Oleh: Pastor Prof. Richard Gamble, Th.D
Sebuah Nama yang Dimuliakan
I.Pengantar
Kitab Ibrani dimulai secara
tak biasa dan tajam dengan seketika melompat kedalam tema utamanya: keunikan
dan finalitas pewahyuan Tuhan dalam Anaknya Yesus Kristus. Pada empat ayat
pertama saja, enam kebenaran penting
sedang diproklamasikan mengenai Yesus Kristus.
Di sini kita akan
memfokuskan perhatian kita pada 3 kebenaran yang terkait dengan pekerjaannya selama
di bumi. Tetapi sementara kita melakukannya, harus dicamkan dalam benak kita
bahwa pengetahuan karya menyelamatkan yang diusung Kristus bagi kita tidak
pernah dapat dipisahkan dari pengetahuan akan siapakah Kristus itu sendiri.
Juga, kita harus mengingat bahwa pengetahuan mengenai Kristus adalah berbeda
dari semua tipe pengetahuan. Seorang dokter tahu lebih banyak mengenai tubuh-tubuh kita daripada apa
yang kita sendiri ketahui, dan pengetahuan itu mempengaruhi dia—dokter itu
memandang dunia secara berbeda dari kita. Sama benarnya dengan para petani,
insinyur, guru,dan banyak bidang lainnya. Sebagai orang-orang Kristen, kita
akan memandang bahwa pengetahuan akan Kristus tak hanya mempengaruhi kita,
tetapi mentransformasi manusia kita
sendiri.
Selagi mempelajari karya
Kristus melalui Ibrani 1:1-4, satu poin
utama yang akan kita tekankan adalah bahwa setiap hal yang telah Kristus
terima, kita juga telah menerimanya.
II.Perbandingan-Perbandingan
dan Kontras-Kontras
Dua ayat pendahulu pada Ibrani dirancang dalam 3 bagian struktur perbandingan-perbandingan
dan kontras-kontras yang cukup indah:
(1)Anak Allah disajikan dalam kontras terhadap nabi-nabi. Dimana Tuhan telah berkata sejak lampau melalui nabi-nabi, dia berbicara dalam hari-hari akhir ini melalui Anak.(2)Kita dikontraskan pada bapa-bapa atau para leluhur Perjanjian Lama. Tuhan telah berbicara sejak lampau pada para leluhur, tetapi sekarang berbicara kepada kita.(3)Cara-cara yang berbeda yang melaluinya Tuhan telah berbicara dengan para leluhur dibandingkan dengan pewahyuan final yang telah diberikan kepada kita di dalam Kristus. Pada waktu lampau Tuhan telah berbicara pada berbagai waktu, dan sekarang dia berbicara kepada kita, di akhir waktu.
Walalupun keragaman eksis
dalam Perjanjian-Perjanjian, satu Tuhan yang benar telah menuliskan kedua
pewahyuan tersebut. Firman Tuhan selalu benar, dan dia telah berbicara pada
keduanya dalam cara yang sama. Walaupun ada sebuah perbedaan, sebuah peluasan,
dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru,
adalah salah untuk mengatakan bahwa perbedaan-perbedaan antara Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru bersifat fundamental. Perjanjian Lama bukan “hukum”
sementara Perjanjian Baru adalah “injil.”
Perbandingan sebagai sebuah
keseluruhan adalah indah. Yesus, seperti para nabi sebelumnya, telah
memperkatakan firman Tuhan, namun tak seperti nabi-nabi tersebut, dia sendiri adalah
Firman kekal yang telah menjadi Firman yang berinkarnasi[1]. Keunikan Kristus nampak bahwa dia adalah seorang Anak, berbeda dari
semua nabi-nabi yang telah pergi sebelum dia.
Lebih lanjut, kita sedang
hidup dalam sebuah waktu pewahyuan yang lebih agung, dalam hal itu kita hidup dalam hari-haru ketika Anak Allah telah
disingkapkan. Kita di dalam sebuah kondisi yang jauh lebih ungguk daripada
mereka yang hidup dibawah penyelengaraan
Perjanjian Lama. Keragaman yang sedang
dirujukan dalam ayat pertama mengindikasikan bahwa penglihatan-penglihatan dan beragam sarana lainnya yang melalui itu Tuhan telah menyingkapkan
diri-Nya secara tak lengkap. Jika cara yang melalui itu Tuhan telah menyingkapkan dirinya telah merupakan
yang sempurna dan komplit, maka tidaklah
diperlukan pewahyuan yang
komplit.
Nas itu juga menunjukan
sebuah kontras diantara masa-masa, dilanjutkan ketika era terdahulu dikontraskan dengan era final ini. Ada terdapat era-era
yang berbeda terlibat di sini—“Satu era yang ditandai oleh ketidakpenuhan dan penantian, era
lainnya ditandai oleh kepenuhan dan
penggenapan, dam ultimat.” Ini
adalah sebuah kontras yang fundamental
Ibrani karena “tatanan lama
pernyataan-pernyataan profetik, kovenan Mosaik, dan keimamatan Lewi telah
diserahkan kepada tatanan baru. Itu adalah tatanan realita Mesianik yang adalah
final dan kepemimpinannya permanen, keimamatan tatanan baru dan kerajaan tatanan baru secara unik dimiliki dia yang
adalah Anak yang kekal.” Ekspresi “era final ini” atau zaman akhir, pada
ektremitas hari-hari (sejarah) itu, muncul
lusinan kali dalam Perjanjian Lama dan
menggambarkan masa mendatang sang Mesiah. Tidak ada lagi dasar apapun
untuk menantikan pewahyuan baru yang bagaimanapun; karena itu bukan sebuah kata
yang merupakan bagian yang dibawa Kristus, tetapi konklusi final[2].
III.Kontinuitas
Perjanjian Lama/Perjanjian Baru.
Ini terdengar seolah hanya ada diskontinuitas antara
testamen-testamen. Tetapi kontinuitas adalah nyata juga. Itu diafirmasi bahwa baik di dalam
tatanan lama dan tatanan baru, adalah Tuhan yang telah berbicara
kepada para leluhur/ Bapa-Bapa/nenek moyang dan bukan yang lain selain daripada Tuhan mahakuasa! Ada konsistensi yang merembesi seluruh pengajaranl kovenan
baru di dalam Kristus “adalah pewujudan dari janji-janji, nubuat-nubuat, dan
penggambaran-penggambaran, yang berasal dari jantung tatanan lama. Kristus
adalah firman final dari nabi-nabi.
Transisi: Karena itu,
sebelum kita secara aktual menyelesaikan ayat ke dua epistel ini, keseluruhan
te,a telah disampaikan. Ada sebuah supremasi unik dalam Yesus Kristus yang sedang diperbandingkan dengan karakter tak
penuh atau utuh pada semua agama dan nubuat sebelum Dia[3]. Tuhan telah berkata kepada
kita melalui seorang Anak, yang adalah Firman Tuhan sejati dan Tuhan juga
sungguh-sungguh telah berkata melalui nabi-nabi dari tatanan lama. Tuhan adalah penulis baik
Kovenan Lama dan Baru. Kehadiran Kristus adalah mengomplitkan nubuat Tuhan.
IV.
Kristus adalah:
A
Pencipta: pada bagian paruh akhir ayat ke dua[4]
Anak Allah disebut pencipta dunia. Karena Kristus adalah pencipta dunia, Dia
pasti telah eksis sejak segala
kekekalan, mulai waktu sebelum waktu telah dimulai[5]
B.Pewaris
atau yang berhak menerima. Disamping adalah pencipta segala sesuatu, Dia telah
ditunjuk mewarisi segala sesuatu. “Pewaris yang telah ditunjuk” adalah rujukan
langsung pada karya Kristus yang bersifat mediator. Ayat ini dikaitkan dengan
Mazmur 2:8 “Mintalah kepada-Ku, maka
bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi
menjadi kepunyaanmu.” Mazmur 2 adalah konteks menjadi Anak yang datang dari Bapa.
C.Kemuliaan
Tuhan. Yesus adalah pewaris dan kreator segala sesuatu dan
juga ada dalam sebuah hubungan dengan Bapa. Dia merefleksikan kemuliaan Tuhan
dan membawa tanda naturnya[6]. Ini bukan teologi abstrak tetapi sebuah
doktrin iman yang penting. Kemuliaan Bapa yang tak terlihat, dilihat dalam
Kristus. Itu ada dalam Kristus kemuliaan Tuhan yang sepenuhnya
dimanifestasikan. Kemegahan Bapa diimpresikan pada Anak dan terlihat di dalam
Anak. Tujuan penulis bukan sebuah
demonstrasi yang bersifat metafisika akan
keserupaan Bapa ditempatkan atau
disituasikan pada Naka. Ini untuk membangun iman kita, “sehingga kita dapat
belajar bahwa Tuhan dibuat menjadi dikenal bagi kita tidak di dalam cara lain
yang bagaimanapun selain daripada dalam Kristus.”[7]
D.Penopang.
Anak sebagai kreator juga bermakna bahwa
Dia menopang alam semesta dengan firman kuasanya. Dari permulaan Tuhan telah
menciptakan langit dan bumi berdasarkan
pada rencananya sendiri dan maksudnya sendiri. Kala dia menopang alam semesta
kita melihat sebuah aktivitas dinamik, sesuatu yang tidak berhenti berlangsung
tetapi berlanjut. Tuhan terus menopang alam semesta dengan firman kuasanya.
