Oleh : Charles H Spurgeon
[Bagian 2] "...Tuhan adalah perisai kita, dan upah kita yang luar biasa hebat. Karenanya kemudian, mestikah kita takut? Tuhan semesta beserta dengan kita, Allah Yakub adalah tempat perlindungan kita. Bagi orang percaya, damai bukan keyakinan yang sifatnya mungkin: Yesus telah menjaminkan untuk menikmati “damai sempurna” … Ketika anugerah telah membuat kita menjadi penguasa-penguasa atas ketakutan-ketakutan kita, maka barulah kita dapat mengambil sebuah bantal dan tertidur lelap ditengah-tengah badai…”
Cedar Island Fery Credit : The Hull Truth Boating Forum |
III. Saya telah mengatakan kepadamu tentang ketenangan sang Guru dan kegagalan murid-murid; sekarang mari kita berpikir tentang KETENANGAN HEBAT YANG YESUS TELAH CIPTAKAN. “ Ada sebuah ketenangan besar.”
Perkataan Yesus telah menghasilkan ketenangan. Mereka berkata jika minyak dituangkan keatas air maka perairan tersebut akan menjadi halus, dan saya kira ada beberapa kebenaran dari pernyataan itu; tetapi kebenaran sesungguhnya dalam kisah ini adalah : jika Tuhan berkata, maka badai tunduk menjadi tenang, sehingga ombak-ombak laut menjadi tenang.
Hanya diperlukan Yesus untuk berucap didalam hati setiap dari diri kita,dan segera saja datang damai Tuhan, yang melampaui seluruh pemahaman, akan memiliki diri kita. Tidak peduli seberapa suram murungmu, ataupun seberapa mencekam takutmu, Yesus dapat secara seketika menciptakan sebuah ketenangan hebat yang kokoh.
Betapa ini merupakan sebuah pintu pengharapan bagi
siapapun yang sedang berada didalam masalah seperti ini! Jika saya dapat
berbicara kepada orang kaya yang miskin, orang sehat yang sakit; tetapi
Yesus jauh lebih baik daripada apa yang aku lakukan, dan oleh karena itu aku tahu bawa Dia akan
berkata damai kepada yang bersusah payah
dan yang hatinya susah.
Perhatikan juga, bahwa ketenangan ini
datang seketika, “Yesus bangun, dan menghardik angin tersebut, dan berkata
kepada laut, Damai, jadilah tenang. Dan angin
berhenti, dan ada sebuah ketenangan yang besar.” Segera setelah
Yesus berkata, semuanya sunyi. Saya
telah menemui begitu banyak orang yang mengalami masalah pikiran, dan melihat
beberapa saja yang secara perlahan-laha melaluinya menjadi lega dan terbebas, tetapi lebih banyak lagi
terbebas secara seketika. Gerbang besi telah terbuka berdasarkan pada kesepakatan,
dan para tahanan telah melangkah masuk kedalam kebebasan secara seketika.”
Jerat telah diputuskan, dan kita telah lolos.”
Betapa sukacitanya mengetahui peristirahatan itu begitu dekatnya bahkan
kala badai mengamuk begitu kejamnya!
Lepas pantai Charlestone Credit : The Hull Truth Boating Forum |
Perhatikan juga bahwa sang Juru selamat menautkan penenangan ini
dengan iman, karena Yesus berkata kepada murid-muridnya segera setelah
damai datang, “Mengapa kamu begitu ketakutan?Bagaimana bisa kalian tidak
memiliki iman?” Iman dan ketenangan bergerak bersamaan.
Jika saja engkau mau melemparkan dirimu kepada Tuhanmu,
berserah secara absolut kepada kehendak-Nya, maka kamu akan memiliki kemurahan, dan suka cita , dan kelegaan.
Bahkan jika kita tidak memiliki iman,
Tuhan tekadang akan memberikan berkat yang kita perlukan itu, karena Dia senang
untuk melakukan lebih banyak lagi bagi kita daripada apa pun yang berhak kita harapkan dari Dia; tetapi biasanya
aturan kerajaan-Nya adalah ,” Jadilah pada dirimu seturut dengan imanmu.”
Ketenangan besar sungguh amat
menyenangkan, dan terkait hal ini saya ingin mengangkat kesaksian
pribadiku. Saya berkata berdasarkan pada
pengetahuanku sendiri kala saya berkata bahwa ketenangan besar itu melampaui semua pemahaman. Saya sedang
duduk, pada suatu malam, sedang merenungkan kasih dan kemurahan Tuhan, ketika
secara tiba-tiba saya mendapatkan hatiku sedang ada dalam sebuah kesukaan luar biasa
dari sebuah damai yang sempurna. Saya telah tiba di negeri Beulah ( Yesaya 62:4
versi bahasa Inggris diantaranya; KJV,ASV,AMP, CEV—ditambahkan oleh editor),
dimana matahari bersinar tanpa sebuah awanpun. “Ada sebuah ketenangan yang
hebat.”
Saya merasa seperti para pelaut yang melakukan apapun yang mungkin mereka lakukan kala diombang-ambingkan
oleh air yang menggelora, dan terjadi
sekonyong-konyong, mereka tidak dapat mengatakan kenapa, lautan menjadi tenang
bagaikan sebuah cermin, dan burung-burung laut datang dan duduk dalam
lingkaran-lingkaran sukacita diatas air. Saya merasakan sebuah kepuasan yang utuh, yah, sukacita yang
tak terbagi-bagi. Bukan sebuah gelombang kesukaran yang mendebur di pantai
hatiku, dan bahkan jauh di laut lepas
dalam kedalam seluruh keberadaanku, semuanya tenang.
