Oleh: Pastor Dr.J.Ligon Duncan III
Yesus : Pewahyuan Akbar Tuhan (2)
Bacalah lebih dulu : Bagian 1
Kembali kita melihat
gagasan yang sama di dalam Filipi 2:5-6
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama,
menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang
walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai
milik yang harus dipertahankan.” Penekanannya adalah, bahwa Yesus memiliki
bentuk yang persis, memiliki substansi yang persis pada Tuhan. Seperti apakah
Tuhan, dimanifestasikan di dalam Tuhan Yesus Kristus karena natur-Nya. Yesus
turut memiliki natur atau substansi Tuhan, dan keserupaan Kristus terhadap
Tuhan kerana esensi siapakah Dia
sesungguhnya. Anda tahu bahwa anda dapat menciptakan sebuah keserupaan yang
palsu. Pada derajat yang bagaimanapun anda dapat menyerupai sesuatu dan tidak menjadi atau memiliki realitanya. Tetapi ini
tidak terjadi pada kasus Yesus Kristus,
Dia seperti Tuhan, Dia menyingkapkan, karena di dalam esensinya=hakekatnya Dia
juga turut memiliki ketuhanan Tuhan.
Perhatikan juga sebuah hal
kelima yang kita pelajari di dalam ayat 3. Dia tidak hanya cahaya memancarkan kemuliaan Allah dan sebuah
represenstasi atau gambaran jitu akan naturNya, tetapi Dia menopang segala
sesuatu oleh firman kuasaNya (Ibrani
1:3). Dalam frasa itu, kita diberitahukan bahwa Yesus adalah penopang yang
providensial, Dia adalah penopang yang providensial atas dunia ini. Kembali,
jika kita kembali ke Kolose 1; anda akan
melihat Paulus menekankan hal yang sama. Dalam ayat 17 kita membaca “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu
dan segala sesuatu ada di dalam Dia.” Dan demikianlah keterlibatan Yesus
dalam karya Providensial ditekankan. Dia pada dasarnya bukan seperti Atlas
dalam mitologi Yunani. Tugas Atlas adalah
menahan atau menopang dunia di atas pundaknya. Tetapi penopangan
Yesus jauh lebih dinamik daripada itu.
Dia menopang segala sesuatu secara bersamaan. Itu bukan hanya Dia sedang
menopang sebuah obyek yang statik. Dia menopang segala sesuatu secara
bersamaan, dan Dia memegang kendali
providensial atas sejarah, yang mana merupakan sebuah hal yang sedang berlangsung dan dinamik. Sehingga Yesus
jauh melampaui gambaran Atlas dalam mitologi Yunani. PerkataanNya bukan hanya
mempengaruhi; perkataanNya menghasilkan
atau mengerjakan apa yang dimaksudkan perkataan itu sendiri.
Salah satu hal yang
mencengangkanku, dan saya tidak tahu dimana saya berada selama ini, namun saya
tidak perhatikan sampai saya ada di Edinburgh. Mungkin itu dikarenakan nilai
tukar mata uang begitu penting bagi saya. Ketika nilai tukar mata uang begitu
penting bagiku. Ketika nilai tukar naik
atau turun, itu benar-benar hancur atau
melejit, dalam artian yang sebenarnya, bagi saya di Edinburgh. Saya mulai
tertarik pada fakta bahwa ketika Presiden Reagen atau Alan Greenspan membuat pernyataan, pasar modal akan bereaksi terhadap pernytaan
tersebut. Saya dapat membacanya di
International Herald Tribune atau mendengarkan radio Angkatan Bersenjata, dan
saya akan diberitahu bahwa apa yang yang
sedang dan telah berlangsung menjadi perhatian Wall Street pada hal-hal penting terkait nilai tukar yang
sedang terjadi dan mereka takut bahwa Pemerintah AS akan melakukan ini
dan melakukan itu. Presiden Reagen akan tampil pada waktunya dan akan berkata sesuatu seperti,“Begini, anda tahu bahwa kami di dalam Pemerintahan
sesungguhnya tidak menginginkan dolar turun lebih jauh lagi.” Dan, lihat dan
perhatikan, pada keesokan harinya dolar
tidak lagi turun, Saya berkata, “tidakkah ini menkajubkan. Presiden tampil dan
membuat sebuah pernyataan di hadapan publik dan berkata kita tidak menginginkan
dolar turun, dan dolar tidak turun. Saya tidak dapat melakukan hal itu. Saya
dapat menghasilkan banyak uang jika saya dapat melakukan hal itu.” Dan Alan
Greenspan melakukan hal yang serupa. Ini menakjubkan, bukan? Orang bergantung
pada setiap kata yang diucapkan presiden dan Alan Greenspan. Jika dia
mengucapkan satu frasa yang salah, pasar
akan menggila. Dan begitulah, itu hampir serupa seolah mereka dapat berkata dan menjadi terwujud seperti aksi pasar tertentu yang
dikehendaki. Dan begitupun kata yang diucapkan Kristus bahkan lebih jauh
lagi dalam menghasilkan atau mengerjakan atau mewujudkan apa yang dia
perkatakan, melebihi pememimpin negara dan otoritas keuangan AS. Melalui firman
Kristus Dia memperkatakan realita untuk menjadi terwujud.
Sekarang, semua penggambaran
ini dirancang untuk meyakinkan kita bahwa Yesus adalah sebuah pengantara
yang jauh lebih unggul.
Malaikat-malaikat bisa jadi hebat, tetapi Yesus Kristus jauh lebih akbar. Dan
penggambaran-penggambaran ini dirancang untuk meyakinkan kita bahwa Yesus
adalah ilahi. Setiap orang Ibrani yang
baik dalam mendengarkan kata-kata ini akan mengetahui bahwa hanya Tuhan yang
menciptakan, hanya Tuhan yang memegang kendali secara providensial, Hanya Tuhan
yang memiliki natur Tuhan. Dan dengarkan
pada penulis Ibrani yang menumpukkan hal-hal ini. Dia sedang berupaya
meyakinkan kita akan siapakah Yesus itu sesungguhnya.
Mari kita teruskan dan
melihat pada beberapa hal lainnya yang Dia katakan. Lihat kembali pada ayat 3.
Dia adalah satu-satunya penebus atas orang-orang yang Tuhan pilih, karena kita telah
diberitahu. “Dan setelah Ia selesai
mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat
yang tinggi.” Dalam nas ini, kita bergerak dari fungsi-fungsi universal yang melekat pada Yesus Kristus
menuju fungsi-fungsi penebusannya. Ini tak hanya berkaitan dengan penopangan Yesus Kristus atas dunia dan
ketuhanan Yesus, ini ketat berhubungan dengan penebusan Yesus bagi kita. Dan
teks itu mengatakan kepada kita bahwa kala Dia telah melakukan penyucian atas
dosa-dosa, Dia telah duduk. Dan dengan demikian teks ini menekankan bahwa Dia
telah menyelesaikan karya penebusanNya. Dia telah merampungkan karya
penyucianNya. Namun demikian, nas ini tidak mengatakan kepada kita bagaimana
Dia telah menyucikan kita. Teks ini
mengatakan bahwa Dia telah menyucikan dan menekankan pada pembersihan atas
dosa. Perhatikan, tak hanya pengampunan, tetapi membersihkan dosa. Tuhan
mengampuni pada basis pembersihan yang Yesus kerjakan terhadap dosa-dosa. Perhatikan bahwa itu
menekankan bahwa kerjanya telah selesai “telah melakukan penyucian.” Ini adalah
sebuah gagasan yang akan kita lihat kembali di dalam Ibrani. Dalam Ibrani 7: 27,
penulis menekankannya dalam cara ini: ”yang
tidak seperti imam-imam besar lain, yang setiap hari harus mempersembahkan
korban untuk dosanya sendiri dan sesudah itu barulah untuk dosa umatnya, sebab
hal itu telah dilakukan-Nya satu kali untuk selama-lamanya, ketika Ia
mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai korban.” Di sini penekanannya adalah: kerja Yesus sudah
selesai. Persembahan korban dirinya sendiri tak perlu diulangi. Dia telah menyelesaikan karyaNya. Dia telah melakukannya
sekali untuk selama-lamanya. Itu adalah sebuah frasa yang dia akan ulangi
beberapa kali.
