Oleh: Pdt. Budi Asali, M.Div
BOLEHKAH MERAYAKAN NATAL? (1)
Pro
& kontra perayaan Natal.
Selama ratusan, atau bahkan
ribuan tahun, Natal dirayakan / diperingati oleh orang-orang kristen di seluruh
dunia, dari segala macam aliran dan bahkan sekte. Tetapi akhir-akhir ini muncul
orang-orang kristen yang menentang perayaan Natal, dan kelihatannya makin lama
makin banyak orang-orang kristen yang menentang perayaan Natal, dan mereka
menentang dengan cara yang sangat fanatik dan keras, dan menyerang / menghakimi
orang-orang kristen yang merayakan Natal. Kalau ini dibiarkan, maka:
- Natal bisa berkurang kesemarakannya, dan menurut saya itu akan sangat merugikan kekristenan.
- orang-orang kristen yang kurang mempunyai pengertian Kitab Suci bisa terseret ke dalam gerakan anti Natal ini.
- Karena itu mari kita membahas persoalan ini, supaya bisa memberi jawaban kepada orang-orang yang anti Natal.
Macam-macam
alasan untuk menentang perayaan Natal dan jawabannya:
1)Orang kristen dilarang merayakan hari ulang tahun, dan dengan demikian
merayakan hari ulang tahun Yesus tentu juga salah.
Internet:
“Dan, lebih jauh, kita menemukan kebenaran ini diakui: … di dalam firman Allah,
hanya orang-orang berdosa saja, bukan orang-orang percaya, yang merayakan hari
kelahiran mereka”.
Internet:
“the only birthday celebrations recorded in the whole Bible are those of
Pharaoh (Gen. 40:20) and King Herod (Matt. 14:6; Mk. 6:21). Both birthday
parties ended in murder, Herod’s in the murder of John the Baptist” [= perayaan
ulang tahun yang dicatat dalam seluruh Alkitab hanyalah perayaan ulang tahun
dari Firaun (Kej 40:20) dan raja Herodes (Mat 14:6; Mark 6:21). Kedua pesta
ulang tahun itu berakhir dengan pembunuhan, pesta ulang tahun Herodes berakhir
dengan pembunuhan Yohanes Pembaptis].
Tentang larangan merayakan
hari ulang tahun ini, Pdt. Jusuf B.S. juga mengajarkan kebodohan dan keekstriman
yang sama. Dalam bukunya yang berjudul ‘Tradisi & Kebiasaan’, hal 24-25, ia
juga mengatakan bahwa dalam Perjanjian Lama hanya Firaun yang merayakan HUT
(Kej 40:20), sedangkan dalam Perjanjian Baru hanya Herodes (Mat 14:6). Juga ia
menambahkan bahwa Ayub dan Yeremia justru mengutuki hari kelahirannya (Ayub
3:3 Yer 20:14).
- Kej 40:20 -“Dan terjadilah pada hari ketiga, hari kelahiran Firaun, maka Firaun mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Ia meninggikan kepala juru minuman dan kepala juru roti itu di tengah-tengah para pegawainya”.
- Mat 14:6 - “Tetapi pada hari ulang tahun Herodes, menarilah anak perempuan Herodias di tengah-tengah mereka dan menyukakan hati Herodes”.
- Ayub 3:3 -“‘Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan”.
- Yer 20:14 -“Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan! Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku!”.
Tanggapan saya:
a)Ini merupakan pandangan bodoh dan ekstrim.
Kebodohan dan keekstriman
kedua penulis internet dan Pdt. Jusuf B. S. ini terlihat dengan jelas pada
waktu mereka secara implisit melarang seseorang merayakan hari ulang tahun
(bukan hari ulang tahun Yesus saja, tetapi seadanya hari ulang tahun), dengan
alasan bahwa dalam Kitab Suci hanya orang jahat yang merayakan hari ulang
tahun. Ini merupakan ‘argument from silence’ (= argumentasi dari ke-diam-an atau keberdiaman) yang merupakan suatu
metode penafsiran yang luar biasa bodohnya. Bahwa Kitab Suci ‘diam’ atau ‘tidak
berkata apa-apa’ tentang adanya orang-orang benar yang merayakan hari ulang
tahunnya, tidak bisa dijadikan dasar untuk mengatakan bahwa hal itu dilarang.
Bahwa orang kafir melakukan
sesuatu, tidak berarti bahwa orang kristen tidak boleh melakukan hal itu. Hanya
kalau orang kafir melakukan sesuatu yang dilarang oleh Tuhan, barulah orang
kristen dilarang untuk meniru mereka. Tetapi menyalahkan untuk meniru orang
kafir pada saat ia melakukan hal-hal, yang dalam dirinya sendiri tidak bisa
dikatakan sebagai dosa, seperti mandi, makan, belajar, dan juga merayakan hari
ulang tahun / pernikahan dsb, merupakan suatu fanatisme yang picik, ekstrim dan
bodoh!
b)Ini sama dengan pandangan Saksi-Saksi Yehuwa.
Hebatnya, ini adalah
kebodohan dan keekstriman yang persis sama dengan yang dilakukan oleh
Saksi-Saksi Yehuwa (buku ‘Bertukar Pikiran Mengenai Ayat-Ayat Alkitab’, hal
145-147). Ajarannya persis, dan juga ayat-ayat yang digunakan tentang Firaun
dan Herodes juga persis. Mungkin mereka sama-sama mendapat pencerahan dari
setan!
c)Konsekwensi dari ajaran / argumentasi mereka dalam hal ini.
Kalau merayakan hari ulang
tahun dilarang dengan alasan bahwa dalam Kitab Suci hanya orang-orang jahat
yang merayakan hari ulang tahun, maka dengan cara yang sama kita bisa mendapatkan
ajaran-ajaran yang menggelikan, seperti:
1.Orang
kristen dilarang untuk mencalak mata / alis, yang dalam Kitab
Suci hanya dilakukan oleh Izebel (2Raja 9:30 bdk Yeh 23:40 - ini juga orang
jahat).
- 2Raja 9:30 - “Sampailah Yehu ke Yizreel. Ketika Izebel mendengar itu, ia mencalak matanya, dihiasinyalah kepalanya, lalu ia menjenguk dari jendela”.
Bdk. Yeh
23:40 - “Tambahan lagi mereka meminta orang-orang datang dari tempat yang jauh
dengan menyuruh suruhan memanggil mereka, dan sungguh, mereka datang. Demi
kedatangan mereka engkau mandi bersih-bersih, mencalak alismu dan menghias
dirimu dengan perhiasan-perhiasan”.
2.Seorang
istri dilarang untuk menghibur dan menolong suaminya yang sedang sumpek,
karena dalam Kitab Suci hanya Izebel yang melakukan hal itu (1Raja 21:1-16).
1Raja 21:1-16 - “(1) Sesudah
itu terjadilah hal yang berikut. Nabot, orang Yizreel, mempunyai kebun anggur
di Yizreel, di samping istana Ahab, raja Samaria. (2) Berkatalah Ahab kepada
Nabot: ‘Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur,
sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang
lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku
akan membayar harganya kepadamu dengan uang.’ (3) Jawab Nabot kepada Ahab:
‘Kiranya TUHAN menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek
moyangku kepadamu!’ (4) Lalu masuklah Ahab ke dalam istananya dengan kesal hati
dan gusar karena perkataan yang dikatakan Nabot, orang Yizreel itu, kepadanya:
‘Tidak akan kuberikan kepadamu milik pusaka nenek moyangku.’ Maka berbaringlah
ia di tempat tidurnya dan menelungkupkan mukanya dan tidak mau makan. (5) Lalu
datanglah Izebel, isterinya, dan berkata kepadanya: ‘Apa sebabnya hatimu kesal,
sehingga engkau tidak makan?’ (6) Lalu jawabnya kepadanya: ‘Sebab aku telah
berkata kepada Nabot, orang Yizreel itu: Berikanlah kepadaku kebun anggurmu
dengan bayaran uang atau jika engkau lebih suka, aku akan memberikan kebun
anggur kepadamu sebagai gantinya. Tetapi sahutnya: Tidak akan kuberikan
kepadamu kebun anggurku itu.’ (7) Kata Izebel, isterinya, kepadanya: ‘Bukankah
engkau sekarang yang memegang kuasa raja atas Israel? Bangunlah, makanlah dan
biarlah hatimu gembira! Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur Nabot, orang
Yizreel itu.’ (8) Kemudian ia menulis surat atas nama Ahab, memeteraikannya
dengan meterai raja, lalu mengirim surat itu kepada tua-tua dan pemuka-pemuka
yang diam sekota dengan Nabot. (9) Dalam surat itu ditulisnya demikian:
‘Maklumkanlah puasa dan suruhlah Nabot duduk paling depan di antara rakyat.
(10) Suruh jugalah dua orang dursila duduk menghadapinya, dan mereka harus naik
saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk Allah dan raja.
Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati.’
(11) Orang-orang sekotanya, yakni tua-tua dan pemuka-pemuka, yang diam di
kotanya itu, melakukan seperti yang diperintahkan Izebel kepada mereka, seperti
yang tertulis dalam surat yang dikirimkannya kepada mereka. (12) Mereka
memaklumkan puasa dan menyuruh Nabot duduk paling depan di antara rakyat. (13)
Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk
menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan
rakyat, katanya: ‘Nabot telah mengutuk Allah dan raja.’ Sesudah itu mereka
membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati. (14)
Setelah itu mereka menyuruh orang kepada Izebel mengatakan: ‘Nabot sudah
dilempari sampai mati.’ (15) Segera sesudah Izebel mendengar, bahwa Nabot sudah
dilempari sampai mati, berkatalah Izebel kepada Ahab: ‘Bangunlah, ambillah
kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, menjadi milikmu, karena Nabot yang
menolak memberikannya kepadamu dengan bayaran uang, sudah tidak hidup lagi; ia
sudah mati.’ (16) Segera sesudah Ahab mendengar, bahwa Nabot sudah mati, ia
bangun dan pergi ke kebun anggur Nabot, orang Yizreel itu, untuk mengambil
kebun itu menjadi miliknya”.
3.Orang
kristen dilarang untuk menjadi bendahara gereja,
karena dalam Kitab Suci hanya dilakukan oleh Yudas Iskariot (Yoh 12:6). Dalam
Kitab Suci banyak orang menjadi ‘bendahara negara’ tetapi tidak ada bendahara
gereja, kecuali Yudas Iskariot.
Yoh 12:6 - “Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya”.
4.Orang
kristen dilarang untuk disunat pada usia 13 tahun,
karena dalam Kitab Suci hanya Ismael yang mengalami hal itu.
Kej 17:25 - “Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya”.
5.Seorang
laki-laki dilarang memasakkan makanan untuk ayahnya,
karena dalam Kitab Suci hanya Esau yang melakukan hal itu.
Kej 27:30-31 - “(30) Setelah Ishak selesai memberkati Yakub, dan baru saja Yakub keluar meninggalkan Ishak, ayahnya, pulanglah Esau, kakaknya, dari berburu. (31) Ia juga menyediakan makanan yang enak, lalu membawanya kepada ayahnya. Katanya kepada ayahnya: ‘Bapa, bangunlah dan makan daging buruan masakan anakmu, agar engkau memberkati aku.’”.
6.Orang
kristen tidak boleh mencucuk daging dengan garpu bergigi 3,
karena dalam Kitab Suci hanya bujang dari Hofni dan Pinehas yang melakukannya.
1Sam 2:12-17 - “(12) Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak mengindahkan TUHAN, (13) ataupun batas hak para imam terhadap bangsa itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di tangannya (14) dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo. (15) Bahkan sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada orang yang mempersembahkan korban itu: ‘Berikanlah daging kepada imam untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging yang dimasak, hanya yang mentah saja.’ (16) Apabila orang itu menjawabnya: ‘Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu sesuka hatimu,’ maka berkatalah ia kepada orang itu: ‘Sekarang juga harus kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.’ (17) Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN”.
7.Orang
kristen tidak boleh mandi di sungai karena dalam Kitab Suci hanya puteri Firaun
yang melakukannya (Kel 2:5). Naaman bukan mandi, tetapi hanya
membenamkan diri di sungai untuk mentahirkan kustanya sesuai dengan perintah
Elisa.
Kel 2:5 - “Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya”.
8.Seorang
ibu tak boleh membawa anaknya dengan roti dan sekirbat air,
karena dalam Kitab Suci hanya Hagar yang melakukan hal itu.
Kej 21:14 - “Keesokan
harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya
kepada Hagar. Ia meletakkan itu beserta anaknya di atas bahu Hagar, kemudian
disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang
gurun Bersyeba”.
9.
Seorang ibu tidak boleh menangisi anak laki-lakinya yang hampir mati kehausan,
karena dalam Kitab Suci hanya Hagar yang melakukan hal itu.
Kej 21:16 - “dan ia (Hagar) duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: ‘Tidak tahan aku melihat anak itu (Ismael) mati.’ Sedang ia duduk di situ, menangislah ia dengan suara nyaring”.
d)Penjelasan tentang Ayub dan Yeremia yang mengutuki hari
kelahiran mereka.
Baik Ayub maupun Yeremia
memang mengutuki hari kelahiran mereka (Ayub 3:3 Yer 20:14), tetapi itu sama sekali tidak
menunjukkan bahwa mereka / Kitab Suci menentang perayaan hari ulang tahun.
Ayub dan Yeremia mengutuki
hari kelahiran mereka, karena penderitaan yang mereka alami. Jadi, saking
menderitanya, mereka berharap mereka tidak pernah dilahirkan, dan itu mereka
nyatakan dengan mengutuki hari kelahiran mereka. Untuk lebih jelasnya, mari
kita membaca seluruh konteks dari ayat-ayat tersebut:
1.Ayub 3:1-19 - “(1) Sesudah
itu Ayub membuka mulutnya dan mengutuki hari kelahirannya. (2) Maka
berbicaralah Ayub: (3) ‘Biarlah hilang lenyap hari kelahiranku dan malam yang
mengatakan: Seorang anak laki-laki telah ada dalam kandungan. (4) Biarlah hari
itu menjadi kegelapan, janganlah kiranya Allah yang di atas menghiraukannya,
dan janganlah cahaya terang menyinarinya. (5) Biarlah kegelapan dan kekelaman
menuntut hari itu, awan-gemawan menudunginya, dan gerhana matahari mengejutkannya.
(6) Malam itu - biarlah dia dicekam oleh kegelapan; janganlah ia bersukaria
pada hari-hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan bulan-bulan. (7)
Ya, biarlah pada malam itu tidak ada yang melahirkan, dan tidak terdengar suara
kegirangan. (8) Biarlah ia disumpahi oleh para pengutuk hari, oleh mereka yang
pandai membangkitkan marah Lewiatan. (9) Biarlah bintang-bintang senja menjadi
gelap; biarlah ia menantikan terang yang tak kunjung datang, janganlah ia
melihat merekahnya fajar, (10) karena tidak ditutupnya pintu kandungan ibuku,
dan tidak disembunyikannya kesusahan dari mataku. (11) Mengapa aku tidak mati
waktu aku lahir, atau binasa waktu aku keluar dari kandungan? (12) Mengapa
pangkuan menerima aku; mengapa ada buah dada, sehingga aku dapat menyusu? (13)
Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur dan mendapat
istirahat (14) bersama-sama raja-raja dan penasihat-penasihat di bumi, yang
mendirikan kembali reruntuhan bagi dirinya, (15) atau bersama-sama
pembesar-pembesar yang mempunyai emas, yang memenuhi rumahnya dengan perak.
(16) Atau mengapa aku tidak seperti anak gugur yang disembunyikan, seperti bayi
yang tidak melihat terang? (17) Di sanalah orang fasik berhenti menimbulkan
huru-hara, di sanalah mereka yang kehabisan tenaga mendapat istirahat. (18) Dan
para tawanan bersama-sama menjadi tenang, mereka tidak lagi mendengar suara
pengerah. (19) Di sana orang kecil dan orang besar sama, dan budak bebas dari
pada tuannya”.
Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan dari teks Ayub 3:1-19 ini:
a.Pengutukan
hari kelahirannya jelas disebabkan penderitaannya yang luar biasa hebatnya,
yang telah diceritakan dalam Ayub 1-2. Ini menyebabkan ia tidak ingin hidup,
dan bahkan berharap:
-agar
ia tidak pernah dilahirkan / gugur (ay 3,7,10a,16).
-mati
pada saat lahir (ay 11).
-agar tidak ada ibu yang
memelihara dan menyusuinya (ay 12).
Tujuan dari harapan ini ada
dalam ay 13: “Jikalau tidak, aku sekarang berbaring dan tenang; aku tertidur
dan mendapat istirahat”.
Kalau ayat-ayat seperti ini
dipakai sebagai dasar untuk menentang perayaan hari ulang tahun, itu
betul-betul suatu pengutipan / penggunaan ayat yang ‘out of konteks’ (= keluar
dari konteks), dan lagi-lagi merupakan suatu metode penafsiran yang sangat
salah dan bodoh.
b.Ayub
pasti tidak mengutuki seadanya / semua hari kelahiran,
tetapi hanya hari kelahirannya sendiri saja.
Kalau pengutukan hari
kelahiran ini dianggap berlaku umum, maka konsekwensinya adalah bahwa Ayub juga
mengutuki, atau menyesalkan, semua orang perempuan yang:
-mengandung.
-melahirkan
anak.
-memelihara
anak.
-menyusui
anak.
-dan sebagainya.
Ini tentu gila dan tidak
masuk akal!
2.Yer 20:7-18 - “(7) Engkau
telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau
terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan
sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku. (8) Sebab setiap kali aku
berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: ‘Kelaliman! Aniaya!’ Sebab
firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari. (9) Tetapi
apabila aku berpikir: ‘Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan
firman lagi demi namaNya’, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang
menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk
menahannya, tetapi aku tidak sanggup. (10) Aku telah mendengar bisikan banyak
orang: ‘Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau
mengadukan dia!’ Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung
jatuh: ‘Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat
mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!’ (11) Tetapi
TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang
mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang
selama-lamanya tidak terlupakan! (12) Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang
benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasanMu terhadap
mereka, sebab kepadaMulah kuserahkan perkaraku. (13) Menyanyilah untuk TUHAN,
pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan
orang-orang yang berbuat jahat. (14) Terkutuklah hari ketika aku dilahirkan!
Biarlah jangan diberkati hari ketika ibuku melahirkan aku! (15) Terkutuklah
orang yang membawa kabar kepada bapaku dengan mengatakan: ‘Seorang anak
laki-laki telah dilahirkan bagimu!’ yang membuat dia bersukacita dengan sangat.
(16) Terjadilah kepada hari itu seperti kepada kota-kota yang
ditunggangbalikkan TUHAN tanpa belas kasihan! Didengarnyalah kiranya teriakan
pada waktu pagi dan hiruk-pikuk pada waktu tengah hari! (17) Karena hari itu
tidak membunuh aku selagi di kandungan, sehingga ibuku menjadi kuburanku, dan
ia mengandung untuk selamanya! (18) Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan,
melihat kesusahan dan kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam
malu?”.
Sama seperti dalam teks Ayub
di atas, Yeremia juga mengutuki hari kelahirannya (ay 14,15), karena
penderitaannya yang hebat. Penderitaannya disebabkan karena permusuhan dari
orang-orang kepada siapa ia memberitakan Firman Tuhan (ay 7-10). Ini
menyebabkan ia ingin mati, yang ia wujudkan dengan mengutuki hari kelahirannya,
dan tujuannya hanyalah supaya ia tidak menderita. Ini terlihat dari ay 18 yang
berbunyi: “Mengapa gerangan aku keluar dari kandungan, melihat kesusahan dan
kedukaan, sehingga hari-hariku habis berlalu dalam malu?”.
Lagi-lagi, kalau ayat
seperti ini dijadikan dasar untuk melarang merayakan HUT, maka itu merupakan
pengutipan dan penafsiran ayat yang out of konteks (= keluar dari konteksnya),
yang merupakan suatu cara penafsiran yang salah.
Juga, sama seperti dalam
kasus Ayub di atas, Yeremia tentu tidak mengutuk seadanya hari kelahiran dari
semua orang, tetapi hanya hari kelahirannya sendiri saja. Kalau hal khusus
seperti ini dianggap berlaku umum / untuk semua orang, maka kita juga harus menganggap
bahwa Yeremia:
- mengutuk setiap orang yang membawa berita kelahiran kepada bapa si bayi (ay 15).
- menyenangi keguguran bayi dalam kandungan (ay 17a).
- menginginkan semua ibu mengandung selamanya tanpa pernah melahirkan bayinya (ay 17c-18a).
- Merupakan suatu kegilaan untuk menganggap seorang nabi seperti Yeremia bisa seperti itu!
2)Kristus tidak dilahirkan pada tanggal 25 Desember; tanggal
kelahiranNya tidak diketahui.
Orang-orang yang anti Natal itu mengatakan
bahwa karena Allah tidak memberitahu kita tanggal kelahiran Kristus, atau
karena Allah menyembunyikan tanggal kelahiran Kristus, itu merupakan bukti
bahwa Ia tidak menghendaki kita untuk merayakannya.
Disamping itu, orang-orang
yang anti Natal itu beranggapan bahwa karena tanggal 25 Desember bukan tanggal
kelahiran Kristus, maka kita berdusta kalau kita merayakan hari kelahiran
Kristus pada tanggal 25 Desember.
Internet: “Jika
Allah memang menghendaki supaya orang-orang Kristen merayakan hari
kelahiran-Nya, Dia tentu sudah memberitahu umat-Nya KAPAN KRISTUS DILAHIRKAN!
Inilah suatu bukti bahwa jika ALLAH TELAH MERENCANAKAN agar supaya kita
merayakan hari kelahiran Kristus, maka Ia tidak akan menyembunyikan tanggal
kelahiran-Nya secara sempurna!”.
“Tahun demi tahun, para orang tua menghukum
anak-anaknya jika mereka berbohong. Kemudian, pada saat Natal, mereka sendiri
bercerita kepada anak-anaknya tentang kebohongan Sinterklas ini. Apakah
mengherankan jika banyak dari mereka, setelah mereka tumbuh dewasa, mulai
mempercayai Allah hanya sebagai sebuah dongeng? Apakah KEKRISTENAN mengajarkan
kebohongan dan dongeng-dongeng kepada anak-anak kecil? Jika engkau sudah tidak mengajarkan
kebohongan Sinterklas kepada anak-anakmu, lalu ingatlah, bahwa adalah SAMA
BOHONGNYA jika engkau mengatakan kepada anak-anakmu bahwa Yesus dilahirkan pada
hari Natal!”.
Jawaban saya:
a)Kalau Allah tidak memberi tahu kita kapan Kristus dilahirkan,
apakah itu merupakan suatu bukti bahwa Allah tidak menghendaki kita untuk
merayakan / memperingatinya? Menurut saya: tidak!
Kita memang tidak tahu kapan
Yesus dilahirkan. Ada penafsir yang mengatakan bahwa untuk setiap bulan dalam
sepanjang tahun, ada satu kelompok kristen yang mempercayainya sebagai bulan
kelahiran Yesus. Ini memang menunjukkan bahwa tidak ada orang yang tahu tanggal
dan bulan kelahiran Kristus, dan mungkin bahkan tahun kelahiranNya. Tetapi itu
belum bisa dijadikan suatu bukti bahwa Ia tidak menghendaki kita merayakan /
memperingati kelahiran Kristus tersebut. Memang kadang-kadang Allah mengatur
sesuatu supaya tidak diketahui oleh manusia, dan Ia melakukan ini karena Ia
tidak menghendaki manusia untuk berurusan dengan hal itu. Misalnya dalam
persoalan kubur dari Musa. Ini sengaja disembunyikan (Ul 34:5-6), karena
mungkin Allah tahu bahwa seandainya bangsa Israel tahu tempat itu, mereka
mungkin akan melakukan penyembahan terhadapnya. Tetapi tidak selalu seperti
itu. Dalam Perjanjian Lama Allah memperkenalkan namaNya kepada Musa (Kel
3:14-15), dan ini jelas menunjukkan bahwa pada saat itu Allah menghendaki
orang-orang Israel untuk menggunakan nama itu asal tidak dengan sembarangan.
Tetapi Allah mengatur sehingga jaman sekarang tidak ada orang yang tahu
bagaimana mengucapkan nama Allah tersebut. Akibatnya, jaman sekarang orang
kristen menyebutNya sebagai TUHAN, LORD, YEHOVAH, YAHWEH, Yehuwa, dsb, yang
merupakan sebutan-sebutan yang salah / belum tentu benar.
b)Sebetulnya, tanpa dijelaskanpun, ‘fakta sudah berbicara
sendiri’ kepada semua orang bahwa orang Kristen tidak menganggap bahwa Natal
terjadi pada tanggal 25 Desember.
Fakta apa? Fakta bahwa
banyak orang sudah merayakan Natal pada awal Desember, dan ada orang-orang yang
masih merayakan Natal pada bulan Januari dan bahkan Februari. Semua ini sudah
menunjukkan secara jelas kepada siapapun yang tidak membutakan dirinya, bahwa
orang Kristen memang tidak menganggap bahwa Kristus dilahirkan pada tanggal 25
Desember, dan bahwa kita memang tidak mengetahui tanggal kelahiranNya.
Tetapi kalau itu dirasa
kurang cukup, maka dalam merayakannya, kita bisa menjelaskan hal itu kepada
jemaat dan khususnya anak-anak Sekolah Minggu, bahwa tanggal 25 Desember itu
sebetulnya bukan tanggal kelahiran Yesus yang sebenarnya, dan dengan demikian
kita bukan mendustai orang.
c)Orang yang tidak diketahui tanggal lahirnya sering diberi hari
dimana HUTnya bisa dirayakan.
Kita mungkin sering
mendengar tentang orang kuno yang tidak mengetahui tanggal kelahirannya
sendiri, dan karena itu keluarganya menciptakan tanggal kelahiran baginya, dan
merayakannya setiap tahun pada tanggal tersebut. Apakah ini merupakan dusta?
Mengapa keluarga tersebut tetap merayakan hari ulang tahun dari orang itu
padahal mereka tidak mengetahui tanggal sebenarnya? Saya kira, karena kecintaan
mereka terhadap orang itu, sehingga mereka ingin menunjukkan kasih yang khusus
terhadap orang itu sedikitnya satu kali setahun. Hal ini tidak terlalu berbeda
dengan Natal! Yang penting bukan saat kelahiran Kristus, tetapi fakta bahwa Ia
sudah lahir untuk kita. Kita ingin membalas kasihNya sedikitnya sekali setahun,
dengan merayakan hari kelahiranNya, pada hari yang kita sendiri tentukan.
d)Perhatikan dusta / fitnahan dari orang-orang yang anti Natal
ini (perhatikan bagian yang saya garis bawahi dari kutipan di atas).
- Mereka mengatakan bahwa Natal merupakan suatu kebohongan yang sama dengan Sinterklaas. Ini omong kosong, karena selama point b) di atas kita lakukan, kita sudah bebas dari tuduhan kebohongan. Dan jelas bahwa tidak semua orang kristen / gereja menggabungkan Natal dengan Sinterklaas. Saya sendiri jelas sangat menentang penggabungan seperti itu.
- Penulis internet yang anti Natal itu mengatakan ‘Apakah mengherankan jika banyak dari mereka, setelah mereka tumbuh dewasa, mulai mempercayai Allah hanya sebagai sebuah dongeng?’.
Saya pikir tuduhan-tuduhan
ini, khususnya yang kedua, merupakan pemikiran dari orang-orang yang tidak
punya logika, dan yang asal menuduh. Tuduhan itu sama sekali bukan merupakan
suatu fakta / kebenaran, dan jelas merupakan suatu exaggeration (tindakan
melebih-lebihkan), dan karena itu merupakan suatu dusta / fitnah. Saya ingin
bertanya: Siapa, yang karena dari kecil merayakan Natal, akhirnya tumbuh
sebagai orang yang mempercayai bahwa Allah itu hanya sekedar dongeng? Dan
seandainya ada orang-orang seperti itu, bagaimana para pemfitnah ini bisa
membuktikan bahwa orang-orang itu mempercayai Allah sebagai dongeng karena
mereka pada waktu kecilnya diajar merayakan Natal?
Orang-orang yang anti Natal
ini menuduh kita yang merayakan Natal sebagai berdusta, sementara mereka
sendiri melakukan fitnahan seperti ini. Mungkin mereka sebaiknya memperhatikan
kata-kata Yesus dalam Mat 7:1-5 - “(1) ‘Jangan kamu menghakimi, supaya kamu
tidak dihakimi. (2) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi,
kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu. (3) Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan
balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? (4) Bagaimanakah engkau dapat
berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,
padahal ada balok di dalam matamu. (5) Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu
balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan
selumbar itu dari mata saudaramu.’”.
3)Merayakan Natal berarti menilai Kristus menurut daging (2Kor 5:16).
Internet:
“Ada satu ALASAN YANG SANGAT PENTING mengenai hal ini. Paulus mengatakan kepada
kita di 2Kor. 5:16, Jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian. Ayat ini di dalam Alkitab versi
Amplified dikatakan sbb: Tidak, sekalipun kami pernah menilai Kristus dari sisi
pandang manusia dan sebagai manusia, akan tetapi kami sekarang telah memiliki
pengetahuan tentang Dia sedemikian sehingga kami tidak lagi mengenal Dia secara
daging atau jasmani; Yang Paulus maksudkan adalah bahwa kita harus MENGENAL
KRISTUS SECARA ROHANI, di dalam dan oleh ROH, dan bukan MENURUT DAGING, bukan
sebagai seorang manusia, bukan menurut huruf-huruf, bukan sebagai seorang bayi
… karena hal-hal tersebut TIDAK ADA ARTINYA bagi kita yang memiliki HIDUP
ROHANI!”.
Jawaban saya:
a)Orang bodoh ini menuduh dengan menggunakan ayat, tanpa
mengerti arti ayat itu.
2Kor 5:16 - “Sebab itu kami
tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah
menilai Kristus menurut ukuran manusia (Literal: ‘menurut daging’), sekarang
kami tidak lagi menilaiNya demikian”.