Awak kapal Frigate HMS Argyll- AL Inggris berupaya memasang jaring pengaman ditengah-tengah badai laut Skotlandia Credit : UK Ministry Defence- flickr.com |
Aku tidak mengenal adanya keinginan yang tak terpenuhi, tidak ada hasrat
yang tak terpuaskan. Aku tidak dapat
menemukan sebuah alasan untuk kegelauan,
atau sebuah motif untuk takut. Tidak ada pendekatan untuk fanatisme dalam
perasaan-perasaanku, bahkan tidak ada kegairahan: jiwaku sedang menantikan
Tuhan! Betapa surganya ini! Saya harus membiarkan untuk mengatakan sedikit tentang “pulau ungu” ( sebuah kiasan, aslinya “pulau ungu” merupakan narasi visi utopia bangsa Inggris- tahun1633, tentang
ini silahkan membaca artikel
ini—ditambahkan oleh editor Anchor) di lautan kehidupanku: itu tidak lain
sebuah fragmen surga. Kita kerap
membicarakan tentang badai-badai besar
spiritual kita, betapa berisiknya kala kita mengisahkannya! Mengapa
tidak kita menyanyikan pembebasan-pembebasan kita?
Marilah kita selidiki anugerah-anugerah kita. Setiap dosa yang kita lakukan telah diampuni. “Darah
Yesus Kristus, Anak-Nya, telah membersihkan kita dari semua dosa.” Kuasa dosa
didalam kita telah dihancurkan; kuasa dosa itu
“tidak akan memiliki dominasi atas dirimu, karena kamu tidak lagi berada
dibahwa hukum Taurat tetapi anugerah. “Setan adalah musuh yang telah ditaklukan; dunia telah ditaklukan
oleh Yesus , dan kuasa kematian telah dilenyapkan oleh Dia. Semua karya providensia
(pemeliharan) untuk kita. Kekekalan
bukan lagi ancaman bagi kita, kekekalan membawa didalamnya misteri-misteri
kekekalan dan kemuliaan.
Tidak ada yang dapat
membahayakan kita. Tuhan adalah
perisai kita, dan upah kita yang luar biasa hebat. Karenanya kemudian, mestikah
kita takut? Tuhan semesta beserta dengan kita, Allah Yakub adalah tempat
perlindungan kita. Bagi orang percaya, damai bukan keyakinan yang sifatnya
mungkin: Yesus telah menjaminkan untuk
menikmati “damai sempurna”—damai yang dalam, dan ditemukan pada kebenaran, yang meliputi semua
hal, dan tidak dihancurkan oleh puluhan ribu
penyebab ganguan-gangguan selain berangkali membuat kita gelisah.” Engkau akan menjaga dia
dalam damai sempurna,yang pikirannya tinggal diam pada Dia; karena dia telah meletakan
kepercayaannya kepada Dia.” Oh untuk masuk kedalam tenang sedemikian, dan tetap berada didalamnya sampai kita mencapai
dunia dimana tidak ada lagi laut!
Sebuah tenang seperti itu yang
memerintah dalam diri Juru selamat kita seharusnyalah kita menjadi cukup berbahagia untuk mencapainya, akan memberikan kapasitas dalam diri kita untuk membuat semua
hal diluar diri kita menjadi tenang. Dia
yang memiliki tenang dapat membuat tenang. Kita tidak dapat mengerjakan
mujizat-mujizat, namun demikian pekerjaan-pekerjaan yang Yesus telah lakukan
akan kita lakukan juga. Tidur seperti Tidur yang dialami Yesus, kita akan bangun dalam kekuatan yang ada didalam Yesus, dan memperlakukan angin-angin dan
gelombang-gelombang sebagai subyek terhadap kuasa iman, dan oleh karena itu
diperintahkan untuk tenang.
Kita akan berkata untuk menenangkan
orang-orang lain: ketenangan kita akan mengerjakan keajaiban-keajaiban dalam
kapal-kapal kecil dengan kapten-kapten lain. Kita juga akan mengatakan,”Damai!Jadilah
tenang. “ Kepercayaan kita akan terbukti
menulari, dan ketakberanian akan menjadi
berani: kasih kita yang lembut akan menyebar dengan sendirinya, dan pergolakan kita akan mereda menjadi sabar.
Hanya saja
hal ini dimulai dari dalam diri kita sendiri. Kita tidak dapat menciptakan
sebuah ketenangan sampai kita berada didalam sebuah ketenangan. Adalah lebih mudah untuk memerintah elemen-elemen
tersebut daripada untuk memerintah
tabiat memberontak pada diri kita sendiri yang sukar dikendalikan. Ketika anugerah
telah membuat kita menjadi penguasa-penguasa atas ketakutan-ketakutan kita,
maka barulah kita dapat mengambil sebuah bantal dan tertidur lelap
ditengah-tengah badai, ganasnya badai berakhir. Dia telah memberikan damai dan keamanan ketika
Dia telah memberikan kekasih-Nya tidur .
Selesai
Jesus Asleep On A Pillow | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Selesai
Jesus Asleep On A Pillow | diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment