bahwa memang benar TUHAN TIDAK MAHATAHU atau TUHAN TIDAK
HARUS TAHU!
Kita
harus tahu bahwa kemahatahuannya dalam sekala kosmos atau menjangkau seluruh
bola dunia tak lepas dari KEMAHAHADIRANNYA. Bagaimana mungkin Allah bisa tak
terbatas didalam kemahatahuanNya yang
sempurna?
Sebab
ALLAH MAHAHADIR sekaligus MAHATAHU:
- Mazmur 139:7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?
- Mazmur 11:4 TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.
- Yesaya 59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
- 1 Korintus 2:10 Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.
- Yohanes 4:24 Allah itu Roh
- Yeremia 23:24 Sekiranya ada seseorang menyembunyikan diri dalam tempat persembunyian, masakan Aku tidak melihat dia? demikianlah firman TUHAN. Tidakkah Aku memenuhi langit dan bumi? demikianlah firman TUHAN.
- Ibrani 4:13 Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
- Yesaya
29:15 Celakalah orang yang menyembunyikan dalam-dalam
rancangannya terhadap TUHAN, yang pekerjaan-pekerjaannya terjadi dalam gelap
sambil berkata: "Siapakah yang
melihat kita dan siapakah yang mengenal kita?”
TEGURAN KERAS BAGIMU
Namun
memang faktanya ada orang-orang, bahkan orang-orang yang mengaku Kristen bahkan
pendeta dan bahkan terlebih lagi secara kurang ajar mengajarkan bahwa
kemahatahuan Allah yang mutlak adalah ilusi semata dengan mengatakan bahwa
TUHAN tidak mesti tahu segala hal dalam kemahatahuanNya. Tetapi kepada para
orang mengaku Kristen namun tidak
memiliki Terang haruslah bercermin dengan kenyataan keras dari TUHAN.
Ketika
manusia berpikir bahwa TUHAN tidak bedanya dengan dirinya dan dengan demikian
mulai berpikir bahwa dirinya sebagai
manusia tidak ada bedanya dalam kemahatahuan, oleh sebab TUHAN tidak
selalu tahu, maka perhatikanlah teguran keras ini:
Yesaya 29:16Betapa kamu memutarbalikkan segala sesuatu! Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga apa yang dibuat dapat berkata tentang yang membuatnya: "Bukan dia yang membuat aku"; dan apa yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: "Ia tidak tahu apa-apa"?
Saat
anda berkata bahwa TUHAN tidak mahatahu
sebab TUHAN tidak melihatmu senantiasa (Yesaya 29:15).CAMKANLAH bahwa anda
sedang memutarbalikan segala sesuatu!
Saat anda berkata bahwa TUHAN tidak mahatahu atau tidak selalu tahu atau tidak harus tahu, maka anda jauh lebih buruk dari seorang manusia brengsek kehidupannya, sebab bagi TUHAN keimanan sesat semacam ini merupakan sebuah bentuk penghujatan atau penistaan ciptaan kepada sang Pencipta. Perhatikan FIRMAN TUHAN: Apakah tanah liat dapat dianggap sama seperti tukang periuk, sehingga yang dibentuk berkata tentang yang membentuknya: :”Ia tidak tahu apa-apa?’
Saya
mengakhiri bagian 2A ini disini agar
anda dapat membaca, mempelajari dan merenungkannya. Untuk kemudian pada bagian 2B mendatang, saya akan mengajak anda para pembaca budiman untuk melihat,
apakah benar Yehezkiel 12:3 menunjukan bahwa TUHAN tidak mahatahu atau tidak
senantiasa tahu?
Mazmur
135:5-7
Sesungguhnya aku tahu, bahwa TUHAN itu
maha besar dan Tuhan kita itu melebihi segala allah. TUHAN melakukan apa yang
dikehendaki-Nya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya; Ia
menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia
mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaan-Nya.
Yesaya
40:15-18
Sesungguhnya, bangsa-bangsa adalah
seperti setitik air dalam timba dan dianggap seperti sebutir debu pada neraca.
Sesungguhnya, pulau-pulau tidak lebih dari abu halus beratnya. Libanon tidak
mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran. Segala
bangsa seperti tidak ada di hadapan-Nya mereka dianggap-Nya hampa dan sia-sia
saja.
Jadi dengan siapa hendak kamu samakan
Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?
AMIN
Segala
Kemuliaan Hanya Bagi TUHAN
No comments:
Post a Comment