Kembali, ada
implikasi-implikasi bagi karya yang telah rampung/selesai/tuntas dari Tuhan
Yesus Kristus. Jaminan Keselamatan. Karya penebusan diselesaikan. Itu bukan
sesuatu yang sedang berlangsung. Itu telah diselesaikan. Dan itu meningkatkan
kemampuan kita untuk menjadi dipastikan atau dijaminkan keselamatan kita di dalam
Kristus. Ini menghasilkan sebuah kepastian atas keseluruhan rohani kita. Karena
Dia sudah duduk, telah menyelesaikan, telah memiliki keselamatan kita. Dia
telah mendapatkan penyucian atas dosa-dosa kita. Bukan hanya pengampunan,
tetapi Dia telah membawa penyucian bagi
dosa kita.
Saya ingin anda melihat
salah satu himne hebat yang membincangkan hal ini. Ini bukan sebuah
himne gereja yang kita ketahui baik atau mungkin tidak kita ketahui. Tetapi ini
adalah himne yang ditulis oleh pendeta Augustus Toplady
yang telah menulis himne yang sangat dikenal di gereja-gereja : Rock of Ages atau pada buku Kidung
Jemaat no.37a berjudul Batu
Karang Yang Teguh. Ada sebuah stanza yang indah, yang menekankan
jaminan atau garansi yang kita peroleh
dari karya Yesus yang telah selesai atau tuntas :
A debtor to mercy alone,
Of covenant mercy I sing,
Nor
fear, with God’s righteousness on,
My
person and off’rings to bring.
The
terrors of law and of God
With
me can have nothing to do;
My
Savior’s obedience and blood
Hide
all my transgressions from view.
Ini adalah frasa yang indah, tetapi inilah
stanza yang saya inginkan untuk anda perhatikan dan itu menekankan betapa anda
dijamin karena karya Yesus yang telah selesai. Juga dikatakan:
My name from the palms of His hands
Eternity will not erase;
Imprest on His heart, it remains
In marks of indelible grace.
Yes! I to
the end shall endure,
As sure as
the earnest is giv’n;
More happy,
but not more secure,
When all
earthly ties have been riv’n.
“Tidak dapat
dihapus.“ YA, saya hingga kesudahan akan bertahan, sepasti janji kokoh yang
telah diberikan. Lebih berbahagia namun tidak lebih terjamin atau aman, roh-roh
yang telah dimuliakan di dalam Sorga.” Apa yang sedang dikatakan oleh Toplady?
Bahwa mereka yang telah pergi ke sorga pasti ada bersama dengan Tuhan
Yesus Kristus, mereka lebih berbahagia daripada saya, tetapi mereka tidak lebih
aman dibandingkan saya karena karya penebusan Yesus telah selesai dan saya
percaya kepada karya penebusan yang telah selesai itu. Demikian juga di Sorga,
saya akan lebih berbahagia tetapi saya tidak akan pernah dapat menjadi lebih
aman daripada saya sekarang ini telah terjamin-aman.