Jika Tuhan tidak melanjutkan untuk menopang dunia pada masing-masing dan setiap
momen, dunia akan tercebur ke dalam non eksistensi. Anak, adalah cahaya yang memancarkan kemuliaan Tuhan, sebuah salinan sempurna natur Tuhan. Dia
menopang alam semesta.
E.Mediator.
Dia juga melakukan pengudusan bagi kita atas dosa-dosa. Dia telah melakukan ini
sekali untuk selamanya, selama sejarah manusia. Aktivitas ini telah dilakukan
dalam keberadaan inkarnasinya, menghidupi sebuah kehidupan perendahan,
menderita kematian di salib, dan telah dibangkitkan dari kubur.
Apa yang penting adalah apa
yang telah terjadi setelah semua peristiwa ini telah dirampungkan. Setelah itu,
Yesus duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa di tempat tinggi. Dia telah
diterima masuk kedalam kemuliaan sorgawi sehingga Dia dapat memerintah semua
hal. Keselamatan ini yang telah didapatkan Kristus bagi kita bukanlah sesuatu yang bersifat temporer,
karena dia telah secara kekal mengambil sebuah takhta di tempat yang tinggi.
Kita tidak melihat dia sekarang, tetapi itu adalah sebuah penyebab bagi
sukacita kita! Dia telah menerima tak kurang kerajaan yang telah diberikan
padanya oleh Bapa[8]. Kerajaan itu di dalam sorga dimana Yesus
Kristus sedang mengadakan Pengantaraan
bagi kita(Ibrani 7:25).
Ada sebuah konteks khusus
yang mana kita semestinya memahami bagaimana Kristus sedang dimuliakan,
Rujukannya adalah pada Anak Allah sebagai Pengantara, yang bagi penebusan kita
telah merendahkan dirinya sendiri. Untuk sesaat saja dia lebih rendah daripada malaikat-malaikat
dan telah menjadi, sekali dan
selama-lamanya, jauh lebih unggul daripada malaikat-malaikat.
F.Pewaris
Nama yang dimuliakan. Kristus juga telah mewarisi sebuah nama yang jauh lebih
unggul daripada malaikat-malaikat. Rujukan di sini setidaknya 2 bagian. Dalam
era Ibrani, nama seseorang adalah lebih
penting daripada yang yang kita alami
kini. Sebuah nama memiliki makna karakter atau setidaknya untuk karakter yang diharapkan pada seorang
Pribadi. Lebih penting daripada itu bahwa makna dibalik yang mewarisi nama ini[9]
Nama yang jauh lebih unggul ini memperkatakan kemuliaan yang tertinggi dan itu
dipenuhi pada Kristus.
Transisi: Empat ayat ini telah banyak mengatakan terkait Juru
selamat kita. Kita mempelajari Dia sebagai Nabi Tuhan, sebagai Imam yang
mengadakan perantaraan bagi dosa-dosa kita, dan
Raja perkasa yang sekarang
memerintah atas sorga dan bumi. Ini
adalah sebuah fakta bahwa Yesus Kristus telah lahir dalam sebuah keadaan yang
lebih rendah, dan telah melakukan penebusan penuh bagi dosa-dosa kita. Ini adalah sebuah fakta bahwa Dia telah
dimuliakan di tempat tinggi. Kita juga tahu bahwa kita, sebagai orang-orang
percaya pada Yesus Kristus, telah membuat putera-putera dan puteri-puteri dalam
ke-Anak-annya, dan bahwa kita akan melihat Dia sebagaimana Dia adanya pada hari
Kebangkitan. Gerakan Tuhan dalam sejarah adalah selesai, dari Perjanjian Lama
yang tersembunyi ke Perjanjian Baru yang telah disingkapkan.Dia telah menerima
sebuah nama di atas segala nama lainnya! Dia adalah Tuhan dan tak akan pernah
dikalahkan! Dia tidak akan pernah
kembali tampil dalam sebuah keadaan perendahan!
Kristus
sebagai Pewaris: Telah ditebus sebagai pewaris-pewaris.
Kristus bekerja sebagi Pewaris, sebagai Mediator dan sebagai yang berhak
menerima sebuah nama yang lebih indah, memiliki
implikasi-implikasi bagi kita. Karya Kristus diterapkan, setidak-tidaknya dilekatkan,
pada kita juga.
1.Sebagai
Mediator. Dasar bagi penerapan karya Kristus bagi kita karena
ayat 3b “setelah dia melakukan penyucian dosa-dosa,” secara nyata bukan dosa-dosanya. “Telah melakukan
penyucian bagi dosa-dosa” adalah bagian dari paket deskripsi-deskripsi Anak
Allah ini. Itulah karyanya sebagai mediator bahwa inilah yang ada didalam benak
penulis ketika dia digambarkan sebagai “melakukan penyucian atas dosa-dosa.”
