Oleh: Martin Simamora
Predestinasi dan Kelahiran Sang
Juru Selamat
Ketika
ada pendapat yang mengatakan bahwa
predestinasi membuat manusia tidak perlu bertindak yang sepatutnya, misal dalam
hal ini tidak perlu berdoa dan bertindak
apapun juga sewajarnya seorang manusia; maka saya berpendapat itu adalah asumsi
yang tidak tepat sama sekali kala itu diujikan pada Kristus sendiri, pada pertama-tama. Mengatakan pada pertama-tama sebab Yesus adalah
demonstrasi terakbar perihal semacam ini. Ini memang satu hal yang tidak mudah bagi manusia untuk diterima
seperti makanan yang lezat, kelihatannya
memang inilah naturnya, bahkan Yesus sekalipun kala memperkatakan tak lantas
membuat para murid tunduk tanpa rejeksi atas perkataan yang menentukan sebuah
peristiwa mendatang dan kejadian tanpa koreksi. Sebuah dialog sangat berharga
menjadi dasar artikel sederhana ini dituliskan.
Sekarang mari kita aplikasikan asumsi di atas pada diri Yesus sendiri, sebab dia sendiri ada 3 kali mempredestinasikan dirinya untuk mati dimana 3 kali juga, ia telah membuat murid-muridnya cemas dengan caranya yang dapat disalahmengerti sebagai fatalisme, dan pada akhirnya tak pernah secara jitu memahami terminologi yang sangat erat dengan kedaulatan Tuhan dalam mewujudkan kasihnya yang akbar itu kepada manusia di bumi
Mari, sebagai jembatan emas untuk memahaminya, kita sangat perlu memandang 3 predestinasi itu dan apa reaksi para murid secara cermat:
[PERTAMA]:
Mat 16:21: Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
reaksi Petrus:
ayat 22: Tetapi Petrus menarik Yesus
ke samping dan menegor Dia,
katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali
takkan menimpa Engkau."
[KEDUA]:
Matius 17:22-23
Matius 17:22-23
Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya
bersama-sama di Galilea, Ia berkata
kepada mereka: "Anak Manusia
akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh
Dia dan pada hari ketiga Ia
akan dibangkitkan."
reaksi para murid
reaksi para murid
ayat 23 Maka hati murid-murid-Nya itupun sedih
sekali.
Catatan saya secara khusus terkait nas ini: perhatikan bahwa para murid terlihat tak memedulikan perkataan Yesus terkait predestinasi yang bersifat positif: hari ketiga Ia akan dibangkitkan. Apa yang menjadi daya tarik manusia adalah predestinasi negatif: diserahkan, mereka akan membunuh. Memang dapat dipahami jika manusia gagal melihat predestinasi positif maka yang tersisa melulu predestinasi negatif. Dan memang andai kata memang pada kenyataannya Yesus hanya stop pada predestinasi negatif atau stop pada mati dan tidak bergerak pada kebangkitan atau predestinasi positif maka memang adalah sebuah kebodohan luar biasa untuk tetap percaya kepada Yesus.Sedih sekali, adalah sebuah indikator satu-satunya dan tak tersanggahkan bahwa mereka hanya memandang Yesus pada predestinasi negatif dan sama sekali menjadi “tuli”dengan predestinasi positif; bahwa benar dia akan diserahkan dan dibunuh namun dia juga berkata bahwa dia akan dibangkitkan dalam sebuah kepresesian waktu : 3 hari!Kita tahu bahwa kematiannya sama pentingnya dengan kebangkitannya, bahkan Yohanes Pembaptis mengintroduksikan Yesus sebagai yang harus mati tanpa dapat dikoreksi sebagaimana yang dinyatakannya:Yohanes 1:29 Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.Yesus harus mati memang keniscayaan oleh sebuah ketetapan ilahi, sebelum Yesus berkata apapun nabi Yohanes telah melihat bahwa Yesus memang harus mati!Nabi Yohanes memang dapat dikatakan sebagai nabi yang melihat kehadiran apa yang telah lama dinubuatkan oleh nabi-nabi perjanjian lama lainnya. Misal salah satunya:Yesaya 53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
[KETIGA]:
Matius 20:17-19
Ketika Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia
memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka di tengah
jalan: Sekarang kita
pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala
dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan
mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
supaya Ia diolok-olokkan, disesah dan disalibkan, dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan."
Sekarang atau inilah waktunya. Setelah dua kali sebelumnya berkata namun tak terjadi apapun juga. maka Yesus membunyikan lonceng waktu Bapa bahwa kini tibalah saat yang paling menggentarkan setiap murid dan membuat kebingungan dengan cepat merebak bersalutkan keputusasaan seolah inilah akhir segala-galanya dan meminta sebuah jaminan terbaik dari Yesus seolah-olah mereka tak akan berjumpa lagi. Lupa bahwa Yesus sudah berkata dalam predestinasi yang sama bahwa dirinya selain pasti mati namun juga pasti bangkit:
Mari
kita perhatikan apa reaksi Ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya:
ayat 20: Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.
apa yang diminta oleh mereka adalah hal yang tak dipahami oleh manusia sepenuhnya.
Jawaban Yesus luar biasa, bukan sekedar mengoreksi namun menegur bahwa mereka tetap harus ada di bumi, dan belum saatnya untuk membicarakan hal yang tak dipahami oleh mereka!
ayat 23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya."
Cawanku memang akan kamu minum. Ini adalah sebuah pernyataan yang membuyarkan atau menyanggah pandangan negatif atas peristiwa negatif atau dengan kata lain Yesus sedang menyibakkan sebuah terang dalam predestinasi negatif (kematiannya); ini hal yang tak dapat dilihat siapapun juga tak hanya dahulu namun juga kini. Predestinasi negatif bukan pertama-tama soal takdir buruk tetapi bersentral pada Bapa yang mengendalikan setiap titik peristiwa di dunia ini baik bagus atau buruk untuk berujung pada hal yang baik sama sekali, Yesus sendiri memang meminta mereka untuk meminum cawan sebagai peringatan bukan sebagai yang menanggung cawan darah (anggur) itu- Lukas 22:19-20. Yesus mengucap syukur dalam perjamuan itu! Tak ada gelap yang dapat mengurung terang atau tak ada peristiwa buruk yang memutusasakan terang Tuhan; saya tak bisa tidak harus memandang pada Yohanes 1:5 Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya. Saudara-saudari pembaca terhormat, bukankah ini adalah sebuah predestinasi umum mengenai Yesus sebab Terang yang dimaksud di sini adalah Yesus (baca Yohanes 1:4), bahwa Yesus lahir dan hadir dalam dunia yang diidentifikasi oleh Yesus sebagai dalam kegelapan dan setiap manusia pasti dalam kegelapan (baca pernyataan Yesus di Yohanes 8:12). Sekaligus Yohanes 1:5 menjelaskan sebuah pertarungan antara terang dan kegelapan ini dengan hasil final kegelapan tidak menguasainya; bahwa benar kegelapan dapat melakukan sesuatu atas terang namun jelas tak dapat menguasai atau menaklukan terang atau Yesus itu sendiri.
Realitas Yohanes 1:5 adalah sebuah predestinasi umum yang lebih
terang dan lebih dekat dibandingkan dengan predestinasi spesifik namun lebih
jauh semisal Yesaya 53:10. Apa yang umum
dan samar menjadi lebih diterangkan oleh
Yesus dengan 3 kali predestinasi yang diutarakannya sendiri.
Ketika Yohanes Pembaptis berseru
lihatlah Anak Domba Allah, pun saya menduga kuat tak ada yang menyangka bahwa
Yesus datang untuk “menyerah” pada kekuatan politik dunia sehingga tak
mengherankan jika Yohanes Pembaptis pun mempertanyakannya (Matius 11:2-5).
Manusia, bahkan Yohanes Pembaptis yang menyatakan Yesus adalah Anak Domba Allah
pun tak kuasa untuk memahami sepenuhnya apa yang menjadi kehendak Bapa melalui
Yesus dalam sebuah predestinasi negatif. Hanya Yesus yang dapat melihat terang
dalam predestinasi negatif sebab dia sendiri adalah terang yang ada dalam
kegelapan; kegelapan memang tak dapat menguasai dia namun jelas terang itu
tidak berniat untuk mengusir kegelapan itu sama sekali namun oleh kehendak Yesus sendiri (melalui 3 kali
predestinasinya) diizinkanya sesuai dengan kehendak Yesus sendiri, kegelapan
itu melakukan apapun juga atas dirinya,
kecuali menguasainya sehingga dia pada akhirnya bangkit dalam sebuah waktu yang
definitif dan telah ditetapkan sebelumnya sebagai sebuah bukti penguasaan Allah
atas segala apapun di dunia dan semesta ini.
Apa poin besar yang hendak saya katakan, adalah agar kita berhati-hati dalam mengasumsikan hal yang sukar dan tak dipahami, sebab itu hanya akan mendiskreditkan Tuhanmu dan dasar keselamatanmu yang terjadi dalam sebuah kemegahan anugerah Bapa!
Karya Sang Juru Selamat Dalam Predestinasi
Tahukah anda bahwa karya keselamatan yang dikerjakan oleh Yesus
Kristus yang membuatmu diselamatkan oleh anugerah beriman kepada Yesus
Kristus adalah hal yang berlangsung
berdasarkan penetapan sebelumnya! Kelahirannya di Bethlehem, pelayanananya di
bumi, sengsara dan penyaliban dan kematian dan kebangkitan merupakan predestinasi atau ketetapan
sebelumnya oleh Bapa untuk terjadi dan pasti terjadi; mari kita lihat
predestinasi Yesus dalam sebuah kompleksitas. Mari kita cermati poin-poin sederhana namun sangat prinsip:
- Kelahiran Yesus di Bethlehem
Mika 5:2 Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.Penggenapan:Matius 2:1 Sesudah Yesus dilahirkan di Betlehem di tanah Yudea pada zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke YerusalemYesaya 7:14 Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.Penggenapan: Matius 1:18-23
- Penderitaan Yesus:
Yeremia 31:5 Beginilah firman TUHAN: Dengar! Di Rama terdengar ratapan, tangisan yang pahit pedih: Rahel menangisi anak-anaknya, ia tidak mau dihibur karena anak-anaknya, sebab mereka tidak ada lagi.Penggenapan: Matius 2:16-18
- Sengsara dan Penyaliban dan kematian Yesus
Mazmur 22:16 Sebab anjing-anjing mengerumuni aku, gerombolan penjahat mengepung aku, mereka menusuk tangan dan kakiku.Penggenapan: Matius 27:35, Yohanes 20:25Mazmur 16:10 sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.Penggenapan: Lukas 24: 44(- disini Yesus menegaskan kebenaran apa yang ditulis dalam kitab-kitab PL termasuk Mazmur), Yohanes 2:22Yesaya 53:10 Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.Penggenapan: Matius 1:21
Dan ada banyak hal baik predestinasi negatif dan predestinasi positif terkait Yesus Tuhan dan Juru selamat kita. Dan ini adalah otentik dan aman untuk mengatakan bahwa anugerah keselamatan yang membuat kita beriman kepada Yesus adalah bersumber dari predestinasi oleh Bapa dan telah dituliskan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama.
Ini walau bagaimanapun tetaplah hal sukar dan teramat sukar, dan Yesus mengecam Petrus dengan sebuah kecaman yang mengerikan dan mengguncangkan setiap pendengarnya, setelah tadi sebelumnya dia menarik dan menegur Yesus! Beginilah kecaman Yesus:
Mat 16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Akar masalahnya adalah : manusia bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia. Inilah problemnya!
Predestinasi
bukan berarti anda tidak ngapa-ngapain dan hanya perlu bunuh waktu apalagi jadi
robot yang terampas “WILL” atau KEHENDAK–
nya untuk berkemauan atau bertindak atau merencanakan apa yang akan dan mau
dilakukan:
Satu hal penting, ketika membicarakan
predestinasi memang manusia akan segera terjebak pada ketakberdayaan akali untuk memahami frasa: Tuhan
telah menetapkan sebelumnya. Dan harus diakui bahwa tak hanya sukar
memahami cara Allah berpikir dan bekerja maka ketika dua hal ini dipotret dalam
bahasa manusia dengan bunyi: Tuhan telah menetapkan sebelumnya, segera saja
bayangannya jatuh ke bumi dan bukan jatuh ke sorga; dengan kata lain manusia
akan menggunakan parameter akali manusia dan bukan akali Tuhan yang divinitas. Itu memang sangat alami
dan oleh sebab itu kita harus melihat pada bayangan
sorgawi yang amat otentik yaitu: Yesus sendiri. Pada Yesuslah bekerja secara
sempurna cara kerja dan cara berpikir Allah yang kudus itu; saya pikir wajib
hal ini dicamkan jika tak ingin tersesat dan membenci predestinasi sehingga “mengkanibalkan”
kebenaran demi kesejahteraan rasio dan hati manusia!
Pada kesempatan yang terbatas ini dan
agar artikel ini tidak menjadi terlalu kompleks, saya akan menyajikan bagaimana
sebetulnya predestinasi tidak melenyapkan kealamian pada berlangsungnya sejarah-sejarah manusia. Tetapi
yang terlihat bagaimana sejarah-sejarah itu tidak mungkin lebih besar kuasanya
daripada sang pembuat predestinasi. Kealamian bahwa Dia adalah Tuhan dan
manusia adalah ciptaan telah
menghasilkan sebuah interaksi yang alami tanpa perlu sama sekali Tuhan
membungkam kealamian manusia : berpikir dan memiliki kemauan dan kemampuan
untuk menimbang.
