Oleh : Charles H Spurgeon
[Bagian 1]…Jika kamu merindukan Tuhan, Dia terlebih lagi merindukanmu. Tidak pernah ada orang berdosa yang memiliki setengah saja hasrat untuk Kristus seperti Kristus berhasrat terhadap orang berdosa…. Jika engkau gundah gulana akan hadirat-Nya, kegundahan itu adalah bukti bahwa Dia ada bersama denganmu. Dia ada bersama denganmu saat ini: oleh karena itu jadilah tenang dalam senang… Sudahkah hatimu saat ini beserta Dia, dan Dia akan kerap mengunjungimu, sampai kamu setiap hari akan berjalan bersama Tuhan, sebagaimana yang telah dilakukan Henok (Kejadian 5:21-24; Ibrani 11:5),dan pada gilirannya setiap hari kerja menjadi hari perjalanan bersama Tuhan, setiap rumah tinggal menjadi tempat beribadah. Amin.
Ketika kunjungan Tuhan pertama kepada kita di malam hari, itu hal yang sangat serupa dengan Yohanes, ketika Tuhan mengunjungi dia di pulau kecil yang disebut Patmos. Yohanes memberitahukan kepada kita, “Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati” (Wahyu 1:17). Ya, bahkan ketika kita mulai melihat bahwa Dia telah menyingkirkan dosa kita, dan melenyapkan kesalahan kita melalui kematian-Nya, kita merasa seolah-olah kita tidak sanggup untuk menatap kembali, karena kita telah demikian kejamnya kepada sahabat terbaik kita.
Proses penghancuran kebodohan-kebodohan tersebut lebih memiliki pengharapan untuk
dilakukan pada kaki Yesus daripada tempat lain dimanapun, oh, Tuhan akan datang kembali bagi kita seperti pertama kali,
dan datang seperti api yang menghanguskan menyingkapkan dan menghancurkan kotoran-kotoran
pada logam yang sekarang masih bercampur
dengan emas kita! Kunjungan firman
membawa kita kepada ingatan
kita
yang melakukan perjalanan, saat seorang petugas pemerintah melakukan
pemeriksaan tas-tas kita; demikian jugalah Tuhan menyelidiki hal-hal
tersembunyi. Tetapi hal ini juga mengingatkan kita kala mengunjungi
dokter, yang tidak hanya menemukan sakit-penyakit kita, tetapi juga
menyembuhkannya. Jadi demikianlah yang dilakukan Yesus kala mengunjungi kita
pertama kali.
Semenjak hari-hari perdana itu, saya berharap bahwa kamu dan saya telah mengalami banyak kunjungan dari Tuhan kita. Kunjungan-kunjungan pertama, seperti yang telah saya katakan, memeriksa secara seksama; namun pada kunjungan-kunjungan berikutnya merupakan pelipur lara yang manis. Beberapa dari kita telah mengalami, secara khusus pada malam hari, ketika kita kita pergi untuk tidur. “Gerbang surga terbuka ketika dunia ini tutup.”Malam hari yang tenang; semua orang telah beristirahat; pekerjaan telah selesai; kepedulian dilupakan, dan kemudian Tuhan sendiri datang mendekat. Berangkali ada rasa sakit yang harus ditahan, kepala ini berangkali sakit, dan jantung berangkali berdegup kencang; tetapi jika Yesus datang mengunjungi kita, tempat tidur kita yang lembut menjadi sebuah takhta kemuliaan.
Sekalipun hal ini benar “Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu
tidur”(Maz 127:2), namun pada saat semacam ini Dia memberikan bagi mereka sesuatu yang lebih
baik daripada tidur, yaitu; hadirat-Nya sendiri, dan kepenuhan sukacita yang datang menyertai. Pada malam hari
diatas tempat tidur kita telah melihat apa yang tidak terlihat. Saya kadang
berupaya untuk tidak tidur karena suka cita yang meluap-luap, ketika sahabat Kristus telah menjadi milikku dengan
indahnya.
