Tinjauan
Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2E)
“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristus Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Agama Kristen”
Oleh: Martin Simamora
credit: oneworldmanylifes |
Bacalah
lebih dulu bagian 2D
Sekarang saya akan
menyorot bagian selanjutnya pada paragraph 2:
Keselamatan
bagi orang percaya membawakan mereka kepada kesempurnaan seperti Bapa (Mat
5:48; Rom 8:28-29). Orang percaya dituntut untuk memiliki karakter seperti Bapa
sendiri. Untuk itu Tuhan memberikan fasilitas yang memadai guna mencapai
kesempurnaan tersebut (Yoh 1:12-13).
Pertanyaan besarnya:
apakah benar Yohanes 1:12-13 adalah sebuah fasilitas? Apakah dia sehingga dapat
disebut sebagai obyek yang lebih rendah daripada manusia? Apakah memang didalam
Yohanes 1:12-13 adalah sebuah benda atau obyek yang dapat digunakan sebagai
fasilitas?
Mari kita membaca
Yohanes 1:12-13
(12) Tetapi
semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,
yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;(13) orang-orang yang diperanakkan
bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Siapakah
“Nya” Di Dalam Teks Kitab Suci itu?
Untuk menjawabnya,
kita harus kembali membuka Alkitab untuk
membaca Injil Yohanes:
Yohanes
1:1-3,14,18 (1) Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu adalah Allah. (2) Ia pada mulanya bersama-sama dengan
Allah.(3) Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan….. (14) Firman itu telah
menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya,
yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran. (18) Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah;
tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang
menyatakan-Nya.
“Nya”
pada Yohanes 1:12-13 ternyata adalah Allah Sang Firman yang menjadi manusia;
Firman yang Menjadi Anak kala Ia menjadi manusia di bumi. Apakah Anak kehilangan apa yang dimilikinya
kala Dia pada mulanya Firman? Tidak, sebab
Anak disebut:
-Anak
Tunggal Bapa
-Yang
ada di pangkuan Bapa
-Yang
menyatakan Bapa
Anak
tetap sangat dekat dengan Allah
sebagaimana pada mulanya di sorga;
Anak tetap di dalam relasi yang sangat
istimewa sebagaimana pada mulanya di sorga; Anak tetap satu-satunya yang dekat
dan berkesatuan dengan Allah sebagaimana pada mulanya; Anak adalah tunggal dihadapan Bapa, tidak ada yang
lain dapat menggantikan posisi Anak dihadapan Bapa!
Bahkan
Anak memiliki kapasitas untuk menyatakan Bapa, tak ada manusia yang dapat
menyatakan Bapa. Yesus sendiri bahkan berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku,
ia telah melihat Bapa” [Yohanes 14:9].
Sehingga
didalam Ia Sang Logos yang menjadi manusia, tak kehilangan sama sekali ke-tuhanan-annya
sebagaimana pada mulanya, sebab ia berkata barangsiapa melihat Aku, ia telah melihat
Bapa. Sebuah kedekatan dalam relasi dan satu kesatuan antara dirinya
dengan Bapa secara mutlak terlihat dari pernyataan diri Yesus sendiri.
Kuasa-Nya Atas Manusia
Kuasa Anak atas
manusia, menurut kesaksian Injil Yohanes sangat absolut:
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak
Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya
Apa yang harus
menjadi perhatian sangat istimewa adalah
posisi Anak sebagai penentu absolut bagi
manusia-manusia untuk dapat menjadi anak-anak Allah, bahwa Anak adalah: pemberi
kuasa, sehingga orang-orang percaya ini dapat menjadi Anak-Anak Allah.
Bagaimana pemberian
kuasa itu bekerja pada orang-orang yang
percaya kepada Kristus sehingga mengalami menjadi anak-anak Allah? Apakah untuk
itu ada hal yang harus dikerjakan oleh orang-orang percaya dengan pemberian
kuasa itu agar dapat menjadi atau mencapai perubahan menjadi
anak-anak Allah? Mari kita membaca
penjelasan Injil Yohanes:
orang-orang
yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani
oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Pemberian
kuasa oleh Anak Tunggal Bapa kepada orang-orang percaya adalah tindakan Allah
menjadikan orang-orang percaya melalui sebuah tindakan kekuasaan dan kedaulatan
Allah untuk menciptakan mereka menjadi anak-anak Allah. Mengapa dikatakan tindakan kekuasaan dan kedaulatan Allah?