Kristus memediasi antara Tuhan Kudus
yang tidak dapat menerima dosa dan orang-orang berdosa seperti kita.
2.Sebagai
Pewaris. Kristus meletakan pada dirinya sendiri kepewarisan
sehingga dia dapat menyelamatkan apa yang telah hilang dalam Adam. Adam adalah pewaris segala
sesuatu, tetapi di dalam dosanya yang diwarisi itu telah hilang. Seluruh
Perjanjian Baru, orang-orang Kristen juga disebut “pewaris-pewaris dan
anak-anak,” namun ide tersebut tidak dapat dipahami di luar Kristus menjadi
pewaris utama, menjadi Penebus umat perjanjian Tuhan[10] Itu melalui karya Yesus
Kristus yang bersifat mediatorial sehingga kita menjadi pewaris-pewaris[11]
3.Sebagai
penerima sebuah nama yang dimuliakan. Nama milik Kristus
dimuliakan. Kita mengusung namanya sebagai orang-orang Kristen. Kita juga
memiliki sebuah nama yang dimuliakan. Nama-nama kita di dunia ini mungkin tidak
terlalu dimuliakan, tetapi nama rohani supernatural kita “kristus-kristus kecil” yang bermakna Kristen, dimuliakan.
Tuhan kita adalah Tuhan
yang berkuasa penuh dan kita adalah
umatnya; betapa ini adalah sebuah penyebab untuk bersukacita!
Yesus Kristus yang
perkasa tidak akan pernah meninggalkan
kita atau juga tidak akan pernah membiarkan kita sendiri.
Dia memegang kendali atas
segala sesuatu.
Segala puji bagi namanya
yang berkuasa penuh!
An Exalted Name |
diterjemahkan dan diedit oleh: Martin Simamora
Kredit foto ilustrasi:Kemegahan gunung Kliuchevskoi, Savanah Cox, All That Is Interesting
Catatan Kaki
1. This passage brings us into immediate
connection with the beginning of the gospel of John, and the theological
connection between this passage in Hebrews is very similar to what John is
saying in his gospel.
2. Paul says the same thing in I Cor 10:11,
"These things happened to them as examples and were written down as
warnings for us, on whom the fulfillment of the ages has come." [This
truth has two practical implications, the first being that in Jesus Christ God
has spoken for the last time; we need not go beyond Christ looking for further
revelations or prophecies or speaking in tongues. The second is that we should
not come short of Christ, that is, be content that the fullness of all of God's
revelation is found in the Old Testament, as the Jews do.]
3. We have here another reflection of the
teaching of Paul who says in 2 Tim 3:16, that all Scripture is God-breathed;
for we are reminded that it was God who spoke by the prophets.
4. Note the similarity in presentation between
Hebrews and the Gospel of John: God's Word, mentioned in the first chapter of
John, who was in the beginning with God, created all things.
5. Again this is found in Paul, in Col 1:16 and
I Cor 8:6: that in him and through him all things without exception were
created.
6. There is correlation here with what John is
saying in 1:14, that we have beheld his glory, glory as of the only Son from
the Father. This agrees with Paul in II Cor 4:6 concerning "the light of
the knowledge of the glory of God in the face of Christ".
7.John recounts Jesus' saying in the 14th
chapter, "He who has seen me has seen the Father," and Paul reminds
us that Christ is the image or likeness of God. (2 Cor 4:4).
8. As Paul says in
Philippians 2: "Therefore, God exalted him to the highest place and gave
him the name that is above every name, that at the name of Jesus every knee
should bow, in heaven and on earth and under the earth, and every tongue
confess that Jesus Christ is Lord to the glory of God the Father." Here is
the classic doctrine of Christ in His three offices as Prophet, Priest and
King. For as the Prophet the Father spoke by him, as Priest he has made
purification for our sins and as King he sits at the right hand of God.
9. The is the same as Paul's
in Eph 1:19ff. Where he says: "the immeasurable greatness of God's power
in us who believe, according to the working of his great might, which he
accomplished in Christ when he raised him from the dead and made him sit at his
right hand in the heavenly places, far above all rule and authority and power
and dominion, and above every name that is named, not only in this age but also
in that which is to come". The same may be seen in Phil 2:9f.
10. Paul expresses this
beautifully in I Cor 3:21 f. When he assures the believers that since they are
Christ's and Christ is God's, all things are theirs.
11. This teaching of verse 2
is made more complete later on in v. 10 when Psalm 102 is applied to the Son,
who did found the earth in the beginning and that the heavens are the work of
His hands. Yet this Psalm is addressed to the Lord, to Yahweh who is the
eternal Sovereign of all things. Jesus Christ is the eternal, sovereign God of
all things, creator of heaven and earth!
No comments:
Post a Comment