“Engkau telah mengunjungiku pada malam hari.” Percayalah padaku, ada hal
seperti ini, kunjungan pribadi dari Yesus kepada
umatnya. Dia tidak meninggalkan kita sama sekali. Walaupun Dia tidak
dapat dilihat secara jasmani di semak
atau sungai, atau diatas gunung, atau di lautan, namun demikian Dia mendatangi
kita, hanya dapat diamati oleh roh,
hanya dapat dirasakan oleh hati. Dia
masih berdiri dekat dengan kita, Dia telah memperlihatkan diri-Nya sendiri
melalui kisi-kisi.
Apakah anda memintaku untuk menggambarkan manifestasi-manifestasi Tuhan? Sulit
untuk mengatakan kepadamu dalam kata-kata: kamu harus mengenalnya sendiri. Jika kamu tidak pernah mencicipi rasa
manis, tidak ada manusia secara
langsung dapat memberikan sebuah gagasan
mengenai madu. Namun jika madu ada disana, kamu dapat “mengecap dan
melihat.” Bagi seseorang yang terlahir
buta, penglihatan pasti sebuah imajinasi
masa lampau; dan bagi orang yang tidak pernah mengenal Tuhan,
kunjungan-kunjungan-Nya sangat jauh dari bayangannya.
Karena bagi
Tuhan kita, hal mengunjungi kita adalah
sesuatu lebih besar daripada hal memiliki
jaminan keselamatan pada sisi kita, walaupun itu sangat menyenangkan, dan tidak ada satupun dari kita semestinya beristirahat puas kecuali kita memilikinya. Mengetahui
bahwa Yesus mengasihiku, adalah satu hal; tetapi dikunjungi oleh Dia dalam
kasih adalah sesuatu yang lebih lagi.
Tidak juga ini sekedar sebuah permenungan yang lekat akan Kristus; karena kita
dapat menggambarkan Dia sebagai yang luar biasa adil dan megah, namun sangat tidak
mengalami Dia, menyadari Dia ada dekat dengan kita. Menyenangkan dan memberikan
pelajaran saat kita memandang pada
keserupaan Kristus melalui perenungan, namun demikian kesukaan akan
kehadiran-Nya yang aktual adalah sesuatu yang lebih.
Merupakan hal yang aktual, walaupun spiritual, kedatangan Kristus yang sangat
kita dambakan. Gereja Roma banyak berkata mengenai kehadiran yang nyata; dengan demikian
mengatakan kehadiran tubuh
jasmani Tuhan Yesus. Imam yang
menyelenggarakan ibadah (mass) mengatakan kepada kita bahwa dia percaya akan
kehadiran yang nyata, tetapi kita menjawab, “Tidak,
bukan itu
maksudnya, kamu percaya
mengenal Kristus berdasarkan kehadiran daging (nyata), dan dalam pemahaman seperti itu satu-satunya kehadiran Kristus yang nyata
atau riil adalah didalam surga; tetapi
kita sungguh-sungguh yakin dalam kehadiran Kristus secara aktual adalah rohani, namun
juga pasti.” Dengan menyatakan secara rohani kita tidak maksudkan tidak nyata;
faktanya, hal rohani menuntun kepada
realitas bagi manusia-manusia rohani.
Saya percaya akan kehadiran yang sejati
dan nyata akan Yesus bersama-sama dengan umatnya: kehadiran semacam itu merupakan hal nyata bagi rohku. Tuhan Yesus,
Engkau sendiri telah mengunjungiku.
Sebagaimana pastinya ketika Yesus
telah datang sungguh-sungguh dalam
bentuk tubuh jasmaninya ke Betlehem dan Kalvari, sepasti itulah Dia memang
sungguh-sungguh telah datang dengan Roh-Nya kepada umatnya pada waktu
mereka melakukan komuni dengan Dia. Kita
menyadari sepenuhnya kehadiran tersebut sebagaimana kehadiran kita.
Ketika Tuhan mengunjungi kita pada malam hari, apakah efeknya bagi kita?
Ketika hati berjumpa dengan hati dalam
persekutuan kasih, komuni membawa damai,
kemudian ketenangan, dan kemudian sukacita jiwa. Saya tidak sedang berbicara
tentang kegairahan yang emosional yang
bangkit menjadi pengangkatan yang fanatik; tetapi saya sedang berbicara
mengenai fakta yang sebenar-benarnya,
ketika saya mengatakan bahwa hati Tuhan
yang agung menyentuh hati kita semua,
dan hati kita menjadi bersimpati dengan
Dia.