Karena apa yang dimaksud dengan pemberian kuasa menjadi anak-anak Allah adalah
tindakan Allah melahirkan mereka menjadi anak-anak-Nya. Ditegaskan dengan “orang-orang yang diperanakan bukan dari darah dan daging, bukan pula secara jasmani oleh
keinginan seorang laki-laki.”
Sehingga pemberian kuasa untuk menjadi anak-anak Allah
bukan pemberian kuasa agar orang-orang
percaya memiliki fasilitas atau semacam modal dasar untuk memperjuangkan
dirinya atau untuk dapat melahirkan dirinya sendiri menjadi anak-anak Allah.
Faktanya dikatakan DIPERANAKAN BUKAN dari darah dan daGing, Bukan pula Secara
JASMANI. Orang-orang beriman menjadi
anak-anak Allah adalah tindakan kekuasaan dan kedaulatan Allah, bukan manusia,
juga dinyatakan oleh Yesus Kristus, Anak Tunggal Bapa:
Yohanes
3:5 Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah
(6) Apa
yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh,
adalah roh.(7) Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus
dilahirkan kembali (8) Angin
bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu
dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap
orang yang lahir dari Roh."
Yohanes
3:6 Apa yang dilahirkan dari daging,
adalah daging, dan apa yang dilahirkan
dari Roh, adalah roh
Kalau
orang-orang percaya adalah anak-anak
Allah, bagaimana mungkin dapat melahirkan pada dirinya sendiri sehingga menjadi
anak-anak Allah?Adakah sedikit saja benih “dewa” didalam diri manusia??
Allah
itu Roh [Yohanes 4:24}, sehingga memang ketika dikatakan orang-orang percaya
adalah anak-anak Allah maka pasti
menunjukan pada hubungan istimewa antara Allah yang adalah Roh,bukan jasmaniah,
dengan orang-orang percaya, bagaimana
manusia-manusia beriman pada Yesus itu
menjadi anak-anak Allah dalam sebuah cara yang tak dapat dilihat sebab
dilahirkan dari Roh. Itu sebabnya menjadi anak-anak Allah bersumber dari kuasa
yang diberikan Allah kepada mereka, dalam hal ini kuasa itu melahirkan orang-orang
percaya itu menjadi anak-anak Allah. Ini bukan upaya atau perjuangan manusia
dan bukan sebuah proses atau tindakan jasmaniah yang bagaimanapun.
Para
rasul pun menyatakan hal yang sama, misal:
-Rasul
Petrus:
Karena
kamu telah dilahirkan kembali
bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh
firman Allah, yang hidup dan yang kekal. – 1Petrus 1:23
-Rasul
Yakobus:
Atas kehendak-Nya
sendiri Ia telah menjadikan
kita oleh firman kebenaran,
supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi
anak sulung di antara semua ciptaan-Nya
Pertanyaannya
kemudian, adalah:
Mengapa
Menjadi Anak-Anak Allah Adalah Tindakan Allah Menjadikan, Bukan Sebuah
Perjuangan Pada Sisi Manusia Untuk Mencapainya?
Harus
ada sebuah masalah yang teramat fatal pada diri manusia, sehingga untuk menjadi
anak-anak Allah harus secara mutlak dan absolut datang dari Roh yang
melahirkan.
Injil
Yohanes bab 1, memberikan kita
keterangan yang sangat penting:
Yohanes
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan
dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak
mengenal-Nya.
Yohanes
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Natur
manusia terhadap Anak adalah : tidak
mengenal dan tidak menerimanya!
Yesus
Kristus, bahkan, berkata demikian tentang natur manusia terhadap Anak Tunggal
Bapa:
Terang
telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia
lebih menyukai kegelapan dari pada terang – Yohanes 3:19
Manusia
tidak dapat diharapkan sama sekali untuk datang kepada Yesus, sebab lebih menyukai kegelapan.
Membenci terang, mencitai kegelapan. Itulah jiwa manusia yang begitu gelap dan
pekat. Realita hakikat manusia ini sendiri sudah divonis oleh sebagai apakah
Anak itu datang:
Yohanes
1:4-5 Dalam Dia ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia. Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan
kegelapan itu tidak menguasainya.