Ada 2 penafsiran yang
memungkinkan tentang ayat ini:
1.‘Menilai Kristus menurut daging’ artinya menilainya sesuai dengan pengertian agama Yahudi pada jaman itu, dimana Mesias dianggap sebagai raja duniawi yang akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi. Sebaliknya menilai Kristus secara rohani, berarti menerima / mempercayai Dia sebagai Raja dan Juruselamat secara rohani.2.‘Menilai Kristus menurut daging’ artinya menganggap Dia hanya sebagai manusia saja. Sedangkan menilai Kristus secara rohani artinya menilaiNya sesuai dengan ajaran Kitab Suci, yang menyatakan Kristus bukan hanya sebagai manusia tetapi juga sebagai Allah, Juruselamat, Mesias, dsb.
Yang manapun yang benar dari
kedua penafsiran di atas ini, jelas menunjukkan bahwa kita tidak bisa
menggunakan ayat ini sebagaimana para penulis yang anti Natal itu
menggunakannya!
b)Perhatikan bagian-bagian yang saya garis-bawahi dari kutipan
dari internet di atas.
Dari bagian-bagian itu
terlihat bahwa rupanya orang bodoh dan sesat ini hanya mau mempedulikan Yesus
sebagai Allah tetapi tidak Yesus sebagai manusia. Ini bodoh dan sesat.
Keilahian maupun kemanusiaan Yesus sama pentingnya bagi kita. Tanpa
kemanusiaanNya, Ia tidak bisa menderita dan mati untuk menebus dosa-dosa kita.
Kitab Suci dalam banyak
bagian lain, menekankan kemanusiaan Yesus, seperti dalam:
- 1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”.
- Fil 2:5-7 - “(5) Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, (6) tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, (7) melainkan telah mengosongkan diriNya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia”.
- 1Yoh 1:1-3 - “(1) Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup - itulah yang kami tuliskan kepada kamu. (2) Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. (3) Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan AnakNya, Yesus Kristus”.
Bandingkan dengan kata-kata
Hobbs dalam tafsirannya tentang 1Yoh 1:1 di bawah ini:
- Herschel H. Hobbs: “It is just as great a heresy to deny His humanity as to deny His deity” (=Menyangkal kemanusiaanNya adalah sama sesatnya dengan menyangkal keilahianNya) - ‘The Epistles of John’, hal 21.
- Herschel H. Hobbs mengutip Robert G. Lee: “As in eternity he leaned upon the bosom of his Father without a mother, so in time he leaned upon the bosom of his mother without a father” (= Sebagaimana dalam kekekalan Ia bersandar pada dada BapaNya tanpa seorang ibu, demikian juga dalam waktu Ia bersandar pada dada ibuNya tanpa seorang bapa) - ‘The Epistles of John’, hal 21.
Juga bandingkan dengan
komentar dari John Stott dan Calvin dalam
tafsiran mereka tentang 1Yoh 4:2-3 - “(2) Demikianlah kita mengenal Roh Allah:
setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia,
berasal dari Allah, (3) dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal
dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar,
bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia”.
John Stott (Tyndale): “The
Person of Christ is central. No system can be tolerated, however loud its
claims or learned its adherents, if it denies that Jesus is the Christ come in
the flesh, that is, if it denies either His eternal deity or His historical
humanity. Its teachers are false prophets and its origin is the spirit of
antichrist” (= Pribadi dari Kristus adalah sentral. Tidak ada sistim yang bisa
ditoleransi, betapapun keras claimnya atau terpelajarnya para pengikutnya, jika
itu menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus yang datang dalam daging, yaitu, jika
itu menyangkal atau keilahianNya yang kekal atau kemanusiaanNya yang bersifat
sejarah. Pengajar-pengajarnya adalah nabi-nabi palsu dan asal usulnya adalah
roh antikristus) - ‘The Epistles of John’, hal 155.
Calvin: “as Christ is the
object at which faith aims, so he is the stone at which all heretics stumble.
... when the Apostle says that Christ ‘came’, we hence conclude that he was
before with the Father; by which his eternal divinity is proved. By saying that
he came ‘in the flesh,’ he means that by putting on flesh, he became a real
man, of the same nature with us, that he might become our brother, except that
he was free from every sin and corruption” (= karena Kristus adalah obyek
kepada mana iman ditujukan, demikianlah Ia adalah batu pada mana semua
orang-orang sesat tersandung. ... pada waktu sang Rasul berkata bahwa Kristus
‘datang’, dari sini kita menyimpulkan bahwa tadinya Ia bersama dengan Bapa;
dengan mana keilahianNya yang kekal dibuktikan. Dengan mengatakan bahwa Ia
datang ‘dalam daging’, ia memaksudkan bahwa oleh pengenaan daging, Ia menjadi
manusia yang sungguh-sungguh, dengan hakekat yang sama dengan kita, supaya Ia
bisa menjadi saudara kita, kecuali bahwa Ia bebas dari setiap dosa dan kerusakan)
- hal 232.
4)Orang yang hidup dalam Roh tidak membutuhkan peringatan.