Pertama-tama, kita mengalami damai, semua perang telah usai, dan damai yang telah
diberkati diproklamasikan; damai dari
Tuhan memelihara hati dan pikiran melalui Kristus Yesus.
"Peace! perfect
peace! in this dark world of sin?
The blood of Jesus whispers peace within.
The blood of Jesus whispers peace within.
"Peace! perfect
peace! with sorrows surging round?
On Jesus' bosom nought but calm is found."
[terjemahan bebas]
“Damai! Damai yang sempurna! Dalam dunia kelam berdosa ini?
Darah Yesus membisikan damai didalamnya.
“Damai!Damai yang sempurna!Dengan kesedihan-kesedihan yang bergelora?
Pada dada Yesus tiada kesedihan-kesedihan tetapi damai yang didapati.”
On Jesus' bosom nought but calm is found."
[terjemahan bebas]
“Damai! Damai yang sempurna! Dalam dunia kelam berdosa ini?
Darah Yesus membisikan damai didalamnya.
“Damai!Damai yang sempurna!Dengan kesedihan-kesedihan yang bergelora?
Pada dada Yesus tiada kesedihan-kesedihan tetapi damai yang didapati.”
Pada saat semacam ini
ada sebuah perasaan penuh sukacita yang berasal dari berdiam tenang; kita tidak
memiliki ambisi-ambisi, tidak memiliki
hasrat-hasrat. Sebuah ketenangan ilahi
dan keamanan menyelubungi kita. Kita tidak memiliki pikiran tentang
musuh-musuh, atau ketakutan-ketakutan, atau kemalangan-kemalangan, atau
keraguan-keraguan. Ada sebuah kesukaan mengesampingkan kesemuanya itu berdasarkan kemauan kita sendiri.
Kita adalah bukan siapa-siapa, dan kita tidak menginginkan apapun : Kristus adalah segala-galanya, dan kehendak-Nya adalah dorongan jiwa kita. Kita secara sempurna dipuaskan entah kita sakit atau dalam keadaan yang baik, apakah kita kaya atau miskin, difitnah atau dihormati, sehingga kita dapat tinggal diam didalm kasih Kristus. Yesus mengisi cakrawala keberadaan kita.
Pada saat semacam ini sebuah banjir sukacita yang besar akan memenuhi benak-benak kita. Kita hampir-hampir berharap bahwa pagi tidak akan pernah menyingsing lagi, karena takut terang pagi dapat melenyapkan terang hebat kehadiran Kristus. Kita akan menginginkan bahwa kita dapat terbang jauh bersama Kekasih kita ke tempat dimana Dia memberi makan bunga-bunga Lili. Kita rindu mendengarkan suara-suara pasukan berjubah putih, dimana kita dapat mengikuti kemuliaan pemimpin mereka kemanapun juga Dia pergi.
Saya telah diyakinkan bahwa sebenarnya tidak ada jarak yang jauh antara bumi dan surga: jarak yang jauh itu hanya didalam pikiran-pikiran kita yang tumpul. Ketika sang Kekasih mengunjungi kita pada malam hari, dia membuat kamar-kamar kita menjadi ruang depan bilik-bilik besar istana-Nya. Bumi naik ke surga ketika surga turun ke bumi.
Nah, sahabat-sahabat kekasih, kamu berangkali berkata kepada dirimu sendiri, “Kami belum menikmati kunjungan-kunjungan semacam ini.” Anda berangkali memang belum. Jika Bapa mengasihimu bahkan sebagaimana Dia mengasihi Anak-Nya,maka kamu sedang mengalami keadaan-keadaan sedang dikunjungi Dia. Jika, kemudian, Dia tidak memanggilmu, kamu akan menjadi bijaksana untuk berseru padanya. Tariklah nafas bagi Dia, dan katakan seperti lagu himne ini,
"When wilt Thou come unto me, Lord?
Oh come, my Lord most dear!
Come near, come nearer, nearer still,
I'm blest when Thou art near.
[“Kapankah Engkau akan mendatangiku, Tuhan?
Oh datanglah, Tuhanku yang paling kekasih!
Datanglah mendekat, datanglah lebih dekat, lebih dekat lagi,
Aku terberkati ketika Engkau mendekat.]