Apakah
realita manusia-manusia di bumi ini? Jelas dan pasti berada di dalam kegelapan,
sehingga dikatakan bahwa Yesus Sang Terang BERSINAR di dalam kegelapan. Semua
manusia dikuasai oleh kegelapan, hanya dia satu-satunya yang tak dapat ditaklukan oleh
kegelapan.
Sehingga
memang ini adalah sebuah situasi yang mematikan:
-Manusia
tidak menerima Yesus
-Manusia
tidak mengenal Yesus
-Manusia
dikuasai kegelapan
Ini
adalah triplet mematikan, sebuah keadaan
yang mati total tanpa kehidupan. Mata buta, pengetahuan bodoh, nurani gelap
untuk dapat menerima, mengenal dan
melepaskan diri dari kegelapan. Orang buta tak dapat menyelikan dirinya
sendiri!
Itu
sebabnya Yesus bersabda kepada semua orang:
Yohanes
8:12
Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Bagaimana
bisa kepas dari kegelapan dan mempunyai
terang hidup: MENGIKUT YESUS! Sebab Ia
adalah terang DUNIA. Perhatikan dia adalah terang dunia, sehingga dunia
memiliki keselamatan, jika saja dilahirkan oleh Roh sehingga menjadi anak-anak
Allah, yang lepas dari kegelapan dan
bangkit dari kematian, sebab dia adalah terang hidup!
Keadaan
manusia pada dasarnya adalah mati, kala
Yesus disebut sebagai “Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah
terang manusia [Yohanes 1:4-5]; manusia-manusia yang dikuasai oleh
kegelapan, pada dasarnya tak memiliki hidup kekal dari Allah. Terang Yesus
bukan saja membuat manusia tak lagi berjalan di dalam gelap, tetapi yang sangat
penting memberikan hidup, melepaskan manusia
yang percaya itu dari cengkraman maut kepada hidup. Yesus bersabda:
Yohanes
5:24 Sesungguhnya barangsiapa mendengar
perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.
Diberikan
kuasa menjadi anak-anak Allah adalah dilahirkan oleh Allah menjadi anak-anak
Allah; ini adalah anak-anak yang memilki kehidupan dari Allah dan bukan lagi
milik atau anak-anak maut. Sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup adalah
realita anak-anak Allah, dan itu tak
dapat diupayakan oleh orang-orang percaya untuk diperjuangkan pencapaiannya.
Sehingga
mengatakan Anak adalah fasilitas bagi orang-orang percaya, adalah sebuah
penistaan. Anak adalah keselamatan itu sendiri bagi manusia; Anak adalah
penentu dan pelepasmu dari kegelapan dan maut; Anak adalah pemberi hidup dan
penjamin tak turut dihukum. Orang-orang percaya menjadi anak-anak Allah harus
dikatakan sebagai sepenuhnya karya Allah, karena pertama-tama tidak ada satupun
manusia yang dapat membawa dirinya dapat mengalami transformasi keilahian
sehingga dia bukan lagi menjadi anak-anak
daging tetapi anak-anak Allah; tak ada satu pun orang percaya yang dapat
menyelenggarakan sebuah proses ilahi pada dirinya sendiri. Yesus berkata
bukan lahir dari daging, tetapi dari
Roh.
Sementara rasul Paulus begitu memuliakan Yesus:
Kolose
1:15-18
Ia
adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala
yang diciptakan,(16) karena di dalam Dialah telah
diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang
kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.(17)
Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.(18)
Ialah
kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara
orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia,
Sementara
pendeta Dr.Erastus Sabdono hanya menilai Yesus semata fasilitas, demi harga
diri kemanusiaannya?? Demi agar kemanusiaan para manusia itu tidak begitu lemah
dan terkaparnya dihadapan Allah di dunia ini??
Bersambung
ke “Tinjauan Pengajaran Pdt. Dr.Erastus Sabdono “Keselamatan Diluar Kristen” (2F):“Tidak
Ada Keselamatan Di Luar Kristen Tetapi Ada Keselamatan Di Luar Kristen”
AMIN
Segala Pujian Hanya Kepada TUHAN
No comments:
Post a Comment