Itu sebuah
pemikiran jaminan yang luar biasa dimana kita harus memuliakannya. Dan penulis
Ibrani yang menyampaikan perkataan ini kepada jemaat : ”Apakah ini yang lebih
baik daripada agama Perjanjian Baru ini. Kita memiliki korban-korban yang
menakjubkan, kita dapat pergi dan secara aktual mengambil sesuatu yang nyata terlihat yang
dapat kita rasakan dan meletakannya di
atas altar dan sekarang kita tidak perlu melakukan korban-korban itu lagi,
kita tidak memerlukan ritual-ritual itu lagi. Anda mengatakan kepada kami untuk
percaya kepada Yesus dan kita tidak dapat melihat Dia. Apa yang lebih baik mengenai hal semacam ini? Dan penulis Ibrani
berkata, “Mari saya katakan padamu apa yang lebih baik mengenai hal itu. Anda
dijamin secara absolut karena pekerjaan Yesus, pelayanan imamat penebusan bukan
sesuatu yang harus dikerjakan berulang
kali minggu demi minggu. Itu telah selesai. Anda tidak dapat lebih diampuni
daripada anda telah diampuni saat ini. Jika anda percaya kepada Yesus Kristus.” Dia sedang berkata, “Sekarang
bagaimana pendapatmu mengenai hal ini? Itu jauh lebih baik. Ini adalah
persembahan korban Yesus yang jauh lebih baik daripada korban-korban yang harus
berulang kali dipersembahkan dalam Perjanjian Lama yang harus dipersembahkan
karena korban-korban dalam Perjanjian Lama tidak dapat membersihkan nurani
orang-orang berdosa. Sehingga karya atau
pekerjaan Kristus yang telah rampung itu
adalah salah satu hal yang lebih baik mengenai Perjanjian Baru.
Sekarang,
penulis Ibrani belum selesai. Lihat kembali pada ayat 3 karena si penulis ingin
mengatakan kepada kita sebuah hal ketujuh mengenai Yesus. Dia mengatakan bahwa
Yesus adalah sang penebus yang ditinggikan. Dia telah menyelesaikan penebusan
dan Dia telah duduk di sebelah kanan Bapa. Perhatikan kata-kata ini, “Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian
dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar.” “Dia telah duduk” bukan
hanya sebuah gambar bahwa telah menyelesaikan sebuah pekerjaan. Anda tahu seperti apa pulang dari area kerja
dan anda menghempaskan dirimu ke atas
kursi karena area kerja telah selesai .
Tetapi ada lebih banyak hal lagi yang
lebih daripada hal tersebut. Dia telah
duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar. Sehingga bukan sekedar pekerjaan itu telah selesai, memang sekarang
pekerjaan itu telah selesai, Dia sekarang
mengambil sebuah kedudukan yang ditinggikan, sebuah posisi kendali dalam
alam semesta. Faktanya, ada sebuah perpaduan menarik di sini : “Dia duduk”
mengingatkan kita akan apa? Sebuah takhta. Di sini kita memiliki sebuah imamat kerajaan. Seorang imam yang duduk pada sebuah takhta
pemerintahan berkuasa. Sekarang itu adalah sesuatu yang tidak anda miliki di
dalam Perjanjian Lama. Imam tidak dapat memerintah pemerintahan. Di sini anda
memiliki sebuah imamat kerajaan yang
menduduki takhta. Dan apa latar belakang
untuk hal ini? Mazmur 110. Ini gambaran Mesias yang memerintah, telah
ditinggikan, dikumandangkan. Mazmur 110:1 : “Demikianlah firman TUHAN kepada tuanku: "Duduklah di sebelah
kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." Dan kemudian ayat 4 dan 5: “TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan
menyesal: "Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut Melkisedek."
TUHAN ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya.”
Sekarang
anda tahu bahwa Mazmur tersebut dirujukan pada, dikutipkan untuk, dan
disiratkan berulang kali dalam Kitab
Ibrani. Dan itu gambaran Yesus yang memerintah sebagai imam kerajaan dalam
benak penulis Kitab Ibrani ketika dia mengatakan kepada kita bahwa setelah
Yesus menyelesaikan penebusan kita, Dia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar
di tempat yang tinggi. Omong-omong, hanya satu kali di dalam Perjanjian Baru Yesus dibicarakan sebagai yang berdiri di sebelah
kanan Bapa. Ingatkah anda dimanakah itu? Itu
terjadi kala Stefanus sedang dirajam. Anda ingat bahwa dia menengadah ke
atas dan dia memandang pada Tuhan Yesus yang sedang berdiri (Kisah Para Rasul 7:56) di sebelah kanan, nampakanya sedang mengindikasikan apa?Bahwa Dia
sedang melakukan pembelaan atau mediasi-intercede
bagi Stefanus. Bahwa Dia tidak melupakan Stefanus. Yesus sedang menegaskan
sesuatu pada Stefanus, “anda tidak
dilupakan. Kehendak Tuhan tidak
bengkok meninggalkanmu. Aku masih ada bagimu. Aku sedang melakukan
pembelaan bagimu. “Karena tidak ada perabot dalam ruang maha kudus bagi para
imam untuk duduk. Tidak ada tempat apapun bagi para imam untuk dapat duduk.
Pekerjaannya adalah pergi masuk ke dalam
memberi korban dan melakukan pembelaan. Satu-satunya tempat duduk dalam
ruang Mahakudus adalah Takhta Belas Kasihan, yang adalah takhta Tuhan. Dan
demikialah Tuhan Yesus, ketika Dia digambarkan dalam Perjanjian Baru sedang
duduk di sebelah kanan kuasa, merupakan sebuah gambaran bahwa tidak hanya
pekerjaannya sudah selesai, tetapi kehormatan ilahi yang Dia miliki sebagai
penguasa alam semesta. Hanya Daud, hanya keturunan Daud yang telah duduk
sebagai seorang raja dihadapan Tuhan.
Mari saya
beri sebuah contoh mengenai hal itu jika anda masih mau kembali
bersama saya membuka 1 Tawarikh 29. Setelah Daud turun takhta dan Salomo
menduduki takhta, kita membaca ini. I Tawarikh 29:22 “Dan mereka telah menjadikan Salomo, anak Daud, raja kedua kalinya.”
Ini adalah seremoni atau upacara resmi raja naik takhta. “Dan mereka mengurapi dia sebagai penguasa bagi Tuhan dan Zadok imamnya.
Kemudian Salomo duduk di atas takhta Tuhan.” Itu adalah sebuah pernyataan
yang sangat luar biasa. Ini mengidentifikasikan takhta Daud dengan pemerintahan
Tuhan di Israel. Hanya raja duduk di hadapan Tuhan. Dan demikian juga di sini
dalam Yesus duduk di sebelah kana, kita memiliki sebuah imamat raja. Ingat dua
komponen: raja, imam.
Apakah inti
dari apa yang telah kita lihat di dalam 2 ayat ini? Kita telah melihat itu
warisan milik sang Anak. Dunia milik sang Anak. Kerajaan yang akan datang milik
sang Anak. Kuasa kreatif milik sang
Anak. Kemuliaan Tuhan yang dimanifestasikan milik sang Anak. Kemuliaan sejati
atau asli Tuhan milik sang Anak. Kuasa penopangan milik sang Anak. Karya
penebusan milik sang Anak. Memerintah,
ditinggikan, kemuliaan milik sang Anak. Apa kesimpulan yang dapat kita tarik
dari hal-hal tersebut? Bahwa Perjanjian Baru jauh lebih unggul terhadap
Perjanjian Lama karena sang Anak. Kebesaran Anak Allah menerima 7 macam
konfirmasi, pendeta dan teolog FF Bruce
mengatakan hal ini, dan itu terlihat tanpa dibuat penekanan secara terbuka
bahwa Dia memiliki didalam dirinya sendiri semua kualifikasi untuk menjadi
pengantara antara Tuhan dan manusia. Dia adalah nabi yang melalui dirinya Tuhan
telah memperkatakan firmannya yang final kepada manusia. Dia adalah imam yang
telah menyelesaikan sebuah pelayanan
atau pekerjaan yang sempurna menguduskan umatNya dari dosa-dosa mereka. Dia
adalah raja yang yang duduk bertakhta di
dalam tempat kehormatan utama
berdampingan atau bersandingan dengan Yang Mahabesar di tempat yang
tinggi. Perhatikan kembali bahwa polanya: nabi, imam, dan raja. Kita akan
mengulas beberapa hal perihal ini nanti.
Perhatikan
ketika penulis Ibrani menanggapi keragu-raguan orang dalam jemaat lokal ini,
dia menarik mereka kembali kepada Yesus. Jika ada masalah-masalah rohani, dia
membawa mereka kembali kepada Yesus. Jika mereka tidak puas dengan Kekristenan,
ditarik kembali kepada Yesus. Dan dia berkata, “jika anda tidak dipuaskan dengan Kekristenan, itu
karena anda tidak merenungkan Yesus.” Karena tidak ada cara lain anda dapat
mengetahui atau mengenali apapun mengenai Yesus dan berkata, ”aku
tidak puas atau cukup dengan Yesus.” Setelah anda mendengar mengenai Kristus, satu-satunya hal yang dapat
anda lakukan adalah, “Baiklah, saya tidak mempercayainya.” Karena jika memang
anda sungguh mempercayainya, anda tidak dapat berkata, “Begini, saya tidak
dipuaskan dengan hal itu. Saya mencari sesuatu lebih daripada hal seperti ini.”
Maksud saya, apa yang ada di sana lebih
daripada itu? Penulis Ibrani membawa mereka kembali kepada Yesus dan berkata,
“Yesus adalah solusi bagi problem-problemmu. Anda harus berpikir tentang Siapa Dia sesungguhnya yang kami sembah.” Dan
demikianlah dia menarik kita kembali kepda sebuah pemahaman yang seharusnya
atau tepat atau jitu pada Kristus
sebagai penyembuh atas ketidakpuasan dalam jemaat lokal ini.
Sangat
menarik bahwa C.S. Lewis
berkata bahwa bahkan ketika dia mendebat orang-orang atheis kerap kali di
Oxford dan Cambridge, dia berkata hal menarik adalah sangat teramat jarang
ingin memulai debat pada level “Apakah Tuhan ada?” Mereka selalu ingin mengajukan
pertanyaan mengenai siapakah Yesus sesungguhnya. C.S. Lewis berujar, “Itu sungguh menyenangkan bahwa
mereka selalu ingin memulai debat dari
hal tersebut, karena saya sangat bahagia untuk memulainya dengan perihal “Siapakah Yesus” karena saya tahu jika saya
memulai dengan poin tersebut, saya dapat
menjawabnya secara telak dengan mudah.” Dan demikian juga dengan hidup
Kristen, jika kita memulai pada Yesus sebagai titik mula pertanyaan, maka
banyak hal-hal lainnya gugur.
Mari saya
ingatkan anda mengenai karya Yesus yang digambarkan dalam ketentuan-ketentuan 3 macam jabatan di
sini, sebagai nabi, sebagai imam, dan sebagai raja. Dengarkan apa yang
dikatakan Philip Edgcumbe : ”Ini telah diamati secara baik bahwa di dalam 3 ayat pembuka
pada epistel Ibrani, kita mendapatkan Anak disajikan dihadapan kita dalam 3
macam karakter;(1)Dalam jabatanNya sebagai nabi yang melalui diriNya firman
final Tuhan telah diperkatakan kepada kita; (2)Sebagai imam yang telah
mengadakan penyucian bagi dosa-dosa kita; dan (3)Sebagai seorang raja yang
bertakhta sebagai tangan kanan Yang Mahabesar di tempat tinggi.”
Sekarang
ingatlah bahwa tema nabi, imam, dan raja. Anda
mengetahui hal semacam karena Katekismus (rangkuman prinsip-prinsip iman
Kristen tersistematisasi, lazimnya
berformat tanya dan jawab, contoh katekismus Heidelberg), karena
katekismus kita menyusun karya Tuhan Yesus Kristus berkisar pada nabi, imam,
dan raja; dan itu telah menjadi salah satu tema-tema penting yang Calvin telah
gunakan untuk menjelaskan siapakah Yesus sesungguhnya. Itu membentangkan kembali di sini kembali ke bab pertama Ibrani dan telah
digunakan oleh orang-orang Kristen perdana juga. Tetapi anda akan melihat pada
kesempatan mendatang sejumlah problem yang dimiliki oleh jemaat lokal ini.
II.Orang-orang Kristen mengakui
superioritas Kristus atas seluruh malaikat penghuni sorga
Mari lihat
ayat 4 secara sangat singkat sebab kita akan mengakhiri bagian ini. Setelah
penggambaran mulia atas Kristus, kita
mendapatkan sebuah perbandingan yang dibuat dalam ayat 4. Sebuah pernyataan komparatif dimana dikatakan bahwa
Yesus lebih unggul terhadap
malaikat-malaikat. Mari saya sodorkan pada anda sebuah pertanyaan, “Mengapa?”
Saya pikir jika anda memperhatikan pemeriksaanku, anda menjawab, “lihat di
atas.” Itulah jawaban untuk “mengapa,” tetapi kita dapat mengatakan lebih jauh
lagi dan kita dapat menjawab lebih baik lagi berdasarkan pada apa yang akan
dikatakan oleh penulis epistel Ibrani pada beberapa ayat berikutnya, bahwa
penulis Ibrani berupaya mencegah,
terlihat, kecenderungan penyembahan malaikat. Anda ingat ketika kita telah
mempelajari Kolose, di sana ada sejumlah orang di Kolose yang terlihat tergoda
untuk menyembah malaikat. Tak ada indikasi dalam Ibrani bahwa orang-orang ini ingin
menyembah malaikat. Tetapi, ada sejumlah
bukti dalam Ibrani yang akan
mengindikasikan bahwa orang-orang ini telah tergoda untuk memiliki pandangan
yang lebih tinggi pada malaikat-malaikat daripada yang seharusnya. Faktanya,
mereka memiliki sebuah pandangan yang serupa dengan orang-orang Eseni. Kelompok Eseni percaya bahwa malaikat Mikhael akan memiliki peran vital pada akhir zaman,
dan di bawa Mikhael sang malaikat utama akan
ada 3 tokoh: seorang nabi, seorang mesias, dan seorang mesias-raja, dan
dibawah Mikhael mereka akan dibawa masuk
dalam hari-hari akhir Tuhan memerintah. Sekarang camkanlah di dalam
benak anda, karena penulis Ibrani akan mengoreksi pandangan ini. Kaum Eseni
percaya percaya bahwa Mikhael akan menjadi tokoh tertinggi dalam kerajaan,
tetapi bertolak belakang dengan Ibrani akan menyanggahnya (kembali ke Ibrani 2:5) bahwa dunia yang akan
datang tidak diserahkan kepada
malaikat-malaikat, tetapi kepada sang Anak. Sehingga dalam kontradiksi yang
tajam terhadap pandangan yang dianut oleh kelompok Eseni, penulis Ibrani akan
memperlihatkan bahwa dunia yang akan datang telah diserahkan pada Tuhan Yesus
Kristus, yang telah menciptakan malaikat-malaikat. Mari kita memandang Tuhan di
dalam doa.
“Bapa, kami
berterima kasih padaMu untuk
firman yang hebat ini dan kami berdoa agar Engkau mau membakarkan kebenaran ini
pada semua hati kami. Agar kami hidup bagi
Yesus. Kami memintanya dalam nama Yesus. Amin”
Amin
Jesus: The Great Revelation
| diterjemahkan dan diedit oleh : Martin Simamora
Kredit foto/gambar ilustrasi: "Adoration of the Shepherds" by Gerard van Honthorst, 1622
No comments:
Post a Comment