Mari perhatikan hal-hal berikut ini:
- Yohanes 2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
- Yohanes 4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
- Yohanes 4:52-53 Ia bertanya kepada mereka pukul berapa anak itu mulai sembuh. Jawab mereka: "Kemarin siang pukul satu demamnya hilang." Maka teringatlah ayah itu, bahwa pada saat itulah Yesus berkata kepadanya: "Anakmu hidup." Lalu iapun percaya, ia dan seluruh keluarganya.
- Yohanes 5:25 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup.
- Yohanes 5:28 Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya,
- Yohanes 7:6 Maka jawab Yesus kepada mereka: "Waktu-Ku belum tiba, tetapi bagi kamu selalu ada waktu.
- Yohanes 7:8 Pergilah kamu ke pesta itu. Aku belum pergi ke situ, karena waktu-Ku belum genap."
- Matius 26:18 awab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."
- Yohanes 7:30 Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.
- Yohanes 8:20 Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba.
- Yohanes 12: 23 Tetapi Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Telah tiba saatnya Anak Manusia dimuliakan.
- Yohanes 12:27 Sekarang jiwa-Ku terharu dan apakah yang akan Kukatakan? Bapa, selamatkanlah Aku dari saat ini? Tidak, sebab untuk itulah Aku datang ke dalam saat ini.
- Yohanes 13:1 Sementara itu sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus telah tahu, bahwa saat-Nya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa. Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya.
- Yohanes 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah.
- Yohanes 16:4 Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu."
- Yohanes 16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
- Yohanes 16:25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu.
- Yohanes 16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
- Yohanes 17:1 Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: "Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau.
Jika
anda telah membacanya semua, adakah sedikit saja predestinasi yang diwakili
oleh belum saatnya dan
tibanya pewujudan predestinasi yang diwakili oleh telah tiba saatnya membuat
manusia di sekitar Yesus kehilangan kehendak, kehilangan ambisi, kehilangan
akal bulus, kehilangan penolakan, kehilangan pemberontakan dan segala sesuatu
yang disebut sebagai fatalisme? Tidak sama sekali sebab semua bebas bergerak
selaras dengan kehendaknya; yang dikuasai oleh Setan akan bergerak dalam
kehendak yang dikuasai oleh Setan dan melawan Yesus; sementara yang dikuasai oleh
Kristus tetap dalam persekutuan dengan
Yesus. Semua tetap memiliki kehendak namun jelas semua ada dalam posisinya
tersendiri: apakah melawan Yesus atau menjadi pengikut Yesus.
Predestinasi
adalah oleh Tuhan, itu berbicara sebuah peristiwa dalam perjalanan waktu atau
sejarah manusia, yang telah ditetapkan Allah. Ada saatnya Yesus harus ditangkap
namun ada saatnya Yesus tidak bisa
ditangkap bagaimanapun hebatnya persekongkolan dan upaya. Inilah wujud bahwa
terang itu ada di dalam dunia yang gelap namun kegelapan tak menguasai terang
itu. Terang tak pernah dapat didikte kegelapan bahkan saat kegelapan itu
menyalibkan Yesus. Sebab pada akhirnya Yesus bangkit, sebagaimana Yesus telah
mempredestinasikan dirinya dihadapan 12 muridnya.
Sehingga
terkait predestinasi orang percaya kontemporer
tak perlu berpikir negatif sebab pertama: Yesus sendiri menyatakannya
dan kedua: sama sekali dalam predestinasi negatif , realita tetaplah sebuah kealamian dan bukan sebuah
mekanika pendiktean yang fatalistik, sebaliknya sebuah realitas yang harus
dihadapi dengan kokoh dan bersandar pada panduan Yesus. Sebagai contoh:
Matius 24:22-25 Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.
Camkanlah, Aku sudah
mengatakannya terlebih dahulu merupakan predestinasi yang menjangkau
perjalanan sejarah setiap orang percaya hingga ke ujung zaman, segera setelah
Yesus berfirman hingga dia kembali datang untuk kedua kalinya.
Ada pokok-pokok semacam ini lebih banyak lagi
yang dikemukakan oleh Yesus yang tak saya sajikan di sini namun alangkah
baiknya jika sebagai umat percaya mau
meluangkan waktu mempelajari Alkitab sebagai jembatan emas untuk mengenal Yesus
dan sebuah dasar untuk menjaga diri dari penyesatan-penyesatan moderen.
Amin
No comments:
Post a Comment