Credit : David Walker streetartlondon.co.uk |
Kita adalah bukan siapa-siapa, dan kita tidak menginginkan apapun : Kristus adalah segala-galanya, dan kehendak-Nya adalah dorongan jiwa kita. Kita secara sempurna dipuaskan entah kita sakit atau dalam keadaan yang baik, apakah kita kaya atau miskin, difitnah atau dihormati, sehingga kita dapat tinggal diam didalm kasih Kristus. Yesus mengisi cakrawala keberadaan kita.
Pada saat semacam ini sebuah banjir sukacita yang besar akan memenuhi benak-benak kita. Kita hampir-hampir berharap bahwa pagi tidak akan pernah menyingsing lagi, karena takut terang pagi dapat melenyapkan terang hebat kehadiran Kristus. Kita akan menginginkan bahwa kita dapat terbang jauh bersama Kekasih kita ke tempat dimana Dia memberi makan bunga-bunga Lili. Kita rindu mendengarkan suara-suara pasukan berjubah putih, dimana kita dapat mengikuti kemuliaan pemimpin mereka kemanapun juga Dia pergi.
Saya telah diyakinkan bahwa sebenarnya tidak ada jarak yang jauh antara bumi dan surga: jarak yang jauh itu hanya didalam pikiran-pikiran kita yang tumpul. Ketika sang Kekasih mengunjungi kita pada malam hari, dia membuat kamar-kamar kita menjadi ruang depan bilik-bilik besar istana-Nya. Bumi naik ke surga ketika surga turun ke bumi.
Nah, sahabat-sahabat kekasih, kamu berangkali berkata kepada dirimu sendiri, “Kami belum menikmati kunjungan-kunjungan semacam ini.” Anda berangkali memang belum. Jika Bapa mengasihimu bahkan sebagaimana Dia mengasihi Anak-Nya,maka kamu sedang mengalami keadaan-keadaan sedang dikunjungi Dia. Jika, kemudian, Dia tidak memanggilmu, kamu akan menjadi bijaksana untuk berseru padanya. Tariklah nafas bagi Dia, dan katakan seperti lagu himne ini,
"When wilt Thou come unto me, Lord?
Oh come, my Lord most dear!
Come near, come nearer, nearer still,
I'm blest when Thou art near.
[“Kapankah Engkau akan mendatangiku, Tuhan?
Oh datanglah, Tuhanku yang paling kekasih!
Datanglah mendekat, datanglah lebih dekat, lebih dekat lagi,
Aku terberkati ketika Engkau mendekat.]
“Ketika hati demikian berhasrat untuk mengikuti aliran air sungai, sedemikianlah jiwaku sangat berhasrat mengejar Engkau, O Tuhan!” Jika kamu merindukan Tuhan, Dia terlebih lagi merindukanmu. Tidak pernah ada orang berdosa yang memiliki setengah saja hasrat untuk Kristus seperti Kristus berhasrat terhadap orang berdosa; atau seorang kudus memilik 1/10 kegelisahan untuk memandang Tuhannya seperti Tuhannya pasti memandang pada dirinya. Jika kamu berlari menuju Kristus, Dia sudah ada didekatmu. Jika engkau gundah gulana akan hadirat-Nya, kegundahan itu adalah bukti bahwa Dia ada bersama denganmu. Dia ada bersama denganmu saat ini: oleh karena itu jadilah tenang dalam senang.
Teruskan, saudara-saudara kekasih, dan berbicaralah dengan Yesus di pantai, karena dia sering kali harus ke pantai-laut. Berbincanglah dengan Dia ditengah-tengah kebun zaitun, sayangilah Dia sungguh-sungguh dalam malam pergumulan doa.
Sudahkah hatimu saat ini beserta Dia, dan Dia akan kerap mengunjungimu, sampai kamu setiap hari akan berjalan bersama Tuhan, sebagaimana yang telah dilakukan Henok (Kejadian 5:21-24; Ibrani 11:5),dan pada gilirannya setiap hari kerja menjadi hari perjalanan bersama Tuhan, setiap rumah tinggal menjadi tempat beribadah. Amin.
Selesai
Mysterious Visits |diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
No comments:
Post a Comment