Internet:
“oleh karena kita hidup di dalam ROH dan hadirat Allah, kita TIDAK MEMBUTUHKAN
HARI atau PESTA-PESTA atau PERAYAAN atau PERINGATAN agar supaya kita MENGINGAT
DIA atau membawa pikiran dan kasih kita kepada-Nya”.
Tanggapan saya:
Ini omongan dari orang bodoh
dan sok suci, seakan-akan dia bisa selalu mengingat kasih Tuhan tanpa pengingat
apapun. Tidak heran ia tidak bisa mengingat ayat-ayat Kitab Suci yang bertentangan
dengan pandangannya. Ayat-ayat yang bagaimana? Ayat-ayat yang menunjukkan bahwa
Allah sendiri memberi banyak hal untuk mengingatkan, dan menyuruh umatNya untuk
melakukan banyak peringatan. Mengapa? Karena Ia tahu bahwa kita mudah sekali
melupakan apa yang seharusnya tidak boleh kita lupakan.
Contoh:
a)Pemberian
pelangi.
Kej 9:8-17 - “(8)
Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan
dia: (9) ‘Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjianKu dengan kamu dan dengan
keturunanmu, (10) dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan
kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang
bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang
di bumi. (11) Maka Kuadakan perjanjianKu dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada
yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air
bah untuk memusnahkan bumi.’ (12) Dan Allah berfirman: ‘Inilah tanda perjanjian
yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang
bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya: (13) BusurKu
Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi. (14)
Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
(15) maka Aku akan mengingat perjanjianKu yang telah ada antara Aku dan kamu
serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air
tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup. (16) Jika busur
itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjianKu
yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada
di bumi.’ (17) Berfirmanlah Allah kepada Nuh: ‘Inilah tanda perjanjian yang
Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi.’”.
b)
Tanda sunat.
Kej 17:1-14 - “(1) Ketika
Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada
Abram dan berfirman kepadanya: ‘Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di
hadapanKu dengan tidak bercela. (2) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku
dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak.’ (3) Lalu sujudlah
Abram, dan Allah berfirman kepadanya: (4) ‘Dari pihakKu, inilah perjanjianKu
dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. (5) Karena itu
namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan
menjadi bapa sejumlah besar bangsa. (6) Aku akan membuat engkau beranak cucu
sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan
berasal raja-raja. (7) Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau
serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku
menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. (8) Kepadamu dan kepada keturunanmu akan
Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan
akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah
mereka.’ (9) Lagi firman Allah kepada Abraham: ‘Dari pihakmu, engkau harus
memegang perjanjianKu, engkau dan keturunanmu turun-temurun. (10) Inilah
perjanjianKu, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta
keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; (11) haruslah
dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan
kamu. (12) Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap
laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun
yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk
keturunanmu. (13) Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan
uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjianKu itu menjadi perjanjian
yang kekal. (14) Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak
dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara
orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjianKu.’”.
c)Paskah
/ Passover.
Kel 12:14 - “Hari ini akan
menjadi hari peringatan bagimu. Kamu harus merayakannya sebagai hari raya bagi
TUHAN turun-temurun. Kamu harus merayakannya sebagai ketetapan untuk
selamanya”.
Kel 13:3,8 - “(3) Lalu
berkatalah Musa kepada bangsa itu: ‘Peringatilah hari ini, sebab pada hari ini
kamu keluar dari Mesir, dari rumah perbudakan; karena dengan kekuatan tanganNya
TUHAN telah membawa kamu keluar dari sana. Sebab itu tidak boleh dimakan
sesuatupun yang beragi. ... (8) Pada hari itu harus kauberitahukan kepada
anakmu laki-laki: Ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat TUHAN
kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir”.
d)Perintah tentang 12 batu peringatan.
Yos 4:7 - “maka haruslah kamu
katakan kepada mereka: Bahwa air sungai Yordan terputus di depan tabut
perjanjian TUHAN; ketika tabut itu menyeberangi sungai Yordan, air sungai
Yordan itu terputus. Sebab itu batu-batu ini akan menjadi tanda peringatan bagi
orang Israel untuk selama-lamanya.’”.
e)Perjamuan Kudus.
Luk 22:19 - “Lalu Ia
mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka, kataNya: ‘Inilah tubuhKu yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini
menjadi peringatan akan Aku.’”.
1Kor 11:23-26 - “(23) Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti (24) dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: ‘Inilah tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!’ (25) Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: ‘Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darahKu; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!’ (26) Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang”.
Orang-orang yang anti Natal
itu bisa mengatakan bahwa peringatan-peringatan pada point-point a) - d) di
atas ada dalam Perjanjian Lama, tetapi bagaimana dengan peringatan yang Tuhan
perintahkan berkenaan dengan Perjamuan Kudus [point e)]? Ini ada dalam
Perjanjian Baru! Kalau kita memang tidak membutuhkan pengingat apapun, lalu
mengapa Tuhan memerintahkan kita untuk melakukan Perjamuan Kudus? Bukankah itu
untuk memperingati dan sekaligus memberitakan kematian Kristus (1Kor 11:23-26)?
Kredit foto ilustrasi:The Adoration of the Magi 1674, Jan de Bray 1627-1697, Historical Museum Bamberg, German
No comments:
